AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Kritik Kurikulum 2013
1. KRITIK
KURIKULUM 2013 REVISI
MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
Dr. Ir. Vina Serevina, MM Riris Purbosari, S.Pd
2. Kritik Kurikulum 2013 Revisi | 2
KRITIK KURIKULUM 2013 REVISI
KELEBIHAN KEKURANGAN SARAN
Memiliki penilaian yang menyeluruh dalam
tiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan
afektif.
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memenuhi setiap aspek penilaian sedangkan
waktu pembelajaran terbatas
Mengkaji ulang beban penilaian karena
siswa dan guru hanya akan berfokus pada
penilaian yang dibutuhkan tanpa melihat sisi
lain dalam pembelajaran
Adanya penambahan materi yang
dimasukkan ke dalam pembelajaran untuk
memenuhi standar isi kurikulum
Terlalu banyak materi yang harus dikuasai
siswa sehingga tidak setiap materi bisa
tersampaikan dengan baik
Mengkaji ulang beban kurikulum karena
siswa dan guru hanya akan mengejar
ketercapaian materi bukan pada makna
pembelajaran
Siswa memiliki penguasaan materi secara
tuntas dalam setiap pelajaran sesuai dengan
kompetensi lulusan yang dicapai (mastery
leaning)
Beban belajar siswa terlalu berat yang
menuntut pembelajaran tuntas (mastery
learning) untuk kompetensi dalam setiap
pelajaran
Memiliki strategi sebaran materi yang sesuai
dengan tuntutan materi dalam kompetensi
lulusan
Pembelajaran berpusat pada siswa dan
kontekstual dengan metode pembelajaran
yang lebih bervariasi sehingga menuntut
Guru masih mengalami kesulitan dalam
mengasah kreativitas sisswa untuk setiap
materi pembelajaran karena tingkat keaktifan
Kegiatan belajar berpusat pada siswa
dengan menggunakan metode yang tepat
perlu dibiasakan agar terbentuk sistem
3. Kritik Kurikulum 2013 Revisi | 3
keaktifan siswa dalam setiap pembelajaran siswa belum merata dan masih banyak guru
yang menjadi satu-satunya sumber belajar
pembelajaran dimana siswa belajar bukan
hanya dari guru
Munculnya penanaman kegiatan literasi
dalam setiap pembelajaran
Media literasi kreatif dan inovatif yang
digunakan masih sangat kurang untuk
menarik minat baca siswa
Perlunya dukungan dari sekolah khususnya
fasilitas dalam akses media literasi yang
dibutuhkan