Dokumen tersebut membahas faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui, termasuk cara menurunkan risiko tersebut dengan terapi ARV ibu dan bayi. Juga dibahas tata lakana untuk ibu dan bayi, kriteria diagnosis HIV pada bayi, serta pemberian makanan untuk bayi yang status HIV-nya belum diketahui atau sudah diketahui positif.
3. FAKTOR RISIKO PENULARAN
• Faktor ibu
– Jumlah virus (viral load) dan jumlah sel CD4
– Status gizi : Berat badan rendah, defisiensi vitamin dan mineral
– Infeksi selama hamil : IMS, ISK, malaria, TB
– Masalah di payudara : Mastitis, abses, luka
• Faktor bayi
– Bayi lahir premature dan BBLR
– Durasi menyusu
– Luka di mulut bayi
4. • Faktor obstetric
– Persalinan pervaginam
– Persalinan lama
– Ketuban pecah > 4 jam sebelum persalinan
– Episiotomi, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps
5. WAKTU DAN RISIKO PENULARAN
• Saat hamil, plasenta memisahkan sirkulasi darah janin dengan
sirkulasi darah ibu Melindungi janin dari infeksi HIV
• Persentase risiko penularan
– Selama hamil : 5 – 10%
– Saat persalinan : 10 – 20%
– Menyusui : 5 – 20%
• Dengan terapi ARV jangka panjang yang teratur dan disiplin, risiko
penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan sampai 2%
11. PILIHAN PERSALINAN
• Persalinan pervaginam
– ARV dimulai pada umur
kehamilan ≤ 14 minggu
– Sudah mengonsumsi ARV
selama > 6 bulan
– Viral load < 1000 kopi/L
• Persalinan perabdominal
– Terdapat indikasi obstetric
– ARV dimulai pada umur
kehamilan ≥ 36 minggu
– Sudah mengonsumi ARV
selama < 6 ulan
12. PENCEGAHAN PASCA PAPARAN
• Indikasi
– Tenaga kesehatan yang
terpapar oleh HIV
– Diberikan dalam waktu < 4
jam atau maksimal 48 – 72
jam setelah paparan
– Hasil tes HIV non-reaktif
• Obat yang digunakan
– AZT + 3TC + EFV atau
– AZT + 3TC + LPV/r
– Diberikan selama 1 bulan
13. TATA LAKSANA UNTUK BAYI
• Zidovudine (AZT) profilaksis selama 6 minggu
– Aterm : AZT 4 mg/kgBB/12 jam selama 6 minggu
– UK < 30 minggu : AZT 2 mg/kgBB/12 jam selama 4 minggu
kemudian 2 mg/kgBB/8 jam selama 2 minggu
– UK 30 – 35 minggu : AZT 2 mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu
kemudian 2 mg/kgBB/8 jam selama 2 minggu kemudian 4
mg/kgBB/12 jam selama 2 minggu
• Setelah itu, diberikan kotrimoksazol profilaksis 4 – 6 mg/kgBB
sehari sekali sampai umur 1 tahun atau sampai terdiagnosis HIV
14. PEMBERIAN MAKANAN BAYI
• Status HIV bayi tidak diketahui
– ASI eksklusif selama 6 bulan apabila ibu sudah mendapatkan
terapi ARV dan viral load sangat rendah
– Susu formula apabila semua memenuhi semua syarat AFASS
– Tidak boleh diberikan ASI dan susu formula secara bersamaan
karena susu formula dapat merusak mukosa usus sehingga
mempermudah masuknya HIV dari ASI
• Bayi sudah diketahui HIV positif
– ASI eksklusif sampai umur 6 bulan setelah itu diberikan ASI dan
makanan pendamping ASI sampai umur 2 tahun