1. 1
BUKU KURIKULUM 2013
Oleh: Prof. Suyanto, Ph.D
Tahun ajaran baru bagi sekolah jenjang Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah baru saja dimulai kemarin, 14 Juli 2014. Ada hal
yang sama sekali baru buat sekolah, buat siswa, dan juga buat orangtua
siswa. Apa itu gerangan? Tak lain adalah Kurikulum 2013. Setelah melalui
berbagai sosialisasi di tahun 2012 dan 2013, pada akhirnya mulai tahun
ajaran 2014 ini semua sekolah di seluruh tanah air wajib menerapkan
Kurikulum 2013.
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan agenda pendidikan
nasional yang maha besar. yang melibatkan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Jumlah sekolah secara keseluruhan sejak SD, SMP SMA/K yang menjadi
sasaran sebanyak 206.799. Dari total sekolah target itu melibatkan
31.244.844 siswa dan 1.425.001 guru (SD 783.935; SMP 415.980; SMA
139.398; dan SMK 85.688). Karena mengelola perubahan dengan variabel
sekolah, murid, dan guru yang sangat besar jumlahnya itulah akhirnya kita
menjumpai beberapa hambatan yang cukup signifikan. Hambatan apa yang
segera tampak saat ini dalam implementasi Kurikulum 2013 itu? Hambatan
yang sangat mebuat bingung sekolah, terutama bagi guru dan Kepala
Sekolah adalah keterlambatan buku ajar. Semangat mendasar dari
Kurikulum 2013 adalah bahwa keterlibatan guru dalam mempersiapkan
bahan ajar dan persiapan mengajar didesain sangat minimal. Apa tujuan
desain seperti? Tujuannya adalah agar guru tidak banyak terlibat dalam
pernik-pernik mempersiapkan bahan ajar sehingga mereka lebih
berkonsentrasi pada proses pembelajaran. Dengan gagasan seperti ini
diharapkan standar kompetensi lulusannya akan jauh lebih baik dari
kurikulum yang digantikanya, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Dalam KTSP guru harus membuat tujuan pembelajaran,
merumuskan kompetensi lulusan yang harus dicapai, mencari bahan ajar,
membuat persiapan pembelajaran yang cukup memekan waktu. Dalam
2. 2
Kurikulum 2013, pekerjaan guru diringankan oleh pemerintah, yang
selanjutnya para guru diminta berkonsentrasi pada peningkatan kualitas
proses dan evaluasi pembelajaran. Bagaimana skenario pemerintah itu akan
direalisasikan? Salah satu strategi yang ditempuh adalah mempersiapkan
buku ajar yang sangat komprehensif, self contained , self explained dengan
dilengkapi metodologi pembelajarannya beserta bagaimana cara
mengevaluasnya dan juga melakukan program remedial dan pengayaan,
yang kemudian disebutnya sebagai buku Babon. Di fihak lain para siswa
juga akan dilengkapai buku ajar gratis, tidak beli, yang tentunya akan
sinergis dengan buku guru tadi. Dengana adanya buku guru dan buku teks
untuk siswa maka lengkaplah amunisi bagi guru untuk menjalankan proses
pembelajaran yang juga dalam proses itu telah diberi rambu-rambu
mengenai apa yang harus dicapai dalam kompetensi lulusan setiap jejang
pendidikan beserta Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus
disampaikan kepada para siswa. Dengan dilengkapinya buku guru dan buku
siswa itu guru dalam proses pembelajaran diharapkan harus mampu
membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan pada diri siswa melalui
aktivitas proses pembelajaran seperti: accepting; responding; valuing
orginizing/internalizing; dan characterizing. Di samping itu guru juga harus
mampu membentuk keterampilan siswa melalui kegiatan-kegiatan:
observing; questioning; experimenting; associating; communicating, dan
creating. Kalau skenario implementasinya seperti itu, lalu adakah persoalan
saat ini? Pesoalannya ialah bahwa pada hari pertama sekolah dimulai pada
tahu ajaran 2014, buku ajar untuk siswa belum semua sampai ke sekolah.
Inilah yang membuat para guru bingung. Mengapa bingung? Karena buku
adalah amat vital posisinya dalam skenario implementasi itu. Terlebih di
tingkat SD, jelas keberadan buku ajar itu sangat diperlukan oleh guru
karena memang semua bahan bahan dan tema tema yang akan
diintegrasikan selama satu semester itu telah dikemas dalam buku itu.
Sebagai unsur penting, buku memang tidak boleh tidak ada di sekolah.
Adanyapun harus lengkap, sesuai dengan jumlah siswa. Saat ini masih ada
sekolah yang belum menerima buku secara lengkap, atau bahkan di daerah-
3. 3
daerah terpencil bahkan belum sama sekali. Inilah yang membuat
kebingungan sekolah. Semoga dalam minggu ini semua buku telah diterima
oleh seluruh sekolah sesuai dengan jumlah siswa. Semoga.
Prof. Suyanto, Ph.D
Guru Besar Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.