3. Makrosomia ( Bayi besar )
Makrosomia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi baru lahir
dengan berat yang berlebihan. Definisinya adalah berat kelahiran 4000-4500 g atau lebih besar
dari 90% menurut usia kehamilan setelah mengoreksi jenis kelamin dan etnis. Bayi-bayi besar
(Makrosomia) sering dilahirkan dari ibu multi paritas dan ibu diabetes melitus (Cunnighan, 1995 :
422).
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Ibu yang menderita Diabetes Mellitus (DM) sebelum dan selama kehamilan.
2. Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi besar
3. Faktor Genetik
4. Pengaruh kecukupan gizi
5. Bukan kehamilan pertama
4. Makrosomia ini disebabkan oleh terjadinya hiperglikemia pada
janin (akibat hiperglikemia ibu) dan hiperinsulinisme janin yang
menyebabkan :
1. Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah
2. Pertambahan ukuran dan berat dari hampir seluruh organ, yang
memperlihatkan hipertropf dan hyperplasia seluler
3. Hematopiesis ektramedularis khususnya dari hepar yang menyebabkan
pertambahan berat badan.
Tanda dan gejala makrosomia berat badan lebih dari 4000 gram
pada saat lahir, wajah menggembung, pletoris (wajah tomat), besar untuk
usia gestasi, riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion.
Komplikasi mokrosomia adalah resiko dari trauma lahir yang
tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan
intrakranial, distosia bahu, ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum
dan fraktur anggota gerak merupakan beberapa komplikasi yang mungkin
terjadi.
5. Anencephalus
Anencephalus adalah keadaan tanpa adanya kubah tengkorak dengan otak
yang sebagian atau seluruhnya tidak ada (ilmu kebidanan patologi & fisiologi
persalinan : 675).
Beberapa factor resiko terjadinya anencephalus:
1. Faktor ibu usia resti.
2. Hamil dengan kadar asam folat rendah.
3. Mengkonsumsi kafein, alkohol selama masa kehamilan.
4. Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
6. Gejala Anancepalus :
1. Ibu
Polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak akibat cairan
otak). Pada anencephalus polihidramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput
otak dan selaput sum-sum tulang belakang. Selain itu, anak anencephaly tidak
menelan dan pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak
ini kencing berlebihan.)
2. Bayi
Tidak adanya tengkorak
Tidak adanya otak ( belahan otak dan otak kecil )
Wajah fitur abnormal
Jantung cacat
Pemeriksaan penunjang :
1. Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
2. Kadar estriol pada air kemih ibu
7. Penanganan dan pencegahan :
1. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40
tahun.
2. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang
rutin dan usahakan untuk melakukan USG minimal tiap
trimester.
3. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan
hindari asap rokok, alkohol dan narkoba karena dapat
menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang
terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.
4. Penuhi kebutuhan akan asam folat.
5. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A
termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air tapi larut
dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam
tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital
abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin),
mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
6. Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun
sudah diketahui memberi efek buruk terhadap janin.
7. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari
daging yang dimasak setengah matang (steak atau sate).
Dikhawatirkan daging itu masih membawa kuman penyakit
yang membahayakan janin dan ibunya.
8. Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH
(TOksoplasma, Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik
lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih direncanakan
bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui
sedang terinfeksi pengobatan bisa langsung dilakukan
8. Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan
dilatasi ventrikel serebra,biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur
cairan serebrospinal, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam
kranium,secara tipikal,ditandai dengan pembesaran kepala,menonjolnya
dahi,atrofi otak,deteriora mental,dan kejang-kejang.
(Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak Balita,Numed hal: 128)
Hidrosefalus
9. Sebab-sebab Prenatal
Seabab-sebab ini mencakup malformasi ( anomali perkembangan sporadis ), infeksi
atau kelainan vaskuler. Pada sebagian besar pasien banyak yang etiologi tidak dapat
diketahui dan untuk ini diistilahkan sebagai hidrosefalus idiopatik
Sebab-sebab Postnatal
Lesi masa menyebabkan peningkatan resistensi aliran liquor serebrospinal dan
kebanyakan tumor berlokasi di fosa posterior. Tumor lain yang menyebabkan hidrosefalus
adalah tumor di daerah mesencephalon. Kista arachnoid dan kista neuroepitalial
merupakan kelompok lesi masa yang menyebabkan aliran gangguan liquor berlokasi di
daerah supraselar atau sekitar foramen magmum.
Perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kejadian seperti prematur, cedera kepala,
ruptura malformasi vaskuler.
Meningitis
Gangguan aliran vena
10. Komplikasi
1. Peningkatan tekanan intracranial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningit
is,ventrikulitis,abses otak.
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
5. Hematomi subdural, peritonitis,adses abdomen, perporasi
organ dalam rongga abdomen,fistula,hernia, dan ileus.
6. Kematian.
11. Gemelli
Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau
janin sekaligus, kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan
dibuahi atau bila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk
dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012)
Kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
– Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
– Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
– Faktor keturunan
12. Tanda dan Gejala
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan
makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
1. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat
menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
2. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada
kehamilan tunggal.
3. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.
4. Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises pada
tungkai bawah dan vulva.
13. Jenis Gemelli
Kehamilan kembar dibagi menjadi 3 macam, menurut Mochtar, Rustam (2012:260-
261) adalah sebagai berikut:
1) Gemelli dizigotik : kembar dua telur, heterolog, biovuler dan praternal:
Kedua telur berasal dari :1 ovarium dan dari dua folikel de graff ovarium dan dari 1
folikel de graff; ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
1) Gemelli monozigotik dapat terjadi karena :
Satu telur dengan 2 inti,
Hambatan pada tingkat blastula
Hambatan setelah amnio
Kedua telur berasal dari :1 ovarium dan dari dua folikel de graff ovurium dan dari 1
folikel de graff; ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
14. LETAK DAN PRESENTASI JANINPada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan
posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir,
misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi
letak, presentasi dan posisi bisa terjadi ; yang paling sering dijumpai adalah :
1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).
2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
3. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
6. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-mengunci
(interlocking).
15. PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN
1. Terhadap Ibu- Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan ane mia
dan defisiensi zat-zat lainnya.- Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali
lebih besar.- Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering.- Karena uterus yang besar,
ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan
vulva.- Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah
anak pertama lahir
.2. Terhadap Janin- Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar: 25% pada gemeli; 50% pada triplet; dan 75% pada quadruplet, yang akan
lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.-
Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, maka angka kematian bayi kedua
tinggi.- Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian
janin.
16. GAWAT JANIN
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 yang cukup, sehingga akan mengalami
hipoksia. Situasi ini dapat terjadi (kronik) dalam jangka waktu yang lama atau akut. Disebut gawat janin
bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau dibawah 100/menit, denyut jantung tidak
teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan (Prawirohardjo, 2009).
– Menurut Prawirohardjo (2007) penyebab gawat janin sebagai berikut :
1. Persalinan berlangsung lama adalah persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada primigravida
dan lebih dari 18 jam pada multigravida (Nugrahaeni, 2010).
2. Induksi persalinan dengan oksitosin
3. Ada perdarahan
4. Infeksi
5. Insufisiensi plasenta
6. Kehamilan Postterm
7. Preeklamsia
17. Penanganan Gawat Janin pada Persalinan
Menurut Prawirohardjo(2009) penanganan gawat janin saat persalinan adalah sebagai berikut :
1)Cara pemantauan
a) Kasus resiko rendah
- auskultasi DJJ selama persalinan :
(1)Setiap 15 menit kala I
(2)Setiap setelah his kala II
(3)Hitung selama satu menit setelah his selesai
b)Kasus resiko tinggi
–gunakan pemantauan DJJ elektronik secara berkesinambungan
c)Hendaknya sarana untuk pemeriksaan pH darah janin disediakan
2)Interpretasi data dan pengelolaan
a)Pasien dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki sirkulasi plasenta
b)Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan)
c)Berikan oksigen6-8 L/menit
d)Berikan infus RL
e)Hadirkan dokter spesialis anak