SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
DI BALIK KONTROVERSI KURIKULUM 2013:
GURU INSPIRATIF DAN KOMPETEN
Oleh : Joko Prasetiyo, S.Pd, MBA
Penulis adalah Kepala SMKN 4 Bintan,
Alumnus Pascasarjana UGM.
Kontroversi kurikulum 2013 (K-13) hingga saat ini belum juga usai, perdebatan antara
yang mendukung K-13 dan yang menolak sampai saat ini juga belum ada titik temu, hingga
akhirnya Kemendikbud menghentikan sementara penerapan K-13, sekolah yang boleh
melanjutkan K-13 hanya terbatas pada sekolah percontohan sejumlah 6.221 sekolah, sekolah
yang baru menerapkan K-13 selama satu semester harus kembali lagi ke kurikulum 2006/KTSP.
Di balik kontroversi dan perdebatan panjang tentang kurikulum 2013, ada satu hal yang mungkin
agak terabaikan, yaitu kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan ujung tombak
pelaksanaan kurikulum. Padahal guru sebagai tenaga pendidik memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan dan membentuk sumber daya
manusia yang handal di masa yang akan datang, karena sebagus apapun bentuk kurikulumnya,
secanggih apapun teknologi yang dipakai, selengkap apapun sarana dan prasarana pendidikan
yang dimiliki oleh lembaga pendidikan atau sekolah tidak akan ada artinya tanpa guru yang
kompeten dan berkualitas.
Guru yang kompeten dan berkualitas akan menginspirasi murid-muridnya untuk meraih
kesuksesan. Mengutip apa yang disampaikan oleh Wiliam Arthur Ward: “Guru yang biasa-
biasa berbicara, guru yang bagus adalah menerangkan, guru yang hebat adalah guru yang
mendemonstrasikan, guru yang agung adalah guru yang memberi inspirasi”. Guru inspiratif
adalah guru yang mampu memberikan stimulasi mental kepada murid-muridnya. Stimulasi
mental ini mempengaruhi murid tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi melibatkan rasa atau
2
emosi positif sehingga memberi dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman murid. Semakin
banyak emosi positif yang dirasakan oleh murid pada waktu belajar maka penguasaan materi
pelajaran akan semakin baik. Pada kondisi ini anak akan merasa termotivasi untuk belajar lebih
lanjut mengenai ilmu yang diajarkan. Guru inspiratif juga mampu memberikan keteladanan dan
motivasi bagi murid-muridnya untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang.
Bila dikaitkan dengan peran emosi terhadap kinerja otak manusia pada saat belajar, hal
ini dapat dipahami baik secara psikologis maupun fisiologis. Seorang murid yang berhasil
menguasai pengetahuan atau keterampilan baru akan merasa senang. Secara psikologis, perasaan
senang merupakan pengukuhan sosial. Di samping pengukuhan sosial, murid mungkin menerima
pengukuhan positif yaitu pada saat mereka mendapat nilai yang bagus atau penghargaan oleh
guru atau orang tua dalam bentuk hadiah atau tambahan jam bermain misalnya. Pengukuhan
positif (reinforcement) adalah stimulus yang dapat menyebabkan seseorang merasa senang dan
ingin mengulang perilaku tersebut.
Ada 13 kriteria guru inspiratif dan professional menurut National Board for Profesional
Teaching Standards, USA yaitu: (1) Menguasai materi pelajaran. (2) Menggunakan dengan tepat
kemampuannya dalam mengajar dan belajar, (3) Kemampuan memecahkan masalah berkaitan
dengan instruksional pembelajaran, (4) Kemampuan melakukan improvisasi, (5) Manajemen
kelas, (6) Kepekaan dalam menanggapi situasi selama pembelajaran berlangsung, (7) Sensitifitas
terhadap konteks, (8) Memonitor pembelajaran, (9) Bertindak berdasarkan data, (10) Respek
terhadap orang lain, (11) Mempunyai jiwa mendidik, (12) Memfasilitasi murid agar mencapai
prestasi tertinggi, (13) Memfasilitasi murid agar lebih memahami kompleksitas.
Untuk lebih memahami ketiga belas kriteria guru inspiratif dan profesional, penulis akan
mengulas satu persatu kriteria tersebut di bawah ini:
1. Menguasai materi pelajaran
Seorang guru tidak bisa mengajar dengan baik tanpa menguasai materi pelajaran yang
diajarkannya, pengetahuan akan materi pelajaran yang diajarkan sangat esensial. Secara
umum pengetahuan guru mengenai materi pelajaaran akan meningkat seiring dengan
pengalaman mengajar guru. Seorang guru yang inspiratif memiliki pemahaman yang baik
materi pelajaran yang diajarkan dan mampu mengorganisasikan pengetahuannya dan mampu
mentransfer pengetahuan tersebut ke murid-muridnya.
3
Salah satu tugas guru adalah menciptakan perubahan pada murid, baik perubahan kognitif
maupun perubahan pada sikap dan perilaku. Dalam hal ilmu pengetahuan, seorang guru
menginspirasi murid untuk menguasi ilmu yang selama ini tidak diketahuinya sehingga
mereka menjadi tahu. Murid yang sudah tahu sedikit akan menjadi lebih paham setelah
mendapat penjelasan dari gurunya. Dalam hal sikap, perubahan ini mungkin tidak dapat
diketahui dengan mudah namun melaui proses yang terus menerus dan dengan mengaplikasi
metode pembelajaran yang tepat, perubahan sikap dapat dicapai. Dengan mengacu teori
perilaku terencana yang dikemukakan oleh Ajzen (2005) maka menguatnya sikap merupakan
modal yang dapat memperkuat intensi untuk melakukan suatu perilaku.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru setidaknya perlu memiliki dua hal, yaitu
penguasaan terhadap materi pembelajaran dan keyakinan bahwa ia menguasai materi
pembelajaran.
2. Menggunakan dengan tepat kemampuannya dalam mengajar dan belajar
Kemampuan guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat penting, kemampuan
mengajar dalam hal ini adalah perpaduan antara kemampuan pedagogi, andragogi, dan teknik-
teknik megajar. Ketiga terminologi ini banyak digunakan dalam proses pembelajaran.
Pedagogi sering dihubungkan dengan pembelajaran untuk anak usia yang lebih muda. Oleh
karena itu pedagogi biasanya digunakan pada saat mengajarkan suatu ilmu pengetahuan yang
sama sekali belum diketahui oleh murid. Dalam pedagogi seorang guru perlu memahami
karakteristik murid dan menyesuaikan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan ilmu
pengetahuan tersebut.
Pedagogi berbeda dengan andragogi dalam hal kondisi murid yang dihadapinya.
Pedagogi menekankan pada proses mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid yang belum
memiliki ilmu tersebut sebelumnya. Oleh karena itu di dalam proses pedagogi, murid
tergantung pada arahan guru. Andragogi di lain pihak adalah proses pembelajaran yang
ditujukan pada murid yang memiliki motivasi dan memiliki cukup pengetahuan di bidang
yang diajarkan, sehingga proses dialogis dapat terjadi. Dalam andragogi proses pembelajaran
tidak memposisikan murid secara pasif melainkan aktif menggali keterkaitan ilmu yang
diajarkan dengan pengalaman hidup mereka.
Seorang guru yang inspiratif memadukan kedua pendekatan dalam proses pembelajaran,
kemudian mengadaptasi perencanaan mengajar yang sudah disusunnya sesuai dengan tingkat
4
kematangan kelompok murid yang dihadapinya. Untuk dapat menerapkan pedagogi dan
andragogi yang baik, seorang guru perlu terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan
kondisi perkembangan psikologis anak-anak usia sekolah.
3. Kemampuan memecahkan masalah berkaitan dengan instruksional pembelajaran
Solusi-solusi atas masalah yang terkait dengan kurikulum dan pembelajaran merupakan
kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Untuk memiliki
kemampuan tersebut, seorang guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan formal yang
diperoleh dari pendidikan akademik tentang berbagai metode mengajar atau didaktik saja, tetapi
mereka membutuhkan pengetahuan implisit mengenai cara-cara menyampaikan ilmu yang
dimiliki tersebut kepada murid-muridnya.
Mengutip teori yang dikemukakan oleh Michael Polanyi (1967) mengemukakan bahwa ada
dua macam pengetahuan yang dibutuhkan seseorang dalam bekerja yaitu explicit knowledge dan
implicit knowledge. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bersifat akademis terstruktur
yang diperoleh dari pelajaran di sekolah, pengetahuan eksplisit ini disajikan dengan bahasa
tertulis yang terstruktur dan formal didukung dengan data-data yang eksplisit. Sedangkan
implicit knowledge atau tacid knowledge adalah pengetahuan yang tidak tertulis. Pengetahuan
implisit bersifat spontan dari seseorang pada saat melakukan suatu aktifitas. Dengan kata lain
pengetahuan implisit ini dapat langsung terwujud di dalam perilaku tanpa harus berfikir terlebih
dahulu. Contoh yang paling sederhana dan umum untuk menjelaskan mengenai pengetahuan
implisit ini adalah pada saat seseorang mengendarai sepeda roda dua. Pengetahuan mengenai
mengendarai sepeda ini sifatnya sangat personal dan individual. Seseorang yang mengendarai
sepeda tidak harus membaca buku mengenai bagaimana cara mengendalikan sepeda pada saat
berada di jalan yang menikung.
Seorang guru diharapkan akan memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya untuk
membangun pengetahuan implisit ini. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
menyajikan materi pembelajaran di kelas. Semakin banyak pengalaman berkaitan dengan
pengetahuan yang dimilikinya, makin mudah baginya untuk mengenali dan memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan proses pembelajaran.
Guru yang profesional mampu mengenali permasalahan semenjak fase persiapan materi
pembelajaran. Kemampuan mengenali dan memecahkan masalah ini akan menjadi indikator bagi
kinerja guru profesional. Guru yang berpengalaman dan selalu memanfaatkan pengalaman untuk
5
mengembangkan diri memiliki kinerja yang lebih baik karena mereka tahu kondisi kritis yang
akan dihadapi pada saat menyajikan materi pembelajaran kepada muridnya.
4. Kemampuan melakukan improvisasi
Improvisasi adalah sebuah proses yang dilakukan guru dalam mengolah sumber dan materi
pembelajaran tanpa persiapan terlebih dahulu namun dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik bagi murid. Improvisasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan penyertaan contoh
dan penerapan metode pembelajaran yang tidak sama dengan yang sudah dirancang sebelumnya.
Seorang guru yang menguasai materi pembelajaran dan teknik mengajar dapat dengan lancar
melakukan improvisasi pada saat berhadapan dengan murid. Berbeda dengan guru yang kurang
menguasai materi pembelajaran dengan baik biasanya cenderung melakukan proses
pembelajaran secara kaku.
Setidaknya diperlukan diperlukan beberapa variabel yang dibutuhkan bagi seorang guru agar
dapat melakukan improvisasi dalam proses pembelajaran. Pertama adalah penguasaan materi dan
teknik pembelajaran. Penguasaan materi pembelajaran akan mendongkrak kepercayaan diri guru
pada saat mengajar. Kedua adalah kreativitas, guru yang kreatif menyajikan materi pembelajaran
dengan metode yang bervariasi. Dengan variasi metode tersebut, guru setiap saat melakukan
improvisasi, keterlibatan murid pada proses improvisasi pembelajaran yang kreatif ini dapat
memberikan pemahaman terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari dengan baik.
5. Manajemen kelas
Manajemen kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menciptakan dan mendorong
terjadinya proses pembelajaran baik yang bersifat akademik maupun emosi. Keterampilan
manajemen kelas ini amat dibutuhkan oleh seorang guru untuk menumbuhkan suasana belajar
yang nyaman dan menyenangkan. Manajemen kelas ini meliputi terciptanya lingkungan fisik
maupun suasana kelas yang dibangun untuk mendukung proses pembelajaran.
Manajemen lingkungan fisik dapat berupa menciptakan ruang kelas yang bersih dan
nyaman. Penataan kelas yang memungkinkan interaktivitas terjadi antara guru dan murid, kelas
yang dihias dengan poster yang relevan dengan proses pembelajaran merupakan contoh dari
manajemen lingkungan fisik. Suasana kelas dapat dibangun melalui pola komunikasi yang positif
antara guru dan murid. Faktor lain yang mempengaruhi suasana kelas adalah sikap guru dalam
mendisiplinkan murid, dan pola pemberian hukuman maupun penghargaan.
6
6. Kepekaan dalam menanggapi situasi selama pembelajaran berlangsung
Tugas guru bisa diibaratkan sebagai pengatur lalu lintas udara di sebuah bandara.
Pengatur lalu lintas ini harus peka dan memperhatikan berbagai benda yang bergerak di udara
dan keadaan cuaca demi lancarnya lalu lintas dan keselamatan penerbangan. Dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas, guru juga perlu mengasah kepekaan terhadap
berbagai perubahan reaksi murid maupun situasi kelas pada saat menerima penjelasan mengenai
materi pelajaran yang disampaikan.
Guru di kelas harus peka terhadap aksi maupun reaksi dari murid dan situasi kelas.
Informasi ini perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam memutuskan apakah metode
mengajar yang diterapkan sesuai atau tidak. Apabila situasi kelas kurang kondusif maka guru
yang peka akan sadar dan sukarela mengganti pendekatan yang lebih sesuai. Guru yang jeli
seakan memiliki mata di belakang kepalanya sehingga selalu dapat menangkap berbagai reaksi
dan perubahan yang terjadi di dalam kelas.
7. Sensitifitas terhadap konteks
Ada tiga variabel yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, yaitu guru, murid
dan situasi. Ketiga variabel ini saling berinteraksi selama proses pembelajaran berlangsung.
Selaku pendidik, seorang guru perlu menumbuhkan sensitivitas terhadap karakteristik murid
yang dididiknya. Salah satu upaya yang biasa dilakukan seorang guru yang sensitif terhadap
keunikan individual ini adalah mempelajari data pribadi calon muridnya. Misalnya, murid
merupakan anak tunggal akan berbeda pola perilaku dan gaya komunikasinya dibandingkan
dengan murid yang datang dari keluarga besar, murid yang merupakan anak pertama akan
berbeda perilakunya dengan anak bungsu. Dengan demikian guru perlu menyesuaikan dengan
sikap, perilaku dan pola komunikasi anak.
Guru yang sensitif terhadap konteks pembelajaran akan secara bijaksana memahami
karakteristik murid-muridnya, baik secara pribadi, sosial maupun budaya. Pemahaman ini sangat
bermanfaat untuk mengetahui latar belakang dan potensi yang dimiliki murid-muridnya.
8. Memonitor pembelajaran
Pakar psikologi Edward Thorndike mengemukakan bahwa pembelajaran akan berhasil
optimal apabila murid berada pada kondisi siap fisik, mental, maupun emosi untuk belajar. Fakta
7
yang ditemukan di lapangan adalah tidak semua murid di kelas siap dan mempunyai ketertarikan
untuk belajar. Mengantisipasi hal ini, guru perlu menciptakan suasana kelas siap sedemikian rupa
sehingga murid merasa nyaman, siap untuk belajar, dan tertarik untuk terlibat di dalam proses
pembelajaran.
Upaya menciptakan lingkungan pembelajaran ini juga berkaitan dengan menjaga agar
murid tetap fokus pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga materi yang
disampaikan dapat diserap secara optimal. Monitoring bisa dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan pada murid. Cara ini juga terbukti efektif untuk menjaga agar murid fokus pada
pelajaran sekaligus memancing interaksi murid dalam proses pembelajaran.
Interaktivitas kelas dapat melipatgandakan pemahaman murid terhadap materi
pembelajaran. Pemahaman, pengalaman, minat dan persepsi murid terkait dengan materi
pembelajaran merupakan topik yang dapat dijadikan stimulus. Berdasarkan data ini, guru
mencari keterkaitannya dengan topik yang sedang dipelajari. Ketertarikan murid ini dapat
tumbuh apabila mereka melihat ada hubungan antara topik yang dipelajari dengan minat mereka.
9. Bertindak berdasarkan data
Proses pembelajaran tidak selalu dapat berjalan sebagaimana yang sudah dirancang oleh
guru. Data yang diperoleh oleh pihak sekolah mengenai kondisi murid tidak selalu dapat
dijadikan tolok ukur bagi proses pembelajaran semester berikutnya. Keunikan individu murid
tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Guru, situasi serta
kondisi lingkungan yang juga seringkali memberikan sumbangan yang cukup bermakna.
Guru pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan peneliti. Bagi seorang guru, setiap data
perlu dijadikan hipotesis yang perlu diuji kebenarannya. Seorang guru yang berpengalaman akan
mengidentifikasi permasalahan sebelum mengambil kesimpulan dari sebuah hipotesis dan
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Pada saat mempersiapkan materi pembelajaran, guru
harus jeli dalam menyiapkan hipotesis mengenai murid, materi pembelajaran, dan situasi kelas.
Persepsi guru terhadap murid sangat mempengaruhi prestasi belajar murid. Guru yang
memulai kelas dengan persepsi negatif terhadap murid cenderung melakukan tindakan yang
merugikan murid, seperti misalnya kurang memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab
pertanyaan karena guru berasumsi bahwa murid yang dihadapi adalah murid yang rendah
kemampuannya. Perilaku lain yang sering diperlihatkan oleh guru yang berasumsi negatif adalah
mengkritisi dengan menggunakan kata-kata yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu, guru
8
seyogyanya tidak dengan mudah mengambil keputusan dari data yang mungkin tidak lengkap
melainkan harus mengujinya terlebih dahulu.
10. Respek terhadap orang lain
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kata-kata inilah yang sering didengung-
dengungkan kepada murid di sekolah. Pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta, phala-wan yang
berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara,
dan agama. Untuk menjadi pahlawan guru harus membesarkan hati muridnya sehingga
menumbuhkan respek/rasa hormat dari murid dan masyarakat.
Respek merupakan bagian dari kepedulian. Kepedulian guru sangat berpengaruh terhadap
semangat belajar murid, kepedulian seorang guru juga dapat membangkitkan kembali semangat
belajar muridnya yang menurun, sehingga murid mampu meraih prestasi.
11. Mempunyai jiwa mendidik
Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, tugas mendidik lebih
berat daripada hanya sekedar mengajar. Mengajar hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan
dan keterampilan kepada murid, sementara mendidik adalah sebuah proses yang panjang dalam
mentransfer nilai, norma, dan menanamkan karakter yang baik kepada murid. Sebagai seorang
pendidik guru juga harus mampu menstimulasi murid untuk mengembangkan sikap dan perilaku
mereka agar sesuai dengan kaidah perilaku warga negara yang diharapkan oleh masyarakat dan
negara.
Profesi guru bukan hanya sekedar pekerjaan untuk mencari nafkah, tetapi profesi guru
adalah bagian dari kehidupan. Mereka seakan dilahirkan untuk mengabdikan dirinya kepada
upaya meningkatkan kualitas putra-putri bangsa. Untuk dapat melakukan hal itu, seorang guru
perlu memiliki ketulusan dalam menjalankan tugasnya. Ketulusan guru tercermin dari sikap dan
tutur kata yang menyebarkan kedamaian dan memotivasi bagi banyak orang.
12. Memfasilitasi murid agar mencapai prestasi tertinggi
Prestasi murid merupakan salah satu kebanggan bagi guru. Pada saat mulai proses
pembelajaran tidak semua murid siap, baik secara fisik maupun psikologis untuk menerima
materi pembelajaran. Namun demikian guru yang suportif dapat menemukan cara yang tepat
untuk membuat murid tertarik bahkan tertantang terhadap materi pembelajaran.
9
Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang dikemukakan oleh Vigotsky (1978) bisa
digunakan untuk memfasilitasi murid agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Guru
secara cermat mempelajari karakteristik masing-masing murid dan menemukan zona
pengembangan proksimal kemudian menstimulasi dengan cara yang memotivasi kepada murid
agar dapat mencapai prestasi yang tertinggi.
13. Memfasilitasi murid agar lebih memahami kompleksitas
Permasalahan yang timbul di dalam kehidupan seringkali melibatkan berbagai pihak.
Untuk memahami dan memecahkan permasalahan tersebut tentu saja dibutuhkan berbagai
perspektif. Pada saat seorang murid masih memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, suatu
permasalahan hanya dipandang dari satu perspektif saja. Tentu saja cara seperti ini hanya sesuai
apabila persoalan yang dihadapi sederhana.
Guru yang luas wawasannya perlu menstimulasi murid agar mereka dapat melihat sebuah
persoalan dari berbagai sudut pandang. Kreatifitas dan kemampuan berfikir yang kompleks dan
inovatif perlu dilatihkan ke murid. Dalam proses pembelajaran, guru yang bijaksana tidak hanya
mengajak murid untuk melakukan aktifitas pembelajaran yang bersifat permukaan saja, misalnya
menghafal jawaban, tetapi guru perlu melatih murid melakukan pembelajaran mendalam.
Pembelajaran yang mendalam melibatkan kemampuan berfikir, menganalisis, dan menemukan
makna. Dengan demikian murid diharapkan mengembangkan kemampuan untuk memahami dan
sekaligus memecahkan permasalahan yang lebih kompleks.
Guru yang Kompeten.
Pada uraian di atas telah penulis paparkan mengenai kriteria guru inspiratif dan
profesional, lalu bagaimana lalu bagaimana kriteria guru yang kompeten ?. Guru yang kompeten
adalah guru yang menguasai empat kompetensi utama seperti yang disyaratkan oleh
Permendiknas No.16 tahun 2007,yang meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi
kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Keempat kompetensi tersebut penjabarannya sebagai
berikut:
Pertama, kompetensi pedagogik, kompetensi ini meliputi: (1) Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (2) Menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) Mengembangkan kurikulum
10
yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu, (4) Menyelenggarakan kegiatan
pengembangan yang mendidik, (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik, (6) Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (8)
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (9) Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (10) Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
Kedua, kompetensi kepribadian, kompetensi ini meliputi: (1) Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (2) Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (3)
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (4)
Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri, (5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Ketiga, kompetensi sosial, kompetensi ini meliputi: (1) Bersikap inklusif, bertindak
objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, (2) Berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, (3)
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman
sosial budaya, (4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.
Keempat, kompetensi profesional, kompetensi ini meliputi: (1) Menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2)
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3)
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, (5) Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Demikianlah paparan penulis mengenai guru inspiratif dan kompeten, semoga bermanfaat
bagi para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, siswa, masyarakat, dan seluruh stakeholder
pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas, Insya Allah kita akan mampu menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang handal di masa yang akan datang. SDM yang siap
menghadapi tantangan baik di tingkat nasional, ASEAN maupun maupun di tingkat dunia.
11

More Related Content

What's hot

Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanMenjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaMar Tunis
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...guest533a419
 
Ciri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang EfektifCiri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang EfektifFauzan Zain
 
Slide kriteria guru yang dicari.A171095
Slide kriteria guru yang dicari.A171095Slide kriteria guru yang dicari.A171095
Slide kriteria guru yang dicari.A171095MuhammadImran990501
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahIzyan Nadia
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasRendy Pangestu
 
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaranK01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaranJANGAN TENGOK
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaSusanti Susanti
 
Pembelajaran aktif dalam pendidikan moral
Pembelajaran aktif dalam pendidikan moralPembelajaran aktif dalam pendidikan moral
Pembelajaran aktif dalam pendidikan moralNormarini Norzan
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMSyaza Mohd Sabri
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Muhamad Yusup
 
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah (EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah Nadiah Husna Zaini
 
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuAsimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuPensil Dan Pemadam
 

What's hot (20)

Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanMenjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Proposal ptk ddy
Proposal ptk ddyProposal ptk ddy
Proposal ptk ddy
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Best 1
Best 1Best 1
Best 1
 
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
 
Ciri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang EfektifCiri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang Efektif
 
Bilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamikBilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamik
 
Masalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolahMasalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolah
 
Slide kriteria guru yang dicari.A171095
Slide kriteria guru yang dicari.A171095Slide kriteria guru yang dicari.A171095
Slide kriteria guru yang dicari.A171095
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
 
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaranK01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
K01947 20180528092619 k14 pengurusan alam pembelajaran
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
Pembelajaran aktif dalam pendidikan moral
Pembelajaran aktif dalam pendidikan moralPembelajaran aktif dalam pendidikan moral
Pembelajaran aktif dalam pendidikan moral
 
Peran guru ipa
Peran guru ipaPeran guru ipa
Peran guru ipa
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
 
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah (EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
(EDUP 3043) Pengurusan Bilik Darjah
 
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah lakuAsimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
Asimen pengurusan bilik darjah dan tingkah laku
 

Similar to Guru Inspiratif dan Kompeten (20)

Pensijilan guru
Pensijilan guruPensijilan guru
Pensijilan guru
 
Pensijilan guru SME6044
Pensijilan guru SME6044Pensijilan guru SME6044
Pensijilan guru SME6044
 
Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Resume teaching
Resume teachingResume teaching
Resume teaching
 
Pembelajaran problem based learning
Pembelajaran problem based learningPembelajaran problem based learning
Pembelajaran problem based learning
 
Kpd 3026 rosliza razali
Kpd 3026 rosliza razaliKpd 3026 rosliza razali
Kpd 3026 rosliza razali
 
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar MengajarMakalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
 
Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
Strategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatifStrategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatif
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
 
Artikel kualitas pendidikan
Artikel kualitas pendidikanArtikel kualitas pendidikan
Artikel kualitas pendidikan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kemahiran belajar cara belajar
Kemahiran belajar cara belajarKemahiran belajar cara belajar
Kemahiran belajar cara belajar
 
Tesis bab 1
Tesis bab 1Tesis bab 1
Tesis bab 1
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesional
 
Muzakarah profesi
Muzakarah profesiMuzakarah profesi
Muzakarah profesi
 

More from Joko Prasetiyo

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...Joko Prasetiyo
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriJoko Prasetiyo
 
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaJoko Prasetiyo
 
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaJoko Prasetiyo
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Joko Prasetiyo
 
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Joko Prasetiyo
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Joko Prasetiyo
 
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Joko Prasetiyo
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Joko Prasetiyo
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Joko Prasetiyo
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Joko Prasetiyo
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaJoko Prasetiyo
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Joko Prasetiyo
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarJoko Prasetiyo
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Joko Prasetiyo
 
The 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleThe 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleJoko Prasetiyo
 

More from Joko Prasetiyo (20)

MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF DI SMK NEGERI 2 ...
 
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi KepriPendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
Pendidikan Berkualitas, Kunci Sukses Pembangunan di Provinsi Kepri
 
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
 
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap KerjaPendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
 
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
 
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
 
The 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleThe 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective People
 
ISO 9000
ISO 9000ISO 9000
ISO 9000
 

Recently uploaded

Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Guru Inspiratif dan Kompeten

  • 1. 1 DI BALIK KONTROVERSI KURIKULUM 2013: GURU INSPIRATIF DAN KOMPETEN Oleh : Joko Prasetiyo, S.Pd, MBA Penulis adalah Kepala SMKN 4 Bintan, Alumnus Pascasarjana UGM. Kontroversi kurikulum 2013 (K-13) hingga saat ini belum juga usai, perdebatan antara yang mendukung K-13 dan yang menolak sampai saat ini juga belum ada titik temu, hingga akhirnya Kemendikbud menghentikan sementara penerapan K-13, sekolah yang boleh melanjutkan K-13 hanya terbatas pada sekolah percontohan sejumlah 6.221 sekolah, sekolah yang baru menerapkan K-13 selama satu semester harus kembali lagi ke kurikulum 2006/KTSP. Di balik kontroversi dan perdebatan panjang tentang kurikulum 2013, ada satu hal yang mungkin agak terabaikan, yaitu kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum. Padahal guru sebagai tenaga pendidik memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan dan membentuk sumber daya manusia yang handal di masa yang akan datang, karena sebagus apapun bentuk kurikulumnya, secanggih apapun teknologi yang dipakai, selengkap apapun sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan atau sekolah tidak akan ada artinya tanpa guru yang kompeten dan berkualitas. Guru yang kompeten dan berkualitas akan menginspirasi murid-muridnya untuk meraih kesuksesan. Mengutip apa yang disampaikan oleh Wiliam Arthur Ward: “Guru yang biasa- biasa berbicara, guru yang bagus adalah menerangkan, guru yang hebat adalah guru yang mendemonstrasikan, guru yang agung adalah guru yang memberi inspirasi”. Guru inspiratif adalah guru yang mampu memberikan stimulasi mental kepada murid-muridnya. Stimulasi mental ini mempengaruhi murid tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi melibatkan rasa atau
  • 2. 2 emosi positif sehingga memberi dampak yang lebih kuat terhadap pemahaman murid. Semakin banyak emosi positif yang dirasakan oleh murid pada waktu belajar maka penguasaan materi pelajaran akan semakin baik. Pada kondisi ini anak akan merasa termotivasi untuk belajar lebih lanjut mengenai ilmu yang diajarkan. Guru inspiratif juga mampu memberikan keteladanan dan motivasi bagi murid-muridnya untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Bila dikaitkan dengan peran emosi terhadap kinerja otak manusia pada saat belajar, hal ini dapat dipahami baik secara psikologis maupun fisiologis. Seorang murid yang berhasil menguasai pengetahuan atau keterampilan baru akan merasa senang. Secara psikologis, perasaan senang merupakan pengukuhan sosial. Di samping pengukuhan sosial, murid mungkin menerima pengukuhan positif yaitu pada saat mereka mendapat nilai yang bagus atau penghargaan oleh guru atau orang tua dalam bentuk hadiah atau tambahan jam bermain misalnya. Pengukuhan positif (reinforcement) adalah stimulus yang dapat menyebabkan seseorang merasa senang dan ingin mengulang perilaku tersebut. Ada 13 kriteria guru inspiratif dan professional menurut National Board for Profesional Teaching Standards, USA yaitu: (1) Menguasai materi pelajaran. (2) Menggunakan dengan tepat kemampuannya dalam mengajar dan belajar, (3) Kemampuan memecahkan masalah berkaitan dengan instruksional pembelajaran, (4) Kemampuan melakukan improvisasi, (5) Manajemen kelas, (6) Kepekaan dalam menanggapi situasi selama pembelajaran berlangsung, (7) Sensitifitas terhadap konteks, (8) Memonitor pembelajaran, (9) Bertindak berdasarkan data, (10) Respek terhadap orang lain, (11) Mempunyai jiwa mendidik, (12) Memfasilitasi murid agar mencapai prestasi tertinggi, (13) Memfasilitasi murid agar lebih memahami kompleksitas. Untuk lebih memahami ketiga belas kriteria guru inspiratif dan profesional, penulis akan mengulas satu persatu kriteria tersebut di bawah ini: 1. Menguasai materi pelajaran Seorang guru tidak bisa mengajar dengan baik tanpa menguasai materi pelajaran yang diajarkannya, pengetahuan akan materi pelajaran yang diajarkan sangat esensial. Secara umum pengetahuan guru mengenai materi pelajaaran akan meningkat seiring dengan pengalaman mengajar guru. Seorang guru yang inspiratif memiliki pemahaman yang baik materi pelajaran yang diajarkan dan mampu mengorganisasikan pengetahuannya dan mampu mentransfer pengetahuan tersebut ke murid-muridnya.
  • 3. 3 Salah satu tugas guru adalah menciptakan perubahan pada murid, baik perubahan kognitif maupun perubahan pada sikap dan perilaku. Dalam hal ilmu pengetahuan, seorang guru menginspirasi murid untuk menguasi ilmu yang selama ini tidak diketahuinya sehingga mereka menjadi tahu. Murid yang sudah tahu sedikit akan menjadi lebih paham setelah mendapat penjelasan dari gurunya. Dalam hal sikap, perubahan ini mungkin tidak dapat diketahui dengan mudah namun melaui proses yang terus menerus dan dengan mengaplikasi metode pembelajaran yang tepat, perubahan sikap dapat dicapai. Dengan mengacu teori perilaku terencana yang dikemukakan oleh Ajzen (2005) maka menguatnya sikap merupakan modal yang dapat memperkuat intensi untuk melakukan suatu perilaku. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru setidaknya perlu memiliki dua hal, yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dan keyakinan bahwa ia menguasai materi pembelajaran. 2. Menggunakan dengan tepat kemampuannya dalam mengajar dan belajar Kemampuan guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat penting, kemampuan mengajar dalam hal ini adalah perpaduan antara kemampuan pedagogi, andragogi, dan teknik- teknik megajar. Ketiga terminologi ini banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Pedagogi sering dihubungkan dengan pembelajaran untuk anak usia yang lebih muda. Oleh karena itu pedagogi biasanya digunakan pada saat mengajarkan suatu ilmu pengetahuan yang sama sekali belum diketahui oleh murid. Dalam pedagogi seorang guru perlu memahami karakteristik murid dan menyesuaikan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan tersebut. Pedagogi berbeda dengan andragogi dalam hal kondisi murid yang dihadapinya. Pedagogi menekankan pada proses mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid yang belum memiliki ilmu tersebut sebelumnya. Oleh karena itu di dalam proses pedagogi, murid tergantung pada arahan guru. Andragogi di lain pihak adalah proses pembelajaran yang ditujukan pada murid yang memiliki motivasi dan memiliki cukup pengetahuan di bidang yang diajarkan, sehingga proses dialogis dapat terjadi. Dalam andragogi proses pembelajaran tidak memposisikan murid secara pasif melainkan aktif menggali keterkaitan ilmu yang diajarkan dengan pengalaman hidup mereka. Seorang guru yang inspiratif memadukan kedua pendekatan dalam proses pembelajaran, kemudian mengadaptasi perencanaan mengajar yang sudah disusunnya sesuai dengan tingkat
  • 4. 4 kematangan kelompok murid yang dihadapinya. Untuk dapat menerapkan pedagogi dan andragogi yang baik, seorang guru perlu terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi perkembangan psikologis anak-anak usia sekolah. 3. Kemampuan memecahkan masalah berkaitan dengan instruksional pembelajaran Solusi-solusi atas masalah yang terkait dengan kurikulum dan pembelajaran merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Untuk memiliki kemampuan tersebut, seorang guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan formal yang diperoleh dari pendidikan akademik tentang berbagai metode mengajar atau didaktik saja, tetapi mereka membutuhkan pengetahuan implisit mengenai cara-cara menyampaikan ilmu yang dimiliki tersebut kepada murid-muridnya. Mengutip teori yang dikemukakan oleh Michael Polanyi (1967) mengemukakan bahwa ada dua macam pengetahuan yang dibutuhkan seseorang dalam bekerja yaitu explicit knowledge dan implicit knowledge. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bersifat akademis terstruktur yang diperoleh dari pelajaran di sekolah, pengetahuan eksplisit ini disajikan dengan bahasa tertulis yang terstruktur dan formal didukung dengan data-data yang eksplisit. Sedangkan implicit knowledge atau tacid knowledge adalah pengetahuan yang tidak tertulis. Pengetahuan implisit bersifat spontan dari seseorang pada saat melakukan suatu aktifitas. Dengan kata lain pengetahuan implisit ini dapat langsung terwujud di dalam perilaku tanpa harus berfikir terlebih dahulu. Contoh yang paling sederhana dan umum untuk menjelaskan mengenai pengetahuan implisit ini adalah pada saat seseorang mengendarai sepeda roda dua. Pengetahuan mengenai mengendarai sepeda ini sifatnya sangat personal dan individual. Seseorang yang mengendarai sepeda tidak harus membaca buku mengenai bagaimana cara mengendalikan sepeda pada saat berada di jalan yang menikung. Seorang guru diharapkan akan memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya untuk membangun pengetahuan implisit ini. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyajikan materi pembelajaran di kelas. Semakin banyak pengalaman berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya, makin mudah baginya untuk mengenali dan memecahkan permasalahan yang dihadapi pada saat melakukan proses pembelajaran. Guru yang profesional mampu mengenali permasalahan semenjak fase persiapan materi pembelajaran. Kemampuan mengenali dan memecahkan masalah ini akan menjadi indikator bagi kinerja guru profesional. Guru yang berpengalaman dan selalu memanfaatkan pengalaman untuk
  • 5. 5 mengembangkan diri memiliki kinerja yang lebih baik karena mereka tahu kondisi kritis yang akan dihadapi pada saat menyajikan materi pembelajaran kepada muridnya. 4. Kemampuan melakukan improvisasi Improvisasi adalah sebuah proses yang dilakukan guru dalam mengolah sumber dan materi pembelajaran tanpa persiapan terlebih dahulu namun dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi murid. Improvisasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan penyertaan contoh dan penerapan metode pembelajaran yang tidak sama dengan yang sudah dirancang sebelumnya. Seorang guru yang menguasai materi pembelajaran dan teknik mengajar dapat dengan lancar melakukan improvisasi pada saat berhadapan dengan murid. Berbeda dengan guru yang kurang menguasai materi pembelajaran dengan baik biasanya cenderung melakukan proses pembelajaran secara kaku. Setidaknya diperlukan diperlukan beberapa variabel yang dibutuhkan bagi seorang guru agar dapat melakukan improvisasi dalam proses pembelajaran. Pertama adalah penguasaan materi dan teknik pembelajaran. Penguasaan materi pembelajaran akan mendongkrak kepercayaan diri guru pada saat mengajar. Kedua adalah kreativitas, guru yang kreatif menyajikan materi pembelajaran dengan metode yang bervariasi. Dengan variasi metode tersebut, guru setiap saat melakukan improvisasi, keterlibatan murid pada proses improvisasi pembelajaran yang kreatif ini dapat memberikan pemahaman terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari dengan baik. 5. Manajemen kelas Manajemen kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menciptakan dan mendorong terjadinya proses pembelajaran baik yang bersifat akademik maupun emosi. Keterampilan manajemen kelas ini amat dibutuhkan oleh seorang guru untuk menumbuhkan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Manajemen kelas ini meliputi terciptanya lingkungan fisik maupun suasana kelas yang dibangun untuk mendukung proses pembelajaran. Manajemen lingkungan fisik dapat berupa menciptakan ruang kelas yang bersih dan nyaman. Penataan kelas yang memungkinkan interaktivitas terjadi antara guru dan murid, kelas yang dihias dengan poster yang relevan dengan proses pembelajaran merupakan contoh dari manajemen lingkungan fisik. Suasana kelas dapat dibangun melalui pola komunikasi yang positif antara guru dan murid. Faktor lain yang mempengaruhi suasana kelas adalah sikap guru dalam mendisiplinkan murid, dan pola pemberian hukuman maupun penghargaan.
  • 6. 6 6. Kepekaan dalam menanggapi situasi selama pembelajaran berlangsung Tugas guru bisa diibaratkan sebagai pengatur lalu lintas udara di sebuah bandara. Pengatur lalu lintas ini harus peka dan memperhatikan berbagai benda yang bergerak di udara dan keadaan cuaca demi lancarnya lalu lintas dan keselamatan penerbangan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, guru juga perlu mengasah kepekaan terhadap berbagai perubahan reaksi murid maupun situasi kelas pada saat menerima penjelasan mengenai materi pelajaran yang disampaikan. Guru di kelas harus peka terhadap aksi maupun reaksi dari murid dan situasi kelas. Informasi ini perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam memutuskan apakah metode mengajar yang diterapkan sesuai atau tidak. Apabila situasi kelas kurang kondusif maka guru yang peka akan sadar dan sukarela mengganti pendekatan yang lebih sesuai. Guru yang jeli seakan memiliki mata di belakang kepalanya sehingga selalu dapat menangkap berbagai reaksi dan perubahan yang terjadi di dalam kelas. 7. Sensitifitas terhadap konteks Ada tiga variabel yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, yaitu guru, murid dan situasi. Ketiga variabel ini saling berinteraksi selama proses pembelajaran berlangsung. Selaku pendidik, seorang guru perlu menumbuhkan sensitivitas terhadap karakteristik murid yang dididiknya. Salah satu upaya yang biasa dilakukan seorang guru yang sensitif terhadap keunikan individual ini adalah mempelajari data pribadi calon muridnya. Misalnya, murid merupakan anak tunggal akan berbeda pola perilaku dan gaya komunikasinya dibandingkan dengan murid yang datang dari keluarga besar, murid yang merupakan anak pertama akan berbeda perilakunya dengan anak bungsu. Dengan demikian guru perlu menyesuaikan dengan sikap, perilaku dan pola komunikasi anak. Guru yang sensitif terhadap konteks pembelajaran akan secara bijaksana memahami karakteristik murid-muridnya, baik secara pribadi, sosial maupun budaya. Pemahaman ini sangat bermanfaat untuk mengetahui latar belakang dan potensi yang dimiliki murid-muridnya. 8. Memonitor pembelajaran Pakar psikologi Edward Thorndike mengemukakan bahwa pembelajaran akan berhasil optimal apabila murid berada pada kondisi siap fisik, mental, maupun emosi untuk belajar. Fakta
  • 7. 7 yang ditemukan di lapangan adalah tidak semua murid di kelas siap dan mempunyai ketertarikan untuk belajar. Mengantisipasi hal ini, guru perlu menciptakan suasana kelas siap sedemikian rupa sehingga murid merasa nyaman, siap untuk belajar, dan tertarik untuk terlibat di dalam proses pembelajaran. Upaya menciptakan lingkungan pembelajaran ini juga berkaitan dengan menjaga agar murid tetap fokus pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga materi yang disampaikan dapat diserap secara optimal. Monitoring bisa dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan pada murid. Cara ini juga terbukti efektif untuk menjaga agar murid fokus pada pelajaran sekaligus memancing interaksi murid dalam proses pembelajaran. Interaktivitas kelas dapat melipatgandakan pemahaman murid terhadap materi pembelajaran. Pemahaman, pengalaman, minat dan persepsi murid terkait dengan materi pembelajaran merupakan topik yang dapat dijadikan stimulus. Berdasarkan data ini, guru mencari keterkaitannya dengan topik yang sedang dipelajari. Ketertarikan murid ini dapat tumbuh apabila mereka melihat ada hubungan antara topik yang dipelajari dengan minat mereka. 9. Bertindak berdasarkan data Proses pembelajaran tidak selalu dapat berjalan sebagaimana yang sudah dirancang oleh guru. Data yang diperoleh oleh pihak sekolah mengenai kondisi murid tidak selalu dapat dijadikan tolok ukur bagi proses pembelajaran semester berikutnya. Keunikan individu murid tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Guru, situasi serta kondisi lingkungan yang juga seringkali memberikan sumbangan yang cukup bermakna. Guru pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan peneliti. Bagi seorang guru, setiap data perlu dijadikan hipotesis yang perlu diuji kebenarannya. Seorang guru yang berpengalaman akan mengidentifikasi permasalahan sebelum mengambil kesimpulan dari sebuah hipotesis dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Pada saat mempersiapkan materi pembelajaran, guru harus jeli dalam menyiapkan hipotesis mengenai murid, materi pembelajaran, dan situasi kelas. Persepsi guru terhadap murid sangat mempengaruhi prestasi belajar murid. Guru yang memulai kelas dengan persepsi negatif terhadap murid cenderung melakukan tindakan yang merugikan murid, seperti misalnya kurang memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan karena guru berasumsi bahwa murid yang dihadapi adalah murid yang rendah kemampuannya. Perilaku lain yang sering diperlihatkan oleh guru yang berasumsi negatif adalah mengkritisi dengan menggunakan kata-kata yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu, guru
  • 8. 8 seyogyanya tidak dengan mudah mengambil keputusan dari data yang mungkin tidak lengkap melainkan harus mengujinya terlebih dahulu. 10. Respek terhadap orang lain Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kata-kata inilah yang sering didengung- dengungkan kepada murid di sekolah. Pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta, phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama. Untuk menjadi pahlawan guru harus membesarkan hati muridnya sehingga menumbuhkan respek/rasa hormat dari murid dan masyarakat. Respek merupakan bagian dari kepedulian. Kepedulian guru sangat berpengaruh terhadap semangat belajar murid, kepedulian seorang guru juga dapat membangkitkan kembali semangat belajar muridnya yang menurun, sehingga murid mampu meraih prestasi. 11. Mempunyai jiwa mendidik Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, tugas mendidik lebih berat daripada hanya sekedar mengajar. Mengajar hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada murid, sementara mendidik adalah sebuah proses yang panjang dalam mentransfer nilai, norma, dan menanamkan karakter yang baik kepada murid. Sebagai seorang pendidik guru juga harus mampu menstimulasi murid untuk mengembangkan sikap dan perilaku mereka agar sesuai dengan kaidah perilaku warga negara yang diharapkan oleh masyarakat dan negara. Profesi guru bukan hanya sekedar pekerjaan untuk mencari nafkah, tetapi profesi guru adalah bagian dari kehidupan. Mereka seakan dilahirkan untuk mengabdikan dirinya kepada upaya meningkatkan kualitas putra-putri bangsa. Untuk dapat melakukan hal itu, seorang guru perlu memiliki ketulusan dalam menjalankan tugasnya. Ketulusan guru tercermin dari sikap dan tutur kata yang menyebarkan kedamaian dan memotivasi bagi banyak orang. 12. Memfasilitasi murid agar mencapai prestasi tertinggi Prestasi murid merupakan salah satu kebanggan bagi guru. Pada saat mulai proses pembelajaran tidak semua murid siap, baik secara fisik maupun psikologis untuk menerima materi pembelajaran. Namun demikian guru yang suportif dapat menemukan cara yang tepat untuk membuat murid tertarik bahkan tertantang terhadap materi pembelajaran.
  • 9. 9 Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang dikemukakan oleh Vigotsky (1978) bisa digunakan untuk memfasilitasi murid agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Guru secara cermat mempelajari karakteristik masing-masing murid dan menemukan zona pengembangan proksimal kemudian menstimulasi dengan cara yang memotivasi kepada murid agar dapat mencapai prestasi yang tertinggi. 13. Memfasilitasi murid agar lebih memahami kompleksitas Permasalahan yang timbul di dalam kehidupan seringkali melibatkan berbagai pihak. Untuk memahami dan memecahkan permasalahan tersebut tentu saja dibutuhkan berbagai perspektif. Pada saat seorang murid masih memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, suatu permasalahan hanya dipandang dari satu perspektif saja. Tentu saja cara seperti ini hanya sesuai apabila persoalan yang dihadapi sederhana. Guru yang luas wawasannya perlu menstimulasi murid agar mereka dapat melihat sebuah persoalan dari berbagai sudut pandang. Kreatifitas dan kemampuan berfikir yang kompleks dan inovatif perlu dilatihkan ke murid. Dalam proses pembelajaran, guru yang bijaksana tidak hanya mengajak murid untuk melakukan aktifitas pembelajaran yang bersifat permukaan saja, misalnya menghafal jawaban, tetapi guru perlu melatih murid melakukan pembelajaran mendalam. Pembelajaran yang mendalam melibatkan kemampuan berfikir, menganalisis, dan menemukan makna. Dengan demikian murid diharapkan mengembangkan kemampuan untuk memahami dan sekaligus memecahkan permasalahan yang lebih kompleks. Guru yang Kompeten. Pada uraian di atas telah penulis paparkan mengenai kriteria guru inspiratif dan profesional, lalu bagaimana lalu bagaimana kriteria guru yang kompeten ?. Guru yang kompeten adalah guru yang menguasai empat kompetensi utama seperti yang disyaratkan oleh Permendiknas No.16 tahun 2007,yang meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Keempat kompetensi tersebut penjabarannya sebagai berikut: Pertama, kompetensi pedagogik, kompetensi ini meliputi: (1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) Mengembangkan kurikulum
  • 10. 10 yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu, (4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik, (6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kedua, kompetensi kepribadian, kompetensi ini meliputi: (1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, (5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Ketiga, kompetensi sosial, kompetensi ini meliputi: (1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, (2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, (3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya, (4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Keempat, kompetensi profesional, kompetensi ini meliputi: (1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, (3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, (5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Demikianlah paparan penulis mengenai guru inspiratif dan kompeten, semoga bermanfaat bagi para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, siswa, masyarakat, dan seluruh stakeholder pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas, Insya Allah kita akan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang handal di masa yang akan datang. SDM yang siap menghadapi tantangan baik di tingkat nasional, ASEAN maupun maupun di tingkat dunia.
  • 11. 11