Sistem reproduksi manusia terdiri atas organ reproduksi pria dan wanita yang berfungsi untuk reproduksi dan penyebaran gen. Penyakit menular seksual seperti HIV, sifilis, dan klamidia dapat menular melalui kontak seksual dan dapat mencegahnya dengan kondom atau tidak berhubungan seks.
1. Sistem Reproduksi Pada Manusia
Kelompok I:
Andhika Fajar A. S
Bintang Wahyuni
Fairuz Rafida
Muhammad Basyir
Nabil Mahfuzh
Nurcholifatul Janah
Tiara Audina
Yudhistira Arya T.
2. Pendahuluan
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika
seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.
Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel
kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon
testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda
kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi
lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya
jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun
membesar. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen.
Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tandatanda
kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus,
suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul
membesar.
3. Organ Penyusun Sistem Reproduksi Pada Manusia
Reproduksi manusia secara vivipar
(melahirkan anak) dan fertilisasinya secara
internal (di dalam tubuh) oleh karena itu
memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung
fungsi tersebut, adapun alat-alat tersebut
diantaranya.
4. Sistem Reproduksi Pria
Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi
pada pria terdiri atas:
a. Testis (buah zakar)
Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong
pelindung yang disebut skrotum dan terletak di luar
dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi
menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin
jantan (spermatozoa). Hormon testosteron berfungsi
untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder
pada pria, di antaranya: tumbuhnya kumis, Suara
membesar, dada tumbuh bidang dan lain-lain.
5. b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:
1) Epididimis, merupakan tempat pendewasaan
(pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis
berupa saluran yang berkelok-kelok yang terdapat di
dalam skrotum.
2) Vas deferens (saluran sperma), merupakan
kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi
menyalurkan sperma ke uretra.
3) Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi
untuk menyalurkan sperma keluar dan
merupakan saluran urine dari kandung kemih
menuju ke luar.
6. c. Penis
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat
kopulasi, yaitu untuk memasukkan sperma ke dalam
saluran reproduksi pada wanita.
d. Kelenjar yang terdapat pada pria
1) Vesika seminalis
Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna
kuning,mengandung makanan yang merupakan sumber
energi untuk pergerakan sperma.
7. 2) Kelenjar prostat
Merupakan kelenjar penghasil semen terbesar,
bersifat encer dan berwarna putih, berisi makanan
untuk sperma.
3) Kelenjar bulbourethralis
Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi
mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan
cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada
uretra.
8.
9. Sistem Reproduksi Wanita
Organ yang menyusun sistem reproduksi pada wanita
Terdiri atas:
a. Ovarium (indung telur)
Jumlahnya 1 pasang, terletak di dalam rongga perut,
berfungsi untuk pembentukan sel telur dan menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron. Pembentukan sel telur
terjadi melalui pembentukan folikel. Hormon estrogen berfungsi
untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita,
diantaranya: payudara membesar, suara semakin tinggi, kulit
semakin halus, panggul membesar dan lain lain.
10. b. Saluran reproduksi, terdiri atas:
1) 1 pasang corong infundibulum, berfungsi untuk
menangkap sel telur dari ovarium.
2) 1 pasang tuba falopii atau oviduk, merupakan
saluran telur, berfungsi sebagai tempat terjadinya
fertilisasi (pembuahan).
3) Uterus (rahim), berfungsi sebagai tempat perkem
bangan dan pertumbuhan janin.
4) Vagina, organ untuk kopulasi dan melahirkan.
5) Alat kelamin luar, umumnya dinamakan vulva,
terdiri atas labia mayora, labia minora dan klitoris.
11.
12. Penyakit Menular Seksual
(PMS)
• Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai
infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain
melalui kontak seksual. Menurut the Centers for Disease
Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS
dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda
(15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko
paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun
adalah dari kelompok ini. PMS yang mudah diobati seperti
gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik
generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil
kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus,
tidak dapat disembuhkan.
13. • Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi
seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan
berbagai komplikasi kehamilan. Penting untuk diperhatikan
bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui
alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak
oral-genital, dan pemakaian “mainan seksual”, seperti
vibrator. Kondom umumnya dianggap merupakan
perlindungan terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam
mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan gonore. Namun
kondom kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis
dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap
penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.
14. Beberapa penyakit menular seksual:
• Klamidia – klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan
biasanya tidak menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25%
dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal
maupun anal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi tetapi
tidak menghilangkan risiko tertular.
• Gonore – gonore adalah salah satu PMS yang sering
dialporkan. 40% penderita akan mengalami Penyakit Radang
Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat
menyebabkan kemandulan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal
dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang
100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi
tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
15. • Hepatitis B – vaksin pencegahan penyakit ini sudah ada,
tapi sekali terkena penyakit ini tidak dapat disembuhkan;
dapat menyebabkan kanker hati.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks dengan
orang yang terinfeksi khususnya seks anal, di mana cairan
tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling mungkin
dipertukarkan adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100% efektif. Kondom menurunkan risiko tetapi tidak
dapat menghilangkan risiko untuk tertular
penyakit. Hindari pemakaian jarum suntik bergantian.
Waspada, khususnya ketika akan menerima tranfusi
darah.
• Herpes – terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat
diobati untuk mengurangi gejala tetapi tidak dapat
disembuhkan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara
vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah
satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah
penularan virus herpes genital melalui hubungan seks.
16. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat
samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini
melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat
melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk
tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah
kelamin.
• HIV/AIDS – dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS
adalah penyebab kematian ke enam pada laki-laki dan
perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa
sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di
mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina
paling mungkin dipertukarkan, adalah satu-satunya cara
yang 100%. Kondom dapat menurunkan risiko penularan
tetapi tidak menghilangkan penularan. Hindari pemakaian
jarum suntik bergantian. Kewaspadaan saat harus
menerima transfusi darah maupun produk darah.
17. • Human Papilloma Virus (HPV) & Kutil kelamin – PMS yang paling
sering, 33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat
menyebabkan kanker serviks dan penis dan nyeri pada kelamin.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal
dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif.
• Sifilis – jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan
hati yang serius.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal
dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis melalui
hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan
seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai
kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha
untuk mencegah kontak non-seksual dengan luka, ruam atau
lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.
18. • Trikomoniasis – dapat menyebabkan keputihan
yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali.
• Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks
secara vaginal dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satu cara pencegahan yang 100%
efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui
hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode
penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi
tetapi tidak menghilangkan risiko untuk tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari
untuk saling pinjam meminjam handuk atau
pakaian dengan orang lain untuk mencegah
penularan non-seksual dari penyakit ini.