1) Dokumen tersebut membahas pentingnya mempertahankan status bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). 2) Untuk mempertahankan status bebas, Indonesia perlu memenuhi persyaratan surveilans, deteksi dini kasus, dan pengendalian impor yang ketat. 3) Dokumen ini juga menjelaskan manfaat mempertahankan status bebas PMK bagi ketahanan pangan dan perdagangan
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Surabaya, 6 Desember 2021
1. MEMPERTAHANKAN
STATUS BEBAS PMK
INDONESIA SESUAI
KETENTUAN OIE
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Rapat Koordinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) – PUSAT VETERINER FARMA
6 Desember 2021
2. Outline presentasi
Kapasitas deteksi
kasus PMK
Status bebas PMK
menurut OIE
Rekonfirmasi
tahunan status
bebas PMK
Manfaat
mempertahankan
status bebas PMK
1
3
2
4
6 Desember 2021 Rapat Koordinasi PMK - PUSVETMA
4. Serangan wabah PMK ke negara bebas
• Negara-negara bebas PMK rentan
terhadap serangan wabah PMK
• Sejak 2000 telah terjadi wabah besar
di negara-negara yang sebelumnya
bebas setiap 2 – 3 tahun
• Wabah bervariasi dalam hal:
• Skala
• Reaksi respons
Sumber: Presentation of Jonathan Rushton on FMD – impacts in free countries. EU-FMD Webinar 29th April 2016.
4
6. Kapasitas deteksi dini
• Kapasitas lokal untuk mendeteksi PMK hanya
dapat diverifikasi dengan bukti bahwa ada
laporan “positif palsu” (false positive) penyakit
• Mengingat frekuensi kejadian penyakit
vesikuler* (vesicular disease) yang tinggi di
banyak negara, maka normal ada positif palsu
Sumber: Presentation of Jonathan Rushton on FMD – impacts in free countries. EU-FMD Webinar 29th April 2016.
* Termasuk dalam kategori ini adalah: Penyakit mulut dan
kuku (PMK); Vesicular Stomatitis (VS); Swine Vesicular
Disease (SVD); dan Vesicular Exanthema of Swine (VES).
6
7. Kasus terduga PMK di Indonesia
Newspaper
Journalist
Kasus penyakit terduga PMK terjadi
di RPH Kapuk pada September
2015. Kasus penyakit yang sama
terjadi di peternakan babi di
bantaran Cisadane, Kota Tangerang
2 serum sampel yang diambil dari RPH Kapuk
pada 1 Mei 2019, yang diduga vesicular
exanthema. Sampel dikirim ke WRLFMD dan
diterima pada 21 Juli 2019 dengan hasil
negatif terhadap uji RT-PCR untuk PMK, SVDV
dan Vesicular exantema dari virus babi.
September 2015 Mei 2019
6 Desember 2021 Rapat Koordinasi PMK - PUSVETMA
7
8. Contoh: Kasus terduga PMK di Brazil
• Seluruh staf teknis pemerintah di lapangan,masyarakat peternak dan dokter
hewan swasta dilatih dan diharuskan melapor apabila melihat gejala klinis
penyakit vesikular (Vesiculer disease)
• Apabila diduga PMK, harus segera dilaporkan ke unit lokal terdekat atau ke
otoritas tertentu yang selanjutnya akan menotifikasi ke tingkat lebih tinggi.
• Respons terhadap suatu dugaan wabah harus dimulai dalam waktu 8 jam
sejak diterimanya notifikasi.
• Semua tindakan dilakukan dengan menganggap bahwa peternakan tersebut
terinfeksi sampai dapat dibuktikan sebaliknya.
• Dalam waktu yang cepat, peternakan yang terduga harus diisolasi,
pergerakan ternak dilarang, dan sampel dikumpulkan dan dikirimkan ke
laboratorium untuk konfirmasi diagnosis.
8
9. Contoh: Kasus terduga PMK di Brazil (lanjutan)
Notifikasi ke OIE melalui sistim surveilans Vesicular Disease (VD)
Periode Notifikasi
terduga VD
Bukan
terduga VD
Investigasi
laboratorium
Positif
PMK
November 2014 – Oktober 2015 1.923 1.765 158 -
November 2015 – Oktober 2016 653 618 35 -
November 2016 – Oktober 2017 318 203 201 -
*) VD = PMK dan Vesicular stomatitis (VS)
Sumber: Analisis Risiko Pemasukan Daging Sapi Beku Tanpa Tulang Dari
Brazil Ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (2018)
9
10. Mengapa mempertahankan bebas PMK penting?
• Sifat unik virus PMK dan epidemiologi penyakit – sulit untuk ditanggulangi,
tapi bukan tidak mungkin untuk dieradikasi
• Tidak ada cetak biru strategi eradikasi global seperti halnya rinderpest
• Lebih dari 100 dari 182 Negara Anggota OIE masih belum bebas PMK
• Penyakit dalam daftar OIE (OIE listed disease) yang paling menular dan
sensitif terhadap perdagangan – berdampak pada ketahanan pangan dari
suatu negara dan global
• Disepakati dan dibahas dalam Resolusi yang diadopsi pada OIE/FAO
Konferensi PMK Global yang pertama di Asunción, Paraguay pada Juni
2009 dan yang kedua di Bangkok, Thailand pada Juni 2012
Sumber: Presentation Lea Knopf (Scientific and Technical Department, OIE Paris, France)
10
11. Strategi mempertahankan status bebas PMK
• Pencegahan introduksi virus ke dalam wilayah negara seperti yang ditentukan
dalam OIE Code
• Deteksi dini terhadap setiap kemungkinan ancaman – surveilans, kesadaran
penyakit (disease awareness), kapasitas laboratorium dan diagnostik
– Pemahaman tentang pintu masuk potensial:
➢ perdagangan resmi
➢ perdagangan ilegal
• Sistim manajemen darurat (Emergency management system): Rencana
respons cepat, rencana kontinjensi nasional dan sub-nasional
• Otorisasi dan prosedur impor cepat untuk ‘vaksinasi darurat’
• Kemitraan dengan swasta (Public Private Partnerhips) – melibatkan produser,
peternak subsisten, sektor swasta/industri, perusahaan farmasi dan vaksin
11
12. Rencana Kontinjensi PMK
• Ada biaya yang dibutuhkan untuk menyusun dan
memperbaharui suatu rencana kontinjensi PMK
• Untuk benar-benar efektif, rencana kontinjensi
perlu diuji melalui proses simulasi yang
direncanakan
• Idealnya positif palsu (false positive) dari tingkat
lapangan juga harus memungkinkan rencana
kontinjensi untuk diuji
• Rencana kontinjensi memerlukan staf yang
terlatih dalam jumlah memadai, serta juga
kapasitas cadangan (jika diperlukan)
Sumber: Presentation of Jonathan Rushton
on FMD – impacts in free countries. EU-FMD
Webinar 29th April 2016.
12
13. Status bebas PMK menurut OIE
2
6 Desember 2021 Rapat Koordinasi PMK - PUSVETMA
14. • SISKESWANAS, persyaratan umum
✓ Kepatuhan terhadap Chapter 3.2. dan 3.3. OIE Terrestrial Code
tentang kualitas dan evaluasi SISKESWANNAS
✓ Transparansi dalam perencanaan dan eksekusi kegiatan surveilans
sesuai Chapter 1.1. (Artikel 1.1.2.) OIE Terrestrial Code.
• Kepatuhan berkelanjutan terhadap kewajiban pelaporan
✓ Laporan penyakit hewan setiap 6 bulan ke WAHIS
✓ Laporan tahunan kesehatan hewan ke WAHIS
✓ Laporan kejadian penyakit hewan yang tidak biasa (notifikasi segera)
• Pembayaran kontribusi tahunan Negara Anggota OIE
Persyaratan dasar untuk negara bebas
Sumber: Presentation Lea Knopf (Scientific and Technical Department, OIE Paris, France)
14
15. Persyaratan bebas PMK tanpa vaksinasi
1. Memiliki pelaporan penyakit hewan yang regular dan cepat;
2. Mengirimkan pernyataan ke OIE yang menyatakan bahwa selama 12 bulan terakhir
di seluruh wilayah negara:
a. tidak ada kasus PMK;
b. tidak dilakukan vaksinasi terhadap PMK;
3. Menyampaikan bukti terdokumentasi bahwa selama 12 bulan terakhir:
a. surveilans diimplementasikan untuk mendeteksi gejala klinis PMK dan
menunjukkan:
i. tidak ada bukti infeksi virus PMK pada hewan yang tidak divaksinasi;
ii. penularan virus PMK pada hewan yang sebelumnya divaksinasi ketika
berupaya untuk menjadi tidak divaksinasi;
b. tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan deteksi dini PMK telah
diimplementasikan;
Berlanjut ke butir 4
16. Persyaratan bebas PMK tanpa vaksinasi
4. Menyampaikan bukti terdokumentasi secara detil bahwa selama 12 bulan
terakhir telah diimplementasikan dan disupervisi:
a. pada kasus zona bebas PMK, batas-batas zona yang diusulkan bebas jelas;
b. batas-batas dan tindakan-tindakan zona proteksi, jika berlaku;
c. sistim untuk pencegahan masuknya virus PMK ke dalam negara atau zona
yang diusulkan bebas;
d. pengendalian pemasukan hewan yang rentan, daging dan produk lainnya
ke dalam negara atau zona yang diusulkan bebas;
e. tidak ada introduksi hewan yang divaksinasi
ZONA PROTEKSI:
Berrati zona di mana biosekuriti dan tindakan-tindakan sanitary tertentu dijalankan
untuk mencegah masuknya agen patogen ke dalam negara atau zona bebas dari
negara atau zona tetangga yang berbeda status kesehatan hewannya
16
17. Persyaratan mempertahankan bebas PMK
Dukungan informasi yang perlu disampaikan ke OIE:
a. Surveilans;
b. Tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan
deteksi dini;
c. Sistim yang berjalan untuk pencegahan masuknya
virus PMK;
d. Pengendalian pemasukan hewan yang rentan dan
produknya ke dalam negara bebas PMK; dan
e. Tidak ada introduksi hewan yang divaksinasi
Sumber: a-annual-reconfirmation-fmd.docx (live.com)
18. Informasi surveilans yang diperlukan OIE
• Sistim deteksi dini dan apakah beberapa kasus terduga PMK
dilaporkan pada tahun berjalan atau tidak;
• Kriteria untuk meningkatkan dugaan PMK dan apakah kampanye
kesadaran (awareness campaign) atau pelatihan simulasi
(simulation exercises) telah dlakukan;
• Jenis surveilans (klinis, virulogis, serologis atau kombinasi);
• Jumlah kasus terduga (jika ada), dan tindak lanjut pengujian
dan/atau investigasi untuk mengecualikan PMK dan mencapai final
diagnosis diferensial
Sumber: a-annual-reconfirmation-fmd.docx (live.com)
18
19. Surveilans di negara atau zona bebas
• Tujuannya adalah untuk meningkatkan deteksi dini dan mencegah
penularan penyakit
• Contohnya termasuk inspeksi atau pengujian terhadap:
• Hewan-hewan yang menunjukkan tanda-tanda klinis atau
kecurigaan/suspek PMK (non-vaksinasi)
• Hewan-hewan yang diimpor dan produknya
• Hewan-hewan di perbatasan dengan negara atau zona yang tidak
bebas PMK secara resmi, subpopulasi berisiko tinggi
• Kelompok hewan yang menunjukkan adanya peningkatan aborsi,
mortalitas pada anak sapi muda, penurunan hasil susu
19
20. Pengendalian pemasukan hewan hidup
• Pencegahan masuknya virus PMK ke negara Indonesia dengan
memberlakukan persyaratan kesehatan hewan yang menyatakan:
1) berasal dari negara bebas PMK tanpa vaksinasi (ditetapkan melalui
resolusi tahunan oleh OIE);
2) hewan tidak menunjukkan gejala klinis PMK pada hari pengiriman;
3) hewan dipelihara sejak lahir atau setidaknya selama 3 bulan terakhir
di negara bebas tanpa vaksinasi;
4) jika transit di zona terinfeksi, tidak terpapar sumber virus PMK
selama transportasi sampai ke tempat pengiriman
Sumber: OIE TAHC Article 8.8.10.
20
21. Pengendalian pemasukan daging sapi
A. Pencegahan masuknya virus PMK ke negara Indonesia dengan
memberlakukan persyaratan kesehatan hewan yang menyatakan:
1) berasal dari negara bebas PMK tanpa vaksinasi (ditetapkan melalui
resolusi tahunan oleh OIE)
2) daging berasal dari hewan yang dipotong di Rumah Potong Hewan
(RPH) dan telah melalui pemeriksaan ante- dan post mortem dengan
hasil yang memuaskan
Sumber: OIE TAHC Article 8.8.20.
21
22. Pengendalian pemasukan daging sapi (lanjutan)
B. Pencegahan masuknya virus PMK ke negara Indonesia dengan
memberlakukan persyaratan kesehatan hewan yang menyatakan:
1) berasal dari negara yang memiliki program pengendalian resmi (official
control program);
2) keseluruhan konsinyasi daging berasal dari hewan:
a. telah dipelihara setidaknya selama 3 bulan sebelum pemotongan,
dalam suatu zona negara pengekspor di mana sapi dan kerbau rawa
divaksinasi terhadap PMK secara teratur;
b. telah divaksinasi setidaknya 2 kali dengan vaksinasi terakhir tidak
lebih dari 6 bulan, kecuali kekebalan protektif telah ditunjukkan
selama lebih dari 6 bulan, dan tidak kurang dari satu bulan sebelum
pemotongan;
Sumber: OIE TAHC Article 8.8.22. 22
23. Pengendalian pemasukan daging sapi (lanjutan)
c. dipelihara 30 hari terakhir di peternakan, dan PMK tidak ada dalam
radius 10 km dari peternakan selama periode tersebut, atau
peternakan adalah suatu stasiun karantina;
d. ditransportasikan, dengan kendaraan yang dibersihkan dan
didisinfeksi sebelum sapi dan kerbau rawa dimuat, langsung dari
peternakan asal atau stasiun karantina ke RPH tanpa ada kontak
dengan hewan lain;
e. dipotong di RPH:
i. yang secara resmi ditunjuk untuk ekspor;
ii. di mana tidak ada PMK yang terdeteksi selama periode antara
disinfeksi terakhir yang dilakukan sebelum dipotong dan setelah
pengiriman untuk ekspor;
23
24. f. telah menjalani pemeriksaan ante- dan post mortem dalam waktu 24
jam sebelum dan setelah pemotongan tanpa ada bukti PMK;
3) berasal dari karkas yang telah dilepaskan tulangnya (deboned carcasses):
a. di mana kelenjar limfatik utama telah dihilangkan;
b. sebelum pelepasan tulang, telah mengalami maturase pada
temperature lebih besar dari + 2°C untuk periode minimum 24 jam
setelah pemotongan dan di mana nilai pH kurang dari 6,0 ketika diuji
di tengah kedua otot longissimus dorsi.
Pengendalian pemasukan daging sapi (lanjutan)
Sumber: OIE TAHC Article 8.8.22.
24
25. Pelatihan simulasi
• Pelatihan simulasi (simulation exercise) adalah kegiatan yang
dikendalikan di mana suatu situasi, yang bisa ada dalam kenyataan, ditiru
untuk pelatihan atau penilaian kapabilitas dan pengujian rencana (testing
of plans).
• Tujuan umum:
❑ untuk menentukan tingkat persyaratan sumber daya teknis untuk
menangani wabah;
❑ untuk menerjemahkan kebijakan teknis PMK ke dalam prosedur
operasional di tingkat provinsi/kabupaten/lokal; dan
❑ untuk menguji komunikasi dalam struktur respons penyakit eksotik
Sumber: OIE (2020). Guidelines for Simulation Exercises; Simulation Exercise:
Foot-and-mouth disease in New Zealand (2015)
25
29. Rekonfirmasi tahunan pada Sidang Umum OIE
• Negara Anggota [INDONESIA] yang memiliki status kesehatan hewan
[bebas penyakit PMK tanpa vaksinasi] yang diakui secara resmi wajib
mengkonfirmasi setiap tahun bahwa status mereka tidak berubah.
• Apabila seluruh persyaratan terpenuhi, status resmi dikonfirmasi
setiap tahun selama Sidang Umum (General Session) OIE, setelah
berkonsultasi dengan Negara-Negara Anggota OIE.
29
29
30. Rekonfirmasi tahunan
• Batas waktu aplikasi:
• Kanal aplikasi:
• Formulir tradisional: tersedia di website OIE
dan website ‘OIE Delegates’
• Sistim on-line
Login dan password diberikan kredensial
kepada ‘Delegate’ untuk WAHIS
30
30
November
30
31. Siklus pengajuan rekonfirmasi tahunan
31
Wajib
(mandatory)
November
setiap tahun
Tersedia
online
Dukungan
informasi, seperti
diminta
Dukungan dari
OIE RR dan SRR
OIE Status Dept.
Penilaian
Sesuai dengan
Resolusi 15
Sidang Umum
OIE ke-83
31
33. Formulir rekonfirmasi tahunan PMK
33
PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah ada kasus PMK dalam 12 bulan terakhir?
2. Apakah vaksinasi terhadap PMK telah dilakukan selama 12 bulan terakhir?
3. Apakah surveilans dijalankan sesuai dengan Artikel 8.8.40. sampai 8.8.42.
untuk mendeteksi tanda klinis PMK dan tidak menunjukkan bukti infeksi
virus PMK?
4. Apakah tindakan-tindakan regulasi untuk pencegahan dan deteksi dini telah
diubah selama 12 bulan terakhir?
5. Apakah zona penahanan (containment zone) telah ditetapkan, dihilangkan
atau dimodifikasi selama 12 bulan terakhir?
6. Apakah ada perubahan dalam sistim untuk mencegah masuknya virus PMK
ke negara ini?
Sumber: A_annual_reconfirmation_FMD - OIE - World Organisation for Animal Health
33
34. Formulir rekonfirmasi tahunan PMK (lanjutan)
34
PERTANYAAN YA TIDAK
7. Jika hewan rentan, daging dan produknya diimpor, apakah daging
diimpor sesuai dengan persyaratan dalam Chapter 8.8? N/A (tidak ada
importasi)
8. Apakah hewan yang divaksinasi terhadap PMK telah diintroduksi sejak
penghentian vaksinasi, kecuali sesuai dengan Artikel 8.8.8. dan 8.8.9? N/A (tidak ada
importasi)
9. Apakah ada perubahan dalam situasi epidemiologi atau peristiwa yang
signifikan mengenai PMK yang terjadi selama 12 bulan terakhir?
Sumber: A_annual_reconfirmation_FMD - OIE - World Organisation for Animal Health
34
36. Penilaian OIE terhadap rekonfirmasi tahunan
36
• Skrining oleh OIE (Disease Status Department dan OIE RR)
• Penilaian oleh Scientific Commission for Animal Diseases
– Seleksi status resmi penyakit (official disease status) –
10% dari rekonfirmasi tahunan yang akan diteliti detil
• Interaksi dengan Negara Anggota untuk meminta
informasi tambahan
• Negara yang diseleksi akan menerima pesan validasi
setelah rapat Scientific Commission setiap bulan Februari.
36
38. Biaya mempertahankan
status bebas dan
mengurangi risiko serangan
PMK perlu ditimbang
terhadap manfaatnya
Newspaper
Journalist
• Biaya pencegahan PMK perlu
ditampilkan relatif terhadap
keuntungan dari pengendaliannya
6 Desember 2021 Rapat Koordinasi PMK - PUSVETMA
Sumber: Presentation of Jonathan Rushton on FMD – impacts in free countries. EU-FMD Webinar 29th April 2016.
38
39. Keseimbangan biaya & manfaat bebas PMK
• Biaya PMK
• Surveilans
• Rencana kontingensi (contingency plan)
• Munculnya wabah
• Distorsi pasar
• Manfaat bebas PMK
• Sistim pangan yang menghasilkan produk pangan ternak yang
relatif murah dan andal
• Akses ke pasar internasional yang atraktif
Sumber: Presentation of Jonathan Rushton on FMD – impacts in free countries. EU-FMD Webinar 29th April 2016.
39
40. Manfaat mempertahankan status bebas
40
Mempertahankan
kesadaran stakeholder
dan dukungan politik
untuk pencegahan &
peringatan dini
introduksi patogen
Menunjukkan
transparansi &
kepatuhan
berkelanjutan
terhadap standar
internasional OIE
Memperkuat
kredibilitas dari status
penyakit yang diakui
secara resmi
Menambah
jaminan bagi mitra
dagang &
meningkatkan
potensi ekonomi
40
41. Dengan memperoleh dan
mempertahankan status resmi
bebas penyakit, Negara Anggota
[INDONESIA] menunjukkan
transparansi dan membantu
mempromosikan kesehatan hewan
dan kesehatan masyarakat di
seluruh dunia, sehingga
mendapatkan kepercayaan dari
mitra dagang dan komunitas
internasional.