1. TINJAUAN PROSEDUR PEMBEBASAN
AVIAN INFLUENZA:
(1) KEPULAUAN RIAU; DAN
(2) MENTAWAI, SUMATERA BARAT
DrhTri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Workshop Pembebasan Avian Influenza – BalaiVeteriner Bukittinggi
Batam, 19-20 Maret 2018
2. OIE TAHC CHAPTER 10.4. DEFINISI
BEBAS AVIAN INFLUENZA (2016)
Bebas Infeksi HPAI
- Subtipe H5 atau H7
- LPAI tidak diketahui
- Pada unggas
Bebas Infeksi Avian
Influenza
- Semua virus
influenza tipe A
termasuk HPAI
dan LPAI
- Selain
unggas,
termasuk
unggas liar
Definisi UNGGAS:
- Semua unggas domestik yang
digunakan untuk produksi,
restocking untuk pembibitan,
termasuk ayam belakang rumah
dan ayam aduan.
- Burung-burung yang
ditangkarkan untuk tujuan
apapun, termasuk untuk
perlombaan, ekshibisi, kompetisi
atau sebagai burung kesayangan
tidak dipertimbangkan sebagai
UNGGAS.
3. PERSYARATAN NEGARA/ZONA/KOMPARTEMEN
BEBAS AVIAN INFLUENZA (ARTIKEL 10.4.3.)
• Suatu negara, zona atau kompartemen dapat
dipertimbangkan sebagai bebas avian influenza jika
memperlihatkan bahwa tidak ada infeksi di negara,
zona atau komparteman dalam 12 bulan terakhir,
berdasarkan surveilans yang memenuhi ketentuan
dalam Artikel 10.4.27. s/d 10.4.33. (7 artikel).
• Definisi avian influenza dalam Artikel 10.4.27. s/d
10.4.333. hanya merujuk kepada infeksi pada unggas
saja (tidak mencakup burung liar).
4. WABAH HPAI GLOBAL 2016/2017
OIE Global Situation Report for Avian Influenza
http://www.oie.int/en/animal-health-in-the-world/update-on-avian-influenza/
5. PEMETAAN LAPORAN DAN
DISTRIBUSI CLADE H5N1(2016)
Sumber: Rama D., Sri H.I., HendraW. dan Bagoes P. Balai BesarVeterinerWates-Yogyakarta. (2017).Presentasi
Perkembangan Karakterisasi Antigenik dan Genetik InfluenzaVirus Monitoring (IVM) Network 2015-2016.
10-67 laporan
4-9 laporan
1-3 laporan
0 laporan
Laporan kasus AI
Jan-Agu 2016
6. WABAH HPAI PADA UNGGAS
(2015-2016)
Sumber: Sistem Informasi Kesehatan Hewan (iSIKHNAS)
https://www.isikhnas.com/ and https://wiki.isikhnas.com/
▪ Mayoritas wabah terjadi di pulau Jawa (Jawa Barat) dan Sumatera (Lampung)
pada sektor 3 komersial (ayam petelur, ayam potong, itik) dan sektor 4 (ayam
belakang rumah)
7. SURVEILANS PASAR UNGGAS HIDUP
• Tujuan surveillans lingkungan di pasar unggas hidup
sejak tahun 2009 yaitu
1) Untuk memonitor kemajuan pengendalian HPAI di Indonesia,
terutama di sektor komersial
2) Untuk memonitor sirkulasi virus avian influenza (virus H5N1
clade 2.1.3 dan H5N1 clade 2.3.2 )
3) Untuk mendeteksi awal dari munculnya virus influenza baru
(contohnya: surveilans H7N9) dan virus influenza A subtipe
lainnya
Sumber: Farida C.Z. NationalTechnical Advisor for Surveillance. FAO ECTAD Indonesia. Presentasi
Surveilans Lingkungan Pasar Unggas Hidup 2009-2016 dan Perkembangannya
8. SURVEILANS PASAR UNGGAS HIDUP
DI JABODETABEK(2009-2016)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
LBMs %M+ (Greater Jakarta )
%M+
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
Mar
Jun
Sep
Dec
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
LBMs %H5+ (Greater Jakarta )
%H5+
% M+ di PUH (Jabodetabek)
% M+ di PUH (Jabodetabek)
• 60%-70% pasar positif
Influenza A (M+) juga
H5+ di Jabodetabek
• Tahun 2016: 44% M+,
37% H5+
• 30% menunjukkan ada
influenza A, tapi bukan
subtipe H5
•HxNx??????
9. 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Mar
Mei
Jul
Sep
Nop
Jan
Mar
May
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
May
Jul
Sep
2013 2014 2015
12%14%
4%
11%
3%
11%
0% 3%
9% 12%
3%
33%
16%
34%
28%
9%11%
3%
11%
3%
12%
61%
27%
97%
67%
84%
% M+ di PUH dan H5+ (Surabaya)
%H5
%M+
1%
11%
21%
31%
41%
51%
61%
71%
81%
91%
Mar
Mei
Jul
Sep
Nop
Jan
Mar
May
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
May
Jul
Sep
Nov
2013 2014 2015
1% 1%1% 6% 4% 1% 0%
6% 5% 0%
8% 5%
% M+ di PUH dan H5+ (Medan)
%M+
%H5+
SURVEILANS PASAR UNGGAS HIDUP DI
SURABAYA DAN MEDAN (2009-2016)
• Tahun 2015: 90%
positif subtipe H5
clade 2.3.2 (90%)
Sumber: Farida C.Z. NationalTechnical
Advisor for Surveillance. FAO ECTAD
Indonesia. Presentasi Surveilans
Lingkungan Pasar Unggas Hidup 2009-
2016 dan Perkembangannya
10. SURVEILANS BBVET SUBANG
TAHUN 2015 DI 15 KABUPATEN/KOTA
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
KABUPATENLEBAK
KOTACILEGON
BANDUNGBARAT
CIAMIS
INDRAMAYU
KARAWANG
KOTABANJAR
KOTACIMAHI
KOTACIREBON
KOTASUKABUMI
KOTATASIKMALAYA
PURWAKARTA
SUBANG
BANTEN JAWA BARAT
%M+
%H5+ 2.1.3
%H5+ 2.3.2
• 30% H5+ clade
2.3.2
• 45% menunjukkan
ada influenza A tapi
bukan subtipe H5
•HxNx??????Sumber: Farida C.Z. NationalTechnical Advisor for Surveillance. FAO
ECTAD Indonesia. Presentasi Surveilans Lingkungan Pasar Unggas Hidup
2009-2016 dan Perkembangannya
11. KERANGKA KONSEPTUAL PENGENDALIAN
HPAI DI ASIA (STRATEGI GLOBAL)
Wabah
sering terjadi;
Beban virus
tinggi
Tidak ada
kasus
dalam
populasi
Peningkatan
kekebalan
kelompok
(vaksinasi)
Beban virus
rendah prog.
(peningkatan
biosekuriti)
Wabah
sporadik
(peningkatan
biosekuriti)
Tidak ada
kasus
dalam
populasi
Negara/
zona
bebas AI
Negara/
zona
bebas AI
Risiko manusia
tinggi
Risiko manusia
rendah
Progressive disease control pathway in the infected countries
JANGKA PANJANG
JANGKA MENENGAH
JANGKA PENDEK
12. SURVEILANS UNTUK PEMBUKTIAN BEBAS
AVIAN INFLUENZA (ARTIKEL 10.4.29)
• Surveilans pasif
• Laporan klinis yang diduga terinfeksi AI dan dikonfirmasi
laboratorium yang dikaji dari iSIKHNAS.
• Konfirmasi laboratorium terhadap kasus terduga AI
(Infolab; iSIKHNAS)
• Surveilans aktif
• Surveilans serologik dan virulogik yang dilakukan oleh
BalaiVeteriner bersama dengan Dinas yang menangani
fungsi peternakan kesehatan hewan.
13. SURVEILANS SEROLOGIS
• Tujuan: deteksi antibodi terhadap virus avian influenza.
• Hasil uji positif antibodi terhadap avian influenza memiliki 4
(empat) kemungkinan:
1) Infeksi alam virus avian influenza;
2) Vaksinasi terhadap avian influenza;
3) Antibodi maternal yang berasal dari parent flock yang
divaksinasi atau terinfeksi biasanya ditemukan dalam kuning
telur dan progeninya dapat bertahan selama lebih dari 4
(empat) minggu;
4) Rendahnya tingkat spesifisitas uji.
14. PRINSIP DESAIN SURVEILANS
• Metoda pengambilan serum harus berdasarkan perhitungan statistik
yang benar untuk menunjukkan ada atau tidak adanya virus AI dalam
populasi.
• Kluster flok yang seropositif dapat merefleksikan suatu seri kejadian,
termasuk tetapi tidak terbatas pada demografi dari populasi yang
diambil sampelnya, pendedahan terhadap vaksinasi atau infeksi dan
harus diinvestigasi lebih lanjut.
• Jika faktor vaksinasi tidak bisa dikeluarkan sebagai penyebab reaksi
serologi positif, metoda diagnostik untuk membedakan antibodi yang
dihasilkan akibat infeksi atau vaksinasi harus dilakukan (DIVA).
• Penting untuk mendokumentasikan secara mendalam hasil surveilans
serologi yang dilaksanakan secara random atau bertarget sebagai bukti
yang dapat dipercaya untuk menunjukkan tidak adanya infeksi virus AI
di negara, zona atau kompartemen.
15. SURVEILANS PEMBUKTIAN BEBAS AVIAN INFLUENZA
PADA POPULASI UNGGAS YANG DIVAKSINASI
(ARTIKEL 10.4.29.)
• Pada kasus dimana populasi unggas yang divaksinasi, strategi
surveilans harus berdasarkan atas metoda:
• virologik atau serologik; dan
• klinis.
• Penggunaan ‘unggas sentinel’:
• Unggas-unggas sentinel tidak divaksinasi, bebas antibodi virus dan
diidentifikasi secara jelas dan permanen.
• Unggas-unggas sentinel digunakan hanya jika tidak tersedia prosedur
laboratorium yang tepat.
• Interpretasi hasil serologik dengan adanya vaksinasi diuraikan
dalam Artikel 10.4.33.
16. PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
• Kasus AI pertama kali
dilaporkan tahun 2006.
Tahun Lokasi kejadian
2006 - Kabupaten Karimun
- Kota Batam
2007 Tidak dilaporkan kasus AI
2008 Kabupaten Karimun
2009 Kabupaten Tanjung Pinang
2010 Kota Batam
2011 - Kota Batam
- Kabupaten Lingga
2012 Tidak dilaporkan kasus AI
2013 - Kota Batam
- Kota Tanjung Pinang
- Kabipaten Lingga
2014 Tidak dilaporkan kasus AI
Sumber: BVet Bukittinggi (TOR Surveilans Dalam
Rangka Menyatakan Provinsi Kepri Bebas Avian
InfluenzaTahun Anggaran 2017)
17. PENANGANAN KASUS AI (2006-2013)
• Tindakan yang telah dilakukan:
• Pemeriksaan dengan rapid test
• Depopulasi (membakar dan mengubur bangkai)
• Biosekuriti
• Penutupan lalulintas ternak
• KIE untuk masyarakat
Sumber: BVet Bukittinggi (TOR Surveilans Dalam Rangka Menyatakan
Provinsi Kepri Bebas Avian InfluenzaTahun Anggaran 2017)
Tidak ada informasi TENTANGVAKSINASI DI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU???
18. SURVEILANS AI DI KEPULAUAN
KEPRI (2016)
• Tahap 1: Metoda
uji yang
digunakan adalah
ITET (inokulasi
telur embryo
tertunas)
• Tahap 2: Metoda
uji yang
digunakan adalah
sebagian ITET
dan sebagian
PCR.
Kabupaten/Kota
Tahap 1 Tahap 2
% positif % positif
Batam 1/305 (0,33%)* 0/249 (0,0%)
Tanjung Pinang 1/246 (0,41%)* 0/124 (0,0%)
Natuna 0/426 (0,0%)* 6/204 (2,94%)**
Lingga 1/218 (0,46%) 0/321 (0,0%)
Karimun 0/316 (0,0%) 7/357 (1,96%)
Bintan 0/228 (0,0%) 0/140 (0.0%)
Anambas 0/111 (0,0%) 1/82 (1,22%)
Total 3/1.840 (0,16%) 14/1.447 (0,97%)
*) Sampel lingkungan **) sampel swab kloaka
Sumber: BBvet. Bukitinggi. Laporan Pelaksanaan Surveilans Dalam Rangka
Menyatakan Provinsi Kepri Bebas AI Tahun Anggaran 2016
19. HASIL SURVEILANS AI (2014-2016)
Tahun Prevalensi/Identifikasi virus AI
2014 0%
2015 - Oktober 2015: Deteksi virus AI pada sampel dari pasar
unggas di Kabupaten Karimun dan Tanjung Pinang, tetapi
tidak terjadi kasus kematian pada unggas.
- Desember 2015: Pengambilan diulangi pada pasar yang
sama, tetapi tidak terdeteksi virus AI.
2016 Deteksi virus AI di Kota Batam, Kota Tanjung Pinang,
Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Natuna.
Sumber: BVet Bukittinggi (TOR Surveilans Dalam Rangka Menyatakan
Provinsi Kepri Bebas Avian InfluenzaTahun Anggaran 2017)
20. CATATAN DARI SURVEILANS
PEMBEBASAN PROVINSI KEPRI
• KASUS AI TIDAK DILAPORKAN SEJAK 2014
• Masih ada infeksi virus AI dari hasil surveilans pada
tahun 2015 dan 2016
• Apabila sampel diambil dari PUH, maka perlu
dilakukan profiling terlebih dahulu
• Penyajian data harus dapat membedakan antara PUH
(pedagang/pengepul) dan peternak (sektor 1-4)
• Perlu ada metoda penetapan besaran sampel untuk
mendeteksi penyakit
21. PERKIRAAN JUMLAH SAMPEL YANG
DIAMBIL
• Serologik:
✓ 20 – 30 sampel/flok
✓ 95% tingkat kepercayaan pada level infeksi 10%
• Jaringan (limpa, paru-paru):
✓ 3 – 5 unggas
✓ Jangan pool jaringan dari unggas yang berbeda
• Swabs (tracheal/oropharyngeal atau cloaca):
✓ 20 – 30 (pool 5/tube)
Sumber: Dennis A. Senne.APHIS USDA. Presentasi Recommended Procedures for Sample Collection,
Preservation and Shipping.
22. BESARAN SAMPEL SEBAGAI FUNGSI DARI
BESARAN POPULASI DAN PROBABILITAS
DETEKSI MINIMUM
95% CIA #50B #100 #500 #1.000 #10.000
1%C 48D 96 225 258 294
5% 31 45 56 59 59
10% 22 25 28 29 29
99% CI
1% 50 99 300 368 448
5% 39 59 83 86 90
10% 29 36 42 43 44
A Confidence Interval
B Jumlah unggas dalam flok
C Prevalensi antar flok
D Jumlah sampel yang diambil
Sumber: Dennis A. Senne.APHIS USDA. Presentasi
Recommended Procedures for Sample Collection,
Preservation and Shipping.
23. TEKNIK DIAGNOTIK AI (OIE MANUAL,
ARTIKEL 2.3.4.)
Populasi
bebas
infeksi
Konfirmasi
kasus klinis
Prevalensi
infeksi -
Surveilans
Status kekebalan
individu/populasi
pasca vaksinasi
Identifikasi agen
Isolasi virus + +++ + -
Deteksi antigen + + + -
RT-PCR ++ +++ ++ -
Deteksi respon kekebalan
AGID* + + ++ ++
HI** +++ ++ +++ +++
ELISA + + ++ ++
*) Influenza A **) H5 atau H7
Kunci: +++ = metoda yang direkomendasikan; ++ = metoda yang tepat; + = mungkin dapat
digunakan pada situasi yang sama, tetapi biaya, tingkat kepercayaan, atau faktor lain yang bisa
membatasi penggunaannya; – = tidak tepat untuk digunakan.
24. PERTANYAAN UNTUK PEMBEBASAN
KABUPATEN KEPULAUAN RIAU
• Bagaimana sampling yang dilakukan pada surveilans
tahun 2016?
• Bagaimana presentase positif sampel yang ditemukan
pada surveilans tahun 2017?
25. KABUPATEN
KEPULAUAN
MENTAWAI, PROVINSI
SUMATERA BARAT
• Kasus AI belum pernah
dilaporkan dari Kabupaten
Kepulauan Mentawai.
• Surveilans yang dilakukan
oleh BVet Bukittinggi pada
tahun 2016 mengidentifikasi
virus AI pada:
• entok di Dusun Lumago,
Desa Sagu Lubek Kecamatan
Siberut Barat Daya; dan
• sampel swab kloaka buras
dan swab lingkungan di
Kecamatan Siberut utara dan
Kecamatan Siberut Selatan.
Sumber: BVet Bukittinggi (TOR Surveilans Dalam
Rangka Menyatakan Kabupaten Mentawai Bebas Avian
InfluenzaTahun Anggaran 2017)
26. PERTANYAAN UNTUK PEMBEBASAN
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
• Bagaimana sampling yang dilakukan pada surveilans
tahun 2016?
• Bagaimana presentase positif sampel yang ditemukan
pada surveilans tahun 2016?
Tidak ada informasi TENTANGVAKSINASI DI
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI???
27. SARAN PERBAIKAN PENCATATAN UNTUK
KAJIAN EPIDEMIOLOGIS
• Pencatatan kasus AI harus disertai dengan pelaporan tentang:
• Jumlah kasus
• Spesies unggas yang terjangkit
• Lokasi kejadian lebih rinci (desa, kecamatan)
• Pada peternakan sektor 1/2/3/4/pengepul
• Jumlah peternakan yang terkena (apabila bukan buras)/jumlahpengepul
• Pencatatan hasil surveilans harus disertai dengan pelaporan tentang:
• Jumlah sampel yang diambil
• Spesies unggas yang diambil sampelnya
• Metoda pengambilan sampel (
• Lokasi pengambilan sampel (desa, kecamatan, pasar)
• Jenis sampel yang diambil (serum, swab, feses, air minum)
• Metoda uji yang digunakan
• Jumlah sampel yang positif
28. PENGUATAN SISTIM SURVEILANS
• Sistim peringatan dini (Early warning system) sepanjang rantai produksi,
pemasaran dan pemrosesan
• Pengujian yang seringkali dan regular melalui pemeriksaan klinis dan
serologik dan virulogik terhadap risiko tinggi:
• Populasi berdekatan dengan negara atau zona terinfeksi
• Lokasi-lokasi dimana unggas dan burung berbagai sumber tercampur baur,
seperti pasar unggas hidup
• Unggas yang sangat berdekatan dengan unggas air atau sumber-sumber
influenza A lainnya
• Investigasi dan tindak lanjut dari kasus terduga
• Prosedur untuk pengambilan dan pengiriman sampel yang cepat ke
laboratorium untuk diagnosis
• Sisitim pencataan, pengelolaan dan analisis data surveilans dan
diagnostik
29. PROGRAM SURVEILANS MENUJU
PEMBEBASAN HPAI
Status
bebas
HPAI
Surveilans
pembuktian
bebas HPAI
• Surveilans klinis, serologik dan virulogi di
peternakan dan ayam belakang rumah
• Surveilans pasar unggas hidup (LBM)
• Surveilans dan monitoring pasca vaksinasi
• Surveilans untuk mendukung kompartementalisasi
• Identifikasi dan karakterisasi virus HPAI
Monitoring sirkulasi dan penyebaran geografis
virus HPAI, memantau infeksi subklinis dan
kemajuan perkembangan pengendalian HPAI Penilaian
OIE TAHC Artikel 10.4.27. s/d 10.4.33