Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pox dan menyebabkan demam, nodul pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi karena menurunkan produksi susu dan daging serta fertilitas ternak. LSD menyebar di Afrika, Timur Tengah, dan Eropa melalui lalat dan nyamuk sebagai vektor. Strategi pengendalian meliputi vaksin
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
LSD Indonesia
1. KAJIAN SINGKAT
LUMPY SKIN DISEASE
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan dan Kesmavet
Rapat Direktorat Kesehatan Hewan - Jakarta, 26 Februari 2019
2. APA ITU LUMPY SKIN DISEASE?
• Lumpy skin disease (LSD) adalah:
– suatu penyakit viral yang disebabkan oleh virus
pox pada sapi dengan dampak utamanya berupa
dampak sosio-ekonomi.
• Penyakit ini dikarakterisasi dengan demam,
nodul-nodul pada kulit yang jelas batasnya, plak
nekrotik pada mucus membran (terutama pada
organ respiratori bagian atas dan rongga mulut)
dan pembengkakan dari limfonoda perifer.
3. • Lebih 45% dari kelompok ternak dapat terinfeksi
dan tingkat mortalitas dapat mencapai 10%.
• Penyakit ini menyebabkan:
– emasiasi (kehilangan kondisi badan karena tidak
mau makan);
– kehilangan produksi susu secara temporer atau
permanen;
– fertilitas yang rendah atau kehilangan fertilitas
pada sapi jantan dan sapi betina;
– keguguran; dan
– kerusakan permanen pada kulit.
MENGAPA LSD PENTING?
5. • Lalat (Stomoxys spp.) berperan paling penting dalam
menyebarkan virus. Tetapi nyamuk (Culicoides spp.)
dan caplak juga dapat menularkan penyakit ini.
• Anak sapi dapat terinfeksi melalui minum susu dari
induk yang terjangkit penyakit ini.
BAGAIMANA SAPI TERINFEKSI?
6. • Biasanya terjadi selama musim panas yang
basah dan musim gugur, dimana lalat berlimpah.
• Sangat erat terkait dengan pox pada domba dan
kambing.
7. • Penyakit dapat juga menyebar melalui saliva dari
hewan terinfeksi jika hewan-hewan tersebut
menggunakan palungan air minum yang sama.
8. • LSD pertama kali ditemukan di Zambia pada 1929.
• Pertama kali menginfeksi negara-negara di Afrika
sub-Sahara dan Madagaskar, kemudian mengalami
perluasan pada 1980-an dan mulai menular ke arah
utara menginfeksi negara-negara di Afrika Utara.
• LSD menjangkiti Mesir pada 1988 dan kemudian
Israel pada 1989 dan negara-negara Timur Tengah
lainnya.
• Di sebagian besar negara Afrika bersifat endemik dan
terjadi di berbagai zona ekologi, kecuali Libya,
Algeria, Maroko dan Tunisia yang dianggap masih
bebas dari penyakit ini.
SEJARAH AWAL LSD DI DUNIA
9. • Dalam dekade terakhir, LSD dilaporkan di Mesir,
Israel, Bahrain, Kuwait, Oman, Yaman, West Bank,
Libanon, Jordania dan Turki, dan belakangan ini di
Azerbaijan, Siprus, Yunani, dan Rusia.
• Wabah di luar kontinen Afrika terjadi di Timur Tengah
pada tahun 2006 dan 2007, di Mauritius 2008, dan
Israel melaporkan adanya wabah LSD.
• Kecenderungan epidemiologi menyarankan bahwa
LSD endemik di sebagian besar negara-negara Afrika
dan penularan lebih lanjut ke Afrika Utara, Timur
Tengah dan wilayah Mediterranean, karena
perdagangan global hewan dan produk hewan.
PENYEBARAN LSD DI DUNIA
10. • Sejak 2012, LSD menyebar dari Timur Tengah ke
Eropa Tenggara, menulari Negara-Negara
Anggota Uni Eropa (Yunani dan Bulgaria) dan
beberapa negara-negara lain di wilayah Balkan.
LSD DI EROPA
12. WABAH LSD DI DUNIA (OIE, 2018)
Sumber: OIE Website (2019)
13. • Tidak ada wabah dilaporkan di negara manapun di
Eropa Tenggara sejak awal 2018 (kecuali Turki).
• Wabah-wabah di sekitar Eropa Tenggara pada
2018:
– Turki: 32 wabah dilaporkan melalui ADNS
(wilayah Eropa-Turki, April 2018).
– Georgia: 5 wabah dilaporkan pada Agustus –
September 2018 (OIE, WAHIS).
– Rusia: 58 wabah dilaporkan pada Juni – Oktober
2018 (OIE, WAHIS).
WABAH LSD DI EROPA TENGGARA (2018)
14. Penyebaran LSD di
Eropa (2015-2017)
Turki
Yunani
Albania
2017
Turki
Yunani
Albania
2016
2015
Turki
Yunani
BulgariaMontenegro
Kosovo
Serbia
15. • Disposal sanitari dari hewan-hewan yang dimusnahkan dan produk
hewan yang terkontaminasi, untuk menghilangkan sumber infeksi.
• Pengendalian lalu lintas dan karantina hewan, produk dan item lain
yang potensial, untuk mencegah penyebaran infeksi.
• Dekontaminasi fasilitas, peralatan dan benda-benda lain, untuk
menghilangkan jasad renik dan meminimalkan penyebaran virus yang
berasal dari hewan terinfeksi dan peternakan.
• Pengendalian vektor insekta pada tahap awal suatu wabah.
• Penelusuran dan surveilans untuk menentukan sumber dan
perluasan infeksi dan menyediakan bukti-bukti pembebasan penyakit.
• Zona dan/atau kompartementalisasi untuk menetapkan peternakan-
peternakan dan wilayah terinfeksi dan bebas penyakit.
• Kampanye penyadaran masyarakat untuk memfasilitas kerjasama
dari industri dan masyarakat.
• Ring vaksinasi, sebagai bagian dari kebijakan ‘stamping-out’.
STRATEGI PENGENDALIAN
APABILA ADA WABAH LSD
16. • Pemasukan hewan baru ke dalam
kelompok.
• Besaran kelompok (herd size).
• Pemanfaatan padang pengembalaan
bersama dan lokasi air minum.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO LSD
17. • Vaksinasi harus dilakukan terhadap seluruh populasi
di wilayah berisiko untuk meminimalkan jumlah
wabah (cakupan vaksinasi harus tinggi baik cakupan
hewan maupun cakupan peternakan).
• Jika vaksinasi diaplikasikan secara merata maka 96%
peternakan akan tervaksinasi dengan 75% hewan
yang tervaksin terproteksi secara efektif.
• Vaksinasi paling efektif dalam menurunkan
penyebaran LSD jika proteksi telah dikembangkan
pada saat virus masuk, diikuti dengan proteksi
kelompok setelah virus masuk.
VAKSINASI PALING EFEKTIF
18. • Kemungkinan penularan melalui importasi sapi
hidup dari negara-negara tertular LSD ekstrim
rendah.
• Kemungkinan penularan LSD melalui Stomoxys
spp yang terangkut bersama sapi dapat
diabaikan.
• Kemungkinan penularan LSD melalui importasi
semen, ova atau embrio dapat diabaikan.
• Kemungkinan penularan LSD melalui daging
dari hewan terinfeksi dapat diabaikan.
KESIMPULAN
Sumber: Etore F. et al (2017). Risk of lumpy skin disease into France.