SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
Persalinan Normal
SYARAT PERSALINAN NORMAL
• Umur kehamilan cukup bulan (aterm), yaitu 37 – 40 minggu
• Persalinan pervaginam, lahir spontan dengan tenaga ibu sendiri
• Letak janin memanjang, presentasi belakang kepala
– Ubun – ubun kecil di depan arah jam 12
• Berlangsung tidak lebih dari 18 jam sejak kala I
• Tidak terdapat komplikasi pada ibu atau janin
• Janin tunggal, hidup, tanpa kelainan kongenital
– Berat janin ≥ 2500 – < 4000 gram
JENIS PERSALINAN
• Persalinan premature
– Umur kehamilan 20 – 28 minggu
– Berat janin 500 – 1000 gram
• Persalinan preterm
– Umur kehamilan 28 – 37 minggu
– Berat janin 1000 – 2500 gram
• Persalinan aterm (normal)
– Umur kehamilan 37 – 40 minggu
– Berat janin 2500 – 4000 gram
• Persalinan post-term (serotinus)
– Umur kehamilan > 40 minggu
• Abortus
– Umur kehamilan < 20 minggu
– Berat janin < 500 gram
FASE PERSALINAN
• Kala I
– Fase laten : Pembukaan serviks 1 – 3 cm sekitar 8 jam
– Fase aktif : Pembukaan serviks 4 – 10 cm, sekitar 6 jam
• Kala II : Pembukaan lengkap sampai bayi lahir
– 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida
• Kala III : Segera setelah bayi lahir sampai placenta lahir lengkap
– Sekitar 30 menit
• Kala IV : Segera setelah placenta lahir sampai 2 jam post partum
TANDA DAN GEJALA IN PARTU
• Ibu hamil dinyatakan dalam persalinan apabila terdapat tanda dan
gejala in partu :
– His 2 – 3 kali dalam 10 menit
– Keluar lender darah (bloody show) dari vagina
– Penipisan dan pembukaan serviks
KALA I
• Fase laten (8 jam)
– Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
– Pembukaan 1 – 3 cm
• Fase aktif (6 jam)
– Frekuensi dan lama kontraksi meningkat, dianggap adekuat
apabila terjadi ≥ 3 kali dalam 10 menit selama ≥ 40 detik
– Pembukaan 3 – 10 cm dengan kecepatan rata – rata 1 cm/jam
pada primigravida dan 1 – 2 cm/jam pada multipara
– Terjadi penurunan bagian terbawah janin
KURVA FRIEDMAN
• Fase laten
– Pembukaan 1 – 3 cm terjadi selama 8 jam
• Fase aktif
– Fase akselerasi : Pembukaan 3 – 4 cm terjadi selama 2 jam
– Fase dilatasi maksimal / maximum slope : Pembukaan 4 – 9 cm
terjadi selama 2 jam
– Fase deselerasi : Pembukaan 9 – 10 cm terjadi selama 2 jam
PENURUNAN KEPALA JANIN
• Nulipara
– Kepala janin sudah masuk ke PAP sebelum persalinan
– Penurunan kepala lebih lanjut tidak akan terjadi sampai awal
persalinan  Dimulai sejak fase dilatasi maksimal
• Multipara
– Kepala janin belum masuk PAP sebelum persalinan
– Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I
MOLASE / MOULDING
• Merupakan penyusupan tulang kepala janin
– Menunjukkan kemampuan kepala untuk menyesuaikan dengan
bagian keras panggul
– Jika saling overlap, maka kemungkinan kepala tidak dapat
berakomodasi atau terdapat disproporsi kepala-panggul
• Interpretasi
– 0 : Tidak terdapat molase, sutura mudah dipalpasi
– 1 : Tulang hanya saling bersentuhan
– 2 : Tulang saling overlap tetapi dapat dipisahkan
– 3 : Tulang saling overlap dan tidak dapat dipisahkan
SEGMEN ATAS DAN BAWAH RAHIM
Segmen Atas Rahim (SAR) Segmen Bawah Rahim (SBR)
Asal Corpus uteri Isthmus uteri
Sifat kontraksi Aktif Pasif
Konsistensi Kencang atau keras Lemah atau lunak
Ketebalan Semakin lama semakin tebal Semakin lama semakin tipis
• SAR berkontraksi  Retraksi  Mendorong janin keluar
• Sebagai respons terhadap kontraksi SAR, SBR semakin lunak dan
melebar  Membentuk saluran muscular yang tipis  Janin
dapat menonjol keluar
• Retraksi myometrium
– Myometrium pada SAR tidak berelaksasi kembali ke panjang
awal setelah kontraksi tetapi menjadi lebih pendek pada
kontraksi selanjutnya
• Batas antara SAR dengan SBR ditandai oleh lingkaran di
permukaan uterus yang disebut cincin retraksi fisiologis
– Jika SBR terlalu tipis misalnya pada partus lama, maka cincin
retraksi menjadi sangat menonjol yang disebut cincin retraksi
patologis (Bandl ring)
KONTRAKSI ASLI DAN PALSU
Kontraksi Asli Kontraksi Palsu
Ritme Teratur Tidak teratur
Interval Semakin lama semakin sering Tetap sama
Intensitas Semakin lama semakin kuat Tetap sama
Lokasi nyeri Punggung dan perut Perut bagian bawah
Efek analgesik Nyeri tidak hilang Nyeri dapat hilang
Perubahan posisi Kontraksi tidak hilang Kontraksi dapat hilang
Perubahan serviks Pembukaan dan effacement Tidak berubah
PENDATARAN DAN DILATASI SERVIKS
• Pendataran serviks / effacement / obliterasi
– Pemendekan canalis serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi
muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas
– Ostium internum ditarik ke atas menuju SBR sedangkan ostium
externum tidak berubah
– Menyebabkan ekspulsi mucoid plug
• Pembukaan / dilatasi serviks
– Disebabkan oleh kontraksi uterus yang meningkatkan tekanan
hidrostatik pada selaput ketuban
– Jika selaput ketuban sudah pecah, maka bagian terbawah janin
meneruskan tekanan terhadap serviks dan SBR
• Primigravida
– Serviks masih panjang dan belum lebar
– Effacement terjadi lebih awal daripada pembukaan  Serviks
baru membuka setelah effacement lengkap
• Multigravida
– Serviks masih panjang tetapi sudah lebar
– Effacement terjadi bersama dengan pembukaan
MONITORING DAN INTERVENSI
Fase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Denyut nadi Setiap 30 – 60 menit Setiap 30 – 60 menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
His
• Setiap 1 jam
• Minimal 1 – 2 kali/jam
selama 20 detik
• Setiap 30 menit
• Minimal 3 – 4 kali/10’
selama 30 – 40 detik
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan kepala Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Warna cairan ketuban Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Catat di partograf
Kemajuan Tanda dan Gejala Keterangan
Persalinan
• His tidak progresif teratur
• Kecepatan pembukaan
serviks < 1 cm/jam
• Serviks tidak dipenuhi oleh
bagian bawah janin
Lakukan tata laksana persalinan
lama / memanjang
Kondisi ibu
• Denyut nadi meningkat
• Tekanan darah menurun
• Terdapat aseton pada urine
• Mungkin dehidrasi atau nyeri
• Nilai pendarahan
• Curiga asupan nutrisi kurang
• Beri infus dekstrosa jika perlu
Kondisi janin
• DJJ < 120 atau > 160
• Posisi selain occiput anterior
dengan fleksi sempurna
• Curiga gawat janin
• Lakukan tata laksana
malposisi / malpresentasi
KALA II
INITIATION OF LABOR
• Development of fetus is complete  Activation of fetal
hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPA)  Secretion of cortisol
by fetal adrenal cortex  Increase estrogen-progesterone ratio
– Estrogen increase uterus contractility whereas progesterone
decrease it
– Estrogen also increase the sensitivity of uterus to oxytocin
• Estrogen stimulate local production of PGE2 and PGF2-
– PGF2- : Increase oxytocin receptors and thereby promote
uterine contraction  Fetal descend
– PGE2 : Promote cervical ripening
TANDA DAN GEJALA
• His terjadi 4 – 5 kali dalam 10 menit selama 40 – 50 detik
• Dorongan untuk meneran, tekanan pada anus (Doran Teknus)
• Vulva dan anus membuka, perineum menonjol (Vulka Perjol)
• Pemeriksaan dalam
– Pembukaan lengkap (10 cm)
– Kepala berada di bidang Hodge III
– Ubun – ubun kecil di kiri atau kanan atas
– Selaput ketuban masih lengkap atau sudah pecah
• Terjadi 1 jam pada primipara dan 30 menit pada multipara
ENGAGEMENT
• Diameter biparietal melewati PAP
– Primigravida : Terjadi pada minggu terakhir kehamilan
– Multigravida : Terjadi pada awal persalinan
• Kepala masuk ke PAP melalui diameter transversa atau diameter
oblique pelvis dengan gerakan
– Asinklitismus anterior
– Asinklitismus posterior
– Sinklitismus normal
• Asinklitismus anterior : Sumbu kepala membentuk sudut
lancip ke depan dengan PAP
• Asinklitismus posterior : Sumbu kepala membentuk sudut
tumpul ke depan dengan PAP
• Sinklitismus normal : Sumbu kepala tegak lurus dengan PAP
DESCENSUS
• Pada multipara selalu diawali dengan engagement
• Gerakan descensus disebabkan oleh
– Tekanan hidrostatik air ketuban
– Tekanan fundus pada bokong janin
– Kontraksi otot dinding abdomen
– Tubuh janin yang semakin kuat dan tegak
FLEKSI
• Disebabkan oleh descensus yang terhambat oleh jalan lahir
• Leher fleksi maksimal sehingga dagu janin mendekati atau
menempel pada dada
– Occiput mencapai dasar panggul pertama kali
• Diameter occipito-frontalis (12 cm) berubah menjadi diameter
suboccipito-bregmatic (9cm)
PUTARAN PAKSI DALAM
• Occiput berputar 450 ke anterior menuju ke arah simfisis (jam 12)
– Disebabkan oleh his dan elastisitas diafragma pelvis
• Terjadi saat atau beberapa saat setelah bagian terendah janin
mencapai diafragma pelvis
EKSTENSI
• Terjadi setelah kepala mencapai diafragma pelvis dan occiput
terletak di bawah simfisis
– Subocciput berperan sebagai hipomoclion (sumbu putar)
• Pada setiap his, vulva semakin membuka dan kepala janin
semakin tampak
– Dengan kekuatan his dan mengejan, maka akan keluar secara
berurutan bregma, dahi, hidung, mulut, dagu
PUTARAN PAKSI LUAR
• Kepala janin berputar 450 ke arah luar
– Kembali ke posisi sebelum putaran paksi dalam
– Untuk menyesuaikan posisi kepala dengan punggung bayi
• Pada awalnya, bahu melintasi PAP dalam kondisi miring
– Setelah putaran paksi luar, bahu berada dalam posisi depan
belakang  Diameter bisacromial masuk ke diameter
anteroposterior PBP
EKSPULSI
• Bahu depan dilahirkan terlebih dahulu dari bahu belakang
• Bagian tubuh yang lain segera keluar secara fleksi lateral
PERSIAPAN
• Melakukan teknik aseptic dan sterilisasi
– Memakai apron, mencuci tangan, memakai handscoen
• Membersihkan vulva dan perineum
• Memastikan pembukaan lengkap
• Memastikan kondisi janin dengan memeriksa DJJ
• Posisi ibu setengah duduk
– Lipatan sendi lutut berhubungan dengan lipatan siku
PROSEDUR PIMPINAN PERSALINAN
Mengejan saat
puncak his
Istirahat saat his
hilang
Vulva terbuka
dengan diameter
5 – 6 cm
Handuk di atas
perut dan di
bawah bokong
Terus mengejan
Tampak kepala
dengan diameter
5 – 6 cm (crown)
Subocciput di
bawah simfisis
Perasat Ritgen
Putaran paksi luar
secara spontan
PERASAT RITGEN
• Tangan atas
– Letakkan pada kepala bayi
– Tekan kepala ke bawah
– Mencegah defleksi yang
terlalu cepat
• Tangan bawah
– Letakkan pada perineum
menggunakan kain
– Tekan perineum ke atas
– Melindungi perineum
Putaran paksi luar
secara spontan
Memeriksa lilitan
tali pusar
Kepala ekstensi
lengkap
Bersihkan muka
bayi, paha, dan
perineum
Pegang kepala
secara biparietal
Gerakkan kepala
ke bawah-luar
Bahu depan /
bahu atas lahir
Gerakkan kepala
ke atas-luar
Bahu belakang /
bahu bawah lahir
LILITAN TALI PUSAT
• Jika lilitan di leher masih longgar, maka
selipkan tali pusat melewati bagian atas
kepala bayi
• Jika lilitan terlalu ketat, maka klem tali
pusat pada 2 titik kemudian gunting di
antara keduanya
Kedua bahu lahir
Pindahkan tangan
yang di atas ke
bahu bawah
Pindahkan tangan
yang di bawah ke
bahu atas
Tangan yang di
bawh menyangga
bahu bawah
Tangan yang di
atas menelusuri
punggung-kaki
Letakkan jari
telunjuk di antara
kedua kaki
Letakkan bayi di
atas perut ibu
Penilaian selintas
tanda asfiksia
Manajemen bayi
baru lahir
EPISIOTOMI
• Insisi pada vagina dan perineum untuk mencegah rupture
• Prinsip
– Mencegah kerusakan karena daya regang yang melebihi
kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan
• Indikasi
– Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan
– Perineum yang kaku, misalnya pada primipara atau terdapat
jaringan parut pada vagina dan perineum
– Penyulit persalinan pervaginam : Malpresentasi, ekstraksi
vakum, forceps, macrosomia, distosia bahu
Teknik episiotomi…
Medial Mediolateral
Teknik insisi
Ujung bawah introitus
vagina sampai tepi atas
m. sphincter ani
Introitus vagina menuju
ke belakang dan samping
sekitar 4 cm
Surgical repair Mudah Lebih sulit
Nyeri setelah tindakan Minimal Sering
Hasil anatomi Sangat baik Kadang kurang baik
Kehilangan darah Sedikit Banyak
Dispareunia Jarang Sering
Rupture perineum Sering Jarang
Masukkan
lidokain 1% 5 ml
ke dalam spuit
Selipkan 2 jari
antara kepala dan
perineum
Tusuk jarum
tepat di bawah
kulit fourchetter
Arahkan jarum
450 ke kanan atau
kiri perineum
Anestesi infiltrasi
Selipkan 2 jari
antara kepala dan
perineum
His muncul dan
perineum
menipis
Selipkan gunting
di antara 2 jari
Gunting
perineum mulai
dari fourchette
KALA III
• Periode kritis untuk mencegah pendarahan post partum
– Placenta terlepas tetapi tidak segera keluar  Pendarahan di
belakang placenta  Uterus tidak berkontaksi
• Manajemen aktif kala III
– Injeksi oksitosin 10 IU dalam 1 menit pertama setelah lahir
– Peregangan tali pusat terkendali
– Massage fundus uteri setelah placenta lahir
• Tujuan manajemen aktif kala III : Memperkuat kontraksi uterus
– Mempercepat kala III
– Mencegah pendarahan post partum
– Mengurangi jumlah darah yang hilang
INJEKSI OKSITOSIN
• Dilakukan dalam waktu 1 menit pertama setelah bayi lahir
• Injeksi oksitosin 10 U (1 ampul) IM pada sepertiga bagian atas
paha luar (m. rectus lateralis)
• Jika oksitosin tidak tersedia, maka lakukan
– Stimulasi putting susu atau minta ibu untuk menyusui segera
– Ergometrin 0,2 mg IM, tetapi tidak boleh diberikan pada pasien
preeklampsia, eclampsia, dan hipertensi
KLEM TALI PUSAT
2 menit setelah
bayi lahir
Klem tali pusat
sekitar 3 cm dari
umbilicus bayi
Dorong isi tali
pusat ke arah ibu
Klem tali pusat
sekitar 2 cm dari
klem pertama
Angkat tali pusat
yang diklem
Gunting tali pusat
di antara 2 klem
Ikat tali pusat
dengan benang
pada satu sisi
Lingkarkan
benang ke sisi
yang berlawanan
Ikat dengan
simpul kunci
PEREGANGAN TALI PUSAT
Pindahkan klem
sekitar 5 – 10 cm
dari vulva
Satu tangan pada
klem, satu tangan
di atas perut
Tegangkan tali
pusat ke bawah
saat his muncul
Dorong uterus ke
dorso-cranial
Lakukan terus –
menerus sampai
plasenta lepas
Tali pusat
bertambah
panjang
Pindahkan klem
ke atas
Lakukan
peregangan
kembali
Placenta sudah
terpisah
Mengejan untuk
mendorong
placenta
Plasenta terlihat
di introitus vagina
Angkat tali pusat
ke atas
Plasenta keluar
Pegang plasenta
dengan kedua
tangan
Putar plasenta
sampai selaput
ketuban terpilin
Tarik lembut
selaput ketuban
Letakkan plasenta
pada wadah
PERASAT LEPASNYA
• Perasat Kustner
– Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri menekan
di atas simfisis
– Belum lepas : Tali pusat masuk kembali ke dalam vagina
– Sudah lepas : Tali pusat tidak masuk kembali ke vagina
• Perasat Strassman
– Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri mengetok
fundus uteri
– Belum lepas : Terasa getaran
– Sudah lepas : Tidak terasa getaran
• Perasat Klein
– Pasien diminta mengejan beberapa saat kemudian berhenti
– Belum lepas : Tali pusat tidak bertambah panjang
– Sudah lepas : Tali pusat bertambah panjang dan tidak masuk
kembali saat berhenti mengejan
TANDA LEPASNYA PLASENTA
• Tanda Ahfeld
– Tali pusat menjulur lebih panjang
• Uterus menjadi berbentuk segitiga atau piriformis
• Fundus terletak di atas umbilicus
• Pancaran darah yang mendadak dan singkat pervaginam
• Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
– Injeksi ulang oksitosin 10 unit IM
– Pasang kateter apabila vesical urinaria penuh
– Minta keluarga untuk mempersiapkan rujukan
– Ulangi peregangan tali pusat 15 menit berikutnya
• Jika placenta tidak lahir dalam waktu 30 menit, maka segera rujuk
• Jika terjadi pendarahan sebelum plasenta lahir, maka segera
lakukan manual placenta
• Jika setelah manual placenta masih terjadi pendarahan, maka
lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta
– Injeksi oksitosin 10 unit IM atau misoprostol per oral
– Hentikan kompresi setelah muncul his berikutnya dan
pendarahan berhenti
PEMERIKSAAN PLASENTA
• Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan gerakan melingkar sampai muncul his
• Periksa plasenta pars maternalis untuk memastikan tidak terdapat
bagian yang tertinggal
• Periksa plasenta pars fetalis untuk memastikan tidak terdapat
lobus tambahan (plasenta succenturiata)
• Evaluasi selaput ketuban
– Jika selaput ketuban robek, maka lakukan eksplorasi plasenta
untuk mengeluarkan bagian yang tertinggal
RUPTURE PERINEUM
• Grade I : Kulit perineum dan mucosa vagina
• Grade II : Otot perineum tanpa m. sphincter ani
• Grade III : M. sphincter ani
– Grade IIIA : < 50% m. sphincter ani externum
– Grade IIIB : > 50% m. sphincter ani externum
– Grade IIIC : M. sphincter ani internum
• Grade IV : Mucosa anorectal
REPAIR PERINEUM
• Persiapan
– Injeksi lidokain di bawah mucosa vagina, di bawah kulit
perineum dann otot perineum
– Benang absorbale dengan catgut nomor 2/0
• Rupture grade I : Tidak perlu dijahit
• Rupture grade III dan IV : Rujuk
• Rupture grade II
– Jahit mukosa : Jahit jelujur 1 cm di atas puncak luka vagina
sampai batas vagina
– Jahit otot : Lanjutkan jahit jelujur pada otot perineum sampai
ujung luka pada perineum
– Jahit kulit : Jahit subkutikular kembali ke batas vagina
– Jika pendarahan masih terjadi, maka berikan misoprostol 1000
mcg per rektal atau asam traneksamat 1000 mg IV bolus
KALA IV
PEMANTAUAN IBU
• Selama 2 jam post partum
– Pantau tekanan darah, denyut nadi, tinggi fundus, kandung
kemih, dan pendarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama
dan setiap 30 menit selama 1 jam berikutnya
– Masase uterus untuk meningkatkan kontraksi
– Pantau suhu tubuh setiap jam
• Jika setelah 2 jam kondisi ibu stabil, maka dapat dipasang
pembalut dan celana dalam
PEMANTAUAN BAYI
Apakah bayi
menangis kuat ?
Nilai skor APGAR
dan lakukan
resusitasi
Keringkan dan
bungkus bayi
Letakkan bayi di
atas dada atau
perut ibu
Inisiasi menyusu
dini selama 1 jam
Timbang dan
ukur bayi
Salep atau tetes
mata profilaksis
Injeksi vitamin K1
1 mg IM di paha
kiri bayi
Vaksinasi HBV di
paha kanan bayi
• 7 – 10 : Tidak perlu resusitasi
• 4 – 6 : Asfiksia ringan; VTP, suction
• 0 – 3 : Asfiksia berat ; Intubasi, VTP, kompresi dada
RESUSITASI NEONATUS
• Menangis, tonus otot baik
– Keringkan
– Hangatkan
– Observasi pernapasan
• Tidak menangis atau tonus
otot lemah
– Atur posisi kepala
– Bersihkan jalan napas
– Keringkan
– Hangatkan
• Jika berat bayi saat lahir  1500, maka dibungkus dengan plastic
bening kecuali pada bagian wajah kemudian dipasang topi
– Tanpa dikeringkan
Persalinan Normal
Persalinan Normal

More Related Content

What's hot

Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fharry christama
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptTaufik Tias
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinanJoni Iswanto
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsangMariaBjr
 
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasiPpt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasisri wahyuni
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisharry christama
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV PersalinanIndah Widi
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumDokter Tekno
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminensandikabudiarto
 

What's hot (20)

Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan11c perdarahan pascapersalinan
11c perdarahan pascapersalinan
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
 
Prolaps
ProlapsProlaps
Prolaps
 
Distosia Bahu final
Distosia Bahu finalDistosia Bahu final
Distosia Bahu final
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasiPpt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasi
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
VAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEPVAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEP
 
Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik tergangguKehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terganggu
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
 

Similar to Persalinan Normal

konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptxopricelxofficial
 
3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiran3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiranSupriadi Juvenil
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAmalia Senja
 
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinanKonsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinanYohanes Dedio
 
asuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.pptasuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.pptdwikurnia39
 
Diagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanDiagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanEvan Permana
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinanfikri asyura
 
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdfKONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdfnurhasanah941864
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Muhammad Amin
 
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdfMATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdfpitadewii
 
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdfEssensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdfIntanAuliannisa
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptAdriansyahDS
 
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG ) refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )Dea Noviana
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normalelisa novi
 
10. teori-persalinan.ppt
10. teori-persalinan.ppt10. teori-persalinan.ppt
10. teori-persalinan.pptjofrilazmi2
 
PPT PERSALINAN.pptx
PPT PERSALINAN.pptxPPT PERSALINAN.pptx
PPT PERSALINAN.pptxAinun1988
 
Intranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan MaternitasIntranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan MaternitasFransiska Oktafiani
 

Similar to Persalinan Normal (20)

5. Konsep Askep Intranatal.pptx
5. Konsep Askep Intranatal.pptx5. Konsep Askep Intranatal.pptx
5. Konsep Askep Intranatal.pptx
 
konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptx
 
3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiran3 ilmu reproduksi kelahiran
3 ilmu reproduksi kelahiran
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatal
 
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinanKonsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
 
asuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.pptasuhan persalinan kala 1.ppt
asuhan persalinan kala 1.ppt
 
FISIOLOGI PERSALINAN
FISIOLOGI PERSALINANFISIOLOGI PERSALINAN
FISIOLOGI PERSALINAN
 
Diagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanDiagnosis Kehamilan
Diagnosis Kehamilan
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan
 
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdfKONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
KONSEP PERSALINAN BBL 2022.pdf
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)
 
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdfMATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
MATERI 1 KONSEP DASAR PERSALINAN .pdf
 
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdfEssensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
 
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG ) refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Partus normal
Partus normalPartus normal
Partus normal
 
10. teori-persalinan.ppt
10. teori-persalinan.ppt10. teori-persalinan.ppt
10. teori-persalinan.ppt
 
PPT PERSALINAN.pptx
PPT PERSALINAN.pptxPPT PERSALINAN.pptx
PPT PERSALINAN.pptx
 
Intranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan MaternitasIntranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan Maternitas
 

More from Evan Permana

Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumEvan Permana
 
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriPemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriEvan Permana
 
Pelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalPelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalEvan Permana
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalEvan Permana
 
Anatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirAnatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirEvan Permana
 
Pendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaPendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaEvan Permana
 
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaPendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaEvan Permana
 
HIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanHIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanEvan Permana
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanEvan Permana
 
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumHiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumEvan Permana
 
Persalinan Patologis
Persalinan PatologisPersalinan Patologis
Persalinan PatologisEvan Permana
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumEvan Permana
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanEvan Permana
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamEvan Permana
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiEvan Permana
 
Forensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiForensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiEvan Permana
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriEvan Permana
 
Antibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis ProteinAntibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis ProteinEvan Permana
 
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding SelAntibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding SelEvan Permana
 

More from Evan Permana (20)

Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak Ovarium
 
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriPemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Obstetri
 
Pelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalPelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal
 
Faktor persalinan
Faktor persalinanFaktor persalinan
Faktor persalinan
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
 
Anatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirAnatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan Lahir
 
Pendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaPendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan Tua
 
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaPendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan Muda
 
HIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanHIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada Kehamilan
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada Kehamilan
 
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumHiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum
 
Persalinan Patologis
Persalinan PatologisPersalinan Patologis
Persalinan Patologis
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air Ketuban
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - Traumatologi
 
Forensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiForensik - Thanatologi
Forensik - Thanatologi
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
 
Antibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis ProteinAntibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
Antibiotik - Inhibitor Sintesis Protein
 
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding SelAntibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
Antibiotik - Golongan Inhibitor Sintesis Dinding Sel
 

Recently uploaded

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 

Persalinan Normal

  • 2. SYARAT PERSALINAN NORMAL • Umur kehamilan cukup bulan (aterm), yaitu 37 – 40 minggu • Persalinan pervaginam, lahir spontan dengan tenaga ibu sendiri • Letak janin memanjang, presentasi belakang kepala – Ubun – ubun kecil di depan arah jam 12 • Berlangsung tidak lebih dari 18 jam sejak kala I • Tidak terdapat komplikasi pada ibu atau janin • Janin tunggal, hidup, tanpa kelainan kongenital – Berat janin ≥ 2500 – < 4000 gram
  • 3. JENIS PERSALINAN • Persalinan premature – Umur kehamilan 20 – 28 minggu – Berat janin 500 – 1000 gram • Persalinan preterm – Umur kehamilan 28 – 37 minggu – Berat janin 1000 – 2500 gram • Persalinan aterm (normal) – Umur kehamilan 37 – 40 minggu – Berat janin 2500 – 4000 gram
  • 4. • Persalinan post-term (serotinus) – Umur kehamilan > 40 minggu • Abortus – Umur kehamilan < 20 minggu – Berat janin < 500 gram
  • 5. FASE PERSALINAN • Kala I – Fase laten : Pembukaan serviks 1 – 3 cm sekitar 8 jam – Fase aktif : Pembukaan serviks 4 – 10 cm, sekitar 6 jam • Kala II : Pembukaan lengkap sampai bayi lahir – 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida • Kala III : Segera setelah bayi lahir sampai placenta lahir lengkap – Sekitar 30 menit • Kala IV : Segera setelah placenta lahir sampai 2 jam post partum
  • 6. TANDA DAN GEJALA IN PARTU • Ibu hamil dinyatakan dalam persalinan apabila terdapat tanda dan gejala in partu : – His 2 – 3 kali dalam 10 menit – Keluar lender darah (bloody show) dari vagina – Penipisan dan pembukaan serviks
  • 8. • Fase laten (8 jam) – Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap – Pembukaan 1 – 3 cm • Fase aktif (6 jam) – Frekuensi dan lama kontraksi meningkat, dianggap adekuat apabila terjadi ≥ 3 kali dalam 10 menit selama ≥ 40 detik – Pembukaan 3 – 10 cm dengan kecepatan rata – rata 1 cm/jam pada primigravida dan 1 – 2 cm/jam pada multipara – Terjadi penurunan bagian terbawah janin
  • 9. KURVA FRIEDMAN • Fase laten – Pembukaan 1 – 3 cm terjadi selama 8 jam • Fase aktif – Fase akselerasi : Pembukaan 3 – 4 cm terjadi selama 2 jam – Fase dilatasi maksimal / maximum slope : Pembukaan 4 – 9 cm terjadi selama 2 jam – Fase deselerasi : Pembukaan 9 – 10 cm terjadi selama 2 jam
  • 10.
  • 12. • Nulipara – Kepala janin sudah masuk ke PAP sebelum persalinan – Penurunan kepala lebih lanjut tidak akan terjadi sampai awal persalinan  Dimulai sejak fase dilatasi maksimal • Multipara – Kepala janin belum masuk PAP sebelum persalinan – Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I
  • 13.
  • 14. MOLASE / MOULDING • Merupakan penyusupan tulang kepala janin – Menunjukkan kemampuan kepala untuk menyesuaikan dengan bagian keras panggul – Jika saling overlap, maka kemungkinan kepala tidak dapat berakomodasi atau terdapat disproporsi kepala-panggul • Interpretasi – 0 : Tidak terdapat molase, sutura mudah dipalpasi – 1 : Tulang hanya saling bersentuhan – 2 : Tulang saling overlap tetapi dapat dipisahkan – 3 : Tulang saling overlap dan tidak dapat dipisahkan
  • 15. SEGMEN ATAS DAN BAWAH RAHIM Segmen Atas Rahim (SAR) Segmen Bawah Rahim (SBR) Asal Corpus uteri Isthmus uteri Sifat kontraksi Aktif Pasif Konsistensi Kencang atau keras Lemah atau lunak Ketebalan Semakin lama semakin tebal Semakin lama semakin tipis • SAR berkontraksi  Retraksi  Mendorong janin keluar • Sebagai respons terhadap kontraksi SAR, SBR semakin lunak dan melebar  Membentuk saluran muscular yang tipis  Janin dapat menonjol keluar
  • 16.
  • 17. • Retraksi myometrium – Myometrium pada SAR tidak berelaksasi kembali ke panjang awal setelah kontraksi tetapi menjadi lebih pendek pada kontraksi selanjutnya • Batas antara SAR dengan SBR ditandai oleh lingkaran di permukaan uterus yang disebut cincin retraksi fisiologis – Jika SBR terlalu tipis misalnya pada partus lama, maka cincin retraksi menjadi sangat menonjol yang disebut cincin retraksi patologis (Bandl ring)
  • 18.
  • 19. KONTRAKSI ASLI DAN PALSU Kontraksi Asli Kontraksi Palsu Ritme Teratur Tidak teratur Interval Semakin lama semakin sering Tetap sama Intensitas Semakin lama semakin kuat Tetap sama Lokasi nyeri Punggung dan perut Perut bagian bawah Efek analgesik Nyeri tidak hilang Nyeri dapat hilang Perubahan posisi Kontraksi tidak hilang Kontraksi dapat hilang Perubahan serviks Pembukaan dan effacement Tidak berubah
  • 20. PENDATARAN DAN DILATASI SERVIKS • Pendataran serviks / effacement / obliterasi – Pemendekan canalis serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas – Ostium internum ditarik ke atas menuju SBR sedangkan ostium externum tidak berubah – Menyebabkan ekspulsi mucoid plug
  • 21. • Pembukaan / dilatasi serviks – Disebabkan oleh kontraksi uterus yang meningkatkan tekanan hidrostatik pada selaput ketuban – Jika selaput ketuban sudah pecah, maka bagian terbawah janin meneruskan tekanan terhadap serviks dan SBR
  • 22.
  • 23.
  • 24. • Primigravida – Serviks masih panjang dan belum lebar – Effacement terjadi lebih awal daripada pembukaan  Serviks baru membuka setelah effacement lengkap • Multigravida – Serviks masih panjang tetapi sudah lebar – Effacement terjadi bersama dengan pembukaan
  • 25.
  • 26. MONITORING DAN INTERVENSI Fase Laten Fase Aktif Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam Suhu Setiap 4 jam Setiap 2 jam Denyut nadi Setiap 30 – 60 menit Setiap 30 – 60 menit Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit His • Setiap 1 jam • Minimal 1 – 2 kali/jam selama 20 detik • Setiap 30 menit • Minimal 3 – 4 kali/10’ selama 30 – 40 detik Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam Penurunan kepala Setiap 4 jam Setiap 4 jam Warna cairan ketuban Setiap 4 jam Setiap 4 jam Catat di partograf
  • 27. Kemajuan Tanda dan Gejala Keterangan Persalinan • His tidak progresif teratur • Kecepatan pembukaan serviks < 1 cm/jam • Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin Lakukan tata laksana persalinan lama / memanjang Kondisi ibu • Denyut nadi meningkat • Tekanan darah menurun • Terdapat aseton pada urine • Mungkin dehidrasi atau nyeri • Nilai pendarahan • Curiga asupan nutrisi kurang • Beri infus dekstrosa jika perlu Kondisi janin • DJJ < 120 atau > 160 • Posisi selain occiput anterior dengan fleksi sempurna • Curiga gawat janin • Lakukan tata laksana malposisi / malpresentasi
  • 29. INITIATION OF LABOR • Development of fetus is complete  Activation of fetal hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPA)  Secretion of cortisol by fetal adrenal cortex  Increase estrogen-progesterone ratio – Estrogen increase uterus contractility whereas progesterone decrease it – Estrogen also increase the sensitivity of uterus to oxytocin • Estrogen stimulate local production of PGE2 and PGF2- – PGF2- : Increase oxytocin receptors and thereby promote uterine contraction  Fetal descend – PGE2 : Promote cervical ripening
  • 30.
  • 31.
  • 32. TANDA DAN GEJALA • His terjadi 4 – 5 kali dalam 10 menit selama 40 – 50 detik • Dorongan untuk meneran, tekanan pada anus (Doran Teknus) • Vulva dan anus membuka, perineum menonjol (Vulka Perjol) • Pemeriksaan dalam – Pembukaan lengkap (10 cm) – Kepala berada di bidang Hodge III – Ubun – ubun kecil di kiri atau kanan atas – Selaput ketuban masih lengkap atau sudah pecah • Terjadi 1 jam pada primipara dan 30 menit pada multipara
  • 33.
  • 34.
  • 35. ENGAGEMENT • Diameter biparietal melewati PAP – Primigravida : Terjadi pada minggu terakhir kehamilan – Multigravida : Terjadi pada awal persalinan • Kepala masuk ke PAP melalui diameter transversa atau diameter oblique pelvis dengan gerakan – Asinklitismus anterior – Asinklitismus posterior – Sinklitismus normal
  • 36. • Asinklitismus anterior : Sumbu kepala membentuk sudut lancip ke depan dengan PAP • Asinklitismus posterior : Sumbu kepala membentuk sudut tumpul ke depan dengan PAP • Sinklitismus normal : Sumbu kepala tegak lurus dengan PAP
  • 37. DESCENSUS • Pada multipara selalu diawali dengan engagement • Gerakan descensus disebabkan oleh – Tekanan hidrostatik air ketuban – Tekanan fundus pada bokong janin – Kontraksi otot dinding abdomen – Tubuh janin yang semakin kuat dan tegak
  • 38. FLEKSI • Disebabkan oleh descensus yang terhambat oleh jalan lahir • Leher fleksi maksimal sehingga dagu janin mendekati atau menempel pada dada – Occiput mencapai dasar panggul pertama kali • Diameter occipito-frontalis (12 cm) berubah menjadi diameter suboccipito-bregmatic (9cm)
  • 39.
  • 40. PUTARAN PAKSI DALAM • Occiput berputar 450 ke anterior menuju ke arah simfisis (jam 12) – Disebabkan oleh his dan elastisitas diafragma pelvis • Terjadi saat atau beberapa saat setelah bagian terendah janin mencapai diafragma pelvis
  • 41.
  • 42. EKSTENSI • Terjadi setelah kepala mencapai diafragma pelvis dan occiput terletak di bawah simfisis – Subocciput berperan sebagai hipomoclion (sumbu putar) • Pada setiap his, vulva semakin membuka dan kepala janin semakin tampak – Dengan kekuatan his dan mengejan, maka akan keluar secara berurutan bregma, dahi, hidung, mulut, dagu
  • 43. PUTARAN PAKSI LUAR • Kepala janin berputar 450 ke arah luar – Kembali ke posisi sebelum putaran paksi dalam – Untuk menyesuaikan posisi kepala dengan punggung bayi • Pada awalnya, bahu melintasi PAP dalam kondisi miring – Setelah putaran paksi luar, bahu berada dalam posisi depan belakang  Diameter bisacromial masuk ke diameter anteroposterior PBP
  • 44. EKSPULSI • Bahu depan dilahirkan terlebih dahulu dari bahu belakang • Bagian tubuh yang lain segera keluar secara fleksi lateral
  • 45. PERSIAPAN • Melakukan teknik aseptic dan sterilisasi – Memakai apron, mencuci tangan, memakai handscoen • Membersihkan vulva dan perineum • Memastikan pembukaan lengkap • Memastikan kondisi janin dengan memeriksa DJJ • Posisi ibu setengah duduk – Lipatan sendi lutut berhubungan dengan lipatan siku
  • 46. PROSEDUR PIMPINAN PERSALINAN Mengejan saat puncak his Istirahat saat his hilang Vulva terbuka dengan diameter 5 – 6 cm Handuk di atas perut dan di bawah bokong Terus mengejan Tampak kepala dengan diameter 5 – 6 cm (crown) Subocciput di bawah simfisis Perasat Ritgen Putaran paksi luar secara spontan
  • 47.
  • 48. PERASAT RITGEN • Tangan atas – Letakkan pada kepala bayi – Tekan kepala ke bawah – Mencegah defleksi yang terlalu cepat • Tangan bawah – Letakkan pada perineum menggunakan kain – Tekan perineum ke atas – Melindungi perineum
  • 49. Putaran paksi luar secara spontan Memeriksa lilitan tali pusar Kepala ekstensi lengkap Bersihkan muka bayi, paha, dan perineum Pegang kepala secara biparietal Gerakkan kepala ke bawah-luar Bahu depan / bahu atas lahir Gerakkan kepala ke atas-luar Bahu belakang / bahu bawah lahir
  • 50. LILITAN TALI PUSAT • Jika lilitan di leher masih longgar, maka selipkan tali pusat melewati bagian atas kepala bayi • Jika lilitan terlalu ketat, maka klem tali pusat pada 2 titik kemudian gunting di antara keduanya
  • 51. Kedua bahu lahir Pindahkan tangan yang di atas ke bahu bawah Pindahkan tangan yang di bawah ke bahu atas Tangan yang di bawh menyangga bahu bawah Tangan yang di atas menelusuri punggung-kaki Letakkan jari telunjuk di antara kedua kaki Letakkan bayi di atas perut ibu Penilaian selintas tanda asfiksia Manajemen bayi baru lahir
  • 52.
  • 53. EPISIOTOMI • Insisi pada vagina dan perineum untuk mencegah rupture • Prinsip – Mencegah kerusakan karena daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan • Indikasi – Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan – Perineum yang kaku, misalnya pada primipara atau terdapat jaringan parut pada vagina dan perineum – Penyulit persalinan pervaginam : Malpresentasi, ekstraksi vakum, forceps, macrosomia, distosia bahu
  • 54. Teknik episiotomi… Medial Mediolateral Teknik insisi Ujung bawah introitus vagina sampai tepi atas m. sphincter ani Introitus vagina menuju ke belakang dan samping sekitar 4 cm Surgical repair Mudah Lebih sulit Nyeri setelah tindakan Minimal Sering Hasil anatomi Sangat baik Kadang kurang baik Kehilangan darah Sedikit Banyak Dispareunia Jarang Sering Rupture perineum Sering Jarang
  • 55. Masukkan lidokain 1% 5 ml ke dalam spuit Selipkan 2 jari antara kepala dan perineum Tusuk jarum tepat di bawah kulit fourchetter Arahkan jarum 450 ke kanan atau kiri perineum Anestesi infiltrasi Selipkan 2 jari antara kepala dan perineum His muncul dan perineum menipis Selipkan gunting di antara 2 jari Gunting perineum mulai dari fourchette
  • 56.
  • 58. • Periode kritis untuk mencegah pendarahan post partum – Placenta terlepas tetapi tidak segera keluar  Pendarahan di belakang placenta  Uterus tidak berkontaksi • Manajemen aktif kala III – Injeksi oksitosin 10 IU dalam 1 menit pertama setelah lahir – Peregangan tali pusat terkendali – Massage fundus uteri setelah placenta lahir
  • 59. • Tujuan manajemen aktif kala III : Memperkuat kontraksi uterus – Mempercepat kala III – Mencegah pendarahan post partum – Mengurangi jumlah darah yang hilang
  • 60. INJEKSI OKSITOSIN • Dilakukan dalam waktu 1 menit pertama setelah bayi lahir • Injeksi oksitosin 10 U (1 ampul) IM pada sepertiga bagian atas paha luar (m. rectus lateralis) • Jika oksitosin tidak tersedia, maka lakukan – Stimulasi putting susu atau minta ibu untuk menyusui segera – Ergometrin 0,2 mg IM, tetapi tidak boleh diberikan pada pasien preeklampsia, eclampsia, dan hipertensi
  • 61. KLEM TALI PUSAT 2 menit setelah bayi lahir Klem tali pusat sekitar 3 cm dari umbilicus bayi Dorong isi tali pusat ke arah ibu Klem tali pusat sekitar 2 cm dari klem pertama Angkat tali pusat yang diklem Gunting tali pusat di antara 2 klem Ikat tali pusat dengan benang pada satu sisi Lingkarkan benang ke sisi yang berlawanan Ikat dengan simpul kunci
  • 62. PEREGANGAN TALI PUSAT Pindahkan klem sekitar 5 – 10 cm dari vulva Satu tangan pada klem, satu tangan di atas perut Tegangkan tali pusat ke bawah saat his muncul Dorong uterus ke dorso-cranial Lakukan terus – menerus sampai plasenta lepas Tali pusat bertambah panjang Pindahkan klem ke atas Lakukan peregangan kembali
  • 63.
  • 64. Placenta sudah terpisah Mengejan untuk mendorong placenta Plasenta terlihat di introitus vagina Angkat tali pusat ke atas Plasenta keluar Pegang plasenta dengan kedua tangan Putar plasenta sampai selaput ketuban terpilin Tarik lembut selaput ketuban Letakkan plasenta pada wadah
  • 65. PERASAT LEPASNYA • Perasat Kustner – Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri menekan di atas simfisis – Belum lepas : Tali pusat masuk kembali ke dalam vagina – Sudah lepas : Tali pusat tidak masuk kembali ke vagina • Perasat Strassman – Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri mengetok fundus uteri – Belum lepas : Terasa getaran – Sudah lepas : Tidak terasa getaran
  • 66. • Perasat Klein – Pasien diminta mengejan beberapa saat kemudian berhenti – Belum lepas : Tali pusat tidak bertambah panjang – Sudah lepas : Tali pusat bertambah panjang dan tidak masuk kembali saat berhenti mengejan
  • 67. TANDA LEPASNYA PLASENTA • Tanda Ahfeld – Tali pusat menjulur lebih panjang • Uterus menjadi berbentuk segitiga atau piriformis • Fundus terletak di atas umbilicus • Pancaran darah yang mendadak dan singkat pervaginam
  • 68. • Jika placenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat – Injeksi ulang oksitosin 10 unit IM – Pasang kateter apabila vesical urinaria penuh – Minta keluarga untuk mempersiapkan rujukan – Ulangi peregangan tali pusat 15 menit berikutnya • Jika placenta tidak lahir dalam waktu 30 menit, maka segera rujuk
  • 69. • Jika terjadi pendarahan sebelum plasenta lahir, maka segera lakukan manual placenta • Jika setelah manual placenta masih terjadi pendarahan, maka lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta – Injeksi oksitosin 10 unit IM atau misoprostol per oral – Hentikan kompresi setelah muncul his berikutnya dan pendarahan berhenti
  • 70. PEMERIKSAAN PLASENTA • Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus dengan gerakan melingkar sampai muncul his • Periksa plasenta pars maternalis untuk memastikan tidak terdapat bagian yang tertinggal • Periksa plasenta pars fetalis untuk memastikan tidak terdapat lobus tambahan (plasenta succenturiata) • Evaluasi selaput ketuban – Jika selaput ketuban robek, maka lakukan eksplorasi plasenta untuk mengeluarkan bagian yang tertinggal
  • 71. RUPTURE PERINEUM • Grade I : Kulit perineum dan mucosa vagina • Grade II : Otot perineum tanpa m. sphincter ani • Grade III : M. sphincter ani – Grade IIIA : < 50% m. sphincter ani externum – Grade IIIB : > 50% m. sphincter ani externum – Grade IIIC : M. sphincter ani internum • Grade IV : Mucosa anorectal
  • 72.
  • 73.
  • 74. REPAIR PERINEUM • Persiapan – Injeksi lidokain di bawah mucosa vagina, di bawah kulit perineum dann otot perineum – Benang absorbale dengan catgut nomor 2/0 • Rupture grade I : Tidak perlu dijahit • Rupture grade III dan IV : Rujuk
  • 75. • Rupture grade II – Jahit mukosa : Jahit jelujur 1 cm di atas puncak luka vagina sampai batas vagina – Jahit otot : Lanjutkan jahit jelujur pada otot perineum sampai ujung luka pada perineum – Jahit kulit : Jahit subkutikular kembali ke batas vagina – Jika pendarahan masih terjadi, maka berikan misoprostol 1000 mcg per rektal atau asam traneksamat 1000 mg IV bolus
  • 76.
  • 77.
  • 79. PEMANTAUAN IBU • Selama 2 jam post partum – Pantau tekanan darah, denyut nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan pendarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam berikutnya – Masase uterus untuk meningkatkan kontraksi – Pantau suhu tubuh setiap jam • Jika setelah 2 jam kondisi ibu stabil, maka dapat dipasang pembalut dan celana dalam
  • 80. PEMANTAUAN BAYI Apakah bayi menangis kuat ? Nilai skor APGAR dan lakukan resusitasi Keringkan dan bungkus bayi Letakkan bayi di atas dada atau perut ibu Inisiasi menyusu dini selama 1 jam Timbang dan ukur bayi Salep atau tetes mata profilaksis Injeksi vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bayi Vaksinasi HBV di paha kanan bayi
  • 81. • 7 – 10 : Tidak perlu resusitasi • 4 – 6 : Asfiksia ringan; VTP, suction • 0 – 3 : Asfiksia berat ; Intubasi, VTP, kompresi dada
  • 82. RESUSITASI NEONATUS • Menangis, tonus otot baik – Keringkan – Hangatkan – Observasi pernapasan • Tidak menangis atau tonus otot lemah – Atur posisi kepala – Bersihkan jalan napas – Keringkan – Hangatkan • Jika berat bayi saat lahir  1500, maka dibungkus dengan plastic bening kecuali pada bagian wajah kemudian dipasang topi – Tanpa dikeringkan

Editor's Notes

  1. Lebih tepat untuk nulipara
  2. Putaran paksi luar  Pegang secara biparietal  Gerakkan ke bawah untuk melahirkan bahu depan  Gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang  Sangga susur
  3. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap pada dada ibu Luruskan bahu sehingga bayi dapat menempel baik Usahakan kepala bayi di antara kedua payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu