SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
KONTUSIO PARU




Salimah
MACAM MACAM TRAUMA THORAKS

•   Trauma tumpul (blunt trauma).
•   Trauma tajam (penetrating trauma).
• Barotrauma.
• Trauma inhalasi.
KONTUSIO PARU
Kontusio paru adalah memar atau
 peradangan pada paru yang dapat
 terjadi pada cedera tumpul dada akibat
 kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda
 berat.
Kontusio paru adalah kerusakan jaringan paru
 yang terjadi pada Paru yang ditandai
 dengan hemoragi dan edema setempat.
Kontusio paru berhubungan dengan trauma
 ketika terjadi kompresi dan dekompresi
 cepat pada dinding dada yaitu trauma
 tumpul
Kontusio Paru
Kontusio Paru tidak menyebabkan
 pemotongan atau robek dari jaringan
 paru-paru  Kerusakan kapiler 
 darah dan cairan lainnya terakumulasi
 dalam jaringan paru-paru gangguan
 pertukaran Gas Hipoksia.
Anfis: paru-paru
Klasifikasi Kontusio Paru
 Ringan : nyeri saja.
 Sedang : sesak nafas, mucus dan
  darah percabangan bronchial, batuk
  tetapi tidak mengeluarkan sekret.
 Berat         : sesak nafas hebat,
  takipnea, takhikardi,     sianosis,
  agitasi, batuk produktif dan kontinyu,
  secret berbusa, berdarah dan mukoid.
Epidemiologi
 Kontusio paru terjadi pada 25-35% dari
  semua trauma dada tumpul
 Terjadi pada 30-75% dari luka dada
  yang parah dengan angka kematian
  diperkirakan 14-40%
 Sekitar 70% dari kasus hasil dari
  tabrakan kendaraan bermotor.
 Cedera olah raga, Ledakan adalah
  penyebab lainnya.
Etiologi
   Penyebab utama adalah trauma tumpul
    pada dada
   Kecelakaan lalu lintas
   Trauma tumpul dengan fraktur Iga yg
    multipel
   Cedera ledakan atau gelombang kejut
    yang terkait dengan trauma penetrasi.
   Flail chest
   Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg
    mekanisme perdarahan dan edema
    parenkim
Tanda & Gejala
   Takipnea.
   Takikardi.
   Nyeri dada.
   Dispnea.
   Batuk disertai sputum atau darah.
   Suara nafas Ronchi, melemah.
   Perkusi redup, krepitasi.
   Ekimosis.
   Hipoksemia berat.
   Respiratori distress.
•Efek Spaling

                PATHOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
 Laboratorium  Analisa Gas
  Darah(AGD):  cukup oksigen (bisa
  terjadi penurunan secara perlahan2),
  dan karbon dioksida yang berlebihan
 Namun kadar gas mungkin tidak
  menunjukkan kelainan pada awal
  perjalanan luka memar paru.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
 RO thorak: menunjukkan memar
  paru yang berhubungan dengan
  patah tulang rusuk dan emfisema
  subkutan
 Ro thoraks: menunjukkan gambaran
  Infiltrat, tanda infiltrat kadang tidak
  muncul dalam 12-24 jam.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
 CT Scan thorax akan menunjukkkan
  gambaran kontusio
 USG menunjukkan memar paru awal,
  pada saat ini tidak terlihat pada
  radiografi. Sindrom interstisial
  dinyatakan dengan garis putih vertikal,
  "B-garis".
Pencegahan
 Airbag dikombinasikan dengan sabuk
  pengaman
 Olahraga peralatan yang aman
 Anak pembatasan seperti carseats
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Utama: Patency Air
  way, Oksigenasi adekuat, kontrol nyeri
 Perawatan utama: menemukan luka
  memar yang menyertai, mencegah
  cedera tambahan, dan memberikan
  perawatan suportif sambil menunggu
  luka memar paru sembuh.
Penatalaksanaan
 Pemantauan: melacak keseimbangan
  cairan, fungsi pernapasan.
 Oksigen tambahan dapat diberikan
 Monitoring untuk komplikasi seperti
  sindrom gangguan pneumonia dan
  pernapasan akut yang sangat penting
 Monitor EKG
 Pasang kateter urin dan lambung
Penatalaksanaan KP Ringan
 Nebulisasi
 Postural drainase
 Suctioning
 NyeriAnastesi Spinal, Opioid
 Oksigenasi 24-36 Jam pertama
 Antibiotik
Penatalaksanaan KP Sedang
 Intubasi
 Ventilator  PEP
 Deuretik
 NGT
 Cek Kultur
Penatalaksanaan KP Berat
 Penaganan Agresif Intubasi
  Endotracheal
 Ventilator
 Deuretik
 Anti mikrobal
 Pembatasan cairan
Prognosis
 Memar biasanya sembuh sendiri tanpa
  menyebabkan komplikasi permanen.
 Kebanyakan memar membaik dalam
  lima sampai tujuh hari setelah cedera.
 Tanda terdeteksi dengan radiografi
  biasanya hilang dalam 10 hari setelah
  cedera ketika tidak terjadi komplikasi
  seperti pneumonia.
 Fibrosis paru-paru dapat terjadi
 Selama enam bulan setelah memar
  paru, 90% menderita kesulitan bernafas
Komplikasi
 Memar paru dapat mengakibatkan
  kegagalan pernafasan, sekitar
  setengah dari kasus terjadi dalam
  beberapa jam dari trauma awal.
 Komplikasi lainnya, termasuk infeksi
  akut dan sindrom gangguan
  pernapasan (ARDS)
ASKEP
INITIAL ASSESMENT
 Clinical history ( Riwayat penyakit) :
                     - Waktu terjadinya trauma
                     - Mekanisme trauma.
 Pemeriksaan fisik :

        A ( airway) :
       - adakah tachypnea atau stridor
       - bebaskan airway
B (breathing)
- gerakan dinding dada ?
- otot- otot pernafasan ?
- suara nafas ? , dan RR ?.
- Apabila RR > 35 x / menit…beri
  analgetik
- belum ada perbaikan …pasang ET dan
  periksa AGD, bila P O2 < 60 dan
  PCO2 >55
  segera pasang ventilator.
Lanjutan

     C ( sirkulasi ) :
     ◦ preshock/ shock ?, bila shock
       …penyebabnya ?.
     ◦ perdarahan atau non perdarahan ? .
     ◦ perdarahan ……         hematothoraks
       masive.
     ◦ non perdarahan….. tension
       pneumothoraks
Lanjutan
   Inspeksi dinding thoraks:
  - Jejas :
      - hematom , vulnus atau sucking
        chest wound.
  - Gerakan dinding dada :
      - simetris / tak simetris.
      - gerakan paradoksikal,bila ada … ..
        Flail chest.
   Palpasi dinding thoraks :
    ◦ Nyeri tekan        : ada ….ada fraktur kosta.
    ◦ Krepitasi subcutan       : ada…..Ada
      emphysema
                             subcutan
      bila ada emphysema subcutan, berarti ada
      kebocoran tracheobronchial atau alveoli.

 Lokasi trauma :
  ◦ Bila dibawah costa V harus dievaluasi adakah
    cidera intra abdomen.
  ◦ Bila didaerah precordial.. Cidera jantung ?
  ◦ Bila diregio subclavicula … cidera aorta ?
 Adakah trauma ditempat lain ?.
PENGKAJIAN
   Pengkajian dapat ditemukan:
   Dapatkan Keluhan Utama: Nyeri tekan atau
    sesag nafas
   Ekimosis pada dinding dada sebagai akibat
    benturan benda tumpul
   Dispnea
   ↓ PO₂ arteri
   Ronki
   Infiltrat pada foto thoraks
   Pada kondisi berat dapat disertai: sekret
    trakeobronkial yang banyak, hemoptisis, dan
    edema paru
Pengkajian
 Takikardi
 Sekresi bersemu darahTakipnea
 Hipoksia Perubahan Kesadaran
Pengkajian
 Darah(AGD):  cukup oksigen dan
  karbon dioksida yang berlebihan
 Kadar gas mungkin tidak
  menunjukkan kelainan pada awal
  perjalanan luka memar paru.
Pengkajian
 RO thorak: menunjukkan memar
  paru yang berhubungan dengan
  patah tulang rusuk dan emfisema
  subkutan
 Ro thoraks: menunjukkan gambaran
  Infiltrat, tanda infiltrat kadang tidak
  muncul dalam 12-24 jam.
Pengkajian
 CT Scan akan menunjukkkan
  gambaran kontusio lebih awal.
 USG menunjukkan memar paru awal,
  pada saat ini tidak terlihat pada
  radiografi. Sindrom interstisial
  dinyatakan dengan garis putih vertikal,
  "B-garis".
Diagnosa Keperawatan
 Gangguan pertukaran gas b.d
  ventilasi-perfusi
 Pola napas tidak efektif
 Nyeri akut
 Intoleransi aktivitas
NOC
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan
  selama 3x24jam ventilasi tidak bermasalah
  dengan kriteria:
 Mempunyai fungsi paru dalam batas
  normal.
 Tidak menggunakan pernafasan mulut
 Tidak mengalami napas dangkal atau
  ortopnea
 Status neurologis dalam rentang yang
  diharapkan
 Dispnea pada saat istirahat dan aktivitas
  tidak ada.
Intervensi
 Kaji keefektifan jalan nafas
 Pantau gas darah
 Pantau status mental pasien
 Identifikasi kebutuhan pasien akan insersi
  jalan nafas aktual/potensial; auskultasi bunyi
  nafas, tandai area penurunan atau hilangnya
  ventilasi dan adanya bunyi tambahan; pantau
  status pernafasan dan oksigenasi sesuai
  dengan kebutuhan.
 Jelaskan kepada pasien dan keluarga alasan
  pemberian oksigen dan tindakan lainnya.
 Laporkan perubahan kondisi pasien
  sehubungan dengan data pengkajian
KONTUSI PARU

More Related Content

What's hot

FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 

What's hot (20)

FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 

Viewers also liked (14)

Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA
Kontusio paru  AKPER PEMKAB MUNA Kontusio paru  AKPER PEMKAB MUNA
Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askepefusipleura
AskepefusipleuraAskepefusipleura
Askepefusipleura
 
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia &  ian Akper pemkab munaAskep trauma dada lia &  ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
8.thorax
8.thorax8.thorax
8.thorax
 
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Trauma thorax
Trauma thoraxTrauma thorax
Trauma thorax
 
Askep distrees pernapasan
Askep distrees pernapasanAskep distrees pernapasan
Askep distrees pernapasan
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma Thoraks
 
Anak itp
Anak   itpAnak   itp
Anak itp
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Kumpulan askep
Kumpulan askepKumpulan askep
Kumpulan askep
 

Similar to KONTUSI PARU

Similar to KONTUSI PARU (20)

BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 
Trauma Thorax fix.donny.pptx
Trauma Thorax fix.donny.pptxTrauma Thorax fix.donny.pptx
Trauma Thorax fix.donny.pptx
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptxLaporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
 
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdflaporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
 
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxJurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
 
Embolisme paru
Embolisme paruEmbolisme paru
Embolisme paru
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
Hemothorax
HemothoraxHemothorax
Hemothorax
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
 
Trauma Toraks.pptx
Trauma Toraks.pptxTrauma Toraks.pptx
Trauma Toraks.pptx
 
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNAIndry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Thoraks
ThoraksThoraks
Thoraks
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleura
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
Hematothorak
HematothorakHematothorak
Hematothorak
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (18)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

KONTUSI PARU

  • 2. MACAM MACAM TRAUMA THORAKS • Trauma tumpul (blunt trauma). • Trauma tajam (penetrating trauma). • Barotrauma. • Trauma inhalasi.
  • 3. KONTUSIO PARU Kontusio paru adalah memar atau peradangan pada paru yang dapat terjadi pada cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat. Kontusio paru adalah kerusakan jaringan paru yang terjadi pada Paru yang ditandai dengan hemoragi dan edema setempat. Kontusio paru berhubungan dengan trauma ketika terjadi kompresi dan dekompresi cepat pada dinding dada yaitu trauma tumpul
  • 4. Kontusio Paru Kontusio Paru tidak menyebabkan pemotongan atau robek dari jaringan paru-paru  Kerusakan kapiler  darah dan cairan lainnya terakumulasi dalam jaringan paru-paru gangguan pertukaran Gas Hipoksia.
  • 6. Klasifikasi Kontusio Paru  Ringan : nyeri saja.  Sedang : sesak nafas, mucus dan darah percabangan bronchial, batuk tetapi tidak mengeluarkan sekret.  Berat : sesak nafas hebat, takipnea, takhikardi, sianosis, agitasi, batuk produktif dan kontinyu, secret berbusa, berdarah dan mukoid.
  • 7. Epidemiologi  Kontusio paru terjadi pada 25-35% dari semua trauma dada tumpul  Terjadi pada 30-75% dari luka dada yang parah dengan angka kematian diperkirakan 14-40%  Sekitar 70% dari kasus hasil dari tabrakan kendaraan bermotor.  Cedera olah raga, Ledakan adalah penyebab lainnya.
  • 8. Etiologi  Penyebab utama adalah trauma tumpul pada dada  Kecelakaan lalu lintas  Trauma tumpul dengan fraktur Iga yg multipel  Cedera ledakan atau gelombang kejut yang terkait dengan trauma penetrasi.  Flail chest  Dapat pula terjadi pada trauma tajam dg mekanisme perdarahan dan edema parenkim
  • 9. Tanda & Gejala  Takipnea.  Takikardi.  Nyeri dada.  Dispnea.  Batuk disertai sputum atau darah.  Suara nafas Ronchi, melemah.  Perkusi redup, krepitasi.  Ekimosis.  Hipoksemia berat.  Respiratori distress.
  • 10. •Efek Spaling PATHOFISIOLOGI
  • 11. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  Laboratorium  Analisa Gas Darah(AGD):  cukup oksigen (bisa terjadi penurunan secara perlahan2), dan karbon dioksida yang berlebihan  Namun kadar gas mungkin tidak menunjukkan kelainan pada awal perjalanan luka memar paru.
  • 12. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  RO thorak: menunjukkan memar paru yang berhubungan dengan patah tulang rusuk dan emfisema subkutan  Ro thoraks: menunjukkan gambaran Infiltrat, tanda infiltrat kadang tidak muncul dalam 12-24 jam.
  • 13. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  CT Scan thorax akan menunjukkkan gambaran kontusio  USG menunjukkan memar paru awal, pada saat ini tidak terlihat pada radiografi. Sindrom interstisial dinyatakan dengan garis putih vertikal, "B-garis".
  • 14. Pencegahan  Airbag dikombinasikan dengan sabuk pengaman  Olahraga peralatan yang aman  Anak pembatasan seperti carseats
  • 15. Penatalaksanaan  Penatalaksanaan Utama: Patency Air way, Oksigenasi adekuat, kontrol nyeri  Perawatan utama: menemukan luka memar yang menyertai, mencegah cedera tambahan, dan memberikan perawatan suportif sambil menunggu luka memar paru sembuh.
  • 16. Penatalaksanaan  Pemantauan: melacak keseimbangan cairan, fungsi pernapasan.  Oksigen tambahan dapat diberikan  Monitoring untuk komplikasi seperti sindrom gangguan pneumonia dan pernapasan akut yang sangat penting  Monitor EKG  Pasang kateter urin dan lambung
  • 17. Penatalaksanaan KP Ringan  Nebulisasi  Postural drainase  Suctioning  NyeriAnastesi Spinal, Opioid  Oksigenasi 24-36 Jam pertama  Antibiotik
  • 18. Penatalaksanaan KP Sedang  Intubasi  Ventilator  PEP  Deuretik  NGT  Cek Kultur
  • 19. Penatalaksanaan KP Berat  Penaganan Agresif Intubasi Endotracheal  Ventilator  Deuretik  Anti mikrobal  Pembatasan cairan
  • 20. Prognosis  Memar biasanya sembuh sendiri tanpa menyebabkan komplikasi permanen.  Kebanyakan memar membaik dalam lima sampai tujuh hari setelah cedera.  Tanda terdeteksi dengan radiografi biasanya hilang dalam 10 hari setelah cedera ketika tidak terjadi komplikasi seperti pneumonia.  Fibrosis paru-paru dapat terjadi  Selama enam bulan setelah memar paru, 90% menderita kesulitan bernafas
  • 21. Komplikasi  Memar paru dapat mengakibatkan kegagalan pernafasan, sekitar setengah dari kasus terjadi dalam beberapa jam dari trauma awal.  Komplikasi lainnya, termasuk infeksi akut dan sindrom gangguan pernapasan (ARDS)
  • 22. ASKEP
  • 23. INITIAL ASSESMENT  Clinical history ( Riwayat penyakit) : - Waktu terjadinya trauma - Mekanisme trauma.  Pemeriksaan fisik : A ( airway) : - adakah tachypnea atau stridor - bebaskan airway
  • 24. B (breathing) - gerakan dinding dada ? - otot- otot pernafasan ? - suara nafas ? , dan RR ?. - Apabila RR > 35 x / menit…beri analgetik - belum ada perbaikan …pasang ET dan periksa AGD, bila P O2 < 60 dan PCO2 >55 segera pasang ventilator.
  • 25. Lanjutan C ( sirkulasi ) : ◦ preshock/ shock ?, bila shock …penyebabnya ?. ◦ perdarahan atau non perdarahan ? . ◦ perdarahan …… hematothoraks masive. ◦ non perdarahan….. tension pneumothoraks
  • 26. Lanjutan  Inspeksi dinding thoraks: - Jejas : - hematom , vulnus atau sucking chest wound. - Gerakan dinding dada : - simetris / tak simetris. - gerakan paradoksikal,bila ada … .. Flail chest.
  • 27. Palpasi dinding thoraks : ◦ Nyeri tekan : ada ….ada fraktur kosta. ◦ Krepitasi subcutan : ada…..Ada emphysema subcutan bila ada emphysema subcutan, berarti ada kebocoran tracheobronchial atau alveoli.  Lokasi trauma : ◦ Bila dibawah costa V harus dievaluasi adakah cidera intra abdomen. ◦ Bila didaerah precordial.. Cidera jantung ? ◦ Bila diregio subclavicula … cidera aorta ?  Adakah trauma ditempat lain ?.
  • 28. PENGKAJIAN  Pengkajian dapat ditemukan:  Dapatkan Keluhan Utama: Nyeri tekan atau sesag nafas  Ekimosis pada dinding dada sebagai akibat benturan benda tumpul  Dispnea  ↓ PO₂ arteri  Ronki  Infiltrat pada foto thoraks  Pada kondisi berat dapat disertai: sekret trakeobronkial yang banyak, hemoptisis, dan edema paru
  • 29. Pengkajian  Takikardi  Sekresi bersemu darahTakipnea  Hipoksia Perubahan Kesadaran
  • 30. Pengkajian  Darah(AGD):  cukup oksigen dan karbon dioksida yang berlebihan  Kadar gas mungkin tidak menunjukkan kelainan pada awal perjalanan luka memar paru.
  • 31. Pengkajian  RO thorak: menunjukkan memar paru yang berhubungan dengan patah tulang rusuk dan emfisema subkutan  Ro thoraks: menunjukkan gambaran Infiltrat, tanda infiltrat kadang tidak muncul dalam 12-24 jam.
  • 32. Pengkajian  CT Scan akan menunjukkkan gambaran kontusio lebih awal.  USG menunjukkan memar paru awal, pada saat ini tidak terlihat pada radiografi. Sindrom interstisial dinyatakan dengan garis putih vertikal, "B-garis".
  • 33. Diagnosa Keperawatan  Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi  Pola napas tidak efektif  Nyeri akut  Intoleransi aktivitas
  • 34. NOC  Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam ventilasi tidak bermasalah dengan kriteria:  Mempunyai fungsi paru dalam batas normal.  Tidak menggunakan pernafasan mulut  Tidak mengalami napas dangkal atau ortopnea  Status neurologis dalam rentang yang diharapkan  Dispnea pada saat istirahat dan aktivitas tidak ada.
  • 35. Intervensi  Kaji keefektifan jalan nafas  Pantau gas darah  Pantau status mental pasien  Identifikasi kebutuhan pasien akan insersi jalan nafas aktual/potensial; auskultasi bunyi nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan; pantau status pernafasan dan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan.  Jelaskan kepada pasien dan keluarga alasan pemberian oksigen dan tindakan lainnya.  Laporkan perubahan kondisi pasien sehubungan dengan data pengkajian