1. REFERAT
BRONKOPNEUMONIA
DISUSUN OLEH:
HENDRI SAPUTRA, S. KED
PEMBIMBING:
dr. R. YUTTA INTEN, Sp. A, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2018
2. EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, lebih dari 2 juta anak meninggal
karena pneumonia, berarti 1 dari 5 orang balita
meninggal di dunia.
Menurut laporan WHO, lebih dari 50% kasus
pneumonia berada di Asia Tenggara dan Sub-
Sahara Afrika.
Pada penelitian kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2007, pneumonia menduduki tempat ke 2
sebagai penyebab kematian bayi dan balita
setelah diare.
Bronkopneumonia sering terjadi pada bayi dan
anak kecil.
3. DEFENISI
Bronkopneumonia
adalah peradangan
akut parenkim paru –
paru yang berasal dari
suatu infeksi yang
biasanya dimulai
dengan infeksi
bronkus/bronkiolus,
kemudian meluas ke
alveolus sekitarnya
(descending infection)
4. BRONKOPNEUMONIA
Bercak-bercak infiltrat yang terbentuk adalah bercak-bercak yang difus,
mengikuti pembagian dan penyebaran bronkus dan ditandai dengan adanya
daerah-daerah konsolidasi terbatas yang mengelilingi saluran-saluran nafas
yang lebih kecil.
5. Ketika seseorang terjangkit pneumonia, pus dan cairan akan mengisi
alveoli, baik pada satu paru maupun kedua paru, yang akan mengganggu
penyerapan oksigen, sehingga menimbulkan kesulitan bernafas.
6. KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan Sumber
Infeksi
• Pneumonia yg didapat di
masyarakat
(Community-acquired pn.)
• Pneumonia yg didapat di
RS (Hospital-acquired pn. )
• Pneumonia aspirasi
• Pne. Immunocompr. host
Berdasarkan
Kuman penyebab
• Pneum. bakterial
• Pneum. atipikal
• Pneum. ok virus
• Pneum. ok jamur
/ patogen lainnya
Berdasarkan
Predileksi / tempat
infeksi
• Pneumonia lobaris
(lobar pneumonia)
• Bronchopneumonia
• Pneum interstisial
(interstisial pneumonia)
7. MO Penyebab Berdasarkan
Usia
• Lahir – 21 hari
– Streptococcus group BStreptococcus group B
– E. colliE. colli
– Listeria monocytogenesListeria monocytogenes
• 3 minggu – 3 bulan
– Chlamydia trachomatis
– Streptococcus pneumoniaStreptococcus pneumonia
– Virus AdenoVirus Adeno
– Virus InfluenzaVirus Influenza
– Virus Parainfluenza 1,2,3Virus Parainfluenza 1,2,3
– Respiratory Synctial virusRespiratory Synctial virus
(RSV)(RSV)
• 4 bulan – 5 tahun
– Chlamydia pneumoniaeChlamydia pneumoniae
– Mycoplasma pneumoniaeMycoplasma pneumoniae
– Streptococcus pneumoniae
– Haemophillus influenzae
– Virus Adeno
– Virus Influenza
– Virus Parainfluenza
– Virus Rino
– RSV
• 5 tahun – remaja
– Mycoplasma pneumoniaeMycoplasma pneumoniae
– Chlamydia pneumoniae
– Streptococcus pneumoniae
8. FAKTOR NON INFEKSI
Bronkopneumonia
Hidrokarbon
Terjadi oleh karena
aspirasi selama
penelanan muntah
atau sonde lambung
(zat hidrokarbon
seperti : minyak
tanah, bensin dan
pelitur)
Bronkopneumonia
Lipoid
Terjadi akibat
pemasukan obat
yang mengandung
minyak secara
intranasal,
menganggu
mekanisme
menelan, pemberian
makanan
12. 12
APA SAJA YANG DAPAT MELEMAHKAN SISTIM
PERTAHANAN SALURAN PERNAPASAN
TERSEBUT ?
Daya tahan tubuh yang menurun
Malnutrisi energi protein (MEP)
Penyakit menahun
Faktor iatrogenik ; trauma paru
Anestesia
Aspirasi
Pengobatan antibiotika yang tidak adekuat
13. SISTEM PERTAHANAN SALURAN
PERNAPASAN
Susunan anatomis rongga hidung
Jaringan limfoid di naso-oro-faring
Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus
respiratorius dan sekret liat yang dikeluarkan oleh sel sel
epitel tersebut
Refleks batuk
Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi
sekret yang terinfeksi
Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar
limfe regional
Fagositosis , aksi enzimatik dan respons imunohumoral
terutama dari imunoglobulin A ( IgA )
14. 1. stadium kongesti
2. Stadium hepatisasi merah
3. Stadium hepatiasi kelabu
4. Stadium resolusi
kapiler melebar & kongesti
Lobus padat, warna menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar
lobus masih tetap padat &
warna pucat kelabu
eksudat berkurang
PATOFISIOLOGI
Proses peradangan yang terjadi di paru – paru meliputi 4 stadium yaitu :
18. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala
klinis berikut:
TRIAS BRONKOPNEUMONIA:
1. Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping
hidung dan retraksi dinding dada.
2. Demam dengan suhu 39-40o
C
3. Ronkhi basah, halus, nyaring (crackle s)
Gambaran darah menunjukkan leukositosis,
biasanya 15.000-40.000/mm3
dengan pergeseran
ke kiri dan peningkatan LED.
Foto thoraks menunjukkan gambaran infiltrat
difus.
Sectish Theodore C, Prober Charles G. Nelson Textbook of Pediatrics :
“Pneumonia”. Edisi ke-17. Saunders. 2004.
19. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer
lengkap
AGD
Urin lengkap
Pemeriksaan
sputum
Kultur darah
Serologi
Biakan kuman
Uji resistensi
Foto thoraks
20. FOTO THORAKS
Bronkopneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada
kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas
hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan
corakan peribronkial.
http://emedicine.org/bronchopneumonia/radiology.html
21. DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis
Hanya pada penderita usia < 2 tahun
Disebabkan oleh virus, tersering adalah re spirato ry
synctialvirus .
Perjalanan singkat (48-72 jam)
Gambaran klinis tanpa disertai kenaikan suhu atau
hanya subfebris, sesak napas disertai serangan
batuk, pada pemeriksaan terdapat suara perkusi
hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan
mengi (whe e z ing ).
Asma Bronkial
TBC Paru
http://emedicine.org/bronchopneumonia/radiology.html
22. PATOGEN PENYEBAB PNEUMONIA PADA ANAK
BERVARIASI TERGANTUNG :
Usia
Status imunologis
Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat,
polusi udara)
Status imunisasi
Faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi)
23. PROGNOSIS
pemberian antibiotik
yang tepat dan
adekuat maka
mortalitas dapat
dturunkan.
Anak dengan
malnutrisi energi
protein dan
pengobatan yang
terlambat
menunjukkan
mortalitas yang
tinggi
25. PENCEGAHAN
Personal hygine
Menggunakan masker
Penyuluhan kepada
masyarakat
Vaksinasi
Vaksinasi campak
Vaksinasi Hib
Vaksinasi
pneumococcus
Vaksinasi DTP
26. PENATALAKSANAAN
Antibiotik merupakan drug of choice untuk
kuman yang dicurigai
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan terapi :
Kuman yang dicurigai atas dasar klinis,
etiologis dan epidemiologis
Berat ringannya penyakit
Riwayat pengobatan sebelumnya serta
respon klinis
Ada / tidaknya penyakit yang mendasari
27. Antibiotika yang dianjurkan untuk pengobatan
adalah kotrikomoksasol dan amoksisilin
Polifarmasi terdiri dari Penisilin 50.000 U/
kgBB/hari ditambah Chloramphenicol 50-75
mg/kgBB/hari atau dengan antibiotik spektrum
luas (misalnya: Ampisilin 100 mg/kgBB/hari).
Pemberian O2 2-4 liter/menit (nasal)
Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila
perlu perinfus). Infus dekstrose 10% : NaCl
0,9% = 3:1+KCl meq/500 cc cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu,
status dehidrasi
28. KESIMPULAN
Berdasarkan pembagian pneumonia secara
anatomi, bronkopneumonia merupakan
pneumonia lobularis.
Bronkopneumonia merupakan peradangan
pada paru dimana proses peradangannya ini
menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat
yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula
melibatkan bronkiolus terminal.
29. KESIMPULAN
Bronkopneumonia lebih sering menyerang
bayi dan anak. Hal ini dikarenakan respon
imunitas mereka masih belum berkembang
dengan baik.
Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering
bronkopneumonia pada bayi dan anak yaitu
Stre pto co ccus pne um o niae dan Hae m o philus
influe nz ae type B.
30. KESIMPULAN
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala
klinis berikut:
TRIAS BRONKOPNEUMONIA:
1. Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping
hidung dan retraksi dinding dada.
2. Demam dengan suhu 39-40o
C
3. Ronkhi basah, halus, nyaring (crackle s)
Gambaran darah menunjukkan leukositosis,
biasanya 15.000 - 40.000/mm3
dengan
pergeseran ke kiri dan peningkatan LED.
Foto thoraks menunjukkan gambaran infiltrat
difus.
31. KESIMPULAN
Patofisiologi pneumonia berdasarkan urutan
stadiumnya, yaitu:
1. Stadium kongestif
2. Stadium hepatisasi merah
3. Stadium hepatisasi kelabu
4. Stadium reolusi
Antibiotik yang diberikan sedini mungkin,
dapat memotong perjalanan penyakit
sehingga stadium khas yang telah diuraikan
sebelumnya tidak terjadi.