SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
z
KOMBINASI POLA
PNF LENGAN
OLEH
SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
z
KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL
 Pada extremitas superior diperlukan pola kombinasi gerak tertentu
yang terfiksir, lebih kuat dan lebih baik untuk motor learning.
 Karena tangan memerlukan lebih banyak adaptasi dalam fungsi,
maka ditambahkan kombinasi thrust dan withdrawal yang lebih
memungkinkan untuk adaptasi variasi dalam aktivitas.
 Dalam pola kombinasi thrust dan withdrawal melibatkan :
 Rotasi shoulder dan lengan bawah dalam arah yang sama, supinasi terjadi saat
external rotasi shoulder dan pronasi saat internal rotasi shoulder.
 Extensi tangan dan wrist dikombinasikan dengan abduksi shoulder, fleksi tangan
dan wrist disertai dengan adduksi shoulder.
 Elbow bergerak bebas dalam suatu arah atau mempertahankan posisinya.
z
KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL
 Kombinasi thrust berkaitan dengan :
 Adduksi shoulder ; jari-jari, wrist dan elbow extensi
 Rotasi shoulder dan lengan bawah dalam arah yang berlawanan.
 Dalam motor learning, pada umumnya extensi elbow disertai dengan extensi wrist,
dorsifleksi wrist berhubungan dengan radial deviasi.
 Kombinasi thrust reversal (withdrawal) berhubungan dengan :
 Abduksi shoulder ; jari-jari, wrist dan elbow fleksi.
 Rotasi shoulder dan lengan bawah dalam arah yang berlawanan.
 Diaplikasikan ketika pola kombinasi ini lebih kuat daripada pola normal atau untuk
menekankan variabilitas dan selektifitas gerakan pada lengan bawah dan tangan
z
KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL
 Contoh : penggunaan pola ulnar withdrawal lebih baik dengan
fleksi elbow + supinasi untuk memperkuat extensi shoulder dan
depresi posterior scapula dibandingkan dengan fleksi atau extensi
elbow + pronasi.
 Contoh : pola fleksi-adduksi shoulder dengan extensi elbow
adalah kombinasi yang baik untuk memfasilitasi rolling dari supine
ke prone lying  penggunaan ulnar thrust ketika extensi elbow +
pronasi lebih efektif daripada supinasi.
z
KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL
 Posisi fisioterapis :
 Posisi fisioterapis tetap dalam garis diagonal gerakan.
 Karena gerakannya “mendorong” dan “menarik” dalam diagonal thrust-withdrawal,
maka posisi fisioterapis yang efektif adalah sisi berlawanan dari pasien.
 Grips (pegangan) :
 Pegangan distal dan proksimal digunakan untuk menahan pola gerakan distal dan
proksimal yang sama
 Timing :
 Rangkaian gerakan adalah sama, seperti pada pola dasar PNF ; mulai dari
gerakan tangan, wrist, kemudian elbow, shoulder dan scapula sepanjang ROMnya
secara bersamaan.
z
KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL
 Timing for emphasis :
 Variasi thrust dan withdrawal dalam latihan selalu dalam 1 unit.
 Lakukan variasi tunggal atau dalam kombinasi
 Kunci lengan yang kuat untuk memperkuat kerja lengan yang lemah
 Teknik Combination of Isotonics dan Dynamic Reversals sangat baik diaplikasikan
dalam pola ini
z
ULNAR THRUST DAN WITHDRAWAL
 Ulnar thrust : extensi wrist dan jari-jari tangan disertai dengan
ulnar deviasi, extensi elbow disertai dengan pronasi. Shoulder
bergerak dalam pola fleksi-adduksi-internal rotasi disertai dengan
anterior elevasi scapula
 Withdrawal dari ulnar thrust : fleksi wrist dan jari-jari tangan
disertai dengan radial deviasi, fleksi elbow disertai dengan
supinasi. Shoulder bergerak dalam pola extensi-abduksi-external
rotasi disertai dengan posterior depresi scapula.
z
Ulnar Thrust
z
Withdrawal dari Ulnar Thrust
z
RADIAL THRUST DAN WITHDRAWAL
 Radial thrust : extensi wrist dan jari-jari tangan disertai dengan
radial deviasi, extensi elbow disertai dengan supinasi. Shoulder
bergerak dalam pola extensi-adduksi-external rotasi disertai
dengan anterior depressi scapula
 Withdrawal dari radial thrust : fleksi wrist dan jari-jari tangan
disertai dengan ulnar deviasi, fleksi elbow disertai dengan pronasi.
Shoulder bergerak dalam pola fleksi-abduksi-internal rotasi
disertai dengan posterior elevasi scapula.
z
Radial Thrust
z
Withdrawal dari Radial Thrust
z
POLA LENGAN BILATERAL
 Kerja lengan secara bilateral dapat memfasilitasi penggunaan
irradiasi dari lengan yang kuat ke lengan yang lemah atau otot
yang terlibat pada lengan yang lemah  memberikan keuntungan
yang besar bagi pasien dalam kekuatan dan kontrol
 Agar memperoleh hasil yang optimal, harus dipilih posisi dan
kombinasi pola yang tepat.
 Ketika melatih kedua lengan dalam waktu yang sama maka otot-
otot trunk lebih besar teraktivasi dibandingkan melatih pada satu
lengan  hal ini dapat dilakukan dalam posisi duduk, kneeling
atau berdiri.
z
POLA LENGAN BILATERAL
 Kombinasi bilateral sangat efektif dalam penggunaan lengan yang
kuat untuk memfasilitasi (irradiasi) lengan yang lemah.
 Bilateral symmetrical : pola fleksi–abduksi–external rotasi.
 Bilateral asymmetrical : pola fleksi–abduksi–external rotasi pada
lengan kanan, dan pola fleksi–adduksi–external rotasi pada
lengan kiri.
 Bilateral symmetrical reciprocal : pola fleksi–abduksi–external
rotasi pada lengan kanan, dan pola extensi–adduksi–internal
rotasi pada lengan kiri
z
Bilateral Symmetrical
z
Bilateral Asymmetrical
z
Bilateral Symmetrical Reciprocal
z
POLA LENGAN BILATERAL
 Bilateral asymmetrical reciprocal : pola extensi–adduksi – internal
rotasi pada lengan kanan, dan pola fleksi–adduksi–external rotasi
pada lengan kiri.
z
Bilateral Asymmetrical Reciprocal
z
PERUBAHAN POSISI PASIEN
 Terdapat beberapa keuntungan melatih lengan pasien dalam
beragam posisi, antara lain : pasien dapat melihat arah gerakan
lengannya secara keseluruhan, menambah atau mengeliminir
efek gravitasi dari gerakan, bekerja atau latihan dalam posisi
fungsional dengan pola gerakan fungsional.
 Pemilihan posisi pasien yang tepat dapat memberikan manfaat
terapeutik yang diinginkan, sesuai kemampuan pasien.
z
Pola lengan dalam posisi side lying
 Dalam posisi side lying, scapula bebas bergerak dan stabilisasi
scapula tanpa pengaruh dari permukaan sanggahan.
 Fisioterapis dapat menstabilisasi trunk pasien dengan external
support atau pasien dapat melatih sendiri stabilisasi trunk.
 Contoh : pola extensi – abduksi – internal rotasi lengan dan pola
fleksi – abduksi – external rotasi lengan
z
Pola Lengan dalam posisi side lying
z
Pola lengan dalam posisi prone lying
 Dalam posisi prone lying, dapat dilatih pola fleksi – abduksi –
external rotasi akhir gerakan melawan gravitasi.
 Scapula bebas bergerak dan stabilisasi scapula tanpa pengaruh
permukaan sanggahan.
 Dalam posisi prone lying, pasien harus menumpu dengan elbow –
shoulder – scapula pada satu sisi dan mempertahankan kepala
melawan gaya gravitasi selama latihan.
 Contoh : pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan pada akhir
gerak.
z
Pola Lengan dalam posisi prone lying
z
Pola lengan dalam posisi sitting
 Dalam posisi sitting, fisioterapis dapat melatih lengan sampai full
ROM atau batas gerak fungsional tertentu seperti makan,
mencapai sesuatu, berpakaian.
 Dalam posisi sitting, dapat diaplikasikan pola lengan bilateral
untuk memberikan tantangan pada keseimbangan dan stabilitas.
 Contoh : pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan
z
Pola Lengan dalam posisi sitting
z
Pola lengan dalam posisi quadruped
 Dalam posisi quadruped, pasien harus kuat menstabilitasi trunk
dan tumpuan berat badan pada satu lengan sementara lengan
lainnya bergerak sesuai pola yang diinginkan.
 Dalam posisi quadruped, otot-otot shoulder bekerja melawan
gravitasi.
 Perhatian : jangan menggerakkan spine kedalam posisi/postur
yang tidak diinginkan
 Contoh : pola extensi – abduksi – internal rotasi lengan
z
Pola Lengan dalam posisi quadruped
z
Pola lengan dalam posisi kneeling
 Dalam posisi kneeling diperlukan stabilisasi trunk, kedua hip dan
knee sementara melakukan latihan pola lengan.
 Karena dasar tumpuan yang kecil maka posisi kneeling lebih tidak
stabil dan dapat menyebabkan gerakan kompensasi dan postur
spine yang tidak diinginkan .
 Perhatian : jangan menggerakkan spine kedalam posisi/postur
yang tidak diinginkan
 Contoh : pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan untuk
menfasilitasi (irradiasi) extensi trunk dan hip.
z
Pola Lengan dalam posisi kneeling
Kombinasi Pola PNF Lengan

More Related Content

What's hot (20)

Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulligan
 
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
Rom
RomRom
Rom
 
Definisi rom
Definisi romDefinisi rom
Definisi rom
 
Latihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas samLatihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas sam
 
stretching exercise
stretching exercisestretching exercise
stretching exercise
 
ROM
ROMROM
ROM
 
1
11
1
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
 
Range of motion (rom)
Range of motion (rom)Range of motion (rom)
Range of motion (rom)
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
 
Transport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligmentTransport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligment
 
Motor relearning program
Motor relearning programMotor relearning program
Motor relearning program
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Bulutangkis
BulutangkisBulutangkis
Bulutangkis
 
Analisis gerak saat smash
Analisis gerak saat smashAnalisis gerak saat smash
Analisis gerak saat smash
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Transport pasien
Transport pasienTransport pasien
Transport pasien
 

Similar to Kombinasi Pola PNF Lengan

Kemahiran guling belakng (2)
Kemahiran guling belakng (2)Kemahiran guling belakng (2)
Kemahiran guling belakng (2)Tan Siow Hoon
 
F.pptx
F.pptxF.pptx
F.pptxPadi12
 
Biomekanika olahraga dayung
Biomekanika olahraga dayungBiomekanika olahraga dayung
Biomekanika olahraga dayungeska17
 
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)aditya romadhon
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2cokordawahyu
 
Ansur maju biomekenikal dalam sukan
Ansur maju biomekenikal dalam sukanAnsur maju biomekenikal dalam sukan
Ansur maju biomekenikal dalam sukanmuhammad
 
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatifTd10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatifJenry Saiparudin
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptBiomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptAanIkaSugathot1
 
Gimnastik artistik
Gimnastik artistikGimnastik artistik
Gimnastik artistikAfzan Razali
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisiharuna_06
 

Similar to Kombinasi Pola PNF Lengan (20)

Materi ROM.docx
Materi ROM.docxMateri ROM.docx
Materi ROM.docx
 
Kemahiran guling belakng (2)
Kemahiran guling belakng (2)Kemahiran guling belakng (2)
Kemahiran guling belakng (2)
 
F.pptx
F.pptxF.pptx
F.pptx
 
Biomekanika olahraga dayung
Biomekanika olahraga dayungBiomekanika olahraga dayung
Biomekanika olahraga dayung
 
Kelenturan
KelenturanKelenturan
Kelenturan
 
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
Ansur maju biomekenikal dalam sukan
Ansur maju biomekenikal dalam sukanAnsur maju biomekenikal dalam sukan
Ansur maju biomekenikal dalam sukan
 
Pemeriksaan Lumbar Spine.pptx
Pemeriksaan Lumbar Spine.pptxPemeriksaan Lumbar Spine.pptx
Pemeriksaan Lumbar Spine.pptx
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Rockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapiRockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapi
 
R o m
R o mR o m
R o m
 
Biomekanika
Biomekanika Biomekanika
Biomekanika
 
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatifTd10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
Td10003 kepentingan pergerakan asas dan manipulatif
 
Stesen
StesenStesen
Stesen
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptBiomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
 
Lempar cakram 2
Lempar cakram 2Lempar cakram 2
Lempar cakram 2
 
Gimnastik artistik
Gimnastik artistikGimnastik artistik
Gimnastik artistik
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisi
 

More from Yanto Physio

Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturYanto Physio
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikYanto Physio
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiYanto Physio
 
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyYanto Physio
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanYanto Physio
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualYanto Physio
 

More from Yanto Physio (8)

Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
 
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
 
Teknik teknik PNF
Teknik teknik PNFTeknik teknik PNF
Teknik teknik PNF
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
 

Recently uploaded

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 

Recently uploaded (20)

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 

Kombinasi Pola PNF Lengan

  • 2. z KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL  Pada extremitas superior diperlukan pola kombinasi gerak tertentu yang terfiksir, lebih kuat dan lebih baik untuk motor learning.  Karena tangan memerlukan lebih banyak adaptasi dalam fungsi, maka ditambahkan kombinasi thrust dan withdrawal yang lebih memungkinkan untuk adaptasi variasi dalam aktivitas.  Dalam pola kombinasi thrust dan withdrawal melibatkan :  Rotasi shoulder dan lengan bawah dalam arah yang sama, supinasi terjadi saat external rotasi shoulder dan pronasi saat internal rotasi shoulder.  Extensi tangan dan wrist dikombinasikan dengan abduksi shoulder, fleksi tangan dan wrist disertai dengan adduksi shoulder.  Elbow bergerak bebas dalam suatu arah atau mempertahankan posisinya.
  • 3. z KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL  Kombinasi thrust berkaitan dengan :  Adduksi shoulder ; jari-jari, wrist dan elbow extensi  Rotasi shoulder dan lengan bawah dalam arah yang berlawanan.  Dalam motor learning, pada umumnya extensi elbow disertai dengan extensi wrist, dorsifleksi wrist berhubungan dengan radial deviasi.  Kombinasi thrust reversal (withdrawal) berhubungan dengan :  Abduksi shoulder ; jari-jari, wrist dan elbow fleksi.  Rotasi shoulder dan lengan bawah dalam arah yang berlawanan.  Diaplikasikan ketika pola kombinasi ini lebih kuat daripada pola normal atau untuk menekankan variabilitas dan selektifitas gerakan pada lengan bawah dan tangan
  • 4. z KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL  Contoh : penggunaan pola ulnar withdrawal lebih baik dengan fleksi elbow + supinasi untuk memperkuat extensi shoulder dan depresi posterior scapula dibandingkan dengan fleksi atau extensi elbow + pronasi.  Contoh : pola fleksi-adduksi shoulder dengan extensi elbow adalah kombinasi yang baik untuk memfasilitasi rolling dari supine ke prone lying  penggunaan ulnar thrust ketika extensi elbow + pronasi lebih efektif daripada supinasi.
  • 5. z KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL  Posisi fisioterapis :  Posisi fisioterapis tetap dalam garis diagonal gerakan.  Karena gerakannya “mendorong” dan “menarik” dalam diagonal thrust-withdrawal, maka posisi fisioterapis yang efektif adalah sisi berlawanan dari pasien.  Grips (pegangan) :  Pegangan distal dan proksimal digunakan untuk menahan pola gerakan distal dan proksimal yang sama  Timing :  Rangkaian gerakan adalah sama, seperti pada pola dasar PNF ; mulai dari gerakan tangan, wrist, kemudian elbow, shoulder dan scapula sepanjang ROMnya secara bersamaan.
  • 6. z KOMBINASI THRUST DAN WITHDRAWAL  Timing for emphasis :  Variasi thrust dan withdrawal dalam latihan selalu dalam 1 unit.  Lakukan variasi tunggal atau dalam kombinasi  Kunci lengan yang kuat untuk memperkuat kerja lengan yang lemah  Teknik Combination of Isotonics dan Dynamic Reversals sangat baik diaplikasikan dalam pola ini
  • 7. z ULNAR THRUST DAN WITHDRAWAL  Ulnar thrust : extensi wrist dan jari-jari tangan disertai dengan ulnar deviasi, extensi elbow disertai dengan pronasi. Shoulder bergerak dalam pola fleksi-adduksi-internal rotasi disertai dengan anterior elevasi scapula  Withdrawal dari ulnar thrust : fleksi wrist dan jari-jari tangan disertai dengan radial deviasi, fleksi elbow disertai dengan supinasi. Shoulder bergerak dalam pola extensi-abduksi-external rotasi disertai dengan posterior depresi scapula.
  • 10. z RADIAL THRUST DAN WITHDRAWAL  Radial thrust : extensi wrist dan jari-jari tangan disertai dengan radial deviasi, extensi elbow disertai dengan supinasi. Shoulder bergerak dalam pola extensi-adduksi-external rotasi disertai dengan anterior depressi scapula  Withdrawal dari radial thrust : fleksi wrist dan jari-jari tangan disertai dengan ulnar deviasi, fleksi elbow disertai dengan pronasi. Shoulder bergerak dalam pola fleksi-abduksi-internal rotasi disertai dengan posterior elevasi scapula.
  • 13. z POLA LENGAN BILATERAL  Kerja lengan secara bilateral dapat memfasilitasi penggunaan irradiasi dari lengan yang kuat ke lengan yang lemah atau otot yang terlibat pada lengan yang lemah  memberikan keuntungan yang besar bagi pasien dalam kekuatan dan kontrol  Agar memperoleh hasil yang optimal, harus dipilih posisi dan kombinasi pola yang tepat.  Ketika melatih kedua lengan dalam waktu yang sama maka otot- otot trunk lebih besar teraktivasi dibandingkan melatih pada satu lengan  hal ini dapat dilakukan dalam posisi duduk, kneeling atau berdiri.
  • 14. z POLA LENGAN BILATERAL  Kombinasi bilateral sangat efektif dalam penggunaan lengan yang kuat untuk memfasilitasi (irradiasi) lengan yang lemah.  Bilateral symmetrical : pola fleksi–abduksi–external rotasi.  Bilateral asymmetrical : pola fleksi–abduksi–external rotasi pada lengan kanan, dan pola fleksi–adduksi–external rotasi pada lengan kiri.  Bilateral symmetrical reciprocal : pola fleksi–abduksi–external rotasi pada lengan kanan, dan pola extensi–adduksi–internal rotasi pada lengan kiri
  • 18. z POLA LENGAN BILATERAL  Bilateral asymmetrical reciprocal : pola extensi–adduksi – internal rotasi pada lengan kanan, dan pola fleksi–adduksi–external rotasi pada lengan kiri.
  • 20. z PERUBAHAN POSISI PASIEN  Terdapat beberapa keuntungan melatih lengan pasien dalam beragam posisi, antara lain : pasien dapat melihat arah gerakan lengannya secara keseluruhan, menambah atau mengeliminir efek gravitasi dari gerakan, bekerja atau latihan dalam posisi fungsional dengan pola gerakan fungsional.  Pemilihan posisi pasien yang tepat dapat memberikan manfaat terapeutik yang diinginkan, sesuai kemampuan pasien.
  • 21. z Pola lengan dalam posisi side lying  Dalam posisi side lying, scapula bebas bergerak dan stabilisasi scapula tanpa pengaruh dari permukaan sanggahan.  Fisioterapis dapat menstabilisasi trunk pasien dengan external support atau pasien dapat melatih sendiri stabilisasi trunk.  Contoh : pola extensi – abduksi – internal rotasi lengan dan pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan
  • 22. z Pola Lengan dalam posisi side lying
  • 23. z Pola lengan dalam posisi prone lying  Dalam posisi prone lying, dapat dilatih pola fleksi – abduksi – external rotasi akhir gerakan melawan gravitasi.  Scapula bebas bergerak dan stabilisasi scapula tanpa pengaruh permukaan sanggahan.  Dalam posisi prone lying, pasien harus menumpu dengan elbow – shoulder – scapula pada satu sisi dan mempertahankan kepala melawan gaya gravitasi selama latihan.  Contoh : pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan pada akhir gerak.
  • 24. z Pola Lengan dalam posisi prone lying
  • 25. z Pola lengan dalam posisi sitting  Dalam posisi sitting, fisioterapis dapat melatih lengan sampai full ROM atau batas gerak fungsional tertentu seperti makan, mencapai sesuatu, berpakaian.  Dalam posisi sitting, dapat diaplikasikan pola lengan bilateral untuk memberikan tantangan pada keseimbangan dan stabilitas.  Contoh : pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan
  • 26. z Pola Lengan dalam posisi sitting
  • 27. z Pola lengan dalam posisi quadruped  Dalam posisi quadruped, pasien harus kuat menstabilitasi trunk dan tumpuan berat badan pada satu lengan sementara lengan lainnya bergerak sesuai pola yang diinginkan.  Dalam posisi quadruped, otot-otot shoulder bekerja melawan gravitasi.  Perhatian : jangan menggerakkan spine kedalam posisi/postur yang tidak diinginkan  Contoh : pola extensi – abduksi – internal rotasi lengan
  • 28. z Pola Lengan dalam posisi quadruped
  • 29. z Pola lengan dalam posisi kneeling  Dalam posisi kneeling diperlukan stabilisasi trunk, kedua hip dan knee sementara melakukan latihan pola lengan.  Karena dasar tumpuan yang kecil maka posisi kneeling lebih tidak stabil dan dapat menyebabkan gerakan kompensasi dan postur spine yang tidak diinginkan .  Perhatian : jangan menggerakkan spine kedalam posisi/postur yang tidak diinginkan  Contoh : pola fleksi – abduksi – external rotasi lengan untuk menfasilitasi (irradiasi) extensi trunk dan hip.
  • 30. z Pola Lengan dalam posisi kneeling