SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Uretritis Non Gonore
HANIFA RAHMADILLA
REG A
Definisi
 Uretritis Non Gonore (UNG) adalah peradangan pada
uretra yang tidak disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae
tetapi disebabkan oleh beberapa kuman patogen yang lain.
Uretritis non gonore dihubungkan dengan beberapa istilah
antara lain infeksi genital non spesifik (IGNS) adalah
Infeksi Menular Seksual (IMS) berupa peradangan diuretra,
rektum atau serviks yang disebabkan oleh kuman yang
Non spesifik. Disebut juga Uretritis Non spesifik (UNS)
yaitu peradangan hanya pada uretra yang disebabkan oleh
kuman non spesifik.
Etiologi
 Uretritis Non gonore bisa disebabkan oleh bakteri seperti
Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum dan
Mycolasma Hominis. Chlamydia trachomatis, bakteri
interseluler obligat yang memerlukan metode kultur jaringan
untuk diidentifikasi merupakan penyebab dari 40 hingga 50
persen kasus UNG. Kuman ini ditemukan di uretra dari 25 %
sampai 60 % kasus dari UNG, 4 % - 35 % pria dengan gonore,
dan pada 0-7% pada pria dengan uretritis asimptomatis.
 Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang
seksual aktif yang berhubungan erat dengan usia muda
pertama kali kontak seksual serta lamanya waktu aktivitas aktif
seksual pada wanita urban ditemukan 15% infeksi endoserviks
yang disebabkan oleh Chlamydia, sedangkan pada wanita hamil
dengan sosial ekonomi rendah ditemukan sebanyak lebih dari
20%.
Chlamydia Trachomatis pada
immunofluoresenc
Lanjutan..
 Parasit yang bisa menyebabkan UNG ialah
Micoplasma genitalium (10-30 %) dan
Trichomonas vaginalis (12-18 %). Selain itu
jamur seperti Candida albicans juga berpotensi
menyebabkan UNG, selain adenovirus (4%) dan
herpes simpleks (2%) yang mana berasal dari
golongan virus. Adenovirus biasanya
dihubungakan dengan seks oral dan pasangan
seks laki-laki. Sekitar 10-20% penyebab tidak
diketahui.
Trichomonas Vaginalis
Tanda Gejala
 Laki laki
1. Perasaan panas di bagian distal uretra
2. Kencing terasa sakit
3. Keluar duh (cairan) tubuh yang berwarna kuning kehijauan
4. Kadangkala ada perasaan sakit saat ereksi pada pemeriksaan
5. Didapatkan ectropion (OUE terbuka)
6. Uretra hiperemi (kemerahan)
Lanjutan..
 Wanita
Sekitar 40 60% asimtomatis (tanpa gejala). Bila timbul
gejala :
1. Dikeluhkan rasa sakit kalau kencing, gatal pada
urethra atau iritasi dapat bertahan ketika urinasi, dan
beberaa pasien memiliki gejala gatal dibandingkan
nyeri atau rasa terbakar.
2. Wanita biasanya mengeluh tentang perburukan gejala
saat mens.
3. Keluar keputihan yang berwarna kuning kehijauan.
Penatalaksanaan
 Tujuan pengobatan adalah mencegah penularan pada pasangan seksual. Terapi pada
pasangan seksual juga dilakukan untuk mencegah terjadinya reinfeksi. Pengobatan
penting untuk dijelaskan pada pasien dengan infeksi genital oleh C.trachomatis, mengenai
resiko penularan kepada pasangan seksualnya, kontak tracing (pemeriksaan dan
pengobatan partner seksual) diperlukan untuk keberhasilan pengobatan.
 Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis. Azitromisin dan
doxycycline sangat efektif untuk infeksi chlamydia; Namun, infeksi dengan M. genitalium
lebih efektif terhadap azitromisin. Regimen dosis tunggal memiliki keuntungan yakni
peningkatan kepatuhan minum obat. Untuk memaksimalkan kepatuhan dengan obat yang
direkomendasikan, obat-obatan harus tersedia di puskesmas/RS, dan dosis pertama harus
diamati secara langsung/diminum di depan petugas. Berikut adalah regimen untuk
pengobatan urethritis bergantung pada mikroorganisme penyebab.
Lanjutan..
 Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention pengobatan untuk C.
trachomatis direkomendasikan Azitromisin 1 gram x 1 hari peroral atau Doxycycline 100
mg x 7 hari ( anjuran). Dengan alternative pengobatan yakni Eritromisin dasar 4 x 500
mg selama 7 hari peroral atau Eritromisin Etilsuksinat 4x 800 mg selama 7 hari peroral
atau Levofloksasin 1x 500 mg selama 7 hari peroral atau Ofloxacin 300 mg selama 7
hari peroral (anjuran).
 Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, Doxycycline, ofloxacin dan
Levofloksasin kontraindikasi pada wanita hamil. Namun, pengalaman klinis dan
penelitian yang telah dipublikasikan menunjukkan azitromisin yang aman dan efektif.
Ulangi pengujian untuk pemberantasan chlamydia (sebaiknya berdasarkan NAAT) 3
minggu setelah selesainya terapi dengan regimen yang direkomendasikan untuk semua
wanita hamil untuk memastikan efek terapeutik obat, mempertimbangkan sequele.
Lanjutan...
 Regimen direkomendasikan adalah Azitromisin 1 g peroral
dengan dosis tunggal, atau Amoxicillin 500 mg peroral tiga
kali sehari selama 7 hari. Sedangkan regimen alternatif yang
dapat diberikan berupa Eritromisin basis 500 mg peroral
empat kali sehari selama 7 hari, atau Eritromisin basis 250 mg
peroral empat kali sehari selama 14 hari, atau Eritromisin
ethylsuccinate 800 mg peroral empat kali sehari selama 7 hari,
atau Eritromisin ethylsuccinate 400 mg peroral empat kali
sehari selama 14 hari.
“
”
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demamTmb Odhian
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseNoorahmah Adiany
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroidhomeworkping3
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatiAi Coryde
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifAlex Susanto
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 

What's hot (20)

Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Faringitis
FaringitisFaringitis
Faringitis
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 

Similar to Uretritis Non Gonore

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiIsma Jihan
 
Uretritis Non Gonore
Uretritis Non GonoreUretritis Non Gonore
Uretritis Non Gonoreklinikraphael
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiafay Rafida
 
Infeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeInfeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeDPPIMATELKI
 
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii   copyKelainan pada sistem reproduksi ii   copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii copylorensiusjulio
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skenePradasary
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Ni Made Murti
 
Gonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptx
Gonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptxGonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptx
Gonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptxicha582186
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyaMJM Networks
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 

Similar to Uretritis Non Gonore (20)

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksiKelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi
 
Uretritis Non Gonore
Uretritis Non GonoreUretritis Non Gonore
Uretritis Non Gonore
 
Tricomoniasis. pp
Tricomoniasis. ppTricomoniasis. pp
Tricomoniasis. pp
 
Trikomoniasis
TrikomoniasisTrikomoniasis
Trikomoniasis
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Infeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeInfeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeae
 
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii   copyKelainan pada sistem reproduksi ii   copy
Kelainan pada sistem reproduksi ii copy
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Gonorea
GonoreaGonorea
Gonorea
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
 
Trikomoniasis
TrikomoniasisTrikomoniasis
Trikomoniasis
 
Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada ManusiaSistem Reproduksi pada Manusia
Sistem Reproduksi pada Manusia
 
Obat Kencing Keluar Nanah Dari Dokter
Obat Kencing Keluar Nanah Dari DokterObat Kencing Keluar Nanah Dari Dokter
Obat Kencing Keluar Nanah Dari Dokter
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
 
Gonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptx
Gonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptxGonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptx
Gonorrhea Penyakit Menular Seksual...pptx
 
sistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannyasistem reproduksi dan kelainannya
sistem reproduksi dan kelainannya
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 

More from Hanifa Rahmadilla

More from Hanifa Rahmadilla (20)

NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAHNYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
 
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem KardiovaskulerPerubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
 
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURPENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
OMFALOKEL
OMFALOKELOMFALOKEL
OMFALOKEL
 
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence PhallusBayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
 
Hiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilanHiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilan
 
Konsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku Kesehatan
 
Manusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunyaManusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunya
 
OBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARISOBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARIS
 
Hisprung
HisprungHisprung
Hisprung
 
Atresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia AniAtresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia Ani
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
 
Labioskisis
LabioskisisLabioskisis
Labioskisis
 
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan KeracunanPertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
 
Kekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada AnakKekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada Anak
 
UU Perlindungan Anak
UU Perlindungan AnakUU Perlindungan Anak
UU Perlindungan Anak
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 
Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)
Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)
Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 

Uretritis Non Gonore

  • 1. Uretritis Non Gonore HANIFA RAHMADILLA REG A
  • 2. Definisi  Uretritis Non Gonore (UNG) adalah peradangan pada uretra yang tidak disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae tetapi disebabkan oleh beberapa kuman patogen yang lain. Uretritis non gonore dihubungkan dengan beberapa istilah antara lain infeksi genital non spesifik (IGNS) adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) berupa peradangan diuretra, rektum atau serviks yang disebabkan oleh kuman yang Non spesifik. Disebut juga Uretritis Non spesifik (UNS) yaitu peradangan hanya pada uretra yang disebabkan oleh kuman non spesifik.
  • 3. Etiologi  Uretritis Non gonore bisa disebabkan oleh bakteri seperti Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum dan Mycolasma Hominis. Chlamydia trachomatis, bakteri interseluler obligat yang memerlukan metode kultur jaringan untuk diidentifikasi merupakan penyebab dari 40 hingga 50 persen kasus UNG. Kuman ini ditemukan di uretra dari 25 % sampai 60 % kasus dari UNG, 4 % - 35 % pria dengan gonore, dan pada 0-7% pada pria dengan uretritis asimptomatis.  Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang seksual aktif yang berhubungan erat dengan usia muda pertama kali kontak seksual serta lamanya waktu aktivitas aktif seksual pada wanita urban ditemukan 15% infeksi endoserviks yang disebabkan oleh Chlamydia, sedangkan pada wanita hamil dengan sosial ekonomi rendah ditemukan sebanyak lebih dari 20%. Chlamydia Trachomatis pada immunofluoresenc
  • 4. Lanjutan..  Parasit yang bisa menyebabkan UNG ialah Micoplasma genitalium (10-30 %) dan Trichomonas vaginalis (12-18 %). Selain itu jamur seperti Candida albicans juga berpotensi menyebabkan UNG, selain adenovirus (4%) dan herpes simpleks (2%) yang mana berasal dari golongan virus. Adenovirus biasanya dihubungakan dengan seks oral dan pasangan seks laki-laki. Sekitar 10-20% penyebab tidak diketahui. Trichomonas Vaginalis
  • 5. Tanda Gejala  Laki laki 1. Perasaan panas di bagian distal uretra 2. Kencing terasa sakit 3. Keluar duh (cairan) tubuh yang berwarna kuning kehijauan 4. Kadangkala ada perasaan sakit saat ereksi pada pemeriksaan 5. Didapatkan ectropion (OUE terbuka) 6. Uretra hiperemi (kemerahan)
  • 6. Lanjutan..  Wanita Sekitar 40 60% asimtomatis (tanpa gejala). Bila timbul gejala : 1. Dikeluhkan rasa sakit kalau kencing, gatal pada urethra atau iritasi dapat bertahan ketika urinasi, dan beberaa pasien memiliki gejala gatal dibandingkan nyeri atau rasa terbakar. 2. Wanita biasanya mengeluh tentang perburukan gejala saat mens. 3. Keluar keputihan yang berwarna kuning kehijauan.
  • 7. Penatalaksanaan  Tujuan pengobatan adalah mencegah penularan pada pasangan seksual. Terapi pada pasangan seksual juga dilakukan untuk mencegah terjadinya reinfeksi. Pengobatan penting untuk dijelaskan pada pasien dengan infeksi genital oleh C.trachomatis, mengenai resiko penularan kepada pasangan seksualnya, kontak tracing (pemeriksaan dan pengobatan partner seksual) diperlukan untuk keberhasilan pengobatan.  Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis. Azitromisin dan doxycycline sangat efektif untuk infeksi chlamydia; Namun, infeksi dengan M. genitalium lebih efektif terhadap azitromisin. Regimen dosis tunggal memiliki keuntungan yakni peningkatan kepatuhan minum obat. Untuk memaksimalkan kepatuhan dengan obat yang direkomendasikan, obat-obatan harus tersedia di puskesmas/RS, dan dosis pertama harus diamati secara langsung/diminum di depan petugas. Berikut adalah regimen untuk pengobatan urethritis bergantung pada mikroorganisme penyebab.
  • 8. Lanjutan..  Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention pengobatan untuk C. trachomatis direkomendasikan Azitromisin 1 gram x 1 hari peroral atau Doxycycline 100 mg x 7 hari ( anjuran). Dengan alternative pengobatan yakni Eritromisin dasar 4 x 500 mg selama 7 hari peroral atau Eritromisin Etilsuksinat 4x 800 mg selama 7 hari peroral atau Levofloksasin 1x 500 mg selama 7 hari peroral atau Ofloxacin 300 mg selama 7 hari peroral (anjuran).  Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, Doxycycline, ofloxacin dan Levofloksasin kontraindikasi pada wanita hamil. Namun, pengalaman klinis dan penelitian yang telah dipublikasikan menunjukkan azitromisin yang aman dan efektif. Ulangi pengujian untuk pemberantasan chlamydia (sebaiknya berdasarkan NAAT) 3 minggu setelah selesainya terapi dengan regimen yang direkomendasikan untuk semua wanita hamil untuk memastikan efek terapeutik obat, mempertimbangkan sequele.
  • 9. Lanjutan...  Regimen direkomendasikan adalah Azitromisin 1 g peroral dengan dosis tunggal, atau Amoxicillin 500 mg peroral tiga kali sehari selama 7 hari. Sedangkan regimen alternatif yang dapat diberikan berupa Eritromisin basis 500 mg peroral empat kali sehari selama 7 hari, atau Eritromisin basis 250 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari, atau Eritromisin ethylsuccinate 800 mg peroral empat kali sehari selama 7 hari, atau Eritromisin ethylsuccinate 400 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari.