Traumatologi forensik mempelajari luka dan cedera serta hubungannya dengan kekerasan. Kekerasan dapat bersifat mekanik, fisika, atau kimia. Ada beberapa jenis luka seperti luka lecet, memar, dan luka robek yang disebabkan oleh kekerasan tumpul atau tajam. Karakteristik dan umur setiap luka penting untuk menentukan cara dan waktu terjadinya trauma.
1. Traumatologi Forensik
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan
berbagai kekerasan. Luka adalah diskontinuitas jaringan tubuh akibat kekerasan. Kekerasan dapat
bersifat mekanik, fisika, atau kimia
Klasifikasi
Mekanik
Kekerasan oleh benda tumpul
Luka lecet / vulnus excoriatum / abrasions
Luka memar / contusio / bruising
Luka robek / vulnus laceratum
Kekerasan oleh benda tajam
Luka tusuk / vulnus ictum
Luka iris / vulnus scissum
Luka bacok / vulnus caesum
Tembakan senjata api
Fisika
Suhu, listrik, petir
Perubahan tekanan udara
Akustik / suara
Radiasi
Kimia Asam atau basa kuat
Trauma Tajam Trauma Tumpul
Bentuk luka Teratur Tidak teratur
Tepi luka Rata Tidak rata
Jembatan jaringan Tidak ada Ada
Folikel rambut terpotong Ya atau tidak Tidak
Dasar luka Teratur Tidak teratur
Jaringan di sekitar luka Bersih Mungkin lecet atau memar
2. Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan
Lokasi Tidak menentu Bagian tertentu Bagian yang terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal atau banyak
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada
Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada
Trauma sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
Kekerasan Benda Tumpul
1. Luka Lecet / Vulnus Excoriatum / Abrasions
a. Karakteristik
Hanya melibatkan epidermis atau epitel mukosa
Biasanya tidak berdarah karena pembuluh darah terletak di dermis. Tetapi karena bentuk
papilla dermis yang bergelombang, maka kadang mencapai bagian dermis sehingga
menimbulkan pendarahan
Tidak meninggakan bekas luka
b. Luka Lecet akibat Gaya Tangensial / Horizontal
1) Luka Lecet Gores / Scratch
Disebabkan oleh benda tajam yang menggeser dan mengangkat epidermis
Misalnya oleh kuku, paku, duri, ujung pisau
Letak tumpukan epitel (epidermal tags) menunjukkan arah trauma
2) Luka Lecet Serut / Graze
Variasi dari luka lecet gores pada permukaan kulit yang lebih lebar
Misalnya pada pejalan kaki yang jatuh terserempet di trotoar
3. Luka lebih lebar pada bagian awal kemudian semakin menyempit di bagian ujung
disertai tumpukan epitel
Kadang terdapat sisa benda asing seperti aspal, pasir, atau tanah
c. Luka Lecet akibat Gaya Vertikal
1) Luka Lecet Tekan / Impression
Disebabkan oleh tekanan epidermis oleh gaya yang tegak lurus
Kulit tampak kaku dan lebih gelap karena pemadatan dan pengeringan jaringan
Dapat menunjukkan benda penyebab trauma melalui pola pada kulit (patterned
abrasions). Misalnya tire mark, teeth mark, radiator grill mark, muzzle imprint
4. 2) Luka Lecet Geser / Friction
Disebabkan oleh tekanan vertikal disertaigerakan menggeser pada kulit
Misalnya pada gantung diri, jerat, pecut
d. Menentukan Umur Luka
Umur Karakteristik Gambar
Baru Merah terang tanpa krusta
12 – 24 jam Krusta berwarna merah gelap
5. 1 – 2 hari Krusta berwarna coklat kemerahan
3 – 5 hari Krusta berwarna coklat gelap
5 – 7 hari
Krusta berwarna hitam dan
terkelupas mulai dari tepi
7 – 10 hari
Krusta terkelupas meninggalkan
bekas hipopigmentasi
e. Kepentingan Medikolegal
Menentukan dampak dan arah trauma
Menentukan jenis senjata atau objek penyebab trauma melalui patterned abrasions
Memperkirakan waktu terjadinya trauma
Luka Lecet Antemortem Luka Lecet Postmortem
Lokasi Di manapun Bony prominence
Warna Merah terang Pucat, kering, seperti perkamen
Krusta Ada Tidak ada
6. Tanda inflamasi Ada Tidak ada
Gambaran mikroskopis Kongesti dan reaksi vital Negatif
2. Luka Memar / Contusio / Hematoma / Bruising
a. Karakteristik Umum
Benturan benda tumpul Pecahnya kapiler dan vena Ekstravasasidarah pada
jaringan subkutan atau subepitel
Dapat terjadi pada kulit atau organ dalam seperti otak, jantung, hepar, lien, ginjal
Tidak menyebabkan diskontinuitasjaringan, kulitatau mukosa tetap intact
b. Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Luka
1) Faktor Jaringan
Jaringan longgar dan elastis : Benturan ringan menyebabkan memar yang luas karena
terdapat banyak ruang untuk akumulasi darah. Misalnya pada wajah, kelopak mata,
scrotum, organ genital
Jaringan padat dan tebal : Benturan ringan menyebabkan memar yang lebih sedikit
karena jaringan ikat mencegah akumulasi darah. Misalnya pada kulit kepala,
punggung, telapak tangan, telapak kaki
2) Faktor Organ
Bagian tubuh yang elastis (resilient area) akan menunjukkan memar yang minimal
atau lebih ringan. Misalnya pada dinding abdomen atau bokong. Benturan kuat pada
perut dapat menyebabkan rupture organ dalam tanpa menyebabkan memar kulit
Bagian tubuh yang dibawahnya terdapat tulang dan sedikit jaringan subkutan akan
menunjukkan memar yang lebih berat. Misalnya pada kepala, sternum, tibia
3) Faktor Pembuluh Darah / Vaskularisasi
Luas memar berbanding lurus dengan jumlah pembuluh darah dan ketahanan kapiler
4) Faktor Penyakit
Scurvy, defisiensi vitamin K dan protrombin, hemofilia, leukemia, hemofilia,
arteriosklerosis, gangguan hepar, penggunaan aspirin dapat memperberat memar
5) Umur dan Jenis Kelamin
Anak – anak dan lanjut usia lebih mudah mengalami memar karena kulit yang lunak
dan sedikit jaringan ikat
7. Perempuan juga lebih mudah mengalami memar karena kulit yang lunak dan banyak
jaringan lemak subkutan
6) Faktor Personal
Atlet dan petinju lebih sulit mengalami memar karena tonus otot yang baik dapat
mencegah pecahnya pembuluh darah
Seseorang yang gemuk dan obese lebih mudah mengalami memar meskipun dengan
benturan ringan
Memar tampak lebih jelas pada kulit putih daripada kulit gelap
c. Klasifikasi
1) Memar Intradermal
Disebabkan oleh ekstravasasi darah pada dermis
Tepi luka biasanya berbatas tegas
Dapat menunjukkan benda penyebab trauma melalui pola pada kulit (patterned
bruising). Misalnya bekas ban mobil, alas sepatu, bekas pecut, bekas cekik
2) Memar Subkutan
Disebabkan oleh ekstravasasi darah pada jaringan subkutan
Tepi luka tidak berbatas tegas terutama di bagian ujung
3) Memar Ektopik / Migratory / Shifting Bruise
Memar yang terletak jauh dari tempat terjadinya trauma karena pengaruh gravitasi
8. Contohnya adalah black eyes karena benturan pada dahi, memar pada paha karena
fraktur pelvis, memar pada lutut karena benturan pada paha lateral, memar pada
ankle karena benturan pada betis
Black eyes / raccoon eye / spectacles
hematoma / periorbital hematoma
Disebabkan oleh
Pukulan pada orbita
Pukulan pada dahi
Jatuh dengan posisi vertex
Fraktur basis cranii anterior
Battle sign / retroauricular hematoma
Disebabkan oleh
Jatuh dengan posisi vertex
Fraktur basis cranii media
4) Tram-Line Contusion / Rail-Road Contusion
Disebabkan oleh pukulan dengan benda berbentuk silindris atau balok. Misalnya
batang kayu, tongkat, cambuk, ikatpinggang
Luka berbentuk 2 garis paralel dengan bagian yang normal di tengah
Pukulan dengan benda silindris atau balok Bagian yang kontak mengalami
kompresi dan bagian disekitarnya menjadi teregang Pembuluh darah bergeser ke
samping dan rupture Ekstravasasidarah
9. 5) Love Bites / Hickeys
Disebabkan oleh hisapan dan tekanan lidah pada kulit
Luka berbentuk bulat dengan beberapa petechiae
Biasanya ditemukan pada leher, payudara, dan paha Dilakukan saat bercinta
d. Menentukan Umur Luka
Warna Pigmen Gambar
Baru Merah OksiHb
1 – 3 hari Biru DeoksiHb
10. 4 hari Coklat kebiruan Hemosiderin
5 – 6 hari Hijau Hematoidin
7 – 12 hari Kuning Bilirubin
2 minggu Hilang
e. Kepentingan Medikolegal
Hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan atau pembunuhan. Jarang disebabkan oleh
bunuh diri karena menimbulkan nyeri
Memperkirakan waktu terjadinya trauma
Luas luka tidak selalu berhubungan dengan ukuran senjata
Dapat muncul segera atau beberapa hari kemudian
Lokasi luka tidak selalu menunjukkan tempat terjadinya trauma (memar ektopik)
Tidak dapat menunjukkan arah trauma
Kontusio Antemortem Kontusio Postmortem
Edema Ada Tidak ada
Ekstravasasidarah Ada Tidak ada
Tanda inflamasi Ada Tidak ada
Pendarahan Banyak Sedikit
Kontusio Lebam Mayat
Penyebab
Pecahnya kapiler disertai
ekstravasasidarah
Stasis aliran darah
Lokasi Di manapun Bagian tubuh terendah
Permukaan Terangkat karena edema Datar
Edema Ada Tidak ada
Warna Bervariasi tergantung waktu Merah kebiruan
11. Tepi Tidak berbatas tegas Berbatas tegas
Insisi
Ekstravasasidarah di sekitar
jaringan yang tidak hilang
saat disiram air
Tampak darah di dalam
pembuluh darah yang hilang
saat disiram air
Tanda inflamasi Ada Tidak ada
3. Luka Robek / Vulnus Laceratum / Lacerations
a. Karakteristik Umum
Disebabkan oleh peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya
Memiliki panjang, lebar, dan kedalaman
Berbentuk irregular dengan tepi tidak rata
Terdapat jembatan jaringan di antara kedua tepi luka, dasar luka tidak teratur
Kadang terdapat sisa benda asing seperti aspal, pasir, tanah, pecahan kaca
Dapat disertai luka lecet atau memar di sekitar tepi luka
b. Klasifikasi
1) Split Laceration
Disebabkan oleh benturan benda tumpul yang memisahkan lapisan kulit
Tampak seperti luka iris
Biasanya pada bagian tubuh yang dibawahnya terdapat tulang. Misalnya kulit kepala,
wajah, dan tibia
12. 2) Strecth Laceration
Disebabkan oleh tarikan atau peregangan kulit disertai tekanan yang kuat
Misalnya peregangan paha yang berlebihan dapat menyebabkan laserai pada inguinal
3) Avulsion Laceration / Flaying Injury / Grind Laceration
Disebabkan oleh kompresi penggilingan sehingga kulit terlepas dari jaringan di
bawahnya (degloving of the skin)
Hampir selalu melibatkan benda yang berputar seperti roda motor
c. Kepentingan Medikolegal
Laserasi Antemortem Laserasi Postmortem
Ekstravasasidarah Ada Tidak ada
Koagulasi darah Ada Tidak ada
Peningkatan aktivitas enzim Ada Tidak ada
13. Tanda penyembuhan Ada Tidak ada
Pus atau tanda infeksi Ada Tidak ada
Laserasi Luka Iris
Bagian ujung Irregular, kasar Regular, clean cut
Memar di bagian tepi Ada Tidak ada
Pembuluh darah
Rupture
Vasokonstriksi
Pendarahan lebih sedikit
Terpotong
Tidak vasokonstriksi
Pendarahan lebih banyak
Bulbus rambut Hancur Terpotong
Tulang di bawahnya Tidak terdapat trauma tajam Trauma linear
Kekerasan Benda Tajam
1. Luka Iris / Vulnus Scissum / Incised Wound
a. Karakteristik Umum
Panjang > Kedalaman luka. Bagian awalbiasanya lebih dalam kemudian semakin dangkal
dan berakhir seperti luka gores (scratch tailing)
Berbentuk spindel atau zig zag apabila mengenai kulit yang longgar
Tepi rata dan tajam (clean cut), berbatas tegas
Arah luka sejajar dengan kulit
14. b. Luka Bunuh Diri dan Luka Tangkis
1) Luka Bunuh Diri (Self-Inflicted Wounds)
Terdapat di bagian tubuh yang dapat dijangkau
Multiple, sejajar atau berkelompok, superfisial atau minor
Bentuk luka teratur dan hampir sama
Lebih dominan pada bagian kiri untuk right-handed dan lebih dominan pada bagian
kanan untuk left-handed
Mungkin terdapat bekas luka iris sebelumnya
Biasanya memiliki riwayatgangguan mental
2) Luka Tangkis
Terjadi saat seseorang berusaha mempertahankan diri terhadap serangan
Korban mungkin mencoba menangkis, menangkap, atau melempar senjata
Biasanya pada telapak tangan, punggung tangan, lengan bawah bagian lateral dan
posterior, tungkai bawah bagian anterior dan posterior
15. c. Kepentingan Medikolegal
Panjang luka tidak berhubungan dengan panjang senjata
2. Luka Tusuk / Vulnus Ictum / Stab Wound
a. Karakteristik Umum
Kedalaman > Panjang luka. Saat mengukur panjang, kedua tepi luka harus dirapatkan
karena luka cenderung menganga dan memendek (gaping phenomenon)
Bentuk luka tergantung dari faktor senjata dan faktor korban
Tepi rata dan tajam (clean cut), berbatas tegas
Mungkin terdapat memar di sekitar tempat tusukan karena gagang pisau
b. Luka Penetrasi dan Perforasi
16. Luka Penetrasi Luka Perforasi
c. Kepentingan Medikolegal : Identifikasi Senjata
1) Ukuran Senjata
Panjang luka menunjukkan lebar senjata maksimal
Kedalaman luka menunjukkan panjang senjata minimal dan kekuatan tusukan
2) Bentuk Senjata / Cutting Surface
Pisau bermata satu : Salah satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul, berbentuk
triangular atau wedge-shaped
17. Pisau bermata dua : Kedua sudut luka lancip, berbentuk spindel
Tombak dengan ujung bulat : Luka berbentuk sirkular
Obeng : Luka berbentuk silang
Garpu : Luka berbentuk sirkular kecil, multiple, berkelompok
Ice pick : Luka berbentuk sirkular kecil, single
Pisau dengan salah satu tepi bergerigi : Salah satu tepi luka berbentuk irregular
Pisau dengan salah satu tepi tajam dan tepi yang lain datar : Luka berbentuk fishtail
3) Faktor yang Menyebabkan Bentuk Luka Tidak Khas
Tusukan masuk Dikeluarkan sebagian Ditusukkan lagi dengan arah berbeda
Luka berbentuk majemuk dan terdapat lebih dari satu saluran luka
Tusukan masuk Dikeluarkan dengan arah miring ke salah satu sudut
Luka menjadi lebih lebar dan memiliki ekor
Tusukan masuk Ditusukkan lagi ke arah lain tanpa dikeluarkan
Saluran luka menjadi lebih luas
Tusukan masuk Dikeluarkan dengan titik paling dalam sebagai landasan
18. Saluran luka menjadi sempit di bagian dalam dan melebar di permukaan
Tusukan diputar saat masuk, keluar, atau saat masuk dan keluar
Sudut luka berbentuk irregular dan besar
3. Luka Bacok / Vulnus Caesum / Chop Wound
a. Karakteristik Umum
Disebabkan oleh senjata tajam yang berukuran besar. Misalnya kapak, pemotong daging
Kedalaman hampir sama dengan panjang luka, biasanya berukuran besar
Kedua sudut luka lancip
Tepi luka rata atau tidak rata tergantung dari jenis senjata
Hampir selalu menyebabkan kerusakan tulang atau memutuskan bagian tubuh
b. Kepentingan Medikolegal
Hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan atau pembunuhan
Kecelakaan dapat disebabkan oleh kipas angin listrik, gerjajipabrik, baling – baling kapal
Jarang disebabkan oleh bunuh diri
Luka Tembak / Vulnus Sclopectorum / Gunshot Wound
1. Klasifikasi Senjata Api
a. Menurut Alur Laras
Senjata api
Laras beralur
(rifled bore)
Arah alur
Ke kanan : Tipe Colt
Ke kiri : Tipe Smith dan Wesson
Kecepatan
Tinggi : Rifles
Rendah : Revolver / pistols
Laras licin
(smooth bore)
Shotgun
19. b. Menurut Panjang Laras
Senjata api
Laras pendek
(handgun)
Pistol
Revolver
Laras panjang
Senapan
(rifles)
Senapan serbu
(assault rifles)
Carbine
Senapan runduk
(sniper rifles)
Shotgun
2. Komponen Luka Tembak
a. Luka Tembak Masuk dan Keluar
Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar
Ukuran
Lebih kecil daripada
diameter peluru, kecuali
pada kontak langsung
Lebih besar
Bentuk luka Bulat, stelat, titik Laserasi, irregular
20. Tepi luka
Melekuk ke dalam (inverted)
karena peluru menembus
kulit dari luar
Melekuk ke luar (everted)
karena peluru menembus
kulit ke luar
Kelim lecet Ada Tidak ada
Kelim kesat Ada Tidak ada
Kelim tato Ada Tidak ada
Kelim jelaga Ada Tidak ada
Kelim api Ada Tidak ada
Pendarahan Sedikit Banyak
Jaringan sekitar luka Cherry red karena CO Tidak berubah
Serat pakaian Mungkin ada Tidak ada
Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar
b. Akibat Peluru
21. 1) Kelim Lecet / Abrasion Collar
Luka lecet yang disebabkan oleh gerakan rotasi peluru saat mengenai kulit
Diameter luka lebih besar daripada diameter peluru karena gerakan rotasi diteruskan
ke semua arah
Jika peluru masuk dengan arah tegak lurus, maka kelim lecet berbentuk bulat dan
lebarnya sama pada setiap arah
Jika peluru masuk dengan arah miring, maka kelim lecet berbentuk lonjong dan
lebarnya tidak sama pada setiap arah. Bagian yang paling lebar menunjukkan arah
masuknya peluru
22. 2) Kelim Kesar / Kelim Lemak / Grease Mark / Dirt Collar
Dibentuk oleh usapan zat di permukaan peluru saat melewati kulit. Misalnya minyak
pelumas, jelaga, dan elemen mesiu
Tampak kotor dan berwarna hitam di sekitar kelim lecet
c. Akibat Elemen Mesiu : Kelim Tato / Gunpowder Effect
Dibentuk oleh bubuk mesiu yang tidak habis terbakar dan masuk ke dalam kulit
Tampak bintik – bintik hitam yang disertai pendarahan. Tidak dapat dihapus dengan kain
karena bubuk mesiu menembus sampai otot
d. Akibat Asap : Kelim Jelaga / Smoke Effect
Dibentuk oleh asap atau jelaga akibat pembakaran tidak sempurna
Dapat dihapus dengan kain karena jelaga hanya menempel di permukaan kulit
e. Akibat Api : Kelim Api / Flame Effect
Dibentuk oleh api dan gas panas dari bubuk mesiu yang terbakar
Tampak daerah hiperemis atau kulit yang terbakar di sekitar luka masuk
Jika mengenai rambut, maka rambut juga ikut terbakar
f. Akibat Logam : Kelim Logam / Fouling / Metal Effect
Dibentuk oleh partikel logam yang berasal dari gesekan antara peluru dengan laras
Tampak luka terbuka dangkal, berukuran kecil, dan multiple di sekitar luka masuk
Partikel logam dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan di pakaian korban
g. Akibat Moncong Senjata : Kelim Senjata / Jejas Laras / Muzzle Imprint
Disebabkan oleh gaya yang terpantul oleh tulang dan mengangkat kulit
Hanya terdapat pada luka tempel erat (hard contact)
3. Kepentingan Medikolegal : MemperkirakanJarak Tembakan
Tempel Sangat Dekat Dekat Jauh
Jarak 0 cm < 20 cm 20 – 50 cm > 50 cm
Ukuran luka
dibandingkan peluru
Lebih besar Bullet size Lebih kecil Lebih kecil
23. Bentuk luka Stelat Sirkular Sirkular Sirkular
Tepi luka Everted Inverted Inverted Inverted
Kelim lecet
Kelim kesat
Kelim tato
Kelim jelaga
Kelim api
Gas panas
Jejas laras
Jauh Dekat
Sangat Dekat Tempel
Jika terdapat kelim api, berarti luka tembak jarak maksimal 15 cm (sangat dekat)
Jika terdapat kelim jelaga, berarti luka tembak jarak maksimal 30 cm (sangat dekat)
Jika terdapat kelim tato, berarti luka tembak jarak maksimal60 cm (dekat)
Jika terdapat kelim lecet, berati luka tembak jarak jauh
Luka Tempel Hard Contact Luka Tempel Soft Contact
Terdapat jejas laras yang mengelilingi luka
masuk. Jejas laras tampak lebih jelas
apabila terdapat di bagian tubuh yang
keras, misalnya kulit kepala
Tidak terdapat jejas laras
Terdapat kelim jelaga dan kelim tato
karena sebagian gas keluar dan menyebar
di permukaan kulit
24. Tidak terdapat kelim jelaga dan kelim tato
karena moncong senjata menempel erat
pada kulit sehingga gas tidak dapat keluar
Trauma Fisika
1. Trauma Panas : Heat Cramps, Heat Exhaustion, dan Heat Stroke
2. Luka Bakar / Dry Heat / Burn Heat
a. Penyebab
25. Disebabkan oleh api atau benda panas (bukan cairan)
1) Api
Kerusakan kulit tergantung dari suhu dan lamanya paparan
Sering menyebabkan trauma inhalasi
Luka bakar derajat IIa sampai IIb
2) Benda Panas
Kerusakan kulit terbatas, sesuai dengan luas penampang benda
Bentuk luka sesuai dengan bentuk permukaan benda
Luka bakar derajat IIb sampai III
b. Derajat Kedalaman
Derajat I Derajat IIa Derajat IIb Derajat III
Kedalaman Superfisial
Partial thickness
Superfcl dermal
Partial thickness
Deep dermal
Full thickness
Patologi Epidermis
Epidermis
Dermis atas
Epidermis
Dermis bawah
Epidermis
Dermis
Subkutan
Warna
Merah
mengkilap
Merah pucat
Cherry red
Agak pucat
Abu – abu
Pucat, hangus
Eschar hitam
Bullae + + / - + / - -
Nyeri ++++ ++ ++ (tumpul) -
Blanchable Kembali cepat Kembali cepat Non blanchable Non blanchable
Kulit Kering
Lembab
Mottled
Lembab
Mottled
Kering
c. Menghitung Luas Luka
1) Rule of Palm
Luas permukaan satu palmar, termasuk jari – jari adalah 0,8%
Digunakan untuk luka bakar kecil atau sangat luas
Kurang akurat untuk luka bakar sedang
2) Wallace Rule of Nine
Permukaan tubuh dibagi menurut luas 9%
Lebih sering digunakan pada dewasa
Kurang akurat untuk anak – anak karena ukuran kepalanya lebih besar
26. 3) Lund and Browder Chart
Merupakan cara yang paling akurat
27. d. Mekanisme Kematian
Immediate
Syok hipovolemia
Syok neurogenik karena nyeri berat
Inhalasi asap
Inhalasi CO
Edema laring atau edema glotis
Trauma
Delayed
Sepsis
Acute respiratory distress syndrome
Infeksi
Gagal ginjal
Emboli paru
e. Hasil Autopsi
1) Pemeriksaan Luar
Pakaian terbakar. Kain katun lebih mudah dan lebih cepat terbakar daripada bahan
lainnya. Sedangkan kain nilon dan poliester meleleh dan melekat pada tubuh
Periksa apakah terdapat bahan mudah terbakar seperti minyak tanah atau bensin
Kulit tampak eritema, muncul bulla, atau hitam karena hangus terbakar. Secara
mendalam, otot di bawahnya juga mungkin hangus terbakar
28. Bullae Otot yang terbakar
Otot yang terbakar Luka bakar terinfeksi
Rambut terbakar sebagian atau total
Pugilistic attitude / boxer attitude / fencer attitude karena otot berkontraksi dan
kaku Lengan, tangan, dan jari tangan fleksi seperti posisi tinju
Lebam mayat berwarna merah terang apabila keracunan CO
2) Pemeriksaan Dalam
Darah berwarna merah terang dan tes dilusi alkali positif apabila keracunan CO
Terdapat jegala pada saluran napas, esofagus, atau lambung
29. Organ dalam tampak kongesti dan pucat
Edema cavum oris, lidah, glotis, atau laring
Pseudoepidural hematoma : Bekuan darah berwarna coklat, konsistensi kenyal lunak
dan rapuh. Bentuk otak mengerut semuanya, garis patah tidak teratur
3. Luka Lepuh
a. Penyebab
Disebabkan oleh sumber panas yang lembab. Misalnya air panas, uap air, logam cair panas
Kerusakan kulit tergantung dari titik didih
Cairan yang mengalir akan melepaskan kalori sehingga semakin ke bawah maka
kerusakannya semakin ringan
Luka bakar derajat IIa sampai IIb
b. Tingkat Keparahan
Derajat I : Eritema
Derajat II : Bullae
Derajat III : Kulit kering disertai nekrosis
c. Mekanisme Kematian
Syok hipovolemia
Gangguan elektrolit
Infeksi sekunder
30. Asfiksia karena inhalasi uap panas
d. Hasil Autopsi
Luka Lepuh Luka Bakar
Penyebab Moist heat Dry heat
Pakaian Tidak berbakar, mungkin basah Terbakar atau meleleh
Lokasi
Luka muncul pada dan di
bawah tempat paparan
Luka muncul pada dan di
atas tempat paparan
Kulit Eritema, bullae, basah Eritema, bullae, kering
Splashing Ada Tidak ada
Kulit hangus Tidak ada Ada
Rambut terbakar Tidak ada Ada
Scar Tipis dan tidak contracted Tebal dan contracted
31. 4. Trauma Dingin
a. Penyebab
Hipotermia adalah suhu tubuh inti di bawah 350
C
Hipotermia ringan : 32 – 350
C
Hipotermia sedang : 30 – 320
C
Hipotermia berat : < 300
C
b. Mekanisme Kematian
Fibrilasi ventrikel
Koagulasi intravaskular diseminata
Gangguan asam basa
Bronkospasme
Edema paru
c. Hasil Autopsi
1) Pemeriksaan Luar
Lebam mayat berwarna merah terang karena aktivitas metabolisme menurun
sehingga aliran oksigen berkurang
Frostbite apabila suhu paparan sangat rendah. Suhu dingin menyebabkan jaringan
membeku Kristal es intraseluler dan bendungan mikrovascular Nekrosis
sampai gangren. Biasanya pada ekstremitas bagian distal atau bagian yang terpapar
seperti telinga, hidung, pipi, dagu
Frost erythema : Kulit berwarna merah atau ungu pada sendi besar
32. 2) Pemeriksaan Dalam
Wischnewsky spots : Bintik – bintik pendarahan dan ulserasi pada lambung
Edema paru dengan pendarahan segar
Trakea menyempit karena bronkospasme
Nekrosis tubular akut pada ginjal
5. Sengatan Listrik
a. Mekanisme Kematian
Tegangan rendah
Fibrilasi ventrikel
Asfiksia mekanik karena tetanusotot
Henti napas dan henti jantung
Ischemia otak
Tegangan tinggi
Luka bakar
Trauma sekunder
b. Hasil Autopsi
1) Luka Masuk / Current Mark
Merupakan tempat masuknya arus listrik, biasanya di telapak tangan atau telapak kaki
Kontak erat : Bullae yang collapse, bagian tepi tampak eritema dan menonjol, bagian
tengah tampak pucat dan umbilicated
Kontak tidak erat / spark lesion : Nodul keras berwarna coklat yang dikelilingi oleh
areola berwarna pucat
33. 2) Metalisasi
Perpindahan partikel logam dari benda yang dipakai ke dalam jaringan kulit
Besi : Coklat kehitaman
Tembaga : Coklat kemerahan
Aluminium : Perak
3) Luka Keluar
Tidak khas. Dapat berupa luka lecet, laserasi, atau luka bakar
4) Endogenous Burn / Joule Burn
Bagian tengah current mark menjadi hitam dan hangus karena kontak yang terlalu lama
5) Exogenous Burn / Flash Burn
Disebabkan oleh kontak dengan tegangan tinggi, yaitu > 330 V
Sering ditemukan tukang listrik yang memperbaiki kawat atau seseorang yang
mencuri kawat listrik
34. Tubuh hangus terbakar disertai kerusakan hebat sampai fraktur
6) Crocodile skin
Luka bakar atau spark lesion multiple di permukaan kulit yang luas karena percikan listrik
pada tegangan tinggi
6. Sengatan Petir
a. Efek Listrik
Current mark
Arborescent mark / filigree burns / Lichtenberg figures / fern-leaf pattern
35. Magnetisasi : Benda logam yang dipakai berubah menjadi magnet
b. Efek Panas
Luka bakar sampai hangus. Rambut dan semua tubuh dapat terbakar sampai hangus
Pakaian compang – camping dengan tepi terbakar
Metalisasi : Perpindahan partikel logam dari benda yang dipakai ke dalam kulit. Dapat
diidentifikasi dengan pewarnaan khusus
Surface burns : Logam yang dipakai menjadi panas atau meleleh sehingga menimbulkan
luka bakar pada kulit
Jam tangan berhenti berputar Dapat digunakan untuk menentukan waktu kejadian
Trauma Kimia
1. Penyebab
Disebabkan oleh asam kuat dan basa kuat yang bersifat korosif
Asam anorganik : Asam fluorida, asam klorida, asam nitrat, asam sulfat
Asam organik : Asam oksalat, asam asetat, asam sitrat, karbol
Alkali : Kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida, amonia
Logam berat : Mercuri klorida, zinc klorida, stibium klorida
2. Gambaran Klinis
Asam Kuat Basa Kuat
Mekanisme Higroskopis dan koagulasi protein Reaksi saponifikasi intraselular
Sifar luka Kering, kaku, dan keras Basah dan licin
Kedalam luka Superfisial dan tidak destruktif Dalam dan destruktif
36. Asfiksia
Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernapasan yang menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia
Penyebab
1. Asfiksia Alami
Disebabkan oleh penyakit tertentu. Misalnya difteri, kanker laring, laringitis, asma, pneumonia,
rupture varises esofagus, dan lain – lain
2. Asfiksia Mekanik
Disebabkan oleh obstruksi intraluminar atau ekstraluminar
Intraluminar Ekstraluminar
Choking dan gagging
Sumbatan makanan
Aspirasi
Tenggelam
Cekik (manual strangulation)
Jerat (strangulation by ligature)
Gantung (hanging)
Bekap (smothering)
3. Asfiksia Traumatik
Disebabkan oleh tekanan pada dada dan abdomen. Misalnya saat jatuh tertabrak, trauma thoraks,
tertimpa benda berat
4. Keracunan
Karbon monoksida, opioid, sianida, barbiturat, dan lain – lain
37. Stadium Asfiksia
1. Fase Dispnea
Disebabkan oleh rangsangan medulla oblongata karena hipoksia dan hiperkapnia
Napas cepat dan dalam, dada terasa berat, menggunakan otot bantu napas
Takikardia, tekanan darah meningkat
Sianosis pada wajah dan tangan
2. Fase Konvulsi
Disebabkan oleh rangsangan saraf pusat karena hiperkapnia
Kejang klonik kemudian tonik dan akhirnya terjadi opistotonus
Ekspulsi feses, urine, dan sperma karena relaksasi sphincter
Pupil midriasis, hipersalivasi, bradikardia, tekanan darah menurun
3. Fase Apnea
Napas lemah karena depresi pusat pernapasan
Kesadaran menurun
38. Ekspulsi feses, urine, dan sperma karena relaksasi sphincter
4. Fase Akhir
Henti napas karena paralisis pusat pernapasan
Jantung masih berdenyut beberapa saat
Tanda Umum
1. Pemeriksaan Luar
Sianosis karena peningkatan deoksiHb. Dapat diamati pada wajah, bibir, konjunctiva, telinga,
palung kuku (nail bed), telapak tangan, telapak kaki
Bintik pendarahan (petechiae hemorrhagic) karena rupture kapiler dan vena akibat
peningakatan tekanan hidrostatis. Dapat diamati pada konjunctiva bulbi dan palpebrae
Bercak pendarahan (spotting) karena kerusakan sel endotel prekapiler. Dapat diamati pada
konjunctiva palpebrae
Kongesti dan edema karena peningkatan permeabilitas kapiler
Busa halus pada hidung dan mulut
2. Pemeriksaan Dalam
Darah berwarna lebih gelap dan encer karena peningkatan kadar fibrinolisin post mortem
Busa halus di dalam saluran napas
39. Kongesti organ dalam karena stasis aliran darah dan vasodilatasi Organ dalam menjadi
lebih berat, lebih gelap, dan mengeluarkan banyak darah saat diiris
Petechiae hemorrhagic pada epicardium, pleura visceralis (Tardieu’s spot), duramater
Edema paru, fraktur laring, pendarahan laring, fraktur os hyoid
Pembekapan (Smothering)
Pembekapan adalah penutupan lubang hidung dan mulut oleh benda padat lunak seperti bantal, kain,
karet ban, kertas, dan lain – lain
1. Hasil Pemeriksaan
Daerah pucat di sekitar mulut dan hidung (circumoral and circumnasal pallor)
Tanda kekerasan dan perlawanan : Memar di wajah, memar di bibir bagian dalam karena
tekanan pada gigi, luka lecet gores karena kuku, laserasi
Jika menggunakan benda lunak, maka tidak akan menimbulkan bekas
Sisa – sisa benda sekitar : Tanah, pasir, lumpur, rumput, kapas, tepung
2. Sebab Kematian
Obstruksi hidung dan mulut
3. Cara Kematian
a. Bunuh Diri
Korban biasanya pasien gangguan jiwa atau narapidana terutama saatdi bawah pengaruh
alkohol atau obat inhalan lainnya
Menggunakan gulungan kasur, bantal, dan pakaian yang menutupi wajah
b. Pembunuhan
Harus terdapat kesenjangan fisik yang besar antara pelaku dengan korban
Biasanya pada orang yang tidak berdaya seperti bayi, lansia, orang sakit berat, orang
dalam pengaruh minuman keras atau obat
c. Kecelakaan
Bayi : Hidung dan mulut tertutup oleh bantal atau selimut, bayi yang lahir dengan selaput
ketuban intact (cul de sac birth)
40. Anak – anak : Terperangkap di ruangan sempit dengan sedikit udara, misalnya terbekap
di dalam kantong plastik
Dewasa : Tertimbun oleh pasir, tanah, kapas, dan gandum
Gagging dan Choking
Gagging dan choking adalah obstruksi saluran napas oleh benda asing. Pada gagging, obstruksi
terjadi di orofaring. Sedangkan pada choking, obstruksi terjadi di laringofaring
1. Hasil Pemeriksaan
Kongesti dan abrasi palatum molle disertai edema faring
Benda asing pada orofaring atau laringofaring
Tanda kekerasan oleh benda asing
2. Mekanisme Kematian
Benda asing masuk ke dalam mulut Obstruksi orofaring atau laringofaring Stasis saliva dan
hipersekresi mucus Meresap ke dalam benda asing Benda asing semakin besar
3. Cara Kematian
a. Bunuh Diri
Sangat jarang karena terdapat refleks batuk dan muntah
Korban biasanya pasien gangguan jiwa atau narapidana
b. Pembunuhan
Biasanya pada orang yang tidak berdaya seperti bayi, lansia, orang sakit berat, orang dalam
pengaruh minuman keras atau obat
c. Kecelakaan
Bolus death : Makanan masuk ke saluran napas saat tertawa atau menangis
Bayi atau anak – anak yang memasukkan benda asing ke dalam mulut
Regurgitasi makanan ke saluran napas
Cekik (Manual Strangulation)
41. Cekik adalah penekanan leher dengan tangan
1. Hasil Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Luar
Memar berbentuk diskoid multiple karena bantalan kuku
Crescent mark : Luka lecet gores berbentuk bulan sabit karena kuku jari
b. Pemeriksaan Dalam
Tanda umum asfiksia dan strangulasi
Luka lecet : Berbentuk linear, irregular, atau semilunar karena kuku jari
Luka memar, bekas tekanan telapak tangan dan jari
2. Mekanisme Kematian
3. Cara Kematian