Gonorrhoeae adalah penyakit menular seksual akut yang ditandai dengan keluarnya nanah dari uretra. Bakteri penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Gejalanya bervariasi antara demam, rasa sakit saat buang air kecil, hingga keluarnya cairan dari vagina. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan langsung nanah atau kultur bakteri, sedangkan pengobatannya umumnya menggunakan antibiotik se
1. Pengertian Gonorrhoeae
Penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada
permulaan keluar nanah dari orifisium uretra
eksternum, sesudah melakukan hubungan
kelamin
5. Kelompok Neisseria yang dikenal
ada 4 spesies:
Ne i s s e r i a
Pathogen
g o n o r r h o e a e
Ne i s s e r i a
me n i n g i t i d e s Komensalisme
Ne i s s e r i a
p h a r y n g i s
Ne i s s e r i a
6. Ciri – ciri Neisseria
Bakteri gram negatif (-)
Diplococcus non motil
Berdiameter mendekati 0,8 μm
Biasanya ditemukan bergabung atau
di dalam sel polimorfonuklear
Pada gonococci memiliki 70 % DNA
homolog
Tidak memiliki kapsul polosakarida
Memiliki plasmid
8. Patogenesis
Gonococci menyerang membrane selaput lendir dari saluran
genitourinaria, mata, rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah
akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang diikuti dengan
inflamasi kronis dan fibrosis.
Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning
dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada
pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala.
Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke
urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini
dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis
dan obliterasi tuba
9. Gejala Klinis secara umum
Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
Demam
Muntah – muntah
Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air
besar, umunya terjadi pada wanita dan homoseksual yang
melakukan anal seks dengan pasangan yang terinfeksi
Rasa sakit pada sendi
Munculnya ruam pada telapak tangan
Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral
seks dengan pasangan yang terinfeksi)
13. Pengobatan
• Menggunakan Penicilin G
• Jika terjadi resistensi pada penggunaan tetracycline dan
spectinomycin maka pengobatan pada infeksi genital
dengan tanpa kombinasi menggunakan ceftriaxone
125mg secara intramuskular dengan dosis sekali pakai.
• Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg 2 kali
sehari selama 7 hari(per oral) direkomendasikan untuk
infeksi concomitant chlamydia; erythromycin 500mg
4x sehari selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti
doxycycline bagi wanita hamil.
14. • Penggunaan seftriakson cukup efektif dengan dosis
250 mg i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam
1 gram secara i.m. (intra muskular)
• Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan
adalah ofloksazin 400 mg, siprofloksazin 250-500
mg dan norfloksasin 800 mg secara oral.