penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
Asuhan Persalinan Normal
1. ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Mengenali Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
Ibu memiliki keinginan untuk meneran (DoRan)
Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vagina (TekNus)
Perineum menonjol (PerJol)
Vulva-vagina dan spincter ani membuka (VulKa)
Mempersiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan alat, bahan, dan obat – obat esensial
a. Partus Set
2 buah klem Kelly atau kocher
Klem setengah kocher atau Kelly
Gunting tali pusat
Pengikat tali pusat steril
Kateter Nelaton
Gunting episiotomi
Kapas dan kasa steril
Lidokain 1%
Needle holder
Pinset dan jarum
Kateter penghisap lendir
Benang catgut 3.0
Handscoen steril
Spuit injeksi 2,5 ml dan 5 ml
b. Peralatan Penunjang Lainnya
Partograf
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Sabun, detergen, dan sikat kuku
Celemek plastik
Perlak kecil untuk alas ibu
Pakaian, handuk, selimut, dan
kain untuk bayi
Kantong plastik
Surat rujukan
Larutan klorin 0,5% untuk
desinfektan
c. Obat Emergency
Larutan Ringer Laktat 500 ml
Infus set
Kateter IV ukuran 16 – 18 gauge
Larutan MgSO4 40% (10 gram
dalam 25 ml) 2 vial
Ergometrin maleat 0,2 mg 2
ampul
Oksitosin 10 IU 3 ampul.
Patahkan ampul
d. Tempat Resusitasi
Tempat yang datar, rata, bersih, kering, dan hangat
Handuk atau kain yang bersih dan kering
2. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
3. Pakai baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala,
masker, dan kacamata
4. Lepaskan semua perhiasan pada lengan dan tangan kemudian cuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk / tissue satu kali pakai
5. Pakai handscoen steril untuk semua pemeriksaan dalam
6. Ambil spuit dengan tangan yang memakai handscoen, hisap oksitosin 10 IU ke dalam spuit,
dan letakkan spuit di partus set atau wadah steril
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Kondisi Janin Baik
7. Bersihkan vulva dan perineum dari depan ke belakang menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi dengan air steril. Jika introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh
kotoran ibu, maka bersihkan dari depan ke belakang. Buang kapas atau kasa yang
terkontaminasi ke dalam wadah yang benar. Ganti handscoen apabila terkontaminasi
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap. Jika
selaput ketuban belum pecah, maka lakukan amniotomi dengan syarat kepala sudah masuk
ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba
9. Dekontaminasi handscoen dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai handscoen
ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan handscoen dalam kondisi terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Setelah itu, cuci tangan
10. Periksa DJJ segera setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120 – 160 kali/menit). Ambil tindakan apabila DJJ tidak normal. Catat hasil
pemeriksaan dalam, DJJ, semua hasil penilaian, dan asuhan lainnya pada partograf
Mempersiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran
11. Beritahu ibu apabila pembukaan sudah lengkap dan kondisi janin baik. Bantu Ibu berada
dalam posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
Tunggu sampai ibu memiliki keinginan untuk meneran. Lanjutkan pemantauan kesehatan
ibu dan janin sesuai dengan pedoman dan catat semua hasil penilaian
Jelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberikan
semangat pada ibu saat ibu mulai meneran
12. Minta bantuan keluarga untuk mempersiapkan posisi ibu saat meneran. Saat muncul rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi kuat, bantu ibu dalam posisi setengah duduk atau posisi
lain yang diinginkan. Pastikan ibu merasa nyaman
13. Lakukan pimpinan meneran saat ibu memiliki keinginan kuat untuk meneran
Bimbing ibu untuk meneran secara benar dan efektif
3. Dukung dan beri semangat atas usaha meneran yang dilakukan. Perbaiki cara meneran
apabila tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya
Sarankan ibu untuk istirahat apabila tidak sedang kontraksi
Sarankan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
Berikan minum secara cukup untuk mencegah dehidrasi
Periksa DJJ setiap kontraksi selesai
Jika bayi belum lahir atau kelahiran belum akan terjadi segera dalam waktu 2 jam
meneran untuk primigravida atau 1 jam meneran untuk multigravida, maka segera
hubungi dokter Sp.OG atau persiapkan rujukan segera
14. Sarankan ibu untuk berjalan, jongkok, atau mengambil posisi yang nyaman apabila ibu
belum ingin meneran dalam waktu 60 menit
Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi sudah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, maka letakkan handuk
bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai handscoen steril pada kedua tangan
Membantu Kelahiran Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm, lakukan perasat Ritgen untuk
melindungi perineum dari defleksi yang terlalu cepat
Letakkan tangan kanan yang dilapisi kain pada perineum dan dorong ke arah depan atas
Letakkan tangan kiri pada kepala bayi dan tekan subocciput ke arah simfisis
Bersihkan wajah, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa bersih
20. Periksan lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika terjadi sesuatu
Jika lilitan tali pusat masih longgar, maka lepaskan tali pusat melalui bagian atas kepala
Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, maka klem tali pusat pada 2 titik kemudian gunting
21. Tunggu sampai kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Membantu Kelahiran Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara biparietal (ibu jari di pipi
depan, jari telunjuk dan jari tengah di bawah dagu, jari manis dan jari kelingking di belakang
leher dan bawah kepala). Sarankan ibu untuk meneran saat kontraksi
4. Gerakkan kepala ke arah bawah luar secara lembut sampai bahu anterior muncul di
bawah arcus pubis. Kemudian gerakkan kepala ke arah atas luar secara lembut untuk
mengeluarkan bahu posterior
Membantu Kelahiran Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang di bawah ke arah perineum untuk menyangga
kepala, lengan, dan siku bawah. Tangan yang di atas digunakan untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, gunakan tangan yang di atas untuk menelusuri punggung
sampai kaki bayi. Pegang kedua mata kaki dengan cara memasukkan jari telunjuk di antara
kaki dan pegang setiap mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya. Letakkan bayi di atas perut
ibu setelah semua bagian tubuh lahir
Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian secara cepat (30 detik) dengan menjawab 3 pertanyaan berikut ini
Apakah kehamilan cukup bulan ?
Apakah bayi menangis atau bernapas / tidak megap – megap ?
Apakah bayi bergerak aktif ?
Jika salah satu jawaban adalah tidak, maka kemungkinan bayi mengalami asfiksia. Segera
lakukan resusitasi neonatus sambil menghubungi dokter Sp.A
Jika semua jawaban adalah ya, maka lanjut ke langkah berikutnya
26. Keringkan bayi mulai dari wajah, kepala, dan bagian tubuh lain kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks kaseosa. Ganti handuk yang basah dengan handuk yang kering
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan bahwa tidak terdapat bayi lain di dalam uterus
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin untuk membantu kontraksi uterus
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian distal
lateral paha atas. Lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin. Jika tidak terdapat
oksitosin, maka
Lakukan rangsangan putting susu atau minta ibu untuk menyusui
Injeksi ergometrin 0,2 mg IM tetapi jangan diberikan pada pre-eklampsia, eklampsia,
atau hipertensi karena dapat menyebabkan penyakit cerebrovaskular
30. Sekitar 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem sekitar 3 cm dari pusat bayi.
Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat sekitar 2 cm ke arah
distal dari klem pertama
31. Potong dan ikat tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang sudah dijepit kemudian gunting tali pusat di
antara kedua klem tersebut
5. Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang
tersebut pada sisi yang lain dan ikat kedua benang dengan simpul kunci
Lepaskan klem dan masukkan ke dalam larutan klorin 0,5%
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk memberikan kontak kulit. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel dengan baik di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi terletak
di antara kedua payudara ibu dengan posisi lebih rendah daripada papilla mammae
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Biarkan bayi
tetap melakukan kontak kulit minimal selama 1 jam
Sebagian besar bayi akan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dalam waktu 30 – 60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam meskipun
sudah berhasil menyusu. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Manajemen Aktif Kala III
33. Pindahkan klem pada tali pusat sampai berjarak 5 – 10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain yang terletak di perut ibu, tepat di atas simfisis untuk
mendeteksi his. Tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah dorsokranial secara hati – hati untuk mencegah inversio uteri
Jika uterus tidak segera berkontraksi maka minta ibu, suami, atau anggota keluarga yang
lain untuk melakukan stimulasi putting susu
Mengeluarkan Plasenta
36. Lakukan penegangan dan dorong uterus ke arah dorsokranial sampai plasenta lepas. Minta
ibu meneran sambil tarik tali pusat dengan arah sejajar lantai kemudian ke atas mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan ke arah dorsokranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, maka pindahkan klem sampai berjarak sekitar 5 – 10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat, maka
- Injeksi ulang oksitosin 10 IU IM
- Lakukan kateterisasi apabila vesica urinaria penuh
- Minta keluarga untuk mempersiapkan rujukan
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
- Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir atau jika terjadi
pendarahan, maka segera lakukan plasenta manual
6. 37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan
putar plasenta sampai selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan letakkan plasenta pada
tempat yang sudah disediakan
Jika selaput ketuban robek, maka gunakan sarung tangan steril untuk eksplorasi sisa
selaput ketuban kemudian gunakan jari tangan atau klem steril untuk mengeluarkan
bagian yang tertinggal
Masase Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus dengan meletakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut
sampai uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan apabila uterus tidak berkontraksi setelah masase
selama 15 detik
Menilai Pendarahan
39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang melekat pada ibu maupun janin. Pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan apabila
laserasi menyebabkan pendarahan
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan per vaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai handscoen ke dalam larutan klorin 0,5% dan bilas
dengan air DTT kemudian keringkan dengan tissue atau handuk yang bersih dan kering
Melakukan Asuhan Pasca Persalinan
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta vesica urinaria kosong
44. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Periksa nadi ibu dan pastikan bahwa kondisi umumnya baik
47. Pantau kondisi bayi dan pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40 – 60 kali/menit)
Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau terdapat retraksi dinding dada, maka segera
resusitasi dan rujuk ke rumah sakit
Jika bayi bernapas terlalu cepat, maka segera rujuk
Jika kaki teraba dingin, maka pastikan bahwa suhu ruangan hangat. Kembalikan bayi ke
ibu untuk melalukan kontak kulit dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut
Kebersihan dan Keamanan
7. 48. Letakkan semua alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi. Cuci dan bilas alat setelah dekontaminasi
49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah medis
50. Bersihkan ibu menggunakan air DDT. Bersihkan sisa air ketuban, lendir, dan darah. Bantu
ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Sarankan keluarga untuk
memberikan makanan dan minuman yang diinginkan
52. Dekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan handscoen kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan dalam kondisi terbalik,
kemudian rendam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk penatalaksanaan bayi baru lahir
56. Dalam waktu 1 jam, beri salep mata antibiotik profilaksis. Suntikkan vitamin K1 1 mg IM di
bagian anterolateral paha kiri. Setelah itu lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pantau
setiap 15 menit untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40 – 60 kali/menit) dan
suhu tubuh normal (36,5 – 37,50C)
57. Satu jam setelah injeksi vitamin K1, suntikkan imunisasi hepatitis B di bagian anterolateral
paha kanan. Letakkan bayi dalam jangkauan ibu sehingga sewaktu – waktu dapat menyusu
58. Lepaskan handscoen dalam kondisi terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk yang bersih dan kering
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala IV