1. Kusnandi Rusmil
• Position & Organization:
Current:
– Head Division of Growth-Development & Social Pediatrics, RSHS
/ FK UNPAD
– Member of National Committe Immunization Technical Advisory,
Ministry of Health
– Member of National Committe of Eradication polio , Ministry
Health
– Member of Immunization Task Force,Indonesian Pediatric
Society (IPS)
– Chairman adverse even folowing immunization, West jawa
– Chairman of Children Protection Agency , West Java
– Honorary Chairman of YPAC, Bandung
3. Latar Belakang
• Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi
campak dan pengendalian Rubela/CRS pada tahun
2020
4. Jumlah vaksin rutin anak di negara berkembang dan
Established Market Countries
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1975 1980 1985 1990 1995 2000
Established Market
Developing Countries
Varicella
Acell pertussis
Pneumococcal *
meningoccoal C*
Measles
DPT
Poliomyelitis
BCG
Hepatitis B**
Measles
Mumps
Rubella
DPT
Poliomyelitis
Haemophilus Influenzae
Hepatitis B
*Estimated future use
**Used in ~ 50% of global birth cohort
Source:Vaccine selection J.Wenger, 2001
5. Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Umur
DPT, Polio, MMR, Tifus, HepA, Varisela,
Influenza, Hib, Pneumokokus
DPT, Polio,Campak, MMR, Tifoid, HepA,
Varisela, Influenza, Pneumo
TT, HepB, (MM)R, Tifoid, HepA, Varisela,
Influenza, Pneumo,HPV
BCG, Polio, Hepatitis B, DTP , Campak,
Hib,Pnemokokus,Rotavirus
Lahir-1 th
1-4th
5-12 th
12-18 th
Influenza dan Pneumokokus
Lansia
8. JENIS DAN JADWAL IMUNISASI (PP no 42 tahun 2013)
CATATAN:
Backlog fighting: melengkapi imunisasi dasar 3 tahun, pada desa tidak mencapai UCI (berturut-turut 2 tahun); Crash Program: wilayah yang memerlukan
intervensi cepat mencegah terjadinya KLB; PIN: kegiatan imunisasi serentak di suatu negara dalam waktu yang singkat; sub PIN: menyerupai PIN namun di
wilayah terbatas; Catch up campaign Campak: upaya memutuskan transmisi penularan campak pada anak usia sekolah dasar. Bayi yang telah mendapat
imunisasi dasar DPT-HB-Hib1,2,3 = T2; menyelesaikan imunisasi lanjutan DP-HB-Hib = T3; menyelesaikan DT dan Td sekolah dasar = T4 dan T5.
Imunisasi pada wanita subur diberikan pada saat antenatal, sebelum imunisasi dilakukan skrining imunisasi T, bila status lengkap (T5) dengan bukti, tidak
perlu diimunisasi.
Imunisasi Wajib
Imunisasi Khusus
Imunisasi Rutin
Imunisasi Lanjutan
Imunisasi Dasar
Imunisasi Tambahan Backlog Fighting
Crash Program
PIN
Sub PIN
Catch up Campaign
Campak
Imunisasi dalam KLB
Meningitis
Meningokokus
Yellow Fever Rabies
Imunisasi Pilihan Measles, Mumps, Rubella Tifoid
Varisella
Hepatitis A
Influenza
Pneumokokus
Rotavirus
Japanese
Enscephalitis
Human Papilloma Virus
Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia Subur
(WUS)
9.
10. https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
week/
Definisi: penyakit infeksi virus akut,
sangat menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu stadium inkubasi,
prodormal dan erupsi
Penyebab : virus campak Myxovirus
Viridae Measles
Cara penularan : percikan ludah dan
melalui jalan napas.
Komplikasi berat : radang paru,
radang otak, diare, radang telinga,
dehidrasi, kematian
Apakah Campak?
11. Gejala :
- Demam,
- Bercak kemerahan ,
- Batuk, pilek,
- Konjungtivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh dan tangan serta kaki.
11
BAB 2
Gejala Campak?
12.
13. Bahaya Penyakit Campak
• sakit berat kematian
• tidak mau makan minum gizi buruk
• diare berat
• infeksi paru (pneumonia) kematian
• memperberat penyakit Tb paru
• radang otak
• Dapat menimbulkan wabah/KLB
15. Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat
menular yang biasanya berupa penyakit ringan
pada anak.
Penyebab : virus Rubella
Cara penularan : melalui saluran napas pada
saat batuk atau bersin
Komplikasi berat : bila menulari ibu hamil
pada trimester pertama atau awal kehamilan,
dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan
pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai
Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital
Rubella Syndrome (CRS)
Apakah Rubella?
Courtesy of PGPKT
16. Gejala :
- Demam ringan,
-Bercak kemerahan/rash
makulopapuler di kulit terutama di
wajah, lengan dan kult kepala
mirip campak biasa karenanya
sering disebut campak Jerman,
-Ruam hanya 2-3 hari dan hilang
sendiri (disebut campak 3 hari)
- Pembesaran kelenjar limfe di
belakang terlinga, leher belakang
dan sub oksipital.
16
Gejala Rubella?
Bila terjadi pada:
Anak sering hanya menimbulkan
gejala demam ringan atau bahkan
tanpa gejala sehingga sering tidak
terlaporkan,
Wanita dewasa sering
menimbulkan arthritis atau
artharalgia
Wanita hamil terutama trimester 1
dapat mengakibatkan abortus atau
bayi lahir dengan CRS
17. Definisi: sindrom kecacatan pada bayi
baru lahir yang meliputi kelainan pada
jantung dan mata, ketulian dan
keterlambatan perkembangan
Penyebab : ibu hamil terutama
trimestes 1 yang terinfeksi virus Rubella
Cara penularan : ibu hamil menulari
janin melalui placenta
Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan
<12 minggu risiko janin tertular 80-90%
Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu,
risiko janin tertular 10-20%
Apakah Congenital Rubella Syndrome (CRS)?
18.
19. Tujuan Kampanye Imunisasi MR
• Meningkatkan kekebalan masyarakat
terhadap campak dan rubella secara cepat
• Memutuskan transmisi virus campak dan
rubella
• Menurunkan angka kesakitan campak dan
rubella
• Menurunkan angka kejadian CRS
20. Rencana Strategis
2015-2020
• Penguatan imunisasi rutin campak dengan minimal
cakupan 95% di semua level
• Imunisasi campak lanjutan usia 18 bulan
• Crash program campak pada balita di 183 kab/kota risiko
tinggi bulan Agustus 2016
• Kampanye imunisasi MR (catch up campaign) tahun
2017-2018 untuk anak 9 bulan – <15 tahun
• Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin
tahun 2017-2018
21. Timeline Kampanye dan Introduksi MR
Fase 1
Kampanye
Imunisasi MR
(Jawa )
Introduksi
ke dalam
imunisasi
rutin
(Jawa)
Fase 2
Kampanye
Imunisasi MR
(luar Jawa)
Introduksi
ke dalam
imunisasi
rutin
(luar Jawa)
Agst-
Sept
2017
Okt
2017
Agst-
Sept
2018
Okt
2018
Sasaran usia 9 bulan - <15 tahun
22. VAKSIN Orang sehat
Standar keamanan yang tinggi
Tanggung jawab NRA(BPOM)
Pra-registrasi:
Uji Klinis
KIPI:
Monitor/
Investigasi
KIPI:
Peninjauan
terus menerus
Prioritas Vaksin:
Vaksinasi yang Aman
23. • Adalah produk biologis yg mengandung
antigen penyakit (bakteri/virus: hidup yang
dilemahkan ,atau bakteri/virus yang mati
atau produk dari bakteri/virus) apabila
diberikan ke dalam tubuh akan
menimbulkan zat anti penyakit/anti bodi.
Vaksin
24. • KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak
diinginkan yang terjadi setelah pemberian
imunisasi, kejadian ikutan ini tidaklah harus
memiliki hubungan sebab akibat dengan
vaksin.
• Kejadian ikutan dapat berupa gejala yang
membuat tidak nyaman atau tanda klinis
penyakit tertentu, atau hasil laboratorium
yang tidak normal
Sumber: WHO. Causality Assessment of an Adverse Event Following Immunization (AEFI): user
manual for the revised WHO classification. 2013; p.2. Dapat diakses pada: http://in.vaccine-safety-
training.org/
Definisi KIPI (WHO)
25. Klasifikasi KIPI
• Klasifikasi Lapangan
untuk petugas kesehatan di lapangan
• Klasifikasi Kausalitas KIPI
untuk telaah komnas dan komda KIPI
– Kausalitas WHO 2009
– Kausalitas WHO 2013
26. Klasifikasi Lapangan KIPI,
WHO 1999
1. Reaksi vaksin
2. Kesalahan program / teknik pelaksanaan
imunisasi
3. Reaksi suntikan
4. Faktor kebetulan (Koinsidens)
5. Tidak diketahui
Klasifikasi lapangan dipakai pada
pencatatan & pelaporan KIPI
27. Immunisation Department, Centre
for Infections
Komposisi Vaksin
•Bahan aktif = Antigen
•Sebagai tambahan, vaksin juga mengandung: antara lain :
Komponen Fungsi Contoh
Adjuvan Meningkatkan respon imun terhadap
vaksin
Garam aluminium
Pengawet Mencegah kontaminasi bakteri atau jamur
terhadap vaksin
Thiomersal
Aditif/ tambahan Mestabilkan vaksin dari kondisi
merugikan seperti freeze-drying atau
panas, untuk menjaga potensi vaksin
Gelatine
Residual dari
proses
pembuatan
Agen peng-non-aktif
Antibiotik – mencegah kontaminasi
bakteri selama proses pembuatan
Protein telur – beberapa virus vaksin
tumbuh di sel embrio ayam
Ragi protein
Formaldehide
Neomycin, streptomycin,
polymyxin B
Influenza, yYllow fever
Vaksin HepB
28. Komponen Aktif
Komponen aktif vaksin Antigen
Ada beberapa mekanisme untuk mendapatkan
komponen aktif
Melemahkan virus atau bakteri
Varicella, rotavirus, MMR
Membunuh virus atau bakteri
Dibunuh dengan bahan kimia seperti formaldehid
Hepatitis A, influenza
36. Kesalahan Program (1)
Kesalahan Program
Tidak steril
• Pemakaian ulang alat suntik /
jarum
• Sterilisasi tidak sempurna
• Vaksin / pelarut
terkontaminasi
• Pemakaian sisa vaksin utk
beberapa sesi vaksinasi
Salah pakai pelarut
vaksin
• Pemakaian pelarut vaksin yg
salah
• Memakai obat sbg vaksin
Perkiraan KIPI
Infeksi
• Abses lokal di daerah
suntikan
• Sepsis, sindrom syok toksik
• Infeksi penyakit yang
ditularkan lewat darah:
hepatitis, HIV
• Abses lokal karena kurang
kocok
• Efek negatif obat, mis. insulin
• Kematian
• Vaksin tidak efektif
37. Kesalahan Program (2)
Kesalahan Program
Penyuntikan salah
tempat
• BCG subkutan
• DPT/DT/TT kurang dalam
• Suntikan di bokong
Transportasi /
penyimpanan
vaksin tidak benar
Perkiraan KIPI
• Reaksi lokal /
abses
• Reaksi lokal /
abses
• Kerusakan Nervus
Isiadikus
• Reaksi lokal
akibat vaksin beku
• Vaksin tidak aktif
38. Pentingnya Mengenal Indikasi
Kontra
• Mengabaikan indikasi kontra muncul reaksi
vaksin yang sebetulnya dapat dihindari
– Diperlukan pengetahuan bagi pelaksana imunisasi
untuk memperhatikan instruksi penggunaan vaksin
yang benar,
39. Contoh Indikasi Kontra
(Kebijakan Imunisasi WHO 2002)
Vaksin Indikasi Kontra
SEMUA vaksin Reaksi anafilaksis terhadap vaksin/ komponennya;
demam yang berat
DTP Anafilaksis terhadap dosis sebelumnya atau terhadap
salah satu komponennya
Campak Reaksi berat pada vaksinasi sebelumnya, gangguan
imunitas bawaan atau didapat (tetapi bukan HIV
tanpa gejala), kehamilan
Mumps Defisiensi imun didapat / imunosupresi, alergi
neomycin, gelatin. Hindari kehamilan meskipun
belum ditemukan adanya gangguan pada kehamilan.
Hepatitis B Anafilaksis pada dosis sebelumnya
Yellow fever Alergi telur, defisiensi imun, HIV simptomatik,
hipersensitifitas pada dosis sebelumnya, kehamilan
40. Reaksi yang Berhubungan dengan
Kecemasan
• Reaksi suntikan langsung
– Rasa sakit, bengkak & kemerahan
• Reaksi suntikan tidak langsung
– Rasa takut / cemas
– Nafas tertahan
– Pernafasan sangat cepat light headedness, dizziness
– Pusing, mual / muntah anak-anak
– Kejang kasus jarang
– Pingsan / Sinkope sering, anak-anak lebih tua & dewasa
– Hysteria massal
41. Klasifikasi KIPI berdasarkan kausal
(WHO,2014)
1
Reaksi yang
berhubungan
dengan
produk vaksin
CONTOH
Trombositope
-nia pasca
pemberian
vaksin
campak
2
Reaksi yang
berhubungan
dengan defek
kualitas vaksin
CONTOH
Kegagalan
pabrik vaksin
untuk
menginaktiva
si secara
komplit suatu
lot vaksin IPV
yang
menyebabka
n polio
paralitik
3
Reaksi yang
berhubungan
dengan
kesalahan
prosedur
CONTOH
Transmisi
infeksi
melalui vial
multidosis
yang
terkontami-
nasi
4
Reaksi yang
berhubungan
dengan
kecemasan
CONTOH
Vasovagal
syncope
pada
seorang
dewasa
muda
setelah
imunisasi.
5
Koinsiden
CONTOH
Demam
setelah
imunisasi
(hubungan
sementara)
dan parasit
malaria
yang
diisolasi
dari darah.
42. Kampanye MR
• Agustus – September 2017
• Anak usia 9 bulan - < 15 tahun
• Walau imunisasi dasar dan lanjutan sudah lengkap
• Disuntikkan di lengan kiri atas
• Kontra indikasi:
– Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan radioterapi
– Wanita hamil
– Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya
– Kelainan fungsi ginjal berat
– Decompensatio cordis
– Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
– Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
• Tunda :
– Sedang demam
– Sedang batuk pilek
– Sedang diare
• Vaksin buatan Biofarma Bandung AMAN dan TERJAMIN kualitasnya
43. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
• Vaksin MR sangat aman
• Reksi Lokal:
– Nyeri di lokasi suntikan
– Bengkak di lokasi suntikan
– Merah di lokasi suntikan
• Reaksi sistemik:
– Demam (hari ke 5 dan 6 pasca imunisasi) selama 5 hari beri obat penurun
panas
– malaise
– kulit bintik-bintik merah (hari ke 7 – 10 pasca imunisasi) selama 2 – 4 hari
• KIPI serius:
– Anafilaksis
• Penangulangan :
– Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri
– Demam , gelisah : minum sering, baju tipis
– Kulit bintik-bintik merah : mandi, beri bedak
44. • Pada sasaran yang lebih besar bisa terjadi reaksi
kecemasan berupa pingsan (bedakan dengan
anafilaksis)
• Reaksi kecemasan ringan ditandai oleh ekspresi
wajah yang penuh kecemasan dan pucat disertai
gejala-gejala hiperventilasi, sakit kepala ringan,
pusing, kesemutan di tangan dan sekitar mulut
• Pada pingsan tanda vital masih normal, bisa
diatasi dengan membaringkan penderita secara
terlentang
• KIPI yang koinsiden harus diwaspadai -->
penapisan status kesehatan anak penting
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
45. Reaksi Onset interval Frekuensi kejadian
(per jumlah dosis)
Persentase reaksi
Nyeri ringan di lokasi suntikan ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)
Demam ringan dan adenofati lokal ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)
Demam > 39.4 C 7-12 hari 1 per 20 (5%)
Ruam atau rash 6-12 hari ~1 per 50 (~2%)
Kejang demam 7-10 hari 1 per 3,000 (~0.033%)
Trombositopeni Purpura 15-35 hari 1 per 30,000 (~0.0033%)
Reaksi anafilaksis 0-2 jam ~1 per 100,000 (~0.0001%)
Atralgia pada anak 7-21 hari ~1 per 33 0-3%
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
47. Pengenalan syok anafilaktik
• Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius
• Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari
penegakkan diagnosis sampai pada terapinya di
tempat kejadian, dan setelah stabil baru
dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
• Reaksi anafilaktik adalah reaksi hipersensitifitas
generalisata atau sistemik yang terjadi dengan
cepat (umumnya 5-30 menit sesudah suntikan)
serius dan mengancam jiwa.
• Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat
menimbulkan syok yang disebut sebagai syok
anafilaktik.
48. Pengenalan syok anafilaktik
• Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan
(eritema) menyeluruh dan gatal (urtikaria)
dengan obstruksi jalan nafas atas dan/atau
bawah.
• Pada kasus berat dapat terjadi keadaan lemas,
pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.
• Pada dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin
berat keadaan penderita.
• Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis)
tetap ada pada keadaan pingsan, tetapi tidak
pada keadaan anafilaktik.
49. Gejala Anafilaktik
Perjalanan Klinis Tanda dan gejala anafilaktik
Cepat, tanda peringatan awal Gatal pada kulit, kemerahan (rash) dan bengkak sekitar lokasi
suntikan
Pusing, rasa hangat
Pembengkakan yang tidak sakit pada bagian tubuh seperti:
muka atau mulut.
Muka kemerahan, kulit gatal, hidung tersumbat, bersin, mata
berair.
Suara serak, mual, muntah
Pembengkakan pada pada kerongkongan, sulit bernafas,
nyeri perut
Lambat, gejala mengancam jiwa Nafas berbunyi mengi (wheezing), nafas berbunyi seperti
ngorok, sulit bernafas, pingsan, tekanan darah rendah, denyut
nadi lemah dan tidak teratur (irregular)
53. Bagaimana imunisasi rutin,
setelah kampanye MR?
• Imunisasi rutin : lanjutkan sesuai jadwal
– Untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh
– Untuk mempertahankan populasi yang kebal
• Imunisasi lebih banyak dari jadwal ?
– Tidak berbahaya
– Untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh
• Imunisasi terlambat ? Tidak ada
istilah terlambat
– Asal belum terkena penyakitnya belum terlambat
54. Kalau banyak orang tua
menolak imunisasi ?
• Banyak bayi dan balita : kekebalannya rendah
• Mudah tertular penyakit berat dan berbahaya
• Sakit berat, cacat, meninggal
• Menyebarkan ke anak-anak lain wabah !
• Kerugian masyarakat
– anak sakit, cacat, kematian
– Biaya pengobatan
– Gangguan jam kerja, jam sekolah
– Gangguan penghasilan keluarga dll
• Melanggar Hak-hak anak, UU Perlindungan Anak, UU
Kesehatan, UU Wabah
55. Ayo lindungi semua adik, anak, keponakan, cucu,
tetangga kita
• Dari penyakit menular yang berbahaya
• Yang bisa menyebabkan cacat atau mati
• Dengan Imunisasi Dasar dan Lanjutan yang
lengkap :
– Hepatitis B, Polio, BCG, DPT-HB-Hib, IPV dan MR
• Dan Kampanye MR
56. Mekanisme Pelaporan KIPI
1.Berdasarkan pada individu, Antigen, Dilaporkan secara bertahap ;
1)Puskesmas
2)Kabupaten/Kota
3)Propinsi
4)Nasional
2.KIPI Ringan dilaporkan secara teratur setiap bulan
3.KIPI Berat/Serius dilaporkan setiap ada kejadian
57. Jenis Laporan KIPI
Jenis laporan KIPI ada dua:
1) Serius/Berat, SAE (Serius Adverse Event)
2) Non Serius/Ringan
KIPI Serius/Berat
Lap diduga KIPI yg tunggal/ berkelompok, sakit dg rawat
inap, kecacatan yg menetap, mengancam kehidupan atau
kematian, kekuatiran masyarakat
KIPI Non Serius/Ringan
Suatu peristiwa yg tidak "serius" & tidak menimbulkan risiko
potensial trhdp kesehatan penerima.
58. Alur Pelaporan KIPI Non Serius
SUBDIT IMUNISASI DITJEN PP DAN PL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DINAS KESEHATAN PROVINSI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/ KOTA
PUSKESMAS
Setiap tanggal 15
Setiap tanggal 10
Setiap tanggal 5
Alur Pelaporan
Umpan Balik
61. Alur Pelaporan KIPI Serius
10/23/2022 61
Gambar 1. Alur pelaporan dan pelacakan KIPI Serius
Menteri Kesehatan
Komnas PP-KIPI Ditjen PP & PL BPOM
Cq. Subdit Imunisasi
Produsen
Vaksin
Komda PP-KIPI Dinas Kesehatan Balai POM
Provinsi
Dinas Kesehatan Rumah Sakit
Kabupaten/Kota
Puskesmas
Memberikan laporan
Mengirimkan laporan
Pelacakan
Masyarakat
Koordinasi
Website Keamanan Vaksin
Form KIPI Serius
Form Investigasi
62. Pelaporan KIPI Serius
• Puskesmas (Pelayanan) Segera
• Dinkes Kab/Kota 24 Jam setelah laporan
• Dinkes Prov 24-72 Jam
• Komda & Komnas PP KIPI 24 – 72 Jam
63. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN
SEBAB AKIBAT REAKSI SIMPANG PADA SUATU INDIVIDU
Mengkategorisasi
hubungan kasual
antara KIPI dgn
vaksin atau imunisasi
berdasar
kecenderungan yg
didapat dari algoritma
L Langkah 4:
Klasifikasi
Menetapkan
kecenderunga
n berdasar
informasi yang
didapat dari
daftar tilik
Langkah 3:
Algoritma
Mengkaji
secara
sistematis
semua data
yang
berhubungan
dan tersedia
untuk
menentukan
kemungkinan
aspek
penyebab KIPI
tersebut.
Langkah 2: Daftar
Tilik
Apakah KIPI
yang terjadi
sudah
memenuhi
kriteria
minimum
hubungan
sebab
akibat?
Langkah 1:
kelayakan
65. Fungsi Website Keamanan Vaksin
1) Me keamanan vaksin dgn mempercepat
penyelesaian permasalahan KIPI
2) Mempercepat pelaporan yang timbul dalam
pelaksanaan program imunisasi, kajian dan
penetapan KIPI serius/berat
3) Komunikasi dan informasi imunisasi dan KIPI
(Forum,artikel,elearning WHO, Imunisasi media)
4) Pelaporan KIPI ringan
5) Pengunduhan formulir laporan dan investigasi
KIPI melalui website keamanan vaksin
(http/www.keamananvaksin.com)
66. Pesan
• Cakupan tinggi & merata, KIPI serius rendah,
persepsi masy thd keamanan vaksin tinggi
• Feedback &Rekomendasi cepat
• KIPI merupakan konsekwensi normal dlm
penyelenggaraan imunisasi