SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan
penyakit luka atau kematian (Pujiadi Solihin, 2000)
Keracunan merupakan keadaan darurat yang
diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke
dalam tubuh (seperti saluran pencernaan, saluran
nafas, kulit atau mukosa) melalui berbagai cara yang
berbahaya bagi tubuh. Pertolongan yang salah atau
yang secara berlebihan justru
mendatangkan bahaya baru bagi korban.
Keracunan bisa terjadi melalui proses
menelan, menghirup, menyentuh atau
menyuntikkan berbagai obat, bahan kimia,
racun atau gas.
Bahan-bahan yang dapat menyebabkan
keracunaan adalah :
1) Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen,
digitalis, aminofilin
2) Gas toksin : Karbon monoksida, gas
toksin iritan
3) Zat kimia industri : Metil alkohol, asam
sianida, kaustik, hidrokarbon
4) Zat kimia pertanian : Insektisida
5) Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
6) Bisa ular atau serangga
• Racun masuk melalui mulut
• Racun yang masuk melalui saluran nafas
• Racun masuk melalui kulit
• Racun yang masuk melalui suntikan
MACAM – MACAM TERJADINYA KERACUNAN :
PENYEBAB KERACUNAN
1. Keracunan jamur
2. Keracunan singkong
3. Keracunan jengkol
4. Keracunan zat kimia dan obat
Tingkat kesadaran merupakan petunjuk penting untuk
mengetahui beratnya keracunan yang dialami oleh
penderita. Derajat tingkat keracunan didalam toksikologi
dibagi dalam beberapa tingkat berdasarkan kesadaran
pasien.
Keracunan tingkat 1 : penderita mengantuk tetapi
masih sadar dan mudah diajak berbicara.
Keracunan tingkat 2 : penderita dalam keadaan sopor,
tetapi dapat dibangunkan dengan rangsangan minimal
seperti panggilan atau digoyangkan lengannya.
TINGKAT KESADARAN PENDERITA KERACUNAN
Keracunan tingkat 3 : penderita dalam keadaan
soporkoma dan hanya bereaksi terhadap rangsangan
maksimal seperti dengan menggosok tulang dada
dengan keras dengan menggunakan kepalan tangan.
Keracunan tingkat 4 : penderita dalam keadaan
koma dan tidak ada reaksi sedikitpun terhadap
rangsangan seperti diatas. Ini merupakan tingkat yang
lebih parah dan mengancam keselamatan jiwa.
• Henti nafas
• Henti jantung
• Korosi esophagus / trakea jika substansi
penyebabnya teringesti
• Syok,sindromgawatpernafasanakut
• Edema serebral,konvulsi
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan emergensi
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu
lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila
penderita tidak bernafas spontan
atau pernapasan tidak adekuat.
Circulation : Pasang infus bila keadaan
penderita gawat dan perbaiki
perfusi jaringan.
2. Identifikasi penyebab keracunan
3. Eliminasi racun
• Racun yang ditelan
a. Rangsang muntah
Dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah
menelan bahan beracun, bila lebih dari 1 jam
tidak perlu dirangsang muntah kecuali bila bahan
beracun tersebut mempunyai efek yang
menghambat motilitas (memperpanjang
pengosongan ) lambung.
Rangsang muntah dapat dilakukan dengan
merangsang palatum mole atau dinding belakang
faring, atau dapat dilakukan dengan pemberian
obat- obatan :
b. Sirup Ipecac
Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan.
Pada anak usia 6 - 12 bulan 10 ml 1 – 12 tahun 15
ml > 12 tahun 30 ml. Pemberian sirup ipecac
diikuti dengan pemberian 200 ml air putih. Bila
sesudah 20 menit tidak terjadi muntah pada
anak diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat
diulangi.
c. Apomorphine
Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan
hampir 100%,dapat menyebabkan muntah dalam
2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07
mg/kg BB secara subkutan.
• Kumbah lambung
Berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam
sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila
menelan bahan yang dapat menghambat
pengosongan lambung. Kumbah lambung seperti
rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada :
1) Keracunan bahan korosif
2) Keracunan hidrokarbon
3) Kejang
• Catharsis
Efektivitasnya masih dipertanyakan.
Jangan diberikan bila ada gagal ginjal, diare yang
berat ( severe diarrhea ), ileus paralitik atau
trauma abdomen.
• Pemberian Norit ( activated charcoal )
Jangan diberikan bersama obat muntah,
pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 -
60 menit sesudah emesis. Dosis 1 gram/kg BB dan
bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan,
diberikan per oral atau melalui pipa nasogastrik.
• Diuretika paksa ( Forced diuretic )
Diberikan pada keracunan salisilat dan
phenobarbital ( alkalinisasi urine ). Tujuannya
untuk mendapatkan produksi urine 5,0 ml/kg/jam,
jangan sampai terjadi overload cairan. Harus
dilakukan monitor dari elektrolit serum pada
pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : edema
otak dan gagal ginjal.
• Dialysis
Dilakukan bila usaha-usaha lain sudah
tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya pada
bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis
(dialysa ble toxin ) seperti phenobarbital,
salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol
dan lithium.
4. Racun yang disuntikkan atau sengatan
1) Immobilisasi
2) Pemasangan torniquet diproksimal dari
suntikan
3) Berikan antidotum bila ada
5. Racun pada kulit dan mata
Lepaskan semua yang dipakai kemudian
bersihkan dengan sabun dan siram dengan air
yang mengalir selama 15 menit. Jangan diberi
antidotum.
6. Racun yang dihisap melalui saluran nafas
Keluarkan penderita dari ruang yang
mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau
perlu lakukan pernafasan buatan.
1) Pengobatan Supportif
2) Pemberian cairan dan elektrolit
3) Perhatikan nutrisi penderita
4) Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia,
kelainan elektrolit dsb.)

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Singkatan latin
Singkatan latinSingkatan latin
Singkatan latin
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Intervensi dhf anak AKPER PEMKAB MUNA
Intervensi dhf anak AKPER PEMKAB MUNA Intervensi dhf anak AKPER PEMKAB MUNA
Intervensi dhf anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunan
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Laporan pendahuluan personal_hygiene
Laporan pendahuluan personal_hygieneLaporan pendahuluan personal_hygiene
Laporan pendahuluan personal_hygiene
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
115411205 injeksi
115411205 injeksi115411205 injeksi
115411205 injeksi
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
penulisan-resep
penulisan-reseppenulisan-resep
penulisan-resep
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
Glasgow coma scale (gcs)
Glasgow coma scale (gcs)Glasgow coma scale (gcs)
Glasgow coma scale (gcs)
 
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwakehilangan & berduka keperawatan jiwa
kehilangan & berduka keperawatan jiwa
 

Similar to Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan

Similar to Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan (20)

Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
 
Enterobiasis
EnterobiasisEnterobiasis
Enterobiasis
 
keracunan.ppt
keracunan.pptkeracunan.ppt
keracunan.ppt
 
KERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptxKERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptx
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 
Toksikologi b
Toksikologi bToksikologi b
Toksikologi b
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Amoksisillin
AmoksisillinAmoksisillin
Amoksisillin
 
Toxicology
ToxicologyToxicology
Toxicology
 
PPT_Keracunan_Makanan.pptx
PPT_Keracunan_Makanan.pptxPPT_Keracunan_Makanan.pptx
PPT_Keracunan_Makanan.pptx
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisida
 
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Instrumen analitik feses
Instrumen analitik fesesInstrumen analitik feses
Instrumen analitik feses
 
Keracunan makanan
Keracunan makananKeracunan makanan
Keracunan makanan
 
Toksikologi er-2010f
Toksikologi er-2010fToksikologi er-2010f
Toksikologi er-2010f
 

More from Hanifa Rahmadilla

More from Hanifa Rahmadilla (20)

NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAHNYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
 
Uretritis Non Gonore
Uretritis Non GonoreUretritis Non Gonore
Uretritis Non Gonore
 
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem KardiovaskulerPerubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
 
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURPENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
OMFALOKEL
OMFALOKELOMFALOKEL
OMFALOKEL
 
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence PhallusBayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
 
Hiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilanHiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilan
 
Konsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku Kesehatan
 
Manusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunyaManusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunya
 
OBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARISOBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARIS
 
Hisprung
HisprungHisprung
Hisprung
 
Atresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia AniAtresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia Ani
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
 
Labioskisis
LabioskisisLabioskisis
Labioskisis
 
Kekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada AnakKekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada Anak
 
UU Perlindungan Anak
UU Perlindungan AnakUU Perlindungan Anak
UU Perlindungan Anak
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 
Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)
Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)
Bayi Mendadak Meninggal (SIDS)
 

Recently uploaded

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan

  • 1.
  • 2. Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit luka atau kematian (Pujiadi Solihin, 2000) Keracunan merupakan keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke dalam tubuh (seperti saluran pencernaan, saluran nafas, kulit atau mukosa) melalui berbagai cara yang berbahaya bagi tubuh. Pertolongan yang salah atau yang secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru bagi korban. Keracunan bisa terjadi melalui proses menelan, menghirup, menyentuh atau menyuntikkan berbagai obat, bahan kimia, racun atau gas.
  • 3. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah : 1) Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin 2) Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan 3) Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon 4) Zat kimia pertanian : Insektisida 5) Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek 6) Bisa ular atau serangga
  • 4. • Racun masuk melalui mulut • Racun yang masuk melalui saluran nafas • Racun masuk melalui kulit • Racun yang masuk melalui suntikan MACAM – MACAM TERJADINYA KERACUNAN :
  • 5. PENYEBAB KERACUNAN 1. Keracunan jamur 2. Keracunan singkong 3. Keracunan jengkol 4. Keracunan zat kimia dan obat
  • 6. Tingkat kesadaran merupakan petunjuk penting untuk mengetahui beratnya keracunan yang dialami oleh penderita. Derajat tingkat keracunan didalam toksikologi dibagi dalam beberapa tingkat berdasarkan kesadaran pasien. Keracunan tingkat 1 : penderita mengantuk tetapi masih sadar dan mudah diajak berbicara. Keracunan tingkat 2 : penderita dalam keadaan sopor, tetapi dapat dibangunkan dengan rangsangan minimal seperti panggilan atau digoyangkan lengannya. TINGKAT KESADARAN PENDERITA KERACUNAN
  • 7. Keracunan tingkat 3 : penderita dalam keadaan soporkoma dan hanya bereaksi terhadap rangsangan maksimal seperti dengan menggosok tulang dada dengan keras dengan menggunakan kepalan tangan. Keracunan tingkat 4 : penderita dalam keadaan koma dan tidak ada reaksi sedikitpun terhadap rangsangan seperti diatas. Ini merupakan tingkat yang lebih parah dan mengancam keselamatan jiwa.
  • 8. • Henti nafas • Henti jantung • Korosi esophagus / trakea jika substansi penyebabnya teringesti • Syok,sindromgawatpernafasanakut • Edema serebral,konvulsi KOMPLIKASI
  • 9. PENATALAKSANAAN 1. Tindakan emergensi Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi. Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau pernapasan tidak adekuat. Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan. 2. Identifikasi penyebab keracunan 3. Eliminasi racun
  • 10. • Racun yang ditelan a. Rangsang muntah Dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah menelan bahan beracun, bila lebih dari 1 jam tidak perlu dirangsang muntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang menghambat motilitas (memperpanjang pengosongan ) lambung. Rangsang muntah dapat dilakukan dengan merangsang palatum mole atau dinding belakang faring, atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan :
  • 11. b. Sirup Ipecac Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan. Pada anak usia 6 - 12 bulan 10 ml 1 – 12 tahun 15 ml > 12 tahun 30 ml. Pemberian sirup ipecac diikuti dengan pemberian 200 ml air putih. Bila sesudah 20 menit tidak terjadi muntah pada anak diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diulangi. c. Apomorphine Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%,dapat menyebabkan muntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan.
  • 12. • Kumbah lambung Berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosongan lambung. Kumbah lambung seperti rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada : 1) Keracunan bahan korosif 2) Keracunan hidrokarbon 3) Kejang • Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal ginjal, diare yang berat ( severe diarrhea ), ileus paralitik atau trauma abdomen.
  • 13. • Pemberian Norit ( activated charcoal ) Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis. Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan, diberikan per oral atau melalui pipa nasogastrik. • Diuretika paksa ( Forced diuretic ) Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ). Tujuannya untuk mendapatkan produksi urine 5,0 ml/kg/jam, jangan sampai terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : edema otak dan gagal ginjal.
  • 14. • Dialysis Dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hanya pada bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis (dialysa ble toxin ) seperti phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol dan lithium. 4. Racun yang disuntikkan atau sengatan 1) Immobilisasi 2) Pemasangan torniquet diproksimal dari suntikan 3) Berikan antidotum bila ada
  • 15. 5. Racun pada kulit dan mata Lepaskan semua yang dipakai kemudian bersihkan dengan sabun dan siram dengan air yang mengalir selama 15 menit. Jangan diberi antidotum. 6. Racun yang dihisap melalui saluran nafas Keluarkan penderita dari ruang yang mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau perlu lakukan pernafasan buatan. 1) Pengobatan Supportif 2) Pemberian cairan dan elektrolit 3) Perhatikan nutrisi penderita 4) Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)