Dokumen tersebut membahas tentang risiko masuknya virus African Swine Fever ke Indonesia, dampak ekonominya, dan upaya antisipasi. Virus ASF sangat berbahaya bagi industri babi dan dapat menyebar melalui produk daging babi ilegal yang dibawa penumpang pesawat udara internasional. Upaya kontrol perlu diperketat, seperti penggunaan anjing deteksi di bandara.
Risiko Virus ASF, Rute Masuknya dan Dampak Ekonomi - Kementan, Tangerang, 14 November 2019
1. Risiko Virus African Swine Fever,
Rute Masuk Virus ke Indonesia, dan
Dampak Ekonomi yang Ditimbulkan
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil, PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat
Veteriner dan Karantina Hewan
Kementerian Pertanian
2. Apa itu penyakit African swine fever (ASF)
atau Demam babi Afrika?
• African swine fever (ASF) adalah
penyakit virus pada babi yang paling
menghancurkan karena tingginya
kematian babi, tidak adanya vaksin,
dan restriksi perdagangan yang parah
yang dihubungkan dengan
keberadaan virus di negara atau
daerah yang terserang penyakit.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
3. ASF bukan zoonosis
• ASF tidak menular ke manusia, oleh karenanya
bukan ancaman bagi kesehatan masyarakat.
• ASF adalah penyakit babi saja, oleh karenanya
bukan ancaman bagi hewan peliharaan lain atau
ternak lain.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
4. African swine fever (ASF)
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
5. Penyebaran penyakit ASF di dunia
• ASF telah berjangkit di China sebagai negara produsen daging
babi terbesar di dunia sejak Agustus 2018.
• Penyakit berasal dari Afrika pada 1920-an sebelum menyebar
ke Eropa pada 1957-an dan baru ke Asia pada 2018.
• Saat ini penyakit dilaporkan di 50 negara, menewaskan
ratusan juta ekor babi, sehingga mempengaruhi struktur pasar
daging global dan pakan.
• Sejak awal 2019, penyakit ini telah menyebar ke beberapa
negara di Asia, termasuk Mongolia, Vietnam, Kamboja, Laos,
Myanmar, Korea Utara, Korea Selatan, Filipina dan Timor
Leste dan mungkin saja menyerang lebih banyak negara
dalam bulan-bulan mendatang.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
6. Negara Tahun Sumber infeksi Asal negara
Portugal 1957 Daging babi mentah di bandar udara Angola
Spanyol 1960 Swill feeding Portugal
Portugal 1960 Daging babi ?
Malta 1978 Sisa daging babi di bandar udara Iberian peninsular
Spanyol 1971 Sisa makanan – sisa pakan Cuba
Sardinia 1978 Sisa daging babi di bandar udara Iberian peninsular
Belgia 1985 Daging babi dan swill feeding Spanyol
Belanda 1985 Swill feeding dan sisa katering Iberian peninsular
Spanyol 1978 Sisa katering internasional Brazil
Spanyol 1992 Vektor
Georgia 2007 Sisa katering kapal laut Mozambique
Lithuania 2014 Lalulintas babi liar Belarus
Rumania 2017 Menyebar krn perkawinan/inseminasi Eropa Timur
Rep. Czech 2017 Lemak daging babi impor Ukraina
Cina 2018 Sumber tidak diketahui, mungkin
karena babi liar dan penyebaran tidak
terdeteksi di peternakan babi rakyat
Rusia (sangat
mungkin)
Belgia 2018 Swill feeding ke babi liar Eropa Timur
Kejadian ASF yang lalu di Uni Eropa
• Sisa katering
Internasional
merupakan
penyebab
kejadian ASF di
Uni Eropa
(Portugal 1957,
Malta 1978,
Sardinia 1978
Spanyol 1978,
Belanda 1995).
• Tidak ada
kejadian ASF di
Uni Eropa melalui
cara ini sejak
diberlakukan
pelarangan ‘swill
feeding’ pada
2001.
Sumber: DEFRA (2018)
7. Tidak ada negara yang kebal ASF
• “ASF akan menyebar lebih lanjut ke
seluruh Asia, dan tidak ada negara yang
kebal dari serangan virus babi yang
mematikan ini.”
• “Risiko berlaku untuk semua negara,
apakah negara tersebut secara geografis
letaknya dekat atau jauh karena adanya
berbagai sumber kontaminasi yang
potensial.”
– OIE Director General, World Organization
for Animal Health - Paris, 31 Oktober 2019
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
8. Peta wabah ASF dunia (2018-2019)
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
9. Daya tahan virus ASF
• Virus stabil pada berbagai temperatur dan pH.
• Virus dapat bertahan pada pembusukan, pematangan,
pemasakan, pengasapan, pengawetan, pengeringan
dengan udara, pengaraman dan pembekuan daging.
• Virus infeksius selama:
– 11 hari dalam feses
– bulanan dalam sumsum tulang
– 15 minggu dalam daging dingin (chilled meat)
– >15 minggu dalam daging beku (frozen meat)
– 3-6 bulan dalam ‘cured ham’ yang tidak mencapai
pemasakan temperatur tinggi.
Sumber: https://www.cpc-ccp.com/asf-virus-and-symptoms
10. Penyebaran virus ASF ke wilayah baru
• Sesuai sejarah, virus ASF menyebar ke wilayah baru
melalui konsumsi produk-produk daging babi yang masuk
ke suatu negara lewat perjalanan internasional udara
dan/atau pelabuhan laut.
• Contoh pemberian sampah internasional dari perjalanan
udara dan/atau pelabuhan laut menjadi penyebab dari
wabah ASF dilaporkan di:
– Portugal (1957); Cuba (1971 and 1978); Malta,
Sardinia, Brazil dan Republik Dominika (1978); dan
Belgium (1985).
Sumber: USDA APHIS. African swine fever (ASF) a threat to the U.S. pork industry.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
11. Kronologi wabah ASF sebelumnya
Tahun Negara Rute penularan
1921 Kenya Tidak diketahui
1957 Portugal Produk daging babi atau babi dari Afrika
1960 Spanyol Produk daging babi atau babi
1971 Kuba Limbah daging babi mentah atau produk daging babi
via pesawat dari Portugal atau Spanyol
1985 Belgia Produk daging babi atau babi
2007 Georgia Sampah daging babi mentah di bandar udara
2007 Rusia Babi hutan liar
2018 China Produk daging babi atau babi
2019 Mongolia Produk daging babi atau babi
2019 Vietnam Produk daging babi atau babi
2019 Korea Utara Importasi produk daging babi atau babi ilegal
Sumber: Jung-Hyang Sur (2019). Perspective epidemiology: How far
can African swine fever spread? Vet Sci. 2019 Jul;20(4):e41.
12. Penumpang pesawat udara/turis yang
membawa produk mengandung daging babi
• AFS dapat ditularkan oleh turis yang membawa sandwich ham
atau sosis dari negara yang tertular, membuangnya ke tempat
sampah dan sampah digunakan kembali oleh peternak untuk
memberi makan babi mereka.
• Risiko tambahan bisa berasal dari perdagangan babi hidup
(babi bibit, babi potong) dan produk daging babi dan dari
peternak kecil yang menggunakan limbah restoran atau limbah
dari tempat penampungan akhir (TPA) (swill feeding) untuk
memberi makan babi mereka.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-global-swinefever-oie/no-country-immune-
to-risk-of-african-swine-fever-spreading-oie-idUSKBN1X928V
13. Respon terhadap penyebaran ASF di Eropa
Barat dan Asia 2018-2019
• Produk-produk ilegal yang dimasukkan melalui bagasi
penumpang dipercaya merupakan sumber risiko substansial
untuk penyebaran penyakit-penyakit asing, seperti ASF.
• Sebagai konsekuensinya, banyak negara telah memperkuat
kontrol terhadap bagasi penumpang udara di pintu-pintu masuk
sebagai respon terhadap penyebaran ASF.
• Sebagai hasilnya, produk-produk daging babi yang
terkontaminasi virus ASF, seperti sosis atau daging babi kering,
telah terdeteksi beberapa kali di pelabuhan dan pelabuhan
udara di Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Australia,
Filipina dan Inggris sepanjang 2018–2019.
Sumber: Jurado C. et al. (2019). Scientific Report: Risk of African swine fever virus
introduction into the United States through smuggling of pork in air passenger luggage.
14. Taiwan: Waspada tinggi
• Penyebaran virus ASF dari China dapat
memukul industri peternakan babi Taiwan
yang bernilai NT$80 milyar per tahun.
• Sejak Oktober 2018, total 40 produk daging
babi dari China di sejumlah bandar udara
internasional (Taichung, Kaohsiung)
dikonfirmasi telah terkontaminasi virus ASF -
- 1 di bulan Oktober, 2 di bulan November, 4
di bulan Desember, 11 di bulan Januari, 11 di
bulan Februari, 5 di bulan Maret dan 6 di
bulan April 2019.
Sumber: http://focustaiwan.tw/news/asoc/201904110019.aspx
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
15. Australia:
Produk
daging babi
diambil dari
penumpang
pesawat
• Masuk dan menyebarnya virus ASF ke Australia
akan memukul industri peternakan babi yang
bernilai $5 milyar dengan 36.000 tenaga kerja.
• Pada akhir 2018, 6 dari 152 sampel produk daging
babi yang diambil dari penumpang pesawat dan pos
udara di bandar udara Melbourne dan Sydney
dideteksi mengandung fragmen virus ASF.
• Pada awal Februari 2019, 40 dari 283 sampel
dideteksi positif fragmen virus ASF dan 2 produk
diuji positif terhadap fragmen virus PMK.
• Pada September 2019, 202 dari 418 sampel yang
diambil dari bandar udara Melbourne, Sydney, Perth
dan Brisbane yang diuji positif untuk fragmen virus
ASF dan 3 produk positif untuk fragmen virus PMK.
Sumber: https://www.sheepcentral.com/vff-supports-
refusing-entry-to-travellers-who-risk-australias-biosecurity/
16. • Virus ASF ditemukan pada 1,5 kg sosis
babi yang dibawa seorang penumpang
pesawat dari Beijing (China) ke Hokkaido
(Jepang). Sosis disita di bandar udara
bandar udara Shin-Chitose pada tanggal 1
Oktober 2018.
• Hasil sekuens produk PCR menunjukkan
100% mirip dengan strain yang diisolasi di
China, Polandia, Estonia, Federasi Rusia,
dan Georgia.
Jepang: Sita produk sosis babi yang
dibawa penumpang pesawat udara
Sumber: https://www.usdajapan.org/2018/11/ASF-Found-in-
Sausages-Brought-into-Japan_Tokyo_Japan_10-24-2018.pdf
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
17. Inggris: Deteksi virus
ASF pertama kali
• ASF ditemukan pada daging
yang diambil oleh otoritas
pelabuhan di Irlandia Utara,
sehingga pertama kalinya virus
ASF terdeteksi di Inggris.
• Lebih dari 300 kg produk-produk daging dan susu yang ilegal
disita oleh petugas dari bagasi penumpang bandar udara pada
bulan Juni 2019. Sampel diuji di Agri-Food and Biosciences
Institute Belfast dan dikonfirmasi adanya fragmen virus ASF
dalam daging olahan.
Sumber: https://www.theguardian.com/environment/2019 /jul/11 /meat-
infected-by-african-swine-fever-found-in-uk-for-first-time
18. Filipina: Selundupan daging babi dari China
sebagai penyebab wabah ASF (lewat kapal laut)
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
19. Amerika Serikat: Introduksi risiko virus
ASF lewat jalur bagasi penumpang udara
• Risiko virus ASF ke Amerika Serikat (AS) lewat penyelundupan
daging babi melalui bagasi penumpang udara meningkat secara
substansial sejak ASF menyebar di Asia dan Eropa pada 2018
dan 2019.
• Risiko paling besar datang dari pesawat internasional yang
berasal dari China (38,35%), Hong Kong (29,32%), Federasi
Rusia (26,92%), Polandia (2,43%), negara lain di Eropa (1,17%)
dan Afrika (1,44%).
• Lima bandara memiliki >90% risiko: Newark-New Jersey
(46,38%), George Bush-Houston-Texas (32,71%), Los Angeles-
California (5,18%), John F. Kennedy-New York (5,04%) dan San
Jose-California (2,87%).
Sumber: Jurado C. et al. (2019). Scientific Report: Risk of African swine fever virus
introduction into the United States through smuggling of pork in air passenger luggage.
20. Tindakan kontrol untuk
pencegahan ASF di bandar udara
Amerikas Serikat menggunakan anjing
beagle untuk mendeteksi selundupan
daging babi
Taiwan menngunakan anjing sniffer
dan mesin x-ray untuk mendeteksi
selundupan daging babi
21. Bandar udara internasional yang perlu
pengawasan PENUMPANG DAN BAWAANNYA
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
22. Ancaman ekonomi serius ASF
• “ASF menjadi ancaman serius bagi mata
pencaharian dan ketahanan pangan dari
sejumlah besar orang yang bergantung kepada
produksi dan pengolahan babi.”
• “Daging babi menyumbang hampir setengah dari
jumlah daging yang diproduksi di Asia dan
merupakan sumber utama protein hewani dan
pendapatan.”
– Chief Veterinery Officer, Food and Agriculture
Organization (FAO) – 5 July 2019
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
23. Dampak ekonomi ASF di Asia
• Penyebaran ASF tidak hanya menimbulkan malapetaka terhadap
populasi babi Asia (5 juta ekor yang mati atau dimusnahkan),
tetapi juga menyebabkan harga daging babi internasional
meroket dan memukul pasar pakan ternak seperti jagung dan
kedelai.
• Hal ini juga membebani hasil kelompok komoditas pertanian
karena permintaan pakan yang lebih lemah untuk perbibitan babi.
• Negara-negara pengekspor berusaha menjual produk daging
babinya ke China untuk mengisi kehilangan 60% populasi babi.
• Harga daging babi di China meningkat lebih dari RMB40/kg, yaitu
80% lebih tinggi dari waktu yang sama tahun lalu.
Sumber: https://www.ift.org/news-and-publications/news/2019/october/31/no-country-is-
immune-to-risk-of-african-swine-fever-spreading?type=Supplier%20Event
24. Produksi daging babi dibandingkan
spesies ternak lainnya (2018)
No. Spesies Populasi
(ekor)
Produksi daging
(ton)
1. Ayam potong 902.052.418 1.018.734
2. Sapi 17.050.006 496.302
3. Babi 8.542.488 327.215
4. Kambing 18.720.706 66.859
5. Domba 17.397.696 48.674
6. Itik 60.011.540 44.059
7. Kerbau 1.356.390 31.603
Sumber: BPS (2018)
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
25. Top enam provinsi dengan populasi
babi terbesar (lebih dari 500 ribu ekor)
Total populasi babi di Indonesia = 8.542.488 ekor
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
No. Provinsi Populasi (ekor)
1. Nusa Tenggara Timur (NTT) 2.141.246
2. Sumatera Utara 1.228.951
3. Bali 690.095
4. Papua 871.809
5. Sulawesi Selatan 774.212
6. Kalimantan Barat 544.058
Total 6.250.371 Sumber: BPS (2018)
26. Pusat-pusat produksi babi di Indonesia
1
2
3
45
6
418.803
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
116.195
367.686
27. Fakta produksi babi di Indonesia
• ± 33,8 juta orang adalah konsumen daging babi (13% populasi
non Muslim).
• Konsumsi daging babi per kapita hanya 2,4 kg per tahun (China
39,9 kg, Vietnam 30,4 kg, dan Filipina 15,4 kg).
• Produsen babi sebagian besar adalah peternak kecil (368.000
rumah tangga):
– 38,56% memiliki kurang dari 5 ekor babi;
– 48,84% memiliki 5-20 ekor babi; dan
– 12,6% memiliki lebih dari 20 ekor babi.
• ±1.000 ekor babi hidup per hari diekspor ke Singapura (eksportir
terbesar PT Indo Tirta Suaka berlokasi di Pulau Bulan, Kep. Riau).
Sumber: Sillahi P. (2018). Pig Production in Indonesia. Tunghai University.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
28. Nasional (73% di 6 provinsi)
10% 30% 50%
Rp 1,56 T Rp 4,68 T Rp 7,79 T
Rp 37,42 M
per bulan
Rp 112,25 M
per bulan
Rp 187,08 M
per bulan
Ekspor (1000 babi per hari x 30 hari x Rp
2.000.000/babi) = Rp 60 M per bulan
Rp 4,91 T per tahun
Populasi babi Indonesia
8.542.488 ekor. Rata-
rata harga babi per ekor
Rp 2.500.000
Rata-rata penggunaan
pakan per hari 0,25
kg/babi dengan estimasi
harga pakan Rp 8.000/kg
Pelarangan ekspor
produk babi dan
turunannya
% kematian babi
Sektor
Sumber: Modifikasi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan; PRISMA (Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural
Incomes through Support for Market in Agriculture (2019)
Produksi daging babi
327.215 ton per
tahun. 50% dari
harga pasar dalam
negeri @ Rp 30.000
Dampak wabah ASF di Indonesia
29. Dampak ekonomi ASF lainnya
• Risiko hilangnya mata pencaharian bagi
masyarakat kecil yang beternak babi apabila
ternaknya terserang ASF.
• Kehilangan devisa negara akibat hilangnya
peluang ekspor.
• Potensi menyumbang inflasi daerah
• Peningkatan biaya untuk menjalankan
upacara sosial, adat, dan keagamaan bagi
masyarakat suku tertentu.
Sumber: Modifikasi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan; PRISMA (Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural
Incomes through Support for Market in Agriculture (2019)
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019
30. Pesan yang dibawa pulang!
• Setiap orang yang kembali dari negara tertular, harus
menghindari kontak dengan babi domestik, apakah itu
peternakan komersial atau skala kecil, atau area dimana ada
babi liar atau babi hutan liar, sampai mereka yakin tidak ada
kontaminasi terhadap pakaian, alas kaki atau peralatan
mereka.
• Setiap orang yang kembali dari negara tertular, dilarang untuk
membawa produk atau material yang mengandung daging
babi atau babi apabila melakukan perjalanan dengan pesawat
udara atau kapal laut. Apabila produk terbawa sampai di
negara tujuan, maka harus membuangnya ke tempat-tempat
yang telah disediakan di bandar udara atau pelabuhan.
Sosialisasi dan Koordinasi Antisipasi Masuknya Virus African Swine Fever
Tangerang, 14 November 2019