Dokumen tersebut membahas tentang radikalisme, termasuk definisi, sejarah, ciri-ciri, perbedaan dengan terorisme, penyebab, kelebihan dan kekurangan radikalisme, serta cara menangkal dan mencegah radikalisme. Dibahas pula tiga tipe sekolah yang rentan menumbuhkan paham radikalisme."
1. KURIKULUM RADIKAL
Desain Pembelajaran Fisika
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTADr. Ir. Vina Serevina, MM Inggrid Ayu Putri, S.Pd
2. RADIKALISME
• Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan
perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai - nilai yang ada secara drastis lewat
kekeraan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem.
3. SEJARAH RADIKALISME
• Radikalisme (dari bahasa latin radix yang berarti "akar") adalah istilah yang digunakan
pada akhir abad ke-18 untuk pendukung gerakan radikal.
• Dalam sejarah, gerakan yang dimulai di britania raya ini meminta reformasi sistem
pemilihan secara radikal.
• Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai partai kiri jauh yang menentang partai
kanan jauh.
• Begitu "radikalisme" historis mulai terserap dalam perkembangan liberalisme politik,
pada abad ke-19 makna istilah radikal di britania raya dan eropa daratan berubah
menjadi ideologi liberal yang progresif.
4. CIRI-CIRI RADIKALISME
• Intoleran (tidak mau menghargai pendapat & keyakinan orang lain),
• Fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain
salah),
• Eksklusif (membedakan diri dari umat islam umumnya)
• Revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk
mencapai tujuan)
5. RADIKAL DAN TERORISME
• Dari perspektif bahasa, sebenarnya radikal jauh berbeda dengan
teroris. Sebab, radikal adalah proses secara sungguh-sungguh
untuk melatih keberhasilan atau cita-cita yang dilakukan dengan
cara-cara yang positif. Sementara itu, terorisme berasal dari kata
teror yang bermakna menakut-nakuti pihak lain. Oleh sebab itu,
teror selalu dilakukan dengan cara-cara negatif dan menakutkan
pihak lain.
6. RADIKALISME DI SEKOLAH
• Penelitian yang melibatkan akademisi dari Monash University,
Australia, Universitas Islam Negeri Walisongo di Semarang, Jawa
Tengah dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta dengan
dukungan dari Australia-Indonesia Centre, menyatakan, ada TIGA
TIPE SEKOLAH DENGAN PAHAM RADIKAL
7. SEKOLAH TERTUTUP
• Salah seorang kepala sekolah yang di temui menjelaskan pentingnya
menggunakan peradaban islam (tsaqofah islamiyah) sebagai benteng
untuk melawan globalisasi barat.
• Selain membenturkan peradaban Islam dan barat, sekolah yang
mempunyai tipologi tertutup ini menekankan pentingnya praktik ajaran
Islam versi mereka dan menolak versi Islam yang kebanyakan dianut
oleh muslim di indonesia.
9. SEKOLAH YANG MENGAJARKAN
IDENTITAS ISLAM MURNI (SCHOOLS
WITH PURE ISLAMIC IDENTITY)• Tipe sekolah yang ketiga bisa dilihat dari cara sekolah mengkonstruksi identitas muslim.
Sekolah yang berisiko menumbuhkan radikalime menjadikan islam sebagai konstruksi
identitas tunggal dan menolak identitas-identitas yang lain.
• Ketika sebuah sekolah memunculkan identitas muslim yang tunggal, sekolah tersebut
menumbuhkan sikap radikal karena mereka hanya mempunyai penafsiran islam tunggal
sesuai dengan aliran mereka.
• Kepala sekolah dari sekolah model ini biasanya menjelaskan bahwa semua siswa harus
mengikuti semua ritual agama yang dianut di sekolah meski mereka berasal latar belakang
organisasi islam yang berbeda.
10. SEKOLAH TERPISAH (SEPARATED SCHOOL)
• Sekolah jenis ini bisa dilihat dari cara mereka merekrut guru dan partisipasi mereka
dalam kegiatan sosial keagamaan.
• Sekolah terpisah sangat ketat dalam proses perekrutan guru, terutama guru agama.
• Sekolah dalam kategori ini hanya akan merekrut guru agama dari kelompok mereka.
• Sekolah akan menggunakan rekomendasi dari jejaring mereka atau merekrut alumni
yang mempunyai paham islam yang sama.
• Selain itu, sekolah tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang tidak
sesuai dengan paham mereka.
12. FAKTOR PEMIKIRAN
•Radikalisme dapat berkembang karena adanya
pemikiran bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan ke agama walaupun dengan cara
yang kaku dan menggunakan kekerasan.
13. FAKTOR EKONOMI
• Masalah ekonomi juga berperan membuat paham
radikalisme muncul di berbagai negara.
• Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan
ketika terdesak karena masalah ekonomi maka manusia
dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia
lainnya.
14. FAKTOR POLITIK
• Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin
negara hanya berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya
kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat ingin menegakkan
keadilan.
• Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun
politik. Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali
justru memperparah keadaan.
15. FAKTOR SOSIAL
• Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi.
• Sebagian masyarakat kelas ekonomi lemah umumnya
berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada
tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat
membawa perubahan drastis pada hidup mereka.
16. FAKTOR PSIKOLOGIS
• Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat
menjadi faktor penyebab radikalisme.
• Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah
percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini
berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
17. FAKTOR PENDIDIKAN
• Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab
munculnya radikalis di berbagai tempat, khususnya
pendidikan agama.
• Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara
yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri
seseorang.
18. KELEBIHAN RADIKALISME
• Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat
yakin dengan tujuan tersebut.
• Penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang
yang sangat besar dalam mewujudkan tujuannya.
19. KEKURANGAN RADIKALISME
• Enganut radikalisme tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya karena
beranggapan bahwa semua yang berseberangan pendapat adalah salah.
• Umumnya memakai cara kekerasan dan cara negatif lainnya dalam upaya
mewujudknya tujuannya.
• Penganut radikalisme menganggap semua pihak yang berbeda pandangan
dengannya adalah musuh yang harus disingkirkan.
• Penganut radikalisme tidak perduli dengan ham (hak asasi manusia).
20. CARA MENANGKAL RADIKALISME
• Menyadarkan dan menjabarkan tentang keniscayaan pancasila dalam
kehidupan bersama sebagai bangsa yang sarat perbedaan.
• Pendidikan kebangsaan harus mencakup kesadaran dan kebanggaan akan
takdir geografis serta tanggung jawab terhadap kebudayaan dan nasib bangsa
di masa depan.
• Kerangka pendidikan kebangsaan, pendidikan agama harus diarahkan ke upaya
"memoderasi" sikap keberagamaan, yaitu menjadikan orang beriman lebih
bermanfaat dan umat terbaik. Agama harus diformulasikan sebagai solusi dan
daya konstruktif yang membahagiakan kehidupan.
21.
22.
23.
24. MENCEGAH RADIKALISME
• Seseorang wajib berusaha tidak terseret oleh pernyataan- pernyataan
yang menyesatkan. Sikap demikian harus mendasari seseorang dalam
beberapa hal seperti membaca surat kabar, berdiskusi, mendengarkan
pidato, atau mendengarkan dan melihat radio serta televisi
(Notohamidjojo,2011:239)
• Seseorang tidak boleh menerima informasi yang setengah-setengah,
agar tidak terjadi kesalahpahaman
25.
26.
27.
28.
29. KRITIK KURIKULUM 2013 REVISI
Kelebihan Kelemahan Saran
Mengelompokkan materi pelajaran
sesuai urutannya
Guru dituntut menggunakan teknologi
yang terbaru dalam mengajar
Guru harus menguasai teknologi yang
berkembang saat ini untuk
diaplokasikan dalam pembelajaran
Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif
dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di
sekolah.
Guru banyak salah kaprah, karena
beranggapan dengan kurikulum 2013
guru tidak perlu menjelaskan materi
kepada siswa di kelas, padahal banyak
mata pelajaran yang harus tetap ada
penjelasan dari guru.
Guru bukannya tidak perlu mejelaskan
materi, tetapi menjelaskan dulu
pengantarnya, lalu siswa dibiarkan
mencari sendiri pengetahuan lanjutan
yang dituntut untuk dikuasai
Penilaian didapat dari semua aspek. Kurangnya pemahaman guru dengan
konsep pendekatan saintifik
Guru wajib mengetahui dan
menggunakan pendekatan saintifik
Menuntut penggunaan HOTS Guru masih menggunakan soal-soal
yang belum HOTS
Guru harus menguasai dan
mengaplikasikan materi HOTS