2. Endometriosis
Adalah suatu keadaan di mana
jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat di luar kavum
uteri.
Jaringan ini terdiri atas kelenjar-
kelenjar & stroma,terdapat di
miometrium di sebut Adenomiosis
dan bila di luar uterus di sebut
Endometriosis,,
3. Endometriosis
Umumnya endometriosis muncul pada usia
reproduktif. Angka kejadian endometriosis mencapai
5-10% pada wanita umumnya, dan lebih dari 50%
terjadi pada wanita perimenopause
4. Etiopatogenesis
Mekanisme terjadinya endometriosis belum diketahui
secara pasti & sangat kompleks, berikut ini beberapa
etiologi endometriosis yang telah diketahui:
1.Teori regurgitasi dimana diperkirakan aliran darah
menstruasi mengalir ke arah berlawanan yaitu mengarah
ke tuba falopi sehingga menghasilkan tumpahan dan
implantasi sel endometrium yang masih hidup ke dalam
rongga abdomen atau pelvis. Namun demikian, teori ini
tidak bisa menjelaskan endometriosis yang tumbuh di
dalam kelenjar limfe, otot skeletal atau paru-paru
5. 2.Teori metaplasia dimana terjadi
proses diferensiasi epitel coelomic
(mesothel pada pelvis atau abdomen)
dimana pembentukan duktus mullerian
dan endometrium bermula pada saat
perkembangan embrio. Teori ini juga
tidak bisa menjelaskan terjadinya proses
endometriosis di organ seperti paru-paru
dan kelenjar limfe.
6. 3. Teori diseminasi vaskular atau
limfatik yang dianggap bisa
menjelaskan implantasi ekstrapelvis atau
implantasi intra nodal
7. 4. Teori metastasis dimana jaringan
endometrium mengadakan implantasi di cavum
peritoneal akibat menstruasi retrograde
ataupun pada mukosa serviks oleh karena
prosedur bedah. Dalam hal ini, penyebaran
endometriosis ke tempat-tempat yang jauh
adalah melalui ‘metastasis’ hematogen dan
limfogen. Istilah metastasis disini hanya
menunjukkan adanya jaringan endometrium
yang menyebar ke tempat lain, namun tidak
menunjukkan mekanisme yang sama dengan
metastasis keganasan.
9. Gambaran klinik
Gejala :
- Nyeri pada daerah pelvik
- Dismenore
- Dispareunea
- Nyeri pinggang kronis
- Infertilitas
10. DIAGNOSIS
-ANAMNESIS
KU: nyeri
Riwayat dalam keluarga (kerabat jenjang pertama
berisiko 7x lebih besar untuk mengalami hal serupa)
-TANDA & GEJALA
Nyeri pada daerah pelvik
Dismenore
Dispareunea
Nyeri pinggang kronis
Infertilitas
11. -PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Jarang dilakukan kecuali penderita menunjukkan adanya
gejala fokal siklik pada daerah organ non ginekologi.
Pemeriksaan dilakukan untuk mencari penyebab nyeri
yang letaknya kurang tegas dan dalam
-PEMERIKSAAN FISIK GINEKOLOGIK
Pada genitalia eksterna dan permukaan vagina biasanya
tidak ada kelainan
Lesi endometriosis terlihat hanya 14,4% pada
pemeriksaan inspekulo, sedangkan pada pemeriksaan
manual lesi ini teraba pada 43,1% penderita. Ada
keterkaitan antara stenosis pelvik dan endometriosis
pada penderita nyeri pelvik kronik. Paling umum, tanda
positif dijumpai pada pemeriksaan bimanual rektovaginal.
12. Jika tidak tersedia
pemeriksaan penunjang
lain yang lebih akurat
untuk menegakkan
diagnosis endometriosis,
gejala, tanda fisis dan
pemeriksaan bimanual
dapat digunakan.
Kelompok Gabungan gejala Kemungkinan
endometriosis
(%)
1.
• Nyeri haid
•Tumor >2x2 atau
nodul
•Infertilitas
89,09
2.
•Nyeri haid
•Tumor >2x2 atau
nodul
65,45
3.
•Nyeri haid
•Infertilitas
60,00
4.
•Tumor >2x2 atau
nodul
•Infertilitas
52,73
13. -USG
-CT Scan
-Laparoskopi (gold standar): Penampakan
klasik dapat berupa jelaga biru-hitam dengan
keragaman derajat pigmentasi dan fibrosis di
sekelilingnya. Warna hitam disebabkan
timbunan hemosiderin dari serpih haid yang
terperangkap, kebanyakan invasi ke peritoneum
berupa lesi-lesi atipikal tak berpigmen berwarna
merah atau putih.
-Biopsi
15. TERAPI
Analgetika : Paracetamol, NSAID (ibuprofen, asam mefenamat)
Hormonal : hormon-hormon steroid (estrogen, progesterone)
pemberian terus menerus setiap hari selama 6-9 bulan minimal 1
tahun. Lanjutkan 2-3 tahun, dosis 30-50mg/ hari, steroid sintetik
(Danazol), GnRH agonis
Pembedahan konservatif dengan mengangkat sarang-sarang
endometriosis,melepas perlengketan dan rekonstruksi anatomi
termasuk cara eksisi,kauterisasi atau ablasi ( laser atau
elektrokoagulasi)
Pembedahan radikal dengan histerektomi dan bilateral salfingo-
oophorektomi bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium.
Tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap
pembedahan.