1. Definisi ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal
Jenis ROM
1.
ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien
dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan.Indikasi latihan
fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah
baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk
menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
2. dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2.
ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini
untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta
sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif
Tujuan ROM
1. Mempert ahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3.Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah ke lainan bentuk
Perinsip Dasar Latihan ROM
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2
kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak
melelahkan pasien
3. 3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur
pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM
adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya
pada bagian-bagian
yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah
mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.
Manfaat ROM
1. Meningkatkan mobilisasi sendi
2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
3. Meningkatkan massa otot
4. Mengurangi kehilangan tulang
5.Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam
melakukan pergerakan
4. 6. Mengkaji tulang sendi, otot
7.Mencegah terjadinya kekakuan sendi
8. Memperlancar sirkulasi darah
9 Memperbaiki tonus otot
ROM pasif post operasi fraktur femur
Perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur
melakukan Latihan ROM pasif dan menganti posisi akan
meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis
berkurang. kontraksi otot kaki bagian bawah akan
meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit
terbentuknya bekuan darah. perawat membantu pasien
melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat klien terjaga.
perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur
melakukan Latihan ROM pasif dengan cara atur posisi pasien
terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki membentuk
lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara
bergantian pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan
melakukan fleksi dan ekstensi lutut cecara bergantian,
mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari
permukaan tempat tidur secara bergantian.
5. Latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek imobilisasi pada
pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otototot di bagian yang di imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan
gluteal dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar
yang penting untuk berjalan.Latihan aktif dan beban berat
badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat
mencegah terjadinya atrofi otot.
ROM aktif post operasi fraktur femur
Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali
dapat menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada
jaringan lunak dapat menyebabkan proses radang akut dan
adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar sendi yang
mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat.
Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi
pasien sehingga setelah operasi fraktur femur, pasien dapat
segera melakukan berbagai pergerakan yang di perlukan untuk
pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali
mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien
setelah operasi.Banyak pasien yang tidak berani mengerakan
tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka
6. operasinya lama sembuh.pandangan yang seperti ini jelas keliru
karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak
maka pasien akan lebih cepat merangsang peristaltik usus
sehingga pasien cepat platus, menghindarkan penumpukan
lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari kontraktur
sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan
dekubitus. Menurut Garrison, (2002) Pedoman perawatan
pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan intervensi
bedah ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke
2-3 latihan aktif (ROM) yang di bantu dapat dimulai dari
bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4 berjalanlah pada
cara berjalan tiga titik dengankruk axilla pembantu berjalan
standar dan kemudian penahan berat badan sesuai toleransi
Gerak gerakan ROM
1. Leher, spina, serfikal
Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
rentang 40-45°
7. Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh
mungkin kearah
setiap bahu, rentang 40-45°
Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan
sirkuler,
rentang 180° Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
2. Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan
ke
posisi di atas kepala, rentang 180°
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh,
rentang
180°
Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap
lurus, rentang
45-60°
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala
dengan
telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°
8. Adduksi
: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh
sejauh mungkin, rentang 320°
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan
menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan
ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu
jari ke atas dan samping kepala, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh,
rentang 360°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
3. Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke
depan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang
150°
4. Lengan bawah
9. Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan
menghadap ke atas, rentang 70-90°
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke
bawah, rentang 70-90°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
5. Pergelangan tangan
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam
lengan
bawah, rentang 80-90°
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari,
tangan, lengan
bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°
Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke
belakang sejauh
mungkin, rentang 89-90°
10. Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,
rentang
30°
Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,
rentang
30-50°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
6. Jari- jari tangan
Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang
sejauh mungkin,
rentang 30-60°
Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan
yang lain,
rentang 30°
Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
11. 7. Ibu jari
Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak
tangan,
rentang 90°
Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan,
rentang 90°
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan
yang sama
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
8. Pinggul
Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90120°
12. Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,
rentang
90-120°
Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh,
rentang
30-50°
Abduksi
: Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang
30-50°
Adduksi
: Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
jika mungkin, rentang 30-50°
Rotasi dalam :
Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain,
rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
13. 9. Lutut
Fleksi
: Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
Ekstensi
: Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10. Mata kaki
Dorsifleksi
: Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30°
Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki
menekuk ke
bawah, rentang 45-50°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
14. 11. Kaki
Inversi
t: Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi
: Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
12. Jari-Jari Kaki
Fleksi
: Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi
: Meluruskan jari-jari kaki, rentang 3060°
Abduksi
: Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang
15°
Adduksi
: Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°