1. DESAIN PEMBELAJARAN FISIKA
BAGAIMANA MENJADI SISWA KNOW, DO,
AND BE
Dosen: Dr. Ir. Vina Serevina, M.M.
Disusun oleh:
Deli Yusuf Saputra (1310818004)
Program Magister Pendidikan Fisika
Fakultas Matematika dan lmu Pengetahuan Alam
Universitas Neger Jakarta
2019
2. KETERAMPILAN YANG
DIBUTUHKAN PADA ABAD 21
1. Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah
2. Kolaborasi dan Kepemimpinan
3. Ketangkasan dan Kemampuan Beradaptasi
4. Inisiatif dan Berjiwa Enterpreneur
5. Komunikasi efektif secara lisan dan tertulis
6. Mampu mengakses dan menganalisis
informasi
7. Memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi
Wagner, T. 2010. Overcoming The Global Achievement Gap (online). Cambridge, Mass., Harvard.
3. 6 Visi Pembelajaran
(6 Pilar Pendidikan)
O Learning to Know
O Learning to Do
O Learning to Be
O Learning to Live Together
O Learning to Learn
O Learning to Throughout
Delors, J, et all. 1996. Learning: The Treasure Within: Report to UNESCO of theInternational
Commission on Education for the Twenty-First Century. Paris, UNESCO.
4. 6 Pilar Pendidikan
• Kesadaran Global
• Literasi Finansial, Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan
• Literasi Kewarganegaraan
• Literasi Kesehatan
Learning to Know
• Kreativitas dan Inovasi
• Literasi media
• Literasi ICT
Learning to Do
• Kebiasaan belajar sepanjang hayat
• Keterampilan berpikir logis
Learning to Be
Learning to Live
Together
Learning to Learn
Learning to
Throughout
Keterampilan sosial dan lintas budaya
Tanggung jawab pribadi, pengaturan diri, dan inisiatif
Kemampuan berpikir wirausaha
Kebiasaan belajar sepanjang hayat
Keterampilan Berpikir Kritis
Kemampuan menyelesaikan Masalah
Komunikasi dan Kolaborasi
Keterampilan sosial dan lintas budaya
Tanggung jawab pribadi, pengaturan diri, dan inisiatif
Kemampuan berpikir wirausaha
5. 1. Learning to Know
O Kegiatan untuk memperoleh,
memperdalam dan memanfaatkan materi
pengetahuan
O Penguasaan materi dan kemauan untuk
belajar
O Menilai kemampuan diri dan terus merasa
perlu memperkuat pemahaman
O Siap belajar menghadapi situasi baru yang
memerlukan keterampilan baru
O Lebih menekankan pada tema
pembelajaran interdisiplinerGriffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and
Teaching of 21st Century Skills. Dordrecht, NL, Springer.
6. 2. Learning to Do
O Kemauan untuk belajar menghasilkan
suatu karya
O Masyarakat memerlukan pengetahuan
akademik maupun terapan
O Menghubungkan pengetahuan dan
keterampilan serta kreatif dan adaptif
O Mentransformasikan segala aspek
kedalam sebuah keterampilan (karya)
Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and
Teaching of 21st Century Skills. Dordrecht, NL, Springer.
7. 3. Learning to Be
O Keterampilan dan kognitif bukan satu-
satunya tolak ukur kesuksesan siswa
O Siswa harus memiliki kompetensi kognitif
yang fudamental
O Siap menghadapi dan mengatasi,
menanggapi kegagalan serta konflik dan
krisis
O Mampu bekerja dan belajar bersama
dengan beragam kelompok dalam
berbagai jenis pekerjaan
O Mampu beradaptasi dengan perubahan
zaman Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and
Teaching of 21st Century Skills. Dordrecht, NL, Springer.
8. 4. Learning to
Live Together
O Merupakan keberlanjutan dari ketiga poin
sebelumnya
O Menuntut sesorang untuk hidup
bermasyarakat
O Menjadi educated person yang
bermanfaat baik bagi diri sendiri,
masyarakat, maupun bagi seluruh umat
manusia
Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and
Teaching of 21st Century Skills. Dordrecht, NL, Springer.
9. 5. Learning
How To Learn
O Mengajarkan kemampuan
mengembangkan strategi dan kiat belajar
yang lebih independen, kreatif, inovatif,
efektif, dan efisien.
O Merupakan pergeseran dari model beljar
menghafal menjadi model belajar
mencari/meneliti
O Pendidik dituntuk untuk membimbing,
memotivasi, memfasilitasi, dan
memersuasi Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and
Teaching of 21st Century Skills. Dordrecht, NL, Springer.
10. 6. Learning
Throughout Learn
O Menuntun dan memberi pencerahan pada
peserta didik bahwa ilmu merupakan hasil
penemuan, bukan hasil buatan manusia.
O Perlunya mengubah dan
mengembangkan paradigma lama
menjadi paradigma baru
O Perlunya perubahan metode
penyampaian materi pendidikan
O Perlunya perubahan paradigma agama
yang eksklusif menjadi paradigma
pendidikan yang inklusif, integralistik, dan
holistik.
Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). 2012. Assessment and
Teaching of 21st Century Skills. Dordrecht, NL, Springer.
11. Keterampilan Berpikir Kritis
O Keterampilan ini merupakan keterampilan
fundamental pada pembelajaran di abad ke-21.
O Kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis
informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan
dikuasai.
O keterampilan komunikasi dan informasi, serta
kemampuan untuk memeriksa, menganalisis,
menafsirkan, dan mengevaluasi bukti.
O Pada era literasi digital dimana arus informasi sangat
berlimpah, siswa perlu memiliki kemampuan untuk
memilih sumber dan informasi yang relevan,
menemukan sumber yang berkualitas dan
melakukan penilaian terhadap sumber dari aspek
objektivitas, reliabilitas, dan kemutahiran.
Redecker, C., et all. 2011. The Future of Learning: Preparing for Change.
Luxembourg, Publications Office of the European Union.
12. Kemampuan Menyelesaikan
Masalah
1. Identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih,
mengevaluasi, mengorganisir, dan mempertimbangkan
berbagai alternatif dan menafsirkan informasi
2. Memerlukan kerjasama tim, kolaborasi efektif dan kreatif
dari guru dan siswa untuk dapat melibatkan teknologi,
dan menangani berbagai informasi yang sangat besar
jumlahnya, dapat mendefinisikan dan memahami elemen
yang terdapat pada pokok permasalahan,
mengidentifikasi sumber informasi dan strategi yang
diperlukan dalam mengatasi masalah
3. Menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan
efisien untuk menyelesaikan permasalahan
4. Tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis.
P21. 2007a. The Intellectual and Policy Foundations of the 21st Century Skills Framework.
Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
13. Komunikasi dan Kolaborasi
1. Modal berharga di dunia kerja maupun kehidupan
sehari-hari.
2. Keterampilan dalam menyampaikan pemikiran
dengan jelas dan persuasif secara oral maupun
tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan
kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan
jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui
kemampuan berbicara.
3. Dapat dikembangkan melalui pengalaman yang
ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar
sekolah.
4. Harus disertai dengan kempampuan menggunakan
teknologi dan media sosial agar memungkinkan
terjadinya kolaborasi dengan kelompok
internasional.
P21. 2007b. 21st Century Curriculum and Instruction.
Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
14. Kreativitas dan inovasi
1. Diperlukan agar tercapainya kesuksesan
baik secara profesional dan personal.
2. Dapat berkmbang jika siswa diberikan
kesempatan berpikir secara divergen.
3. Berpikir di luar kebiasaan yang ada,
melibatkan cara berpikir yang baru,
memperoleh kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi
baru, mengajukan pertanyaan yang tidak
lazim, dan mencoba mengajukan dugaan
jawaban. Redecker, C., et all. 2011. The Future of Learning: Preparing for Change.
Luxembourg, Publications Office of the European Union.
15. Literasi informasi, media
dan teknologi
1. Mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan
menggunakan informasi.
2. Mampu menggunakan keterampilan proses seperti
kesadaran, analisis, refleksi dan aksi untuk memahami
pesan alami yang terdapat pada media.
3. Kerangka literasi media:
a. Kemampuan untuk mengakses, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam
berbagai bentuk media.
b. Menciptakan suatu pemahaman dari peranan media
pada masyarakat.
c. Membangun keterampilan penting dari informasi
hasil penyelidikan dan ekspresi diri.
4. Kemampuan untuk menyampaikan pesan dari diri dan
untuk memberikan pengaruh dan informasi kepada orang
lain.
Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times.
San Francisco, Calif., Jossey-Bass/John Wiley & Sons, Inc.
16. Literasi informasi, komunikasi,
dan teknologi (ICT)
1. Kemampuan mengakses, mengatur,
mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan
informasi melalui penggunaan teknologi
komunikasi digital.
2. Berpusat pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi dalam mempertimbangkan informasi,
media, dan teknologi di lingkungan sekitar.
3. Memegang peranan penting dalam
perkembangan dan kemajuan pengetahuan
ekonomi berbasis teknologi suatu negara.
4. Memungkinkan untuk menguasai keterampilan
dan kompetensi lain yang diperlukan pada abad
ke-21. Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times.
San Francisco, Calif., Jossey-Bass/John Wiley & Sons, Inc.
17. Keterampilan sosial
dan lintas budaya
1. Memungkinkan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang
lain, bekerja secara efektif dalam sebuah tim yang memiliki anggota
beragam, berpikiran terbuka terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang
berbeda, dan menggunakan perbedaan sosial dan budaya untuk
menghasilkan ide-ide, inovasi dan kualitas kerja yang lebih baik.
2. Mempengaruhi kinerja akademis siswa dalam hal bersikap, hubungan
sosial dan keluarga, dan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Guru dan orang tua selaku orang dewasa berperan penting dalam
memberikan teladan secara langsung agar siswa dapat mecontoh
perilaku baik.
4. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan ketahanan
emosional dan rasa empati yang dimiliki oleh siswa.
5. Membantu melatih siswa dalam membuat sebuah keputusan secara
bijak maupun efektif.
Leadbeater, C. 2008. What’s Next? 21 Ideas for 21st Century Learning. London, The Innovation Unit.
18. Tanggung jawab pribadi,
pengaturan diri, dan inisiatif
1. Terciptanya siswa yang mandiri, yaitu siswa yang dapat
bertanggung jawab terhadap hal apapun yang
dilakukakannya, mampu menerika konsekuensi dan
dapat memotivasi diri sendiri
2. Terciptanya siswa yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan baru yang masih asing bagi mereka,
menanggapi perubahan kondisi dan zaman, serta
menguasai keterampilan baru secara cepat.
3. Penggunaan sumber daya teknologi sebagai sumber
belajar informal
4. Siswa demiliki kemampuan untuk merefleksikan
kelebihan dan kekuatan yang ada dalam diri mereka dan
meningkatkan manajemen waktu.
5. Sekolah dapat memfasilitasi dengan cara mengadakan
pelatihan untuk siswa
P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
19. Keterampilan berpikir logis
1. Tantangan zaman pada generasi muda saat ini.
2. Siswa perlu mengembangkan kemampuan berpikir
logis mereka terhadap isu-isu global yang
kompleks dan penting.
3. Siswa dituntut untuk siap dalam mengatasi
berbagai masalah, termasuk konflik manusia,
perubahan iklim, kemiskinan, penyebaran penyakit
dan krisis energi.
4. Sekolah harus menyediakan berbagai peluang,
bimbingan dan dukungan agar siswa memahami
peran dan tanggung jawabnya di dunia nyata, serta
mengembangkan kompetensi yang memungkinkan
mereka untuk memahami situasi dan lingkungan
baru.
20. Keterampilan metakognitif
1. Didefinisikan sebagai 'thinking about thinking‘
2. Menyadari berapa banyak mereka memahami topik
pembelajaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemahaman mereka.
3. Beberapa langkah penting untuk mengajarkan
keterampilan metakognitif sebagai berikut:
a. ajarkan kepada siswa bahwa belajar itu tidak
terbatas jumlahnya dan kemampuan
seseorang untuk belajar dapat diubah
b. ajarkan bagaimana menetapkan tujuan belajar
dan merencanakan pencapaiannya
c. berikan siswa banyak kesempatan untuk
berlatih memantau kegiatan belajarnya secara
akurat
P21. 2013. Reimagining Citizenship for the 21st Century: A Call to Action for
Policymakersand Educators. Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
21. Kemampuan berpikir
berwirausaha
1. Merupakan keterampilan esensial di abad ke-21.
2. Pertumbuhan lapangan pekerjaan yang cepat dan industri yang
sedang berkembang membutuhkan kreativitas pekerja, seperti:
a. Kemampuan untuk berpikir yang tidak biasa (out of the box)
b. Memikirkan kebijakan konvensional
c. Membayangkan skenario lain apabila skenario awal tidak
berjalan sesuai rencana
d. Menghasilkan karya menakjubkan yang tidak pernah terpikir
orang lain sebelumnya
4. Siswa harus dilatih menjawab pertanyaan dan membuat
keputusan dengan cepat.
5. Siswa dilatih untuk berpikir inventif, mengamati dan
mengevaluasi peluang dan ide-ide baru yang memiliki manfaat
dan berdampak positif bagi lingkungan mereka berada.
P21. 2008. 21st Century Skills, Education & Competitiveness. Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.
22. Menumbuhkan kebiasaan
belajar sepanjang hayat
1. Pada hakikatnya, seorang manusia harus
terus belajar, agar mendapatkan informasi
dan hal-hal baru yang dapat meningkatkan
pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya.
2. Sekolah yang berorientasi pada masa depan
perlu memperluas kapasitas intelektual
siswa dan memperkuat kemauan dan
kemampuan mereka untuk terus belajar
sepanjang hidup.
3. Kemauan siswa untuk terus belajar dan
haus akan informasi teraktual lebih
diutamakan dibandingkan akumulasi
pengetahuan.
Bolstad, R. 2011. Taking a ‘Future Focus’in Education – What Does It Mean? NZCER Working Paper.
Wellington, New Zealand Council for Educational Research.
23. Menghargai Keanekaragaman
1. Mengembangkan kompetensi dalam kehidupan dan bekerja
bersama dalam masyarakat yang memiliki keanekaragaman
budaya dan organisasi.
2. Mampu menemukan keunikan (ciri khas) diri mereka masing-
masing.
3. Mampu menghargai perbedaan dan belajar menghargai
pendapat orang lain.
4. Melibatkan rasa hormat dan menghargai permasalahan orang
lain dan budaya yang berbeda dari budaya mereka, sehingga
mereka akan memperoleh keterampilan sosial dan lintas budaya.
5. Membangun kesadaran dan pengetahuan tentang perbedaan
yang ada di antara individu dan masyarakat.
6. Sekolah merancang kegiatan pembelajaran yang dapat
menstimulus siswa untuk belajar menghargai, berosialisasi,
menerima perbedaan dan dapat hidup secara berdampingan.
Barrett, M., et all. 2014. Developing Intercultural Competence through Education.
Pestalozzi Series No. 3. Strasbourg, Council of Europe Publishing.
24. Teamwork dan
interconnectedness
Keterampilan teamwork dan interconnectedness harus
menjadi perhatian utama dunia pendidikan. Keterampilan ini
sangat penting baik dalam kehidupan masyarakat ataupun di
tempat kerja. Hasil survei Conference Board (2006, dikutip
Scott, 2015b) menemukan bahwa profesionalisme, etika kerja
yang baik, komunikasi secara lisan dan tertulis, kerja tim,
kolaborasi, berpikir kritis dan kemampuan memecahkan
masalah merupakan keterampilan paling penting.
Keterampilan-keterampilan ini memungkinkan seseorang
mendapatkan nilai lebih di mata kolega sekaligus berkembang
di lingkungan kerja yang kolaboratif (Redecker et al., 2011). Di
antara kompetensi penting di abad ke-21 adalah kemampuan
untuk membantu perkembangan kerjasama interdisipliner dan
pertukaran ide-ide global untuk melawan potensi diskriminasi
karena suku, jenis kelamin atau usia (Leis, 2010).
Scott, C.L. 2015b. The Futures of Learning 2: What kind of learning for the 21st century?.UNESCO
Education Research and Foresight, Paris. [ERF Working Papers Series, No. 14].
Leis, M. 2010. Challenges for the Future of Learning until 2030:Foresight on Learning,
Innovation and Creativity. Presentation at LearnTec 2010, Karlsruhe, DE.
25. Civic dan digital citizenship
1. Diperlukan untuk mengetahui hak dan kewajiban warganegara di lingkup lokal,
regional, dan nasional; mengembangkan motivasi, watak dan keterampilan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat; dan memahami dampak dari masalah
kemasyarakatan secara lokal dan global.
2. Memahami bagaimana cara untuk berpartisipasi secara produktif dan
bertanggung jawab secara online.
3. Membantu siswa dalam memahami bagaimana untuk berpartisipasi dengan
cerdas dan etis sebagai warga negara yang bertanggung jawab dalam
komunitas virtual.
4. Melibatkan pembelajaran tentang bagaimana mengakses reliabilitas dan kualitas
dari informasi yang ditemukan dari internet dan menggunakan informasi yang
diperoleh secara bertanggung jawab.
5. Sekolah berperan dalam membantu siswa belajar dan berlatih menggunakan
teknologi secara bertanggung jawab, seperti:
a. Cara mengakses data
b. Perlindungan terhadap hal yang bersifat privasi
c. Cara mendeteksi penipuan, plagiarisme, kekayaan intelektual, dan
anonimitas
Davies, A., Fidler, D. and Gorbis, M. 2011. Future Work Skills 2020.
Palo Alto, Calif., University of Phoenix Research Institute.
26. Kompetensi Global
1. Mampu mengambil tindakan melalui banyak cara dan cenderung
menganggap diri mereka sebagai warga dunia, bukan dari warga
bangsa tertentu.
2. Menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk mensurvei dan
memikirkan masalah yang perlu diprioritaskan, mengidentifikasi
solusi yang dapat dilakukan, menilai solusi yang dipilih dan
rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan bukti, dan
mempertimbangkan dampak potensial dan konsekuensi yang
mungkin muncul dari tindakan yang akan dilakukan.
3. Berhati-hati dalam mempertimbangkan beberapa pendekatan
sebelumnya dan perspektif orang lain.
4. Bertindak secara etis dan kolaboratif (dengan cara yang kreatif)
untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan lokal, regional
ataupun global.
5. Mampu merefleksi seberapa besar kapasitas mereka untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan dan mencari kesempatan
berkolaborasi untuk bergabung dengan orang lain yang akan
melengkapi kekuatannya.
Mansilla, V.B. and Jackson, A. 2011. Global Competence:Preparing
Our Youth to Engage the World. New York, Asia Society.
27. Kompetensi antar budaya
1. Merupakan prasyarat mendasar yang harus dimiliki ketika
memasuki dunia kerja.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan ini,
dapat memberikan kontribusi untuk menjaga kedamaian
dan pembelajaran inklusif.
3. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
memfasilitasi pengembangan kompetensi antarbudaya di
antara siswa
4. Memastikan bahwa pandangan individu dari semua latar
belakang budaya diakui dan dihormati dalam masyarakat
yang multikultural
5. Siswa dapat belajar untuk mendengarkan orang lain,
menunjukkan fleksibilitas, dan bekerja sama dengan
kontributor dalam tim yang berasal dari berbagai budaya
dan berbagai rumpun ilmu pengetahuan.
Barret, M., et all. 2014. Developing Intercultural Competence through Education.
Pestalozzi Series No. 3. Strasbourg, Council of Europe Publishing.
28. Kritik Kurikulum 2013
Keunggulan Kelemahan Saran
Siswa lebih dituntut untuk
aktif, kreatif dan inovatif
dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi
di sekolah.
Guru banyak salah kaprah,
karena beranggapan dengan
kurikulum 2013 guru tidak
perlu menjelaskan materi
kepada siswa di kelas,
padahal banyak mata
pelajaran yang harus tetap
ada penjelasan dari guru.
Perlu meningkatkan
kempauan dalam bilang
teknik penilaian otentik, dan
kemampuan saintifik.
Banyak kompetensi yang
dibutuhkan sesuai
perkembangan seperti
pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skills,
kewirausahaan.
Banyak sekali guru-guru yang
belum siap secara mental
dengan kurikulum 2013 ini,
karena kurikulum ini menuntut
guru lebih kreatif, pada
kenyataannya sangat sedikit
para guru yang seperti itu,
sehingga membutuhkan
waktu yang panjang agar bisa
membuka cakrawala berfikir
guru
Sekolah perlu memfasilitasi
guru dengan cara
memberikan pelatihan-
pelatihan dan pendidikan agar
merubah paradigm guru
sebagai pemberi materi
menjadi guru yang dapat
memotivasi siswa agar kreatif.
Perampingan kurikulum dan
materi pembelajaran sehingga
dapat terciptanya efisiensi
terhadap waktu
Terlalu banyak materi yang
harus dikuasai siswa
sehingga tidak setiap materi
bisa tersampaikan dengan
baik, belum lagi persoalan
guru yang kurang berdedikasi
terhadap mata pelajaran yang
dia ampu.
Perlu adanya pengkajian
ulang terhadap beban
kurikulum