Uretritis Non Gonore (UNG) adalah peradangan pada uretra yang disebabkan oleh bakteri selain Neisseria gonorrhoeae seperti Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, dan Mycoplasma hominis. UNG memiliki gejala seperti rasa sakit saat kencing dan keluarnya cairan tubuh kuning-hijau. Pengobatannya meliputi antibiotik seperti azitromisin dan doxycycline untuk mengobati infeksi Chlam
2. Definisi
Uretritis Non Gonore (UNG) adalah peradangan pada
uretra yang tidak disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae
tetapi disebabkan oleh beberapa kuman patogen yang lain.
Uretritis non gonore dihubungkan dengan beberapa istilah
antara lain infeksi genital non spesifik (IGNS) adalah
Infeksi Menular Seksual (IMS) berupa peradangan diuretra,
rektum atau serviks yang disebabkan oleh kuman yang
Non spesifik. Disebut juga Uretritis Non spesifik (UNS)
yaitu peradangan hanya pada uretra yang disebabkan oleh
kuman non spesifik.
3. Etiologi
Uretritis Non gonore bisa disebabkan oleh bakteri seperti
Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum dan
Mycolasma Hominis. Chlamydia trachomatis, bakteri
interseluler obligat yang memerlukan metode kultur jaringan
untuk diidentifikasi merupakan penyebab dari 40 hingga 50
persen kasus UNG. Kuman ini ditemukan di uretra dari 25 %
sampai 60 % kasus dari UNG, 4 % - 35 % pria dengan gonore,
dan pada 0-7% pada pria dengan uretritis asimptomatis.
Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang
seksual aktif yang berhubungan erat dengan usia muda
pertama kali kontak seksual serta lamanya waktu aktivitas aktif
seksual pada wanita urban ditemukan 15% infeksi endoserviks
yang disebabkan oleh Chlamydia, sedangkan pada wanita hamil
dengan sosial ekonomi rendah ditemukan sebanyak lebih dari
20%.
Chlamydia Trachomatis pada
immunofluoresenc
4. Lanjutan..
Parasit yang bisa menyebabkan UNG ialah
Micoplasma genitalium (10-30 %) dan
Trichomonas vaginalis (12-18 %). Selain itu
jamur seperti Candida albicans juga berpotensi
menyebabkan UNG, selain adenovirus (4%) dan
herpes simpleks (2%) yang mana berasal dari
golongan virus. Adenovirus biasanya
dihubungakan dengan seks oral dan pasangan
seks laki-laki. Sekitar 10-20% penyebab tidak
diketahui.
Trichomonas Vaginalis
5. Tanda Gejala
Laki laki
1. Perasaan panas di bagian distal uretra
2. Kencing terasa sakit
3. Keluar duh (cairan) tubuh yang berwarna kuning kehijauan
4. Kadangkala ada perasaan sakit saat ereksi pada pemeriksaan
5. Didapatkan ectropion (OUE terbuka)
6. Uretra hiperemi (kemerahan)
6. Lanjutan..
Wanita
Sekitar 40 60% asimtomatis (tanpa gejala). Bila timbul
gejala :
1. Dikeluhkan rasa sakit kalau kencing, gatal pada
urethra atau iritasi dapat bertahan ketika urinasi, dan
beberaa pasien memiliki gejala gatal dibandingkan
nyeri atau rasa terbakar.
2. Wanita biasanya mengeluh tentang perburukan gejala
saat mens.
3. Keluar keputihan yang berwarna kuning kehijauan.
7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah mencegah penularan pada pasangan seksual. Terapi pada
pasangan seksual juga dilakukan untuk mencegah terjadinya reinfeksi. Pengobatan
penting untuk dijelaskan pada pasien dengan infeksi genital oleh C.trachomatis, mengenai
resiko penularan kepada pasangan seksualnya, kontak tracing (pemeriksaan dan
pengobatan partner seksual) diperlukan untuk keberhasilan pengobatan.
Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis. Azitromisin dan
doxycycline sangat efektif untuk infeksi chlamydia; Namun, infeksi dengan M. genitalium
lebih efektif terhadap azitromisin. Regimen dosis tunggal memiliki keuntungan yakni
peningkatan kepatuhan minum obat. Untuk memaksimalkan kepatuhan dengan obat yang
direkomendasikan, obat-obatan harus tersedia di puskesmas/RS, dan dosis pertama harus
diamati secara langsung/diminum di depan petugas. Berikut adalah regimen untuk
pengobatan urethritis bergantung pada mikroorganisme penyebab.
8. Lanjutan..
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention pengobatan untuk C.
trachomatis direkomendasikan Azitromisin 1 gram x 1 hari peroral atau Doxycycline 100
mg x 7 hari ( anjuran). Dengan alternative pengobatan yakni Eritromisin dasar 4 x 500
mg selama 7 hari peroral atau Eritromisin Etilsuksinat 4x 800 mg selama 7 hari peroral
atau Levofloksasin 1x 500 mg selama 7 hari peroral atau Ofloxacin 300 mg selama 7
hari peroral (anjuran).
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, Doxycycline, ofloxacin dan
Levofloksasin kontraindikasi pada wanita hamil. Namun, pengalaman klinis dan
penelitian yang telah dipublikasikan menunjukkan azitromisin yang aman dan efektif.
Ulangi pengujian untuk pemberantasan chlamydia (sebaiknya berdasarkan NAAT) 3
minggu setelah selesainya terapi dengan regimen yang direkomendasikan untuk semua
wanita hamil untuk memastikan efek terapeutik obat, mempertimbangkan sequele.
9. Lanjutan...
Regimen direkomendasikan adalah Azitromisin 1 g peroral
dengan dosis tunggal, atau Amoxicillin 500 mg peroral tiga
kali sehari selama 7 hari. Sedangkan regimen alternatif yang
dapat diberikan berupa Eritromisin basis 500 mg peroral
empat kali sehari selama 7 hari, atau Eritromisin basis 250 mg
peroral empat kali sehari selama 14 hari, atau Eritromisin
ethylsuccinate 800 mg peroral empat kali sehari selama 7 hari,
atau Eritromisin ethylsuccinate 400 mg peroral empat kali
sehari selama 14 hari.