Dokumen tersebut membahas tentang kelainan janin dan air ketuban, termasuk definisi dan faktor risiko ketuban pecah dini, korioamnionitis, polihidramnion, oligohidramnion, dan IUGR. Tata laksananya meliputi pengobatan, pemantauan, serta risiko komplikasi untuk ibu dan janin.
9. GAMBARAN KLINIS
• Anamnesis
– Keluar cairan dari jalan lahir secara tiba – tiba
• Pemeriksaan inspekulo
– Terdapat cairan yang keluar dari serviks atau cairan yang
menggenang (pooling) di forniks posterior
• Pemeriksaan vaginal touche
– Sebaiknya tidak dilakukan karena meningkatkan risiko infeksi
– Kecuali apabila akan dilakukan terminasi kehamilan
10. • Karakteristik cairan ketuban
– Bau cairan ketuban yang khas
– pH 7,1 – 7,3
– Tes nitrazin : Lakmus merah berubah menjadi biru
– Gambaran pakis haji (ferning) pada pemeriksaan mikroskopis
11. TATA LAKSANA KONSERVATIF
• Umur kehamilan < 32 minggu
– Rawat sampai air ketuban tidak keluar lagi
• Umur kehamilan 32 – 37 minggu
• Kortikosteroid diberikan pada umur kehamilan 28 – 34 minggu
In Partu Infeksi Tata Laksana
(-) (-)
• Deksametason
• Observasi tanda infeksi, nilai kesejahteraan janin
• Terminasi pada UK 37 minggu
(+) (-)
• Tokolitik dan deksametason
• Induksi persalinan setelah 24 jam
(-) (+) Antibiotik dan induksi persalinan
12. TATA LAKSANA AKTIF
• Dilakukan pada umur kehamilan > 37 minggu
• Skor Bishop ≤ 5
– Pematangan serviks kemudian induksi persalinan
– Jika gagal, maka lakukan sectio secarea
• Skor Bishop > 5
– Induksi persalinan
13. OBAT YANG DIGUNAKAN
• Antibiotik
– Ampisilin 2 gram IV Ampisilin 1 gram IV setiap 6 jam selama
48 jam Eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 10 hari atau
Amoksisilin 250 mg 3 kali sehari selama 5 hari
• Kortikosteroid untuk pematangan paru
– Deksametason 6 mg IM 2 kali sehari selama 2 hari
– Betametason 12 mg IM 2 kali sehari selama 1 hari
16. DEFINISI DAN ETIOLOGI
• Definisi
– Infeksi pada korion, amnion, dan cairan ketuban
• Etiologi
– Infeksi bakteri dari organ genital yang menyebar ke uterus
• Faktor risiko
– Persalinan preterm, persalinan lama, ketuban pecah lama
– Pemeriksaan dalam yang terlalu sering
– Infeksi pada organ genital
– Alkoholisme, merokok
17. KRITERIA DIAGNOSIS
• Demam > 380C disertai minimal 2 tanda di bawah ini
– Leukositosis > 15.000 sel/mm3
– Denyut jantung janin > 160 kali/menit
– Denyut nadi ibu > 100 kali/menit
– Nyeri tekan fundus saat tidak tidak berkontraksi
– Cairan ketuban yang berbau
18. TATA LAKSANA
• Rujuk ke rumah sakit
• Ampisilin 2 gram IV setiap 6 jam dan gentamisin 5 mg/kgBB IV
setiap 24 jam
• Terminasi kehamilan
– Skor Bishop < 5 : Pematangan serviks kemudian induksi
persalinan atau section secarea
– Skor Bishop > 5 : Induksi persalinan
19. • Jika dilakukan persalinan pervaginam, maka antibiotic dihentikan
setelah persalinan
• Jika dilakukan section secarea, maka antibiotic dilanjutkan dan
ditambah dengan metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam sampai
48 jam bebas demam
21. SOURCE OF AMNIOTIC FLUID
• Early pregnancy : Ultra-filtrate of maternal plasma
• Beginning of the second trimester
– Extracellular fluid that diffuses through the fetal skin
• After 20 weeks : Fetal urine
22. ETIOLOGI
• Diabetes mellitus pada ibu
– Hiperglikemia Osmosis diuretic Poliuria pada janin
• Kelainan kongenital
– Atresia esofagus : Kemampuan menelan berkurang
– Anensefali dan spina bifida : Transudasi cairan meningkat
– Peningkatan ekskresi urine pada twin-twin transfusion syn
• Makrosomia, kehamilan ganda
• Idiopatik
23. GAMBARAN KLINIS
• Anamnesis
– Sesak napas terutama saat tidur
– Edema pada ekstremitas inferior, vulva, dan dinding abdomen
– Oliguria karena obstruksi ureter
• Pemeriksaan fisik
– Uterus lebih besar daripada umur kehamilan
– Dinding uterus dapat menegang
– Bagian janin sulit teraba
– DJJ sulit terdengar
24. • Pemeriksaan USG
– Single deepest pocket ≥ 8 cm
– Amniotic fluid index ≥ 25 cm
25. ULTRASOUND EXAMINATION
• Single deepest pocket
– Measure the dimensions of largest vertical pocket of fluid which
not contain fetal parts or umbilical cords
– Normal value : 2 – 8 cm
• Amniotic fluid index
– Sum of the single deepest pocket from 4 quadrants of uterus
– Normal value : 5 – 24 cm
26.
27. TATA LAKSANA
• Amniocentesis untuk mengurangi jumlah air ketuban
• Jika terdapat kelainan kongenital, maka terminasi segera
• Jika terdapat kelainan kongenital, maka janin dapat lahir spontan
• Terapi simptomatik
28. KOMPLIKASI
• Komplikasi ibu
– Solusio plasenta
– Disfungsi uterus
– Atonia uteri
– Distress pernapasan
• Komplikasi janin
– Malpresentasi
– Ketuban pecah dini
– Prolapse tali pusat
– Persalinan preterm
– IUGR, IUFD
30. ETIOLOGI
• Kelainan kongenital
– Bilateral renal agenesis, atresia atau stenosis uretra
– Triploid, trisomy 18 dan 13
• Ketuban pecah dini, IUGR, kehamilan postterm
• Insufisiensi plasenta
– Aliran darah plasenta berkurang Hipoksia janin Aliran
darah ke ginjal menurun Produksi urine berkurang
31. • Konsumsi obat
– ACE-inhibitor dan ARB : Hipotensi janin Hipoperfusi ginjal
Ischemic Gagal ginjal Anuria
– NSAIDs : Konstriksi ductus arteriosus, produksi urine menurun
32. GAMBARAN KLINIS
• Gambaran klinis
– Gerakan janin berkurang
• Pemeriksaan USG
– Single deepest pocket < 8 cm
– Amniotic fluid index < 25 cm
33. TATA LAKSANA
• Amnioinfusion intrapartum
• Jika terdapat kelainan kongenital, maka terminasi segera
• Jika terdapat kelainan kongenital, maka janin dapat lahir spontan
• Terapi simptomatik
35. DEFINISI
• Kematian janin dalam kandungan pada umur kehamilan ≥ 20
minggu atau berat badan janin ≥ 500 gram
• Faktor risiko ibu
– Diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik, infeksi,
hemoglobinopati, sindrom antifosfolipid
– Hipertensi, preeklampsia, eclampsia, rupture uteri
– Kehamilan pada umur yang terlalu tua
• Faktor risiko janin
– Kehamilan ganda, IUGR, kelainan genetic, kelainan kongenital
– Solusio plasenta, prolapse tali pusat, ketuban pecah dini
36. GAMBARAN KLINIS
• Anamnesis
– Gerakan janin menurun atau hilang
• Pemeriksaan fisik
– Denyut jantung janin tidak terdengat
– Tinggi fundus uteri menurun
• Pemeriksaan penunjang
– Tidak terdapat gerakan dan denyut jantung janin
37. TATA LAKSANA
• Konseling ibu dan keluarga
• Biasanya lahir spontan dalam waktu 2 minggu
• Induksi persalinan
– Umur kehamilan 24 – 28 minggu : Misoprostol 50 – 100 mcg
pervaginam setiap 4 – 6 jam dan oksitosin
– Umur kehamilan > 28 minggu : Misoprosto 25 mcg pervaginam
setiap 6 jam
40. KLASIFIKASI
IUGR Simetris IUGR Asimetris
Periode Trimester awal Trimester akhir
Etiologi Faktor genetic dan infeksi Insufisiensi plasenta kronis
Proporsi tubuh Semua bagian tubuh kecil
Ukuran kepala lebih besar
daripada abdomen
Perbedaan AC dan HC < 3 cm > 3 cm
Jumlah sel Lebih sedikit Normal
Ukuran sel Normal Lebih kecil
Komplikasi Sering Jarang
41. KRITERIA DIAGNOSIS
• Pemeriksaan fisik
– TFU ≥ 3 cm di bawah normal
– Peningkatan berat badan < 5 kg pada UK 24 minggu atau < 8 kg
pada UK 32 minggu
– Gerakan janin berkurang
• Pemeriksaan USG
– Estimated fetal weight < 10 persentil
– HC / AC > 1
– AFI ≤ 5 cm
– Plasenta grade III sebelum UK 34 minggu