SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Traumatologi Forensik
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan
berbagai kekerasan. Luka adalah diskontinuitas jaringan tubuh akibat kekerasan. Kekerasan dapat
bersifat mekanik, fisika, atau kimia
Klasifikasi
Mekanik
Kekerasan oleh benda tumpul
Luka lecet / vulnus excoriatum / abrasions
Luka memar / contusio / bruising
Luka robek / vulnus laceratum
Kekerasan oleh benda tajam
Luka tusuk / vulnus ictum
Luka iris / vulnus scissum
Luka bacok / vulnus caesum
Tembakan senjata api
Fisika
Suhu, listrik, petir
Perubahan tekanan udara
Akustik / suara
Radiasi
Kimia Asam atau basa kuat
Trauma Tajam Trauma Tumpul
Bentuk luka Teratur Tidak teratur
Tepi luka Rata Tidak rata
Jembatan jaringan Tidak ada Ada
Folikel rambut terpotong Ya atau tidak Tidak
Dasar luka Teratur Tidak teratur
Jaringan di sekitar luka Bersih Mungkin lecet atau memar
Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan
Lokasi Tidak menentu Bagian tertentu Bagian yang terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal atau banyak
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada
Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada
Trauma sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
Kekerasan Benda Tumpul
1. Luka Lecet / Vulnus Excoriatum / Abrasions
a. Karakteristik
 Hanya melibatkan epidermis atau epitel mukosa
 Biasanya tidak berdarah karena pembuluh darah terletak di dermis. Tetapi karena bentuk
papilla dermis yang bergelombang, maka kadang mencapai bagian dermis sehingga
menimbulkan pendarahan
 Tidak meninggakan bekas luka
b. Luka Lecet akibat Gaya Tangensial / Horizontal
1) Luka Lecet Gores / Scratch
 Disebabkan oleh benda tajam yang menggeser dan mengangkat epidermis
 Misalnya oleh kuku, paku, duri, ujung pisau
 Letak tumpukan epitel (epidermal tags) menunjukkan arah trauma
2) Luka Lecet Serut / Graze
 Variasi dari luka lecet gores pada permukaan kulit yang lebih lebar
 Misalnya pada pejalan kaki yang jatuh terserempet di trotoar
 Luka lebih lebar pada bagian awal kemudian semakin menyempit di bagian ujung
disertai tumpukan epitel
 Kadang terdapat sisa benda asing seperti aspal, pasir, atau tanah
c. Luka Lecet akibat Gaya Vertikal
1) Luka Lecet Tekan / Impression
 Disebabkan oleh tekanan epidermis oleh gaya yang tegak lurus
 Kulit tampak kaku dan lebih gelap karena pemadatan dan pengeringan jaringan
 Dapat menunjukkan benda penyebab trauma melalui pola pada kulit (patterned
abrasions). Misalnya tire mark, teeth mark, radiator grill mark, muzzle imprint
2) Luka Lecet Geser / Friction
 Disebabkan oleh tekanan vertikal disertaigerakan menggeser pada kulit
 Misalnya pada gantung diri, jerat, pecut
d. Menentukan Umur Luka
Umur Karakteristik Gambar
Baru Merah terang tanpa krusta
12 – 24 jam Krusta berwarna merah gelap
1 – 2 hari Krusta berwarna coklat kemerahan
3 – 5 hari Krusta berwarna coklat gelap
5 – 7 hari
Krusta berwarna hitam dan
terkelupas mulai dari tepi
7 – 10 hari
Krusta terkelupas meninggalkan
bekas hipopigmentasi
e. Kepentingan Medikolegal
 Menentukan dampak dan arah trauma
 Menentukan jenis senjata atau objek penyebab trauma melalui patterned abrasions
 Memperkirakan waktu terjadinya trauma
Luka Lecet Antemortem Luka Lecet Postmortem
Lokasi Di manapun Bony prominence
Warna Merah terang Pucat, kering, seperti perkamen
Krusta Ada Tidak ada
Tanda inflamasi Ada Tidak ada
Gambaran mikroskopis Kongesti dan reaksi vital Negatif
2. Luka Memar / Contusio / Hematoma / Bruising
a. Karakteristik Umum
 Benturan benda tumpul  Pecahnya kapiler dan vena  Ekstravasasidarah pada
jaringan subkutan atau subepitel
 Dapat terjadi pada kulit atau organ dalam seperti otak, jantung, hepar, lien, ginjal
 Tidak menyebabkan diskontinuitasjaringan, kulitatau mukosa tetap intact
b. Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Luka
1) Faktor Jaringan
 Jaringan longgar dan elastis : Benturan ringan menyebabkan memar yang luas karena
terdapat banyak ruang untuk akumulasi darah. Misalnya pada wajah, kelopak mata,
scrotum, organ genital
 Jaringan padat dan tebal : Benturan ringan menyebabkan memar yang lebih sedikit
karena jaringan ikat mencegah akumulasi darah. Misalnya pada kulit kepala,
punggung, telapak tangan, telapak kaki
2) Faktor Organ
 Bagian tubuh yang elastis (resilient area) akan menunjukkan memar yang minimal
atau lebih ringan. Misalnya pada dinding abdomen atau bokong. Benturan kuat pada
perut dapat menyebabkan rupture organ dalam tanpa menyebabkan memar kulit
 Bagian tubuh yang dibawahnya terdapat tulang dan sedikit jaringan subkutan akan
menunjukkan memar yang lebih berat. Misalnya pada kepala, sternum, tibia
3) Faktor Pembuluh Darah / Vaskularisasi
Luas memar berbanding lurus dengan jumlah pembuluh darah dan ketahanan kapiler
4) Faktor Penyakit
Scurvy, defisiensi vitamin K dan protrombin, hemofilia, leukemia, hemofilia,
arteriosklerosis, gangguan hepar, penggunaan aspirin dapat memperberat memar
5) Umur dan Jenis Kelamin
 Anak – anak dan lanjut usia lebih mudah mengalami memar karena kulit yang lunak
dan sedikit jaringan ikat
 Perempuan juga lebih mudah mengalami memar karena kulit yang lunak dan banyak
jaringan lemak subkutan
6) Faktor Personal
 Atlet dan petinju lebih sulit mengalami memar karena tonus otot yang baik dapat
mencegah pecahnya pembuluh darah
 Seseorang yang gemuk dan obese lebih mudah mengalami memar meskipun dengan
benturan ringan
 Memar tampak lebih jelas pada kulit putih daripada kulit gelap
c. Klasifikasi
1) Memar Intradermal
 Disebabkan oleh ekstravasasi darah pada dermis
 Tepi luka biasanya berbatas tegas
 Dapat menunjukkan benda penyebab trauma melalui pola pada kulit (patterned
bruising). Misalnya bekas ban mobil, alas sepatu, bekas pecut, bekas cekik
2) Memar Subkutan
 Disebabkan oleh ekstravasasi darah pada jaringan subkutan
 Tepi luka tidak berbatas tegas terutama di bagian ujung
3) Memar Ektopik / Migratory / Shifting Bruise
 Memar yang terletak jauh dari tempat terjadinya trauma karena pengaruh gravitasi
 Contohnya adalah black eyes karena benturan pada dahi, memar pada paha karena
fraktur pelvis, memar pada lutut karena benturan pada paha lateral, memar pada
ankle karena benturan pada betis
Black eyes / raccoon eye / spectacles
hematoma / periorbital hematoma
Disebabkan oleh
 Pukulan pada orbita
 Pukulan pada dahi
 Jatuh dengan posisi vertex
 Fraktur basis cranii anterior
Battle sign / retroauricular hematoma
Disebabkan oleh
 Jatuh dengan posisi vertex
 Fraktur basis cranii media
4) Tram-Line Contusion / Rail-Road Contusion
 Disebabkan oleh pukulan dengan benda berbentuk silindris atau balok. Misalnya
batang kayu, tongkat, cambuk, ikatpinggang
 Luka berbentuk 2 garis paralel dengan bagian yang normal di tengah
 Pukulan dengan benda silindris atau balok  Bagian yang kontak mengalami
kompresi dan bagian disekitarnya menjadi teregang  Pembuluh darah bergeser ke
samping dan rupture  Ekstravasasidarah
5) Love Bites / Hickeys
 Disebabkan oleh hisapan dan tekanan lidah pada kulit
 Luka berbentuk bulat dengan beberapa petechiae
 Biasanya ditemukan pada leher, payudara, dan paha  Dilakukan saat bercinta
d. Menentukan Umur Luka
Warna Pigmen Gambar
Baru Merah OksiHb
1 – 3 hari Biru DeoksiHb
4 hari Coklat kebiruan Hemosiderin
5 – 6 hari Hijau Hematoidin
7 – 12 hari Kuning Bilirubin
2 minggu Hilang
e. Kepentingan Medikolegal
 Hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan atau pembunuhan. Jarang disebabkan oleh
bunuh diri karena menimbulkan nyeri
 Memperkirakan waktu terjadinya trauma
 Luas luka tidak selalu berhubungan dengan ukuran senjata
 Dapat muncul segera atau beberapa hari kemudian
 Lokasi luka tidak selalu menunjukkan tempat terjadinya trauma (memar ektopik)
 Tidak dapat menunjukkan arah trauma
Kontusio Antemortem Kontusio Postmortem
Edema Ada Tidak ada
Ekstravasasidarah Ada Tidak ada
Tanda inflamasi Ada Tidak ada
Pendarahan Banyak Sedikit
Kontusio Lebam Mayat
Penyebab
Pecahnya kapiler disertai
ekstravasasidarah
Stasis aliran darah
Lokasi Di manapun Bagian tubuh terendah
Permukaan Terangkat karena edema Datar
Edema Ada Tidak ada
Warna Bervariasi tergantung waktu Merah kebiruan
Tepi Tidak berbatas tegas Berbatas tegas
Insisi
Ekstravasasidarah di sekitar
jaringan yang tidak hilang
saat disiram air
Tampak darah di dalam
pembuluh darah yang hilang
saat disiram air
Tanda inflamasi Ada Tidak ada
3. Luka Robek / Vulnus Laceratum / Lacerations
a. Karakteristik Umum
 Disebabkan oleh peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya
 Memiliki panjang, lebar, dan kedalaman
 Berbentuk irregular dengan tepi tidak rata
 Terdapat jembatan jaringan di antara kedua tepi luka, dasar luka tidak teratur
 Kadang terdapat sisa benda asing seperti aspal, pasir, tanah, pecahan kaca
 Dapat disertai luka lecet atau memar di sekitar tepi luka
b. Klasifikasi
1) Split Laceration
 Disebabkan oleh benturan benda tumpul yang memisahkan lapisan kulit
 Tampak seperti luka iris
 Biasanya pada bagian tubuh yang dibawahnya terdapat tulang. Misalnya kulit kepala,
wajah, dan tibia
2) Strecth Laceration
 Disebabkan oleh tarikan atau peregangan kulit disertai tekanan yang kuat
 Misalnya peregangan paha yang berlebihan dapat menyebabkan laserai pada inguinal
3) Avulsion Laceration / Flaying Injury / Grind Laceration
 Disebabkan oleh kompresi penggilingan sehingga kulit terlepas dari jaringan di
bawahnya (degloving of the skin)
 Hampir selalu melibatkan benda yang berputar seperti roda motor
c. Kepentingan Medikolegal
Laserasi Antemortem Laserasi Postmortem
Ekstravasasidarah Ada Tidak ada
Koagulasi darah Ada Tidak ada
Peningkatan aktivitas enzim Ada Tidak ada
Tanda penyembuhan Ada Tidak ada
Pus atau tanda infeksi Ada Tidak ada
Laserasi Luka Iris
Bagian ujung Irregular, kasar Regular, clean cut
Memar di bagian tepi Ada Tidak ada
Pembuluh darah
 Rupture
 Vasokonstriksi
 Pendarahan lebih sedikit
 Terpotong
 Tidak vasokonstriksi
 Pendarahan lebih banyak
Bulbus rambut Hancur Terpotong
Tulang di bawahnya Tidak terdapat trauma tajam Trauma linear
Kekerasan Benda Tajam
1. Luka Iris / Vulnus Scissum / Incised Wound
a. Karakteristik Umum
 Panjang > Kedalaman luka. Bagian awalbiasanya lebih dalam kemudian semakin dangkal
dan berakhir seperti luka gores (scratch tailing)
 Berbentuk spindel atau zig zag apabila mengenai kulit yang longgar
 Tepi rata dan tajam (clean cut), berbatas tegas
 Arah luka sejajar dengan kulit
b. Luka Bunuh Diri dan Luka Tangkis
1) Luka Bunuh Diri (Self-Inflicted Wounds)
 Terdapat di bagian tubuh yang dapat dijangkau
 Multiple, sejajar atau berkelompok, superfisial atau minor
 Bentuk luka teratur dan hampir sama
 Lebih dominan pada bagian kiri untuk right-handed dan lebih dominan pada bagian
kanan untuk left-handed
 Mungkin terdapat bekas luka iris sebelumnya
 Biasanya memiliki riwayatgangguan mental
2) Luka Tangkis
 Terjadi saat seseorang berusaha mempertahankan diri terhadap serangan
 Korban mungkin mencoba menangkis, menangkap, atau melempar senjata
 Biasanya pada telapak tangan, punggung tangan, lengan bawah bagian lateral dan
posterior, tungkai bawah bagian anterior dan posterior
c. Kepentingan Medikolegal
Panjang luka tidak berhubungan dengan panjang senjata
2. Luka Tusuk / Vulnus Ictum / Stab Wound
a. Karakteristik Umum
 Kedalaman > Panjang luka. Saat mengukur panjang, kedua tepi luka harus dirapatkan
karena luka cenderung menganga dan memendek (gaping phenomenon)
 Bentuk luka tergantung dari faktor senjata dan faktor korban
 Tepi rata dan tajam (clean cut), berbatas tegas
 Mungkin terdapat memar di sekitar tempat tusukan karena gagang pisau
b. Luka Penetrasi dan Perforasi
Luka Penetrasi Luka Perforasi
c. Kepentingan Medikolegal : Identifikasi Senjata
1) Ukuran Senjata
 Panjang luka menunjukkan lebar senjata maksimal
 Kedalaman luka menunjukkan panjang senjata minimal dan kekuatan tusukan
2) Bentuk Senjata / Cutting Surface
 Pisau bermata satu : Salah satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul, berbentuk
triangular atau wedge-shaped
 Pisau bermata dua : Kedua sudut luka lancip, berbentuk spindel
 Tombak dengan ujung bulat : Luka berbentuk sirkular
 Obeng : Luka berbentuk silang
 Garpu : Luka berbentuk sirkular kecil, multiple, berkelompok
 Ice pick : Luka berbentuk sirkular kecil, single
 Pisau dengan salah satu tepi bergerigi : Salah satu tepi luka berbentuk irregular
 Pisau dengan salah satu tepi tajam dan tepi yang lain datar : Luka berbentuk fishtail
3) Faktor yang Menyebabkan Bentuk Luka Tidak Khas
 Tusukan masuk  Dikeluarkan sebagian  Ditusukkan lagi dengan arah berbeda
Luka berbentuk majemuk dan terdapat lebih dari satu saluran luka
 Tusukan masuk  Dikeluarkan dengan arah miring ke salah satu sudut
Luka menjadi lebih lebar dan memiliki ekor
 Tusukan masuk  Ditusukkan lagi ke arah lain tanpa dikeluarkan
Saluran luka menjadi lebih luas
 Tusukan masuk  Dikeluarkan dengan titik paling dalam sebagai landasan
Saluran luka menjadi sempit di bagian dalam dan melebar di permukaan
 Tusukan diputar saat masuk, keluar, atau saat masuk dan keluar
Sudut luka berbentuk irregular dan besar
3. Luka Bacok / Vulnus Caesum / Chop Wound
a. Karakteristik Umum
 Disebabkan oleh senjata tajam yang berukuran besar. Misalnya kapak, pemotong daging
 Kedalaman hampir sama dengan panjang luka, biasanya berukuran besar
 Kedua sudut luka lancip
 Tepi luka rata atau tidak rata tergantung dari jenis senjata
 Hampir selalu menyebabkan kerusakan tulang atau memutuskan bagian tubuh
b. Kepentingan Medikolegal
 Hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan atau pembunuhan
 Kecelakaan dapat disebabkan oleh kipas angin listrik, gerjajipabrik, baling – baling kapal
 Jarang disebabkan oleh bunuh diri
Luka Tembak / Vulnus Sclopectorum / Gunshot Wound
1. Klasifikasi Senjata Api
a. Menurut Alur Laras
Senjata api
Laras beralur
(rifled bore)
Arah alur
Ke kanan : Tipe Colt
Ke kiri : Tipe Smith dan Wesson
Kecepatan
Tinggi : Rifles
Rendah : Revolver / pistols
Laras licin
(smooth bore)
Shotgun
b. Menurut Panjang Laras
Senjata api
Laras pendek
(handgun)
Pistol
Revolver
Laras panjang
Senapan
(rifles)
Senapan serbu
(assault rifles)
Carbine
Senapan runduk
(sniper rifles)
Shotgun
2. Komponen Luka Tembak
a. Luka Tembak Masuk dan Keluar
Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar
Ukuran
Lebih kecil daripada
diameter peluru, kecuali
pada kontak langsung
Lebih besar
Bentuk luka Bulat, stelat, titik Laserasi, irregular
Tepi luka
Melekuk ke dalam (inverted)
karena peluru menembus
kulit dari luar
Melekuk ke luar (everted)
karena peluru menembus
kulit ke luar
Kelim lecet Ada Tidak ada
Kelim kesat Ada Tidak ada
Kelim tato Ada Tidak ada
Kelim jelaga Ada Tidak ada
Kelim api Ada Tidak ada
Pendarahan Sedikit Banyak
Jaringan sekitar luka Cherry red karena CO Tidak berubah
Serat pakaian Mungkin ada Tidak ada
Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar
b. Akibat Peluru
1) Kelim Lecet / Abrasion Collar
 Luka lecet yang disebabkan oleh gerakan rotasi peluru saat mengenai kulit
 Diameter luka lebih besar daripada diameter peluru karena gerakan rotasi diteruskan
ke semua arah
 Jika peluru masuk dengan arah tegak lurus, maka kelim lecet berbentuk bulat dan
lebarnya sama pada setiap arah
 Jika peluru masuk dengan arah miring, maka kelim lecet berbentuk lonjong dan
lebarnya tidak sama pada setiap arah. Bagian yang paling lebar menunjukkan arah
masuknya peluru
2) Kelim Kesar / Kelim Lemak / Grease Mark / Dirt Collar
 Dibentuk oleh usapan zat di permukaan peluru saat melewati kulit. Misalnya minyak
pelumas, jelaga, dan elemen mesiu
 Tampak kotor dan berwarna hitam di sekitar kelim lecet
c. Akibat Elemen Mesiu : Kelim Tato / Gunpowder Effect
 Dibentuk oleh bubuk mesiu yang tidak habis terbakar dan masuk ke dalam kulit
 Tampak bintik – bintik hitam yang disertai pendarahan. Tidak dapat dihapus dengan kain
karena bubuk mesiu menembus sampai otot
d. Akibat Asap : Kelim Jelaga / Smoke Effect
 Dibentuk oleh asap atau jelaga akibat pembakaran tidak sempurna
 Dapat dihapus dengan kain karena jelaga hanya menempel di permukaan kulit
e. Akibat Api : Kelim Api / Flame Effect
 Dibentuk oleh api dan gas panas dari bubuk mesiu yang terbakar
 Tampak daerah hiperemis atau kulit yang terbakar di sekitar luka masuk
 Jika mengenai rambut, maka rambut juga ikut terbakar
f. Akibat Logam : Kelim Logam / Fouling / Metal Effect
 Dibentuk oleh partikel logam yang berasal dari gesekan antara peluru dengan laras
 Tampak luka terbuka dangkal, berukuran kecil, dan multiple di sekitar luka masuk
 Partikel logam dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan di pakaian korban
g. Akibat Moncong Senjata : Kelim Senjata / Jejas Laras / Muzzle Imprint
 Disebabkan oleh gaya yang terpantul oleh tulang dan mengangkat kulit
 Hanya terdapat pada luka tempel erat (hard contact)
3. Kepentingan Medikolegal : MemperkirakanJarak Tembakan
Tempel Sangat Dekat Dekat Jauh
Jarak 0 cm < 20 cm 20 – 50 cm > 50 cm
Ukuran luka
dibandingkan peluru
Lebih besar Bullet size Lebih kecil Lebih kecil
Bentuk luka Stelat Sirkular Sirkular Sirkular
Tepi luka Everted Inverted Inverted Inverted
Kelim lecet    
Kelim kesat    
Kelim tato   
Kelim jelaga  
Kelim api  
Gas panas 
Jejas laras 
Jauh Dekat
Sangat Dekat Tempel
 Jika terdapat kelim api, berarti luka tembak jarak maksimal 15 cm (sangat dekat)
 Jika terdapat kelim jelaga, berarti luka tembak jarak maksimal 30 cm (sangat dekat)
 Jika terdapat kelim tato, berarti luka tembak jarak maksimal60 cm (dekat)
 Jika terdapat kelim lecet, berati luka tembak jarak jauh
Luka Tempel Hard Contact Luka Tempel Soft Contact
 Terdapat jejas laras yang mengelilingi luka
masuk. Jejas laras tampak lebih jelas
apabila terdapat di bagian tubuh yang
keras, misalnya kulit kepala
 Tidak terdapat jejas laras
 Terdapat kelim jelaga dan kelim tato
karena sebagian gas keluar dan menyebar
di permukaan kulit
 Tidak terdapat kelim jelaga dan kelim tato
karena moncong senjata menempel erat
pada kulit sehingga gas tidak dapat keluar
Trauma Fisika
1. Trauma Panas : Heat Cramps, Heat Exhaustion, dan Heat Stroke
2. Luka Bakar / Dry Heat / Burn Heat
a. Penyebab
Disebabkan oleh api atau benda panas (bukan cairan)
1) Api
 Kerusakan kulit tergantung dari suhu dan lamanya paparan
 Sering menyebabkan trauma inhalasi
 Luka bakar derajat IIa sampai IIb
2) Benda Panas
 Kerusakan kulit terbatas, sesuai dengan luas penampang benda
 Bentuk luka sesuai dengan bentuk permukaan benda
 Luka bakar derajat IIb sampai III
b. Derajat Kedalaman
Derajat I Derajat IIa Derajat IIb Derajat III
Kedalaman Superfisial
 Partial thickness
 Superfcl dermal
 Partial thickness
 Deep dermal
Full thickness
Patologi Epidermis
 Epidermis
 Dermis atas
 Epidermis
 Dermis bawah
 Epidermis
 Dermis
 Subkutan
Warna
Merah
mengkilap
Merah pucat
 Cherry red
 Agak pucat
 Abu – abu
 Pucat, hangus
 Eschar hitam
Bullae + + / - + / - -
Nyeri ++++ ++ ++ (tumpul) -
Blanchable Kembali cepat Kembali cepat Non blanchable Non blanchable
Kulit Kering
 Lembab
 Mottled
 Lembab
 Mottled
Kering
c. Menghitung Luas Luka
1) Rule of Palm
 Luas permukaan satu palmar, termasuk jari – jari adalah 0,8%
 Digunakan untuk luka bakar kecil atau sangat luas
 Kurang akurat untuk luka bakar sedang
2) Wallace Rule of Nine
 Permukaan tubuh dibagi menurut luas 9%
 Lebih sering digunakan pada dewasa
 Kurang akurat untuk anak – anak karena ukuran kepalanya lebih besar
3) Lund and Browder Chart
Merupakan cara yang paling akurat
d. Mekanisme Kematian
Immediate
 Syok hipovolemia
 Syok neurogenik karena nyeri berat
 Inhalasi asap
 Inhalasi CO
 Edema laring atau edema glotis
 Trauma
Delayed
 Sepsis
 Acute respiratory distress syndrome
 Infeksi
 Gagal ginjal
 Emboli paru
e. Hasil Autopsi
1) Pemeriksaan Luar
 Pakaian terbakar. Kain katun lebih mudah dan lebih cepat terbakar daripada bahan
lainnya. Sedangkan kain nilon dan poliester meleleh dan melekat pada tubuh
 Periksa apakah terdapat bahan mudah terbakar seperti minyak tanah atau bensin
 Kulit tampak eritema, muncul bulla, atau hitam karena hangus terbakar. Secara
mendalam, otot di bawahnya juga mungkin hangus terbakar
Bullae Otot yang terbakar
Otot yang terbakar Luka bakar terinfeksi
 Rambut terbakar sebagian atau total
 Pugilistic attitude / boxer attitude / fencer attitude karena otot berkontraksi dan
kaku  Lengan, tangan, dan jari tangan fleksi seperti posisi tinju
 Lebam mayat berwarna merah terang apabila keracunan CO
2) Pemeriksaan Dalam
 Darah berwarna merah terang dan tes dilusi alkali positif apabila keracunan CO
 Terdapat jegala pada saluran napas, esofagus, atau lambung
 Organ dalam tampak kongesti dan pucat
 Edema cavum oris, lidah, glotis, atau laring
 Pseudoepidural hematoma : Bekuan darah berwarna coklat, konsistensi kenyal lunak
dan rapuh. Bentuk otak mengerut semuanya, garis patah tidak teratur
3. Luka Lepuh
a. Penyebab
Disebabkan oleh sumber panas yang lembab. Misalnya air panas, uap air, logam cair panas
 Kerusakan kulit tergantung dari titik didih
 Cairan yang mengalir akan melepaskan kalori sehingga semakin ke bawah maka
kerusakannya semakin ringan
 Luka bakar derajat IIa sampai IIb
b. Tingkat Keparahan
 Derajat I : Eritema
 Derajat II : Bullae
 Derajat III : Kulit kering disertai nekrosis
c. Mekanisme Kematian
 Syok hipovolemia
 Gangguan elektrolit
 Infeksi sekunder
 Asfiksia karena inhalasi uap panas
d. Hasil Autopsi
Luka Lepuh Luka Bakar
Penyebab Moist heat Dry heat
Pakaian Tidak berbakar, mungkin basah Terbakar atau meleleh
Lokasi
Luka muncul pada dan di
bawah tempat paparan
Luka muncul pada dan di
atas tempat paparan
Kulit Eritema, bullae, basah Eritema, bullae, kering
Splashing Ada Tidak ada
Kulit hangus Tidak ada Ada
Rambut terbakar Tidak ada Ada
Scar Tipis dan tidak contracted Tebal dan contracted
4. Trauma Dingin
a. Penyebab
Hipotermia adalah suhu tubuh inti di bawah 350
C
 Hipotermia ringan : 32 – 350
C
 Hipotermia sedang : 30 – 320
C
 Hipotermia berat : < 300
C
b. Mekanisme Kematian
 Fibrilasi ventrikel
 Koagulasi intravaskular diseminata
 Gangguan asam basa
 Bronkospasme
 Edema paru
c. Hasil Autopsi
1) Pemeriksaan Luar
 Lebam mayat berwarna merah terang karena aktivitas metabolisme menurun
sehingga aliran oksigen berkurang
 Frostbite apabila suhu paparan sangat rendah. Suhu dingin menyebabkan jaringan
membeku  Kristal es intraseluler dan bendungan mikrovascular  Nekrosis
sampai gangren. Biasanya pada ekstremitas bagian distal atau bagian yang terpapar
seperti telinga, hidung, pipi, dagu
 Frost erythema : Kulit berwarna merah atau ungu pada sendi besar
2) Pemeriksaan Dalam
 Wischnewsky spots : Bintik – bintik pendarahan dan ulserasi pada lambung
 Edema paru dengan pendarahan segar
 Trakea menyempit karena bronkospasme
 Nekrosis tubular akut pada ginjal
5. Sengatan Listrik
a. Mekanisme Kematian
Tegangan rendah
 Fibrilasi ventrikel
 Asfiksia mekanik karena tetanusotot
 Henti napas dan henti jantung
 Ischemia otak
Tegangan tinggi
 Luka bakar
 Trauma sekunder
b. Hasil Autopsi
1) Luka Masuk / Current Mark
 Merupakan tempat masuknya arus listrik, biasanya di telapak tangan atau telapak kaki
 Kontak erat : Bullae yang collapse, bagian tepi tampak eritema dan menonjol, bagian
tengah tampak pucat dan umbilicated
 Kontak tidak erat / spark lesion : Nodul keras berwarna coklat yang dikelilingi oleh
areola berwarna pucat
2) Metalisasi
Perpindahan partikel logam dari benda yang dipakai ke dalam jaringan kulit
 Besi : Coklat kehitaman
 Tembaga : Coklat kemerahan
 Aluminium : Perak
3) Luka Keluar
Tidak khas. Dapat berupa luka lecet, laserasi, atau luka bakar
4) Endogenous Burn / Joule Burn
Bagian tengah current mark menjadi hitam dan hangus karena kontak yang terlalu lama
5) Exogenous Burn / Flash Burn
 Disebabkan oleh kontak dengan tegangan tinggi, yaitu > 330 V
 Sering ditemukan tukang listrik yang memperbaiki kawat atau seseorang yang
mencuri kawat listrik
 Tubuh hangus terbakar disertai kerusakan hebat sampai fraktur
6) Crocodile skin
Luka bakar atau spark lesion multiple di permukaan kulit yang luas karena percikan listrik
pada tegangan tinggi
6. Sengatan Petir
a. Efek Listrik
 Current mark
 Arborescent mark / filigree burns / Lichtenberg figures / fern-leaf pattern
 Magnetisasi : Benda logam yang dipakai berubah menjadi magnet
b. Efek Panas
 Luka bakar sampai hangus. Rambut dan semua tubuh dapat terbakar sampai hangus
 Pakaian compang – camping dengan tepi terbakar
 Metalisasi : Perpindahan partikel logam dari benda yang dipakai ke dalam kulit. Dapat
diidentifikasi dengan pewarnaan khusus
 Surface burns : Logam yang dipakai menjadi panas atau meleleh sehingga menimbulkan
luka bakar pada kulit
 Jam tangan berhenti berputar  Dapat digunakan untuk menentukan waktu kejadian
Trauma Kimia
1. Penyebab
Disebabkan oleh asam kuat dan basa kuat yang bersifat korosif
 Asam anorganik : Asam fluorida, asam klorida, asam nitrat, asam sulfat
 Asam organik : Asam oksalat, asam asetat, asam sitrat, karbol
 Alkali : Kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida, amonia
 Logam berat : Mercuri klorida, zinc klorida, stibium klorida
2. Gambaran Klinis
Asam Kuat Basa Kuat
Mekanisme Higroskopis dan koagulasi protein Reaksi saponifikasi intraselular
Sifar luka Kering, kaku, dan keras Basah dan licin
Kedalam luka Superfisial dan tidak destruktif Dalam dan destruktif
Asfiksia
Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernapasan yang menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia
Penyebab
1. Asfiksia Alami
Disebabkan oleh penyakit tertentu. Misalnya difteri, kanker laring, laringitis, asma, pneumonia,
rupture varises esofagus, dan lain – lain
2. Asfiksia Mekanik
Disebabkan oleh obstruksi intraluminar atau ekstraluminar
Intraluminar Ekstraluminar
 Choking dan gagging
 Sumbatan makanan
 Aspirasi
 Tenggelam
 Cekik (manual strangulation)
 Jerat (strangulation by ligature)
 Gantung (hanging)
 Bekap (smothering)
3. Asfiksia Traumatik
Disebabkan oleh tekanan pada dada dan abdomen. Misalnya saat jatuh tertabrak, trauma thoraks,
tertimpa benda berat
4. Keracunan
Karbon monoksida, opioid, sianida, barbiturat, dan lain – lain
Stadium Asfiksia
1. Fase Dispnea
 Disebabkan oleh rangsangan medulla oblongata karena hipoksia dan hiperkapnia
 Napas cepat dan dalam, dada terasa berat, menggunakan otot bantu napas
 Takikardia, tekanan darah meningkat
 Sianosis pada wajah dan tangan
2. Fase Konvulsi
 Disebabkan oleh rangsangan saraf pusat karena hiperkapnia
 Kejang klonik kemudian tonik dan akhirnya terjadi opistotonus
 Ekspulsi feses, urine, dan sperma karena relaksasi sphincter
 Pupil midriasis, hipersalivasi, bradikardia, tekanan darah menurun
3. Fase Apnea
 Napas lemah karena depresi pusat pernapasan
 Kesadaran menurun
 Ekspulsi feses, urine, dan sperma karena relaksasi sphincter
4. Fase Akhir
 Henti napas karena paralisis pusat pernapasan
 Jantung masih berdenyut beberapa saat
Tanda Umum
1. Pemeriksaan Luar
 Sianosis karena peningkatan deoksiHb. Dapat diamati pada wajah, bibir, konjunctiva, telinga,
palung kuku (nail bed), telapak tangan, telapak kaki
 Bintik pendarahan (petechiae hemorrhagic) karena rupture kapiler dan vena akibat
peningakatan tekanan hidrostatis. Dapat diamati pada konjunctiva bulbi dan palpebrae
 Bercak pendarahan (spotting) karena kerusakan sel endotel prekapiler. Dapat diamati pada
konjunctiva palpebrae
 Kongesti dan edema karena peningkatan permeabilitas kapiler
 Busa halus pada hidung dan mulut
2. Pemeriksaan Dalam
 Darah berwarna lebih gelap dan encer karena peningkatan kadar fibrinolisin post mortem
 Busa halus di dalam saluran napas
 Kongesti organ dalam karena stasis aliran darah dan vasodilatasi  Organ dalam menjadi
lebih berat, lebih gelap, dan mengeluarkan banyak darah saat diiris
 Petechiae hemorrhagic pada epicardium, pleura visceralis (Tardieu’s spot), duramater
 Edema paru, fraktur laring, pendarahan laring, fraktur os hyoid
Pembekapan (Smothering)
Pembekapan adalah penutupan lubang hidung dan mulut oleh benda padat lunak seperti bantal, kain,
karet ban, kertas, dan lain – lain
1. Hasil Pemeriksaan
 Daerah pucat di sekitar mulut dan hidung (circumoral and circumnasal pallor)
 Tanda kekerasan dan perlawanan : Memar di wajah, memar di bibir bagian dalam karena
tekanan pada gigi, luka lecet gores karena kuku, laserasi
 Jika menggunakan benda lunak, maka tidak akan menimbulkan bekas
 Sisa – sisa benda sekitar : Tanah, pasir, lumpur, rumput, kapas, tepung
2. Sebab Kematian
Obstruksi hidung dan mulut
3. Cara Kematian
a. Bunuh Diri
 Korban biasanya pasien gangguan jiwa atau narapidana terutama saatdi bawah pengaruh
alkohol atau obat inhalan lainnya
 Menggunakan gulungan kasur, bantal, dan pakaian yang menutupi wajah
b. Pembunuhan
 Harus terdapat kesenjangan fisik yang besar antara pelaku dengan korban
 Biasanya pada orang yang tidak berdaya seperti bayi, lansia, orang sakit berat, orang
dalam pengaruh minuman keras atau obat
c. Kecelakaan
 Bayi : Hidung dan mulut tertutup oleh bantal atau selimut, bayi yang lahir dengan selaput
ketuban intact (cul de sac birth)
 Anak – anak : Terperangkap di ruangan sempit dengan sedikit udara, misalnya terbekap
di dalam kantong plastik
 Dewasa : Tertimbun oleh pasir, tanah, kapas, dan gandum
Gagging dan Choking
Gagging dan choking adalah obstruksi saluran napas oleh benda asing. Pada gagging, obstruksi
terjadi di orofaring. Sedangkan pada choking, obstruksi terjadi di laringofaring
1. Hasil Pemeriksaan
 Kongesti dan abrasi palatum molle disertai edema faring
 Benda asing pada orofaring atau laringofaring
 Tanda kekerasan oleh benda asing
2. Mekanisme Kematian
Benda asing masuk ke dalam mulut  Obstruksi orofaring atau laringofaring  Stasis saliva dan
hipersekresi mucus  Meresap ke dalam benda asing  Benda asing semakin besar
3. Cara Kematian
a. Bunuh Diri
 Sangat jarang karena terdapat refleks batuk dan muntah
 Korban biasanya pasien gangguan jiwa atau narapidana
b. Pembunuhan
Biasanya pada orang yang tidak berdaya seperti bayi, lansia, orang sakit berat, orang dalam
pengaruh minuman keras atau obat
c. Kecelakaan
 Bolus death : Makanan masuk ke saluran napas saat tertawa atau menangis
 Bayi atau anak – anak yang memasukkan benda asing ke dalam mulut
 Regurgitasi makanan ke saluran napas
Cekik (Manual Strangulation)
Cekik adalah penekanan leher dengan tangan
1. Hasil Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Luar
 Memar berbentuk diskoid multiple karena bantalan kuku
 Crescent mark : Luka lecet gores berbentuk bulan sabit karena kuku jari
b. Pemeriksaan Dalam
 Tanda umum asfiksia dan strangulasi
 Luka lecet : Berbentuk linear, irregular, atau semilunar karena kuku jari
 Luka memar, bekas tekanan telapak tangan dan jari
2. Mekanisme Kematian
3. Cara Kematian

More Related Content

What's hot

Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisAulia Amani
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyRindang Abas
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeSyscha Lumempouw
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam erlims
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasissohapi
 

What's hot (20)

Deep Vein Trombosis
Deep Vein TrombosisDeep Vein Trombosis
Deep Vein Trombosis
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Efloresensi
EfloresensiEfloresensi
Efloresensi
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam luka akibat benda tajam
luka akibat benda tajam
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 

Similar to Forensik - Traumatologi

Similar to Forensik - Traumatologi (18)

TRAUMA.pptx
TRAUMA.pptxTRAUMA.pptx
TRAUMA.pptx
 
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturAsuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
 
Askep trauma dada lia & ian
Askep trauma dada lia &  ianAskep trauma dada lia &  ian
Askep trauma dada lia & ian
 
Soft tissue injury.pptx
Soft tissue injury.pptxSoft tissue injury.pptx
Soft tissue injury.pptx
 
Askep trauma dada lia & ian
Askep trauma dada lia &  ianAskep trauma dada lia &  ian
Askep trauma dada lia & ian
 
Askep trauma dada lia & ian
Askep trauma dada lia &  ianAskep trauma dada lia &  ian
Askep trauma dada lia & ian
 
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia &  ian Akper pemkab munaAskep trauma dada lia &  ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
 
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptMATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
 
Hemototoraks kmb AKPER PEMDA MUNA
Hemototoraks kmb AKPER PEMDA MUNA Hemototoraks kmb AKPER PEMDA MUNA
Hemototoraks kmb AKPER PEMDA MUNA
 
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA 5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep power poin
Askep power poinAskep power poin
Askep power poin
 
Laporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femurLaporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femur
 
Hemototoraks kmb Akper pemkab muna
Hemototoraks kmb Akper pemkab munaHemototoraks kmb Akper pemkab muna
Hemototoraks kmb Akper pemkab muna
 
Fraktur Iga
Fraktur IgaFraktur Iga
Fraktur Iga
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 

More from Evan Permana

Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumEvan Permana
 
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriPemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriEvan Permana
 
Pelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalPelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalEvan Permana
 
Diagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanDiagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanEvan Permana
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalEvan Permana
 
Anatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirAnatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirEvan Permana
 
Pendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaPendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaEvan Permana
 
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaPendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaEvan Permana
 
HIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanHIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanEvan Permana
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanEvan Permana
 
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumHiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumEvan Permana
 
Persalinan Patologis
Persalinan PatologisPersalinan Patologis
Persalinan PatologisEvan Permana
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumEvan Permana
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanEvan Permana
 
Forensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiForensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiEvan Permana
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriEvan Permana
 
Antibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis ProteinAntibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis ProteinEvan Permana
 
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding SelAntibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding SelEvan Permana
 

More from Evan Permana (20)

Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak Ovarium
 
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriPemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Obstetri
 
Pelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalPelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal
 
Faktor persalinan
Faktor persalinanFaktor persalinan
Faktor persalinan
 
Persalinan Normal
Persalinan NormalPersalinan Normal
Persalinan Normal
 
Diagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanDiagnosis Kehamilan
Diagnosis Kehamilan
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
 
Anatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirAnatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan Lahir
 
Pendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaPendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan Tua
 
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaPendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan Muda
 
HIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanHIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada Kehamilan
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada Kehamilan
 
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumHiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum
 
Persalinan Patologis
Persalinan PatologisPersalinan Patologis
Persalinan Patologis
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air Ketuban
 
Forensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiForensik - Thanatologi
Forensik - Thanatologi
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
 
Antibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis ProteinAntibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
 
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding SelAntibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
 

Recently uploaded

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 

Recently uploaded (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 

Forensik - Traumatologi

  • 1. Traumatologi Forensik Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan. Luka adalah diskontinuitas jaringan tubuh akibat kekerasan. Kekerasan dapat bersifat mekanik, fisika, atau kimia Klasifikasi Mekanik Kekerasan oleh benda tumpul Luka lecet / vulnus excoriatum / abrasions Luka memar / contusio / bruising Luka robek / vulnus laceratum Kekerasan oleh benda tajam Luka tusuk / vulnus ictum Luka iris / vulnus scissum Luka bacok / vulnus caesum Tembakan senjata api Fisika Suhu, listrik, petir Perubahan tekanan udara Akustik / suara Radiasi Kimia Asam atau basa kuat Trauma Tajam Trauma Tumpul Bentuk luka Teratur Tidak teratur Tepi luka Rata Tidak rata Jembatan jaringan Tidak ada Ada Folikel rambut terpotong Ya atau tidak Tidak Dasar luka Teratur Tidak teratur Jaringan di sekitar luka Bersih Mungkin lecet atau memar
  • 2. Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan Lokasi Tidak menentu Bagian tertentu Bagian yang terpapar Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal atau banyak Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada Trauma sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada Kekerasan Benda Tumpul 1. Luka Lecet / Vulnus Excoriatum / Abrasions a. Karakteristik  Hanya melibatkan epidermis atau epitel mukosa  Biasanya tidak berdarah karena pembuluh darah terletak di dermis. Tetapi karena bentuk papilla dermis yang bergelombang, maka kadang mencapai bagian dermis sehingga menimbulkan pendarahan  Tidak meninggakan bekas luka b. Luka Lecet akibat Gaya Tangensial / Horizontal 1) Luka Lecet Gores / Scratch  Disebabkan oleh benda tajam yang menggeser dan mengangkat epidermis  Misalnya oleh kuku, paku, duri, ujung pisau  Letak tumpukan epitel (epidermal tags) menunjukkan arah trauma 2) Luka Lecet Serut / Graze  Variasi dari luka lecet gores pada permukaan kulit yang lebih lebar  Misalnya pada pejalan kaki yang jatuh terserempet di trotoar
  • 3.  Luka lebih lebar pada bagian awal kemudian semakin menyempit di bagian ujung disertai tumpukan epitel  Kadang terdapat sisa benda asing seperti aspal, pasir, atau tanah c. Luka Lecet akibat Gaya Vertikal 1) Luka Lecet Tekan / Impression  Disebabkan oleh tekanan epidermis oleh gaya yang tegak lurus  Kulit tampak kaku dan lebih gelap karena pemadatan dan pengeringan jaringan  Dapat menunjukkan benda penyebab trauma melalui pola pada kulit (patterned abrasions). Misalnya tire mark, teeth mark, radiator grill mark, muzzle imprint
  • 4. 2) Luka Lecet Geser / Friction  Disebabkan oleh tekanan vertikal disertaigerakan menggeser pada kulit  Misalnya pada gantung diri, jerat, pecut d. Menentukan Umur Luka Umur Karakteristik Gambar Baru Merah terang tanpa krusta 12 – 24 jam Krusta berwarna merah gelap
  • 5. 1 – 2 hari Krusta berwarna coklat kemerahan 3 – 5 hari Krusta berwarna coklat gelap 5 – 7 hari Krusta berwarna hitam dan terkelupas mulai dari tepi 7 – 10 hari Krusta terkelupas meninggalkan bekas hipopigmentasi e. Kepentingan Medikolegal  Menentukan dampak dan arah trauma  Menentukan jenis senjata atau objek penyebab trauma melalui patterned abrasions  Memperkirakan waktu terjadinya trauma Luka Lecet Antemortem Luka Lecet Postmortem Lokasi Di manapun Bony prominence Warna Merah terang Pucat, kering, seperti perkamen Krusta Ada Tidak ada
  • 6. Tanda inflamasi Ada Tidak ada Gambaran mikroskopis Kongesti dan reaksi vital Negatif 2. Luka Memar / Contusio / Hematoma / Bruising a. Karakteristik Umum  Benturan benda tumpul  Pecahnya kapiler dan vena  Ekstravasasidarah pada jaringan subkutan atau subepitel  Dapat terjadi pada kulit atau organ dalam seperti otak, jantung, hepar, lien, ginjal  Tidak menyebabkan diskontinuitasjaringan, kulitatau mukosa tetap intact b. Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Luka 1) Faktor Jaringan  Jaringan longgar dan elastis : Benturan ringan menyebabkan memar yang luas karena terdapat banyak ruang untuk akumulasi darah. Misalnya pada wajah, kelopak mata, scrotum, organ genital  Jaringan padat dan tebal : Benturan ringan menyebabkan memar yang lebih sedikit karena jaringan ikat mencegah akumulasi darah. Misalnya pada kulit kepala, punggung, telapak tangan, telapak kaki 2) Faktor Organ  Bagian tubuh yang elastis (resilient area) akan menunjukkan memar yang minimal atau lebih ringan. Misalnya pada dinding abdomen atau bokong. Benturan kuat pada perut dapat menyebabkan rupture organ dalam tanpa menyebabkan memar kulit  Bagian tubuh yang dibawahnya terdapat tulang dan sedikit jaringan subkutan akan menunjukkan memar yang lebih berat. Misalnya pada kepala, sternum, tibia 3) Faktor Pembuluh Darah / Vaskularisasi Luas memar berbanding lurus dengan jumlah pembuluh darah dan ketahanan kapiler 4) Faktor Penyakit Scurvy, defisiensi vitamin K dan protrombin, hemofilia, leukemia, hemofilia, arteriosklerosis, gangguan hepar, penggunaan aspirin dapat memperberat memar 5) Umur dan Jenis Kelamin  Anak – anak dan lanjut usia lebih mudah mengalami memar karena kulit yang lunak dan sedikit jaringan ikat
  • 7.  Perempuan juga lebih mudah mengalami memar karena kulit yang lunak dan banyak jaringan lemak subkutan 6) Faktor Personal  Atlet dan petinju lebih sulit mengalami memar karena tonus otot yang baik dapat mencegah pecahnya pembuluh darah  Seseorang yang gemuk dan obese lebih mudah mengalami memar meskipun dengan benturan ringan  Memar tampak lebih jelas pada kulit putih daripada kulit gelap c. Klasifikasi 1) Memar Intradermal  Disebabkan oleh ekstravasasi darah pada dermis  Tepi luka biasanya berbatas tegas  Dapat menunjukkan benda penyebab trauma melalui pola pada kulit (patterned bruising). Misalnya bekas ban mobil, alas sepatu, bekas pecut, bekas cekik 2) Memar Subkutan  Disebabkan oleh ekstravasasi darah pada jaringan subkutan  Tepi luka tidak berbatas tegas terutama di bagian ujung 3) Memar Ektopik / Migratory / Shifting Bruise  Memar yang terletak jauh dari tempat terjadinya trauma karena pengaruh gravitasi
  • 8.  Contohnya adalah black eyes karena benturan pada dahi, memar pada paha karena fraktur pelvis, memar pada lutut karena benturan pada paha lateral, memar pada ankle karena benturan pada betis Black eyes / raccoon eye / spectacles hematoma / periorbital hematoma Disebabkan oleh  Pukulan pada orbita  Pukulan pada dahi  Jatuh dengan posisi vertex  Fraktur basis cranii anterior Battle sign / retroauricular hematoma Disebabkan oleh  Jatuh dengan posisi vertex  Fraktur basis cranii media 4) Tram-Line Contusion / Rail-Road Contusion  Disebabkan oleh pukulan dengan benda berbentuk silindris atau balok. Misalnya batang kayu, tongkat, cambuk, ikatpinggang  Luka berbentuk 2 garis paralel dengan bagian yang normal di tengah  Pukulan dengan benda silindris atau balok  Bagian yang kontak mengalami kompresi dan bagian disekitarnya menjadi teregang  Pembuluh darah bergeser ke samping dan rupture  Ekstravasasidarah
  • 9. 5) Love Bites / Hickeys  Disebabkan oleh hisapan dan tekanan lidah pada kulit  Luka berbentuk bulat dengan beberapa petechiae  Biasanya ditemukan pada leher, payudara, dan paha  Dilakukan saat bercinta d. Menentukan Umur Luka Warna Pigmen Gambar Baru Merah OksiHb 1 – 3 hari Biru DeoksiHb
  • 10. 4 hari Coklat kebiruan Hemosiderin 5 – 6 hari Hijau Hematoidin 7 – 12 hari Kuning Bilirubin 2 minggu Hilang e. Kepentingan Medikolegal  Hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan atau pembunuhan. Jarang disebabkan oleh bunuh diri karena menimbulkan nyeri  Memperkirakan waktu terjadinya trauma  Luas luka tidak selalu berhubungan dengan ukuran senjata  Dapat muncul segera atau beberapa hari kemudian  Lokasi luka tidak selalu menunjukkan tempat terjadinya trauma (memar ektopik)  Tidak dapat menunjukkan arah trauma Kontusio Antemortem Kontusio Postmortem Edema Ada Tidak ada Ekstravasasidarah Ada Tidak ada Tanda inflamasi Ada Tidak ada Pendarahan Banyak Sedikit Kontusio Lebam Mayat Penyebab Pecahnya kapiler disertai ekstravasasidarah Stasis aliran darah Lokasi Di manapun Bagian tubuh terendah Permukaan Terangkat karena edema Datar Edema Ada Tidak ada Warna Bervariasi tergantung waktu Merah kebiruan
  • 11. Tepi Tidak berbatas tegas Berbatas tegas Insisi Ekstravasasidarah di sekitar jaringan yang tidak hilang saat disiram air Tampak darah di dalam pembuluh darah yang hilang saat disiram air Tanda inflamasi Ada Tidak ada 3. Luka Robek / Vulnus Laceratum / Lacerations a. Karakteristik Umum  Disebabkan oleh peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya  Memiliki panjang, lebar, dan kedalaman  Berbentuk irregular dengan tepi tidak rata  Terdapat jembatan jaringan di antara kedua tepi luka, dasar luka tidak teratur  Kadang terdapat sisa benda asing seperti aspal, pasir, tanah, pecahan kaca  Dapat disertai luka lecet atau memar di sekitar tepi luka b. Klasifikasi 1) Split Laceration  Disebabkan oleh benturan benda tumpul yang memisahkan lapisan kulit  Tampak seperti luka iris  Biasanya pada bagian tubuh yang dibawahnya terdapat tulang. Misalnya kulit kepala, wajah, dan tibia
  • 12. 2) Strecth Laceration  Disebabkan oleh tarikan atau peregangan kulit disertai tekanan yang kuat  Misalnya peregangan paha yang berlebihan dapat menyebabkan laserai pada inguinal 3) Avulsion Laceration / Flaying Injury / Grind Laceration  Disebabkan oleh kompresi penggilingan sehingga kulit terlepas dari jaringan di bawahnya (degloving of the skin)  Hampir selalu melibatkan benda yang berputar seperti roda motor c. Kepentingan Medikolegal Laserasi Antemortem Laserasi Postmortem Ekstravasasidarah Ada Tidak ada Koagulasi darah Ada Tidak ada Peningkatan aktivitas enzim Ada Tidak ada
  • 13. Tanda penyembuhan Ada Tidak ada Pus atau tanda infeksi Ada Tidak ada Laserasi Luka Iris Bagian ujung Irregular, kasar Regular, clean cut Memar di bagian tepi Ada Tidak ada Pembuluh darah  Rupture  Vasokonstriksi  Pendarahan lebih sedikit  Terpotong  Tidak vasokonstriksi  Pendarahan lebih banyak Bulbus rambut Hancur Terpotong Tulang di bawahnya Tidak terdapat trauma tajam Trauma linear Kekerasan Benda Tajam 1. Luka Iris / Vulnus Scissum / Incised Wound a. Karakteristik Umum  Panjang > Kedalaman luka. Bagian awalbiasanya lebih dalam kemudian semakin dangkal dan berakhir seperti luka gores (scratch tailing)  Berbentuk spindel atau zig zag apabila mengenai kulit yang longgar  Tepi rata dan tajam (clean cut), berbatas tegas  Arah luka sejajar dengan kulit
  • 14. b. Luka Bunuh Diri dan Luka Tangkis 1) Luka Bunuh Diri (Self-Inflicted Wounds)  Terdapat di bagian tubuh yang dapat dijangkau  Multiple, sejajar atau berkelompok, superfisial atau minor  Bentuk luka teratur dan hampir sama  Lebih dominan pada bagian kiri untuk right-handed dan lebih dominan pada bagian kanan untuk left-handed  Mungkin terdapat bekas luka iris sebelumnya  Biasanya memiliki riwayatgangguan mental 2) Luka Tangkis  Terjadi saat seseorang berusaha mempertahankan diri terhadap serangan  Korban mungkin mencoba menangkis, menangkap, atau melempar senjata  Biasanya pada telapak tangan, punggung tangan, lengan bawah bagian lateral dan posterior, tungkai bawah bagian anterior dan posterior
  • 15. c. Kepentingan Medikolegal Panjang luka tidak berhubungan dengan panjang senjata 2. Luka Tusuk / Vulnus Ictum / Stab Wound a. Karakteristik Umum  Kedalaman > Panjang luka. Saat mengukur panjang, kedua tepi luka harus dirapatkan karena luka cenderung menganga dan memendek (gaping phenomenon)  Bentuk luka tergantung dari faktor senjata dan faktor korban  Tepi rata dan tajam (clean cut), berbatas tegas  Mungkin terdapat memar di sekitar tempat tusukan karena gagang pisau b. Luka Penetrasi dan Perforasi
  • 16. Luka Penetrasi Luka Perforasi c. Kepentingan Medikolegal : Identifikasi Senjata 1) Ukuran Senjata  Panjang luka menunjukkan lebar senjata maksimal  Kedalaman luka menunjukkan panjang senjata minimal dan kekuatan tusukan 2) Bentuk Senjata / Cutting Surface  Pisau bermata satu : Salah satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul, berbentuk triangular atau wedge-shaped
  • 17.  Pisau bermata dua : Kedua sudut luka lancip, berbentuk spindel  Tombak dengan ujung bulat : Luka berbentuk sirkular  Obeng : Luka berbentuk silang  Garpu : Luka berbentuk sirkular kecil, multiple, berkelompok  Ice pick : Luka berbentuk sirkular kecil, single  Pisau dengan salah satu tepi bergerigi : Salah satu tepi luka berbentuk irregular  Pisau dengan salah satu tepi tajam dan tepi yang lain datar : Luka berbentuk fishtail 3) Faktor yang Menyebabkan Bentuk Luka Tidak Khas  Tusukan masuk  Dikeluarkan sebagian  Ditusukkan lagi dengan arah berbeda Luka berbentuk majemuk dan terdapat lebih dari satu saluran luka  Tusukan masuk  Dikeluarkan dengan arah miring ke salah satu sudut Luka menjadi lebih lebar dan memiliki ekor  Tusukan masuk  Ditusukkan lagi ke arah lain tanpa dikeluarkan Saluran luka menjadi lebih luas  Tusukan masuk  Dikeluarkan dengan titik paling dalam sebagai landasan
  • 18. Saluran luka menjadi sempit di bagian dalam dan melebar di permukaan  Tusukan diputar saat masuk, keluar, atau saat masuk dan keluar Sudut luka berbentuk irregular dan besar 3. Luka Bacok / Vulnus Caesum / Chop Wound a. Karakteristik Umum  Disebabkan oleh senjata tajam yang berukuran besar. Misalnya kapak, pemotong daging  Kedalaman hampir sama dengan panjang luka, biasanya berukuran besar  Kedua sudut luka lancip  Tepi luka rata atau tidak rata tergantung dari jenis senjata  Hampir selalu menyebabkan kerusakan tulang atau memutuskan bagian tubuh b. Kepentingan Medikolegal  Hampir selalu disebabkan oleh kecelakaan atau pembunuhan  Kecelakaan dapat disebabkan oleh kipas angin listrik, gerjajipabrik, baling – baling kapal  Jarang disebabkan oleh bunuh diri Luka Tembak / Vulnus Sclopectorum / Gunshot Wound 1. Klasifikasi Senjata Api a. Menurut Alur Laras Senjata api Laras beralur (rifled bore) Arah alur Ke kanan : Tipe Colt Ke kiri : Tipe Smith dan Wesson Kecepatan Tinggi : Rifles Rendah : Revolver / pistols Laras licin (smooth bore) Shotgun
  • 19. b. Menurut Panjang Laras Senjata api Laras pendek (handgun) Pistol Revolver Laras panjang Senapan (rifles) Senapan serbu (assault rifles) Carbine Senapan runduk (sniper rifles) Shotgun 2. Komponen Luka Tembak a. Luka Tembak Masuk dan Keluar Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar Ukuran Lebih kecil daripada diameter peluru, kecuali pada kontak langsung Lebih besar Bentuk luka Bulat, stelat, titik Laserasi, irregular
  • 20. Tepi luka Melekuk ke dalam (inverted) karena peluru menembus kulit dari luar Melekuk ke luar (everted) karena peluru menembus kulit ke luar Kelim lecet Ada Tidak ada Kelim kesat Ada Tidak ada Kelim tato Ada Tidak ada Kelim jelaga Ada Tidak ada Kelim api Ada Tidak ada Pendarahan Sedikit Banyak Jaringan sekitar luka Cherry red karena CO Tidak berubah Serat pakaian Mungkin ada Tidak ada Luka Tembak Masuk Luka Tembak Keluar b. Akibat Peluru
  • 21. 1) Kelim Lecet / Abrasion Collar  Luka lecet yang disebabkan oleh gerakan rotasi peluru saat mengenai kulit  Diameter luka lebih besar daripada diameter peluru karena gerakan rotasi diteruskan ke semua arah  Jika peluru masuk dengan arah tegak lurus, maka kelim lecet berbentuk bulat dan lebarnya sama pada setiap arah  Jika peluru masuk dengan arah miring, maka kelim lecet berbentuk lonjong dan lebarnya tidak sama pada setiap arah. Bagian yang paling lebar menunjukkan arah masuknya peluru
  • 22. 2) Kelim Kesar / Kelim Lemak / Grease Mark / Dirt Collar  Dibentuk oleh usapan zat di permukaan peluru saat melewati kulit. Misalnya minyak pelumas, jelaga, dan elemen mesiu  Tampak kotor dan berwarna hitam di sekitar kelim lecet c. Akibat Elemen Mesiu : Kelim Tato / Gunpowder Effect  Dibentuk oleh bubuk mesiu yang tidak habis terbakar dan masuk ke dalam kulit  Tampak bintik – bintik hitam yang disertai pendarahan. Tidak dapat dihapus dengan kain karena bubuk mesiu menembus sampai otot d. Akibat Asap : Kelim Jelaga / Smoke Effect  Dibentuk oleh asap atau jelaga akibat pembakaran tidak sempurna  Dapat dihapus dengan kain karena jelaga hanya menempel di permukaan kulit e. Akibat Api : Kelim Api / Flame Effect  Dibentuk oleh api dan gas panas dari bubuk mesiu yang terbakar  Tampak daerah hiperemis atau kulit yang terbakar di sekitar luka masuk  Jika mengenai rambut, maka rambut juga ikut terbakar f. Akibat Logam : Kelim Logam / Fouling / Metal Effect  Dibentuk oleh partikel logam yang berasal dari gesekan antara peluru dengan laras  Tampak luka terbuka dangkal, berukuran kecil, dan multiple di sekitar luka masuk  Partikel logam dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan di pakaian korban g. Akibat Moncong Senjata : Kelim Senjata / Jejas Laras / Muzzle Imprint  Disebabkan oleh gaya yang terpantul oleh tulang dan mengangkat kulit  Hanya terdapat pada luka tempel erat (hard contact) 3. Kepentingan Medikolegal : MemperkirakanJarak Tembakan Tempel Sangat Dekat Dekat Jauh Jarak 0 cm < 20 cm 20 – 50 cm > 50 cm Ukuran luka dibandingkan peluru Lebih besar Bullet size Lebih kecil Lebih kecil
  • 23. Bentuk luka Stelat Sirkular Sirkular Sirkular Tepi luka Everted Inverted Inverted Inverted Kelim lecet     Kelim kesat     Kelim tato    Kelim jelaga   Kelim api   Gas panas  Jejas laras  Jauh Dekat Sangat Dekat Tempel  Jika terdapat kelim api, berarti luka tembak jarak maksimal 15 cm (sangat dekat)  Jika terdapat kelim jelaga, berarti luka tembak jarak maksimal 30 cm (sangat dekat)  Jika terdapat kelim tato, berarti luka tembak jarak maksimal60 cm (dekat)  Jika terdapat kelim lecet, berati luka tembak jarak jauh Luka Tempel Hard Contact Luka Tempel Soft Contact  Terdapat jejas laras yang mengelilingi luka masuk. Jejas laras tampak lebih jelas apabila terdapat di bagian tubuh yang keras, misalnya kulit kepala  Tidak terdapat jejas laras  Terdapat kelim jelaga dan kelim tato karena sebagian gas keluar dan menyebar di permukaan kulit
  • 24.  Tidak terdapat kelim jelaga dan kelim tato karena moncong senjata menempel erat pada kulit sehingga gas tidak dapat keluar Trauma Fisika 1. Trauma Panas : Heat Cramps, Heat Exhaustion, dan Heat Stroke 2. Luka Bakar / Dry Heat / Burn Heat a. Penyebab
  • 25. Disebabkan oleh api atau benda panas (bukan cairan) 1) Api  Kerusakan kulit tergantung dari suhu dan lamanya paparan  Sering menyebabkan trauma inhalasi  Luka bakar derajat IIa sampai IIb 2) Benda Panas  Kerusakan kulit terbatas, sesuai dengan luas penampang benda  Bentuk luka sesuai dengan bentuk permukaan benda  Luka bakar derajat IIb sampai III b. Derajat Kedalaman Derajat I Derajat IIa Derajat IIb Derajat III Kedalaman Superfisial  Partial thickness  Superfcl dermal  Partial thickness  Deep dermal Full thickness Patologi Epidermis  Epidermis  Dermis atas  Epidermis  Dermis bawah  Epidermis  Dermis  Subkutan Warna Merah mengkilap Merah pucat  Cherry red  Agak pucat  Abu – abu  Pucat, hangus  Eschar hitam Bullae + + / - + / - - Nyeri ++++ ++ ++ (tumpul) - Blanchable Kembali cepat Kembali cepat Non blanchable Non blanchable Kulit Kering  Lembab  Mottled  Lembab  Mottled Kering c. Menghitung Luas Luka 1) Rule of Palm  Luas permukaan satu palmar, termasuk jari – jari adalah 0,8%  Digunakan untuk luka bakar kecil atau sangat luas  Kurang akurat untuk luka bakar sedang 2) Wallace Rule of Nine  Permukaan tubuh dibagi menurut luas 9%  Lebih sering digunakan pada dewasa  Kurang akurat untuk anak – anak karena ukuran kepalanya lebih besar
  • 26. 3) Lund and Browder Chart Merupakan cara yang paling akurat
  • 27. d. Mekanisme Kematian Immediate  Syok hipovolemia  Syok neurogenik karena nyeri berat  Inhalasi asap  Inhalasi CO  Edema laring atau edema glotis  Trauma Delayed  Sepsis  Acute respiratory distress syndrome  Infeksi  Gagal ginjal  Emboli paru e. Hasil Autopsi 1) Pemeriksaan Luar  Pakaian terbakar. Kain katun lebih mudah dan lebih cepat terbakar daripada bahan lainnya. Sedangkan kain nilon dan poliester meleleh dan melekat pada tubuh  Periksa apakah terdapat bahan mudah terbakar seperti minyak tanah atau bensin  Kulit tampak eritema, muncul bulla, atau hitam karena hangus terbakar. Secara mendalam, otot di bawahnya juga mungkin hangus terbakar
  • 28. Bullae Otot yang terbakar Otot yang terbakar Luka bakar terinfeksi  Rambut terbakar sebagian atau total  Pugilistic attitude / boxer attitude / fencer attitude karena otot berkontraksi dan kaku  Lengan, tangan, dan jari tangan fleksi seperti posisi tinju  Lebam mayat berwarna merah terang apabila keracunan CO 2) Pemeriksaan Dalam  Darah berwarna merah terang dan tes dilusi alkali positif apabila keracunan CO  Terdapat jegala pada saluran napas, esofagus, atau lambung
  • 29.  Organ dalam tampak kongesti dan pucat  Edema cavum oris, lidah, glotis, atau laring  Pseudoepidural hematoma : Bekuan darah berwarna coklat, konsistensi kenyal lunak dan rapuh. Bentuk otak mengerut semuanya, garis patah tidak teratur 3. Luka Lepuh a. Penyebab Disebabkan oleh sumber panas yang lembab. Misalnya air panas, uap air, logam cair panas  Kerusakan kulit tergantung dari titik didih  Cairan yang mengalir akan melepaskan kalori sehingga semakin ke bawah maka kerusakannya semakin ringan  Luka bakar derajat IIa sampai IIb b. Tingkat Keparahan  Derajat I : Eritema  Derajat II : Bullae  Derajat III : Kulit kering disertai nekrosis c. Mekanisme Kematian  Syok hipovolemia  Gangguan elektrolit  Infeksi sekunder
  • 30.  Asfiksia karena inhalasi uap panas d. Hasil Autopsi Luka Lepuh Luka Bakar Penyebab Moist heat Dry heat Pakaian Tidak berbakar, mungkin basah Terbakar atau meleleh Lokasi Luka muncul pada dan di bawah tempat paparan Luka muncul pada dan di atas tempat paparan Kulit Eritema, bullae, basah Eritema, bullae, kering Splashing Ada Tidak ada Kulit hangus Tidak ada Ada Rambut terbakar Tidak ada Ada Scar Tipis dan tidak contracted Tebal dan contracted
  • 31. 4. Trauma Dingin a. Penyebab Hipotermia adalah suhu tubuh inti di bawah 350 C  Hipotermia ringan : 32 – 350 C  Hipotermia sedang : 30 – 320 C  Hipotermia berat : < 300 C b. Mekanisme Kematian  Fibrilasi ventrikel  Koagulasi intravaskular diseminata  Gangguan asam basa  Bronkospasme  Edema paru c. Hasil Autopsi 1) Pemeriksaan Luar  Lebam mayat berwarna merah terang karena aktivitas metabolisme menurun sehingga aliran oksigen berkurang  Frostbite apabila suhu paparan sangat rendah. Suhu dingin menyebabkan jaringan membeku  Kristal es intraseluler dan bendungan mikrovascular  Nekrosis sampai gangren. Biasanya pada ekstremitas bagian distal atau bagian yang terpapar seperti telinga, hidung, pipi, dagu  Frost erythema : Kulit berwarna merah atau ungu pada sendi besar
  • 32. 2) Pemeriksaan Dalam  Wischnewsky spots : Bintik – bintik pendarahan dan ulserasi pada lambung  Edema paru dengan pendarahan segar  Trakea menyempit karena bronkospasme  Nekrosis tubular akut pada ginjal 5. Sengatan Listrik a. Mekanisme Kematian Tegangan rendah  Fibrilasi ventrikel  Asfiksia mekanik karena tetanusotot  Henti napas dan henti jantung  Ischemia otak Tegangan tinggi  Luka bakar  Trauma sekunder b. Hasil Autopsi 1) Luka Masuk / Current Mark  Merupakan tempat masuknya arus listrik, biasanya di telapak tangan atau telapak kaki  Kontak erat : Bullae yang collapse, bagian tepi tampak eritema dan menonjol, bagian tengah tampak pucat dan umbilicated  Kontak tidak erat / spark lesion : Nodul keras berwarna coklat yang dikelilingi oleh areola berwarna pucat
  • 33. 2) Metalisasi Perpindahan partikel logam dari benda yang dipakai ke dalam jaringan kulit  Besi : Coklat kehitaman  Tembaga : Coklat kemerahan  Aluminium : Perak 3) Luka Keluar Tidak khas. Dapat berupa luka lecet, laserasi, atau luka bakar 4) Endogenous Burn / Joule Burn Bagian tengah current mark menjadi hitam dan hangus karena kontak yang terlalu lama 5) Exogenous Burn / Flash Burn  Disebabkan oleh kontak dengan tegangan tinggi, yaitu > 330 V  Sering ditemukan tukang listrik yang memperbaiki kawat atau seseorang yang mencuri kawat listrik
  • 34.  Tubuh hangus terbakar disertai kerusakan hebat sampai fraktur 6) Crocodile skin Luka bakar atau spark lesion multiple di permukaan kulit yang luas karena percikan listrik pada tegangan tinggi 6. Sengatan Petir a. Efek Listrik  Current mark  Arborescent mark / filigree burns / Lichtenberg figures / fern-leaf pattern
  • 35.  Magnetisasi : Benda logam yang dipakai berubah menjadi magnet b. Efek Panas  Luka bakar sampai hangus. Rambut dan semua tubuh dapat terbakar sampai hangus  Pakaian compang – camping dengan tepi terbakar  Metalisasi : Perpindahan partikel logam dari benda yang dipakai ke dalam kulit. Dapat diidentifikasi dengan pewarnaan khusus  Surface burns : Logam yang dipakai menjadi panas atau meleleh sehingga menimbulkan luka bakar pada kulit  Jam tangan berhenti berputar  Dapat digunakan untuk menentukan waktu kejadian Trauma Kimia 1. Penyebab Disebabkan oleh asam kuat dan basa kuat yang bersifat korosif  Asam anorganik : Asam fluorida, asam klorida, asam nitrat, asam sulfat  Asam organik : Asam oksalat, asam asetat, asam sitrat, karbol  Alkali : Kalium hidroksida, kalsium hidroksida, natrium hidroksida, amonia  Logam berat : Mercuri klorida, zinc klorida, stibium klorida 2. Gambaran Klinis Asam Kuat Basa Kuat Mekanisme Higroskopis dan koagulasi protein Reaksi saponifikasi intraselular Sifar luka Kering, kaku, dan keras Basah dan licin Kedalam luka Superfisial dan tidak destruktif Dalam dan destruktif
  • 36. Asfiksia Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara pernapasan yang menyebabkan hipoksia dan hiperkapnia Penyebab 1. Asfiksia Alami Disebabkan oleh penyakit tertentu. Misalnya difteri, kanker laring, laringitis, asma, pneumonia, rupture varises esofagus, dan lain – lain 2. Asfiksia Mekanik Disebabkan oleh obstruksi intraluminar atau ekstraluminar Intraluminar Ekstraluminar  Choking dan gagging  Sumbatan makanan  Aspirasi  Tenggelam  Cekik (manual strangulation)  Jerat (strangulation by ligature)  Gantung (hanging)  Bekap (smothering) 3. Asfiksia Traumatik Disebabkan oleh tekanan pada dada dan abdomen. Misalnya saat jatuh tertabrak, trauma thoraks, tertimpa benda berat 4. Keracunan Karbon monoksida, opioid, sianida, barbiturat, dan lain – lain
  • 37. Stadium Asfiksia 1. Fase Dispnea  Disebabkan oleh rangsangan medulla oblongata karena hipoksia dan hiperkapnia  Napas cepat dan dalam, dada terasa berat, menggunakan otot bantu napas  Takikardia, tekanan darah meningkat  Sianosis pada wajah dan tangan 2. Fase Konvulsi  Disebabkan oleh rangsangan saraf pusat karena hiperkapnia  Kejang klonik kemudian tonik dan akhirnya terjadi opistotonus  Ekspulsi feses, urine, dan sperma karena relaksasi sphincter  Pupil midriasis, hipersalivasi, bradikardia, tekanan darah menurun 3. Fase Apnea  Napas lemah karena depresi pusat pernapasan  Kesadaran menurun
  • 38.  Ekspulsi feses, urine, dan sperma karena relaksasi sphincter 4. Fase Akhir  Henti napas karena paralisis pusat pernapasan  Jantung masih berdenyut beberapa saat Tanda Umum 1. Pemeriksaan Luar  Sianosis karena peningkatan deoksiHb. Dapat diamati pada wajah, bibir, konjunctiva, telinga, palung kuku (nail bed), telapak tangan, telapak kaki  Bintik pendarahan (petechiae hemorrhagic) karena rupture kapiler dan vena akibat peningakatan tekanan hidrostatis. Dapat diamati pada konjunctiva bulbi dan palpebrae  Bercak pendarahan (spotting) karena kerusakan sel endotel prekapiler. Dapat diamati pada konjunctiva palpebrae  Kongesti dan edema karena peningkatan permeabilitas kapiler  Busa halus pada hidung dan mulut 2. Pemeriksaan Dalam  Darah berwarna lebih gelap dan encer karena peningkatan kadar fibrinolisin post mortem  Busa halus di dalam saluran napas
  • 39.  Kongesti organ dalam karena stasis aliran darah dan vasodilatasi  Organ dalam menjadi lebih berat, lebih gelap, dan mengeluarkan banyak darah saat diiris  Petechiae hemorrhagic pada epicardium, pleura visceralis (Tardieu’s spot), duramater  Edema paru, fraktur laring, pendarahan laring, fraktur os hyoid Pembekapan (Smothering) Pembekapan adalah penutupan lubang hidung dan mulut oleh benda padat lunak seperti bantal, kain, karet ban, kertas, dan lain – lain 1. Hasil Pemeriksaan  Daerah pucat di sekitar mulut dan hidung (circumoral and circumnasal pallor)  Tanda kekerasan dan perlawanan : Memar di wajah, memar di bibir bagian dalam karena tekanan pada gigi, luka lecet gores karena kuku, laserasi  Jika menggunakan benda lunak, maka tidak akan menimbulkan bekas  Sisa – sisa benda sekitar : Tanah, pasir, lumpur, rumput, kapas, tepung 2. Sebab Kematian Obstruksi hidung dan mulut 3. Cara Kematian a. Bunuh Diri  Korban biasanya pasien gangguan jiwa atau narapidana terutama saatdi bawah pengaruh alkohol atau obat inhalan lainnya  Menggunakan gulungan kasur, bantal, dan pakaian yang menutupi wajah b. Pembunuhan  Harus terdapat kesenjangan fisik yang besar antara pelaku dengan korban  Biasanya pada orang yang tidak berdaya seperti bayi, lansia, orang sakit berat, orang dalam pengaruh minuman keras atau obat c. Kecelakaan  Bayi : Hidung dan mulut tertutup oleh bantal atau selimut, bayi yang lahir dengan selaput ketuban intact (cul de sac birth)
  • 40.  Anak – anak : Terperangkap di ruangan sempit dengan sedikit udara, misalnya terbekap di dalam kantong plastik  Dewasa : Tertimbun oleh pasir, tanah, kapas, dan gandum Gagging dan Choking Gagging dan choking adalah obstruksi saluran napas oleh benda asing. Pada gagging, obstruksi terjadi di orofaring. Sedangkan pada choking, obstruksi terjadi di laringofaring 1. Hasil Pemeriksaan  Kongesti dan abrasi palatum molle disertai edema faring  Benda asing pada orofaring atau laringofaring  Tanda kekerasan oleh benda asing 2. Mekanisme Kematian Benda asing masuk ke dalam mulut  Obstruksi orofaring atau laringofaring  Stasis saliva dan hipersekresi mucus  Meresap ke dalam benda asing  Benda asing semakin besar 3. Cara Kematian a. Bunuh Diri  Sangat jarang karena terdapat refleks batuk dan muntah  Korban biasanya pasien gangguan jiwa atau narapidana b. Pembunuhan Biasanya pada orang yang tidak berdaya seperti bayi, lansia, orang sakit berat, orang dalam pengaruh minuman keras atau obat c. Kecelakaan  Bolus death : Makanan masuk ke saluran napas saat tertawa atau menangis  Bayi atau anak – anak yang memasukkan benda asing ke dalam mulut  Regurgitasi makanan ke saluran napas Cekik (Manual Strangulation)
  • 41. Cekik adalah penekanan leher dengan tangan 1. Hasil Pemeriksaan a. Pemeriksaan Luar  Memar berbentuk diskoid multiple karena bantalan kuku  Crescent mark : Luka lecet gores berbentuk bulan sabit karena kuku jari b. Pemeriksaan Dalam  Tanda umum asfiksia dan strangulasi  Luka lecet : Berbentuk linear, irregular, atau semilunar karena kuku jari  Luka memar, bekas tekanan telapak tangan dan jari 2. Mekanisme Kematian 3. Cara Kematian