1. KRITIK
KURIKULUM 2013 REVISI
MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
Dr. Ir. Vina Serevina, MM Deli Yusuf Saputra S.Si
2. Keunggulan Kelemahan Saran
Siswa lebih dituntut untuk
aktif, kreatif dan inovatif
dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi
di sekolah.
Guru banyak salah kaprah,
karena beranggapan dengan
kurikulum 2013 guru tidak
perlu menjelaskan materi
kepada siswa di kelas, padahal
banyak mata pelajaran yang
tetap memerlukan penjelasan
dari guru.
Perlu adanya peningkatan
kemampauan dalam bilang
teknik penilaian otentik, dan
kemampuan saintifik oleh
guru.
Banyak kompetensi yang
dibutuhkan sesuai
perkembangan seperti
pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skills,
kewirausahaan.
Banyak sekali guru-guru yang
belum siap secara mental
dengan kurikulum 2013,
karena kurikulum ini
menuntut guru lebih kreatif,
pada kenyataannya sangat
sedikit para guru yang seperti
itu, sehingga membutuhkan
waktu agar bisa membuka
cakrawala berfikir guru.
Sekolah perlu memfasilitasi
guru dengan cara memberikan
pelatihan-pelatihan dan
pendidikan agar merubah
paradigm guru sebagai
pemberi materi menjadi guru
yang dapat memotivasi siswa
agar kreatif.
Perampingan kurikulum dan
materi pembelajaran sehingga
dapat terciptanya efisiensi
terhadap waktu.
Terlalu banyak materi yang
harus dikuasai siswa sehingga
tidak setiap materi bisa
tersampaikan dengan baik,
belum lagi persoalan guru
yang kurang berdedikasi
terhadap mata pelajaran yang
mereka ampu.
Perlu adanya pengkajian ulang
terhadap beban kurikulum
sehingga akan lebih
memudahkan siswa dalam
menyerap materi yang
disampaikan oleh guru.
3. Keunggulan Kelemahan Saran
Kurikulum 2013 menuntut
guru untuk menjadi lebih
kreatif dan inovatif. Artinya,
guru harus menjadi manusia
pembelajar.
Masih banyak guru yang
belum mau menjadi manusia
pembelajar. Padahal, seorang
guru dituntut untuk terus
menambah pengetahuan dan
memperluas wawasannya,
terlebih setelah Kurikulum
2013 diberlakukan.
Perlunya mengubah pola pikir
(mindset) dan peningkatan
kesadaran pada tenaga
pendidik tentang pentingnya
budaya literasi dan kemauan
dalam meneliti agar tenaga
pendidik selalu dapat
meningkatkan wawasannya.
Penerapan proses
pembelajaran berbasis
teknologi dan informasi agar
penyampaian materi pelajaran
dapat lebih cepat dan mudah
tersampaikan pada peserta
didik dikarenkan semakin
mudahnya informasi yang
dapat diperoleh melalui
internet (daring).
Masih minimnya penguasaan
teknologi informasi oleh
tenaga pendidik. Hal ini dapat
berakibat fatal, mengingat
bahwa pada kurikulum 2013
peserta didik dituntut untuk
selalu aktif dan kritis terhadap
suatu persoalan. Maka itulah
diperlukan kompetensi guru
yang baik dalam hal
penguasaan IT.
Perlunya mengubah mindset
tenaga pendidik bahwa
penguasaan teknologi
informasi memegang peranan
penting dalam kurikulum
2013. Maka dari itu, tenaga
pendidik harus dapat
meningkatkan kemampuan
mereka dalam hal
pemanfaatan IT dengan cara
mengikuti pelatihan/seminar.
Dilihat dari sisi tujuan dan
penerapannya, kurikulum
2013 dianggap sudah ideal
karena menuntut siswa untuk
tidak hanya cerdas secara
kognitif, namun juga secara
afektif dan psikomotorik,
sehingga aspek pembelajaran
yang dikuasai siswa lebih luas.
Perubahan kurikulum
mengakibatkan perubahan
jumlah mata pelajaran. Hal ini
tentu memberatkan peserta
didik dan dapat
mengakibatkan sistem
pembelajaran di kelas menjadi
tidak efektik karena siswa
mengalami kehilangan fokus.
Perlu diadakan evaluasi dalam
hal jumlah mata pelajaran
yang diampu oleh siswa.
Karena jika terlalu banyak
maka akan membebankan
siswa dan akhirnya dapat
menimbulkan ketidakfokusan
siswa terhadap apa yang
mereka pelajari di sekolah.