2. ROM → luas lingkup gerak sendi yang bisa dilakukan oleh suatu sendi dan
merupakan ruang gerak atau batas Gerakan dari suatu kontraksi otot → apakah
otot tersebut memendek atau memanjang secara penuh atau tidak
ROM → menggambarkan seberapa luas sendi dapat bergerak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2
3. ROM → diukur dalam derajat → goniometer
ROM → melibatkan jaringan otot, permukaan
sendi, kapsul, ligament, fascia, pembuluh darah,
dan saraf
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
3
4. Saat ini, dalam aktivitas sehari-hari, orang biasanya menggunakan seluruh
persendiannya untuk melakukan Gerakan
Namun hal ini tidak terjadi pada beberapa individu
Beberapa dari mereka mengalami keterbatasan Gerakan karena rasa sakit,
kondisi yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan otot sehingga mencegah
mereka melakukan Gerakan penuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
4
5. Apapun yang terjadi, jika tidak ditangani, penurunan ROM
menyebabkan atrofi otot karena tidak digunakan dan kontraktur
(kondisi otot dan tendon memendek permanen)
Untuk mencegah hal ini, ROM exercise menjadi solusinya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
5
6. ROM exercise → dilakukan untuk menjaga fungsi sendi dan otot, meningkatkan
atau mencegah hilangnya ROM lebih lanjut
Dilakukan minimal 2x sehari, ROM terbagi menjadi 3 bagian → Active ROM
(AROM) exercise, Active-Assistive ROM (AAROM) exercise, Passive ROM (PROM)
execise
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
6
7. Latihan ROM secara aktif → latihan-latihan ini dilakukan oleh klien atau pasien
secara mandiri tetapi dengan bimbingan dan dorongan verbal dari terapis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
7
8. Latihan ROM secara aktif-bantu → pasien atau klien membutuhkan bantuan
untuk menyelesaikan seluruh gerakan → biasanya disarankan untuk pasien
dengan kelemahan otot
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
8
9. Latihan ROM pasif → dilakukan oleh terapis tanpa melibatkan Gerakan aktif
dari pasien → dilakukan untuk individu yang koma atau lumpuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
9
10. Mengetahui lingkup gerak satu sendi dibandingkan sendi lainnya,
misalnya sendi yang sakit dengan sendi yang normal
Mengevaluasi keberhasilan intervensi atau pemberian terapi
Mendokumentasikan kemajuan lingkup gerak sendi
Membantu meningkatkan motivasi pasien
Digunakan untuk penelitian
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
10
11. Bayangkan sendi sebagai penghubung antara dua segmen tubuh
yang berdekatan
Fleksi → pembengkokan → menunjukkan penurunan sudut antara
tulang-tulang yang membentuk sendi
Ekstensi → pelurusan → menunjukkan peningkatan sudut antara
tulang-tulang yang membentuk sendi
Hiperekstensi → perpanjangan sambungan melebihi posisi lurus
normal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
11
13. Abduksi → pergerakan suatu bagian tubuh menjauhi garis tengah
tubuh
Adduksi → Gerakan bagian tubuh menuju garis tengah tubuh
Internal Rotasi → memutar bagian tubuh ke dalam menuju bagian
tengah tubuh → hip joint dapat berputar interla ketika memutar
kaki ke arah tengah tubuh
External Rotasi → memutar bagian tubuh keluar menjauhi pusat
tubuh
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
13
16. Supinasi → putaran lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke atas
Pronasi → putaran lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah
Dorsofleksi → Gerakan mengangkat kaki dan jari kaki ke atas
menuju dagu
Plantarfleksi → kaki dan jari menjauhi dagu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
16
19. Oposisi → Gerakan ibu jari menyentuh setiap jari tangan yang
sama
Sirkumduksi → Gerakan melingkar pada anggota tubuh → yakni
anggota gerak bagian proksimal bersifat tetap, sedangkan bagian
distal digerakkan dengan membentuk lingkaran
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
19
21. Dalam mengukur ROM, perlu diketahui bidang gerak (plane) / joint
motion pada tubuh manusia
Gerakan yang terjadi pada persendian tubuh manusia dapat terjadi
pada permukaan sendi (arthrokinematik) dan pada tulang
(osteokinematik)
Gerakan arthrokinematik dapat berupa slide atau glide (geser), spin
(angular) dan roll (berputar
Gerakan osteokinematik terjadi pada tiga bidang gerak dengan
masing-masing aksis gerakannya, Bidang Sagital (S), Bidang
Frontal (F), Bidang Transverse (T)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
21
22. Merupakan bidang vertical yang membagi tubuh menjadi sisi kanan
dan kiri
Secara fotogrfis, bidang sagittal → tampak samping
Pergerakan sendi pada bidang sagittal terjadi di sekitar garis tegak
lurus bidang yang disebut sebagai sumbu medial-lateral
Bidang sagittal: aksis Gerakan medial-lateral
Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang sagittal → fleksi
dan ekstensi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
22
24. Bidang frontal → bidang vertical yang membagi tubuh menjadi
bagian anterior (ventral, depan) dan posterior (dorsal, belakang)
yang secara fotografis disebut tampak depan
Bidang frontal: aksis Gerakan anterior-posterior
Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang frontal →
abduksi, adduksi, lateral fleksi trunk
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
24
26. Bidang transversal (T) → bidang horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas (superior, kranial) dan bawah (inferior, caudal)
yang secara fotografis merupakan tampak dari atas kepala
pergerakan sendi pada bidang transversal terjadi di sekitar garis
yang tegak lurus terhadap bidang (garis dari kranial ke caudal)
disebut sumbu longitudinal (Panjang)
Bidang transversal: aksis Gerakan vertikal
Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang transversal →
rotasi medial, rotasi lateral, pronasi, supinasi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
26
28. Instrumen yang umum digunakan untuk mengukur posisi sendi dan
gerak atau ROM → goniometer
Dikembangkan di France pada awal tahun 1900-an
Goniometer terdiri dari axis, moving arm, stationary arm
Moving arm merupakan garis yang akan digerakan mengikuti
lingkup gerak yang mampu dilakukan pasien
Stationary arm merupakan garis posisi awal mula yang akan lurus
dengan axis
Axis merupakan titik fulcrum persendian
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
28
29. Berasal dari 2 kata Yunani → Gonia (Sudut) & Metron
(Pengukuran)
Goniometer → pengukuran sudut yang khusus dibuat
untuk mengukur sendi manusia
Goniometer → merupakan evaluasi menyeluruh sendi dan
jaringan lunak sekitarnya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
29
31. Hasil pengukuran goniometer dapat digunakan untuk:
1. Menentukan ada atau tidaknya disfungsi
2. Menetukan atau menegakkan diagnose
3. Menentukan dan mengembangkan tujuan terapi
4. Evaluasi progresifitas atau tidaknya tujuan terapi
5. Modifikasi Tindakan terapi
6. Motivasi subjek
7. Penelitian efektivitas Teknik terapi tertentu
8. Referensi dalam penyiapan atau pengadaan alat bantu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
31
32. Kerja penggunaan goniometer adalah saat pasien
melakukan Gerakan aktif dan mengevaluasi apakah
ditemukan Gerakan abnormal
Dan jika ditemukan Gerakan abnormal saat gerak aktif,
terapis mencoba melakukan gerak pasif pada pasien
untuk menentukan alasan sendi terbatas dan end-feel
sendi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
32
33. a. Sistem 0° - 180° (Silver, 1923) → mendapat
rekomendasi AAOS → posisi awal semua
Gerakan dianggap 0° kemudian bergerak sampai
180°
b. Sistem 180° - 0° (Clark, 1920) → jarang
digunakan
c. Sistem 360° (West, 1945) → hamper sama
dengan system 180° - 0° → hanya notasinya
sampai 360° → jarang digunakan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
33
34. SFTR → Sagital - Frontal – Transversal – Rotasional
Semua Gerakan ditulisa dalam 3 kelompok angka
Ekstensi dan semua gerakan yang menjauhi tubuh ditulis pertama
Fleksi dan semua gerakan yang mendekati tubuh ditulis terakhir
Posisi awal dituliskan ditengah
Lateral fleksi atau rotasi spine ke kiri ditulis pertama, ke kanan ditulis terakhir
Semua Gerakan diukur dan posisi awal netral atau posisi anatomis
Posisi awal normal ditulis dengan 0° tetapi dalam keadaan patologis berubah
Semua posisi yang mengunci atau tidak ada Gerakan sama sekali (ankylosis)
hanya ditulis dengan 2 kelompok angka
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
34
35. Contoh → ROM Shoulder
S = 45° - 0° - 180° Gerakan ekstensi - fleksi
F = 180° - 0° - 0° Gerakan abduksi - adduksi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
35
36. Sebelum melakukan pengukuran ROM, seorang fisioterapis harus mengetahui
beberapa hal penting pada setiap sendi dan Gerakan antara lain → rekomendasi
posisi pengukuran, posisi alternatif, stabilisasi yang dibutuhkan, dan fungsi
sendi, end feel normal, anatomi tulang dan kesesuaian instrument
Fisioterapis juga harus terampil melakukan:
1. Posisi (Positioning)
2. Stabilisasi (Stabilization)
3. Instrumen Pengukurun → universal goniometer, gravity independent
goniometer (inclinometer), electro goniometer, visual estimation
4. Kesesuaian (alignment)
5. Pencatatan (recording)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
36
37. Menempatkan sendi pada posisi awal (0°)
Membantu stabilisasi segmen proksimal sendi
Posisioning berpengaruh pada ketegangan jaringan lunak di sekitar
sendi (kapsul, ligament, otot)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
37
38. Mengisolasi bagian tubuh dan segmen proksimal sendi yang akan
diukur → mencegah terjadinya Gerakan sinergis pada sendi lain
yang berhubungan
Dapat dilakukan secara manual
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
38
39. Pencatatan pengukuran goniometer dapat dicatat dengan:
Numerical tables
Pictorial chart
Teks tertulis (SFTR Method)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
39
40. Hal yang perlu dicatat dalam recording form
1. Nama, umur, jenis kelamin
2. Nama pemeriksa
3. Tanggal dan waktu pengukuran
4. Jenis dan tipe goniometer
5. Sisi tubuh, sendi, Gerakan yang diukur
6. ROM (termasuk pada awal Gerakan dan akhir Gerakan)
7. Tipe Gerakan yang diukur (aktif atau pasif)
8. Data subjektif lain (nyeri, discomfort)
9. Data objektif lain (spasme otot, keterbatasan capsular pattern, non scapular
pattern)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
40
41. Format ini memudahkan untuk membandingkan serangkaian pengukuran untuk
mengidentifikasi masalah Gerakan dan melihat Riwayat evaluasi rehabilitasi
dari waktu ke waktu
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Name:
Age :
Gender :
Left
Examiner
Right
X X X X
3/11/18 2/11/18 Date 2/11/18 3/11/18
Hip
0-98 0-75 Fleksi 0-118 Dst....
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
41
116. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
116
Internal Rotasi / Medial Rotasi / Endorotasi → 0° - 40°
Posisi Fleksi Hip
Titik fulcrum → Midpoint (tengah-tengah dari patella)
117. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
117
Internal Rotasi / Medial Rotasi / Endorotasi → 0° - 40°
Posisi Extensi Hip
Titik fulcrum → Midpoint (tengah-tengah dari patella)
118. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
118
Eksternal Rotasi / Lateral Rotasi / Eksorotasi → 0° -
45°
Posisi fleksi hip
Titik fulcrum → Midpoint (tengah-tengah dari patella)
119. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
119
Eksternal Rotasi / Lateral Rotasi / Eksorotasi → 0° -
45°
Posisi ekstensi hip
Titik fulcrum → Midpoint (tengah-tengah dari patella)
132. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Inversi → 0° - 30°
Titik fulcrum → Garis tengah jari kedua /
pertengahan antara medial dan lateral malleoli
132
133. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Eversi → 0° - 20°
Titik fulcrum → Garis tengah jari kedua /
pertengahan antara medial dan lateral malleoli
133
142. Metode pengukuran ketebalan jaringan adiposa subkutan dilokasi tertentu untuk
memperkirakan persentase lemak tubuh
Skinfold → pemeriksaan lemak tubuh yang cukup akurat, praktis, dan dapat
dilakukan hanya dengan sedikit Latihan
Dapat dilakukan di lapangan, untuk memonitor persentase lemak tubuh atlet
selama Latihan dna pada masa pertandingan serta tempat senam untuk
memonitor hasil olahraga yang ditujukan untuk menurunkan berat badan
komponen lemak
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
142
143. 1. Jelaskan pada responden tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan apa
saja yang akan dilakukan dalam pengukuran
2. Untuk pengukuran ini, responden diminta dengan cara yang santun untuk
membuka pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir responden
untuk menetapkan titik pengukuran
3. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
4. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha / panggul
5. Tetatpkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir, titik ujung
lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tanda titik tengah tersebut dengan
alat tulis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
143
145. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
1 Abdominal Horizontal Umbilicus Lipatan 3 cm di samping
tali pusat dan 1 cm ke
pusat umbilicus
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
145
146. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
2 Dada Diagonal Axilla & putting
susu
Lipatan diambil antara axilla dan
puting susu, setinggi mungkin,
sejajar dengan lipatan bagian
depan dengan ukuran 1 cm di
bawah jari tangan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
146
147. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
3 Mid-Axilla Horizontal Pertemuan
xiphisternal
Lipatan diambil pada garis mid-
axillaris, tepat pada pertemuan
xiphisternal
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
147
148. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
4 Supscapula Diagonal Sudut bawah dari
scapula
Arah diagonal sepanjang garis
cleavage tepat dibawah scapula
dengan menarik jaringan
subkutan atau lipatan kulit 6- 8
cm
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
148
149. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
5 Suprailiaca Miring Atas iliac Ambil lipatan kulit secara
horizontal diatas suprailiaca
sebanyak 6 – 8 cm (mengabil
lapisan dari jaringan subkutan)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
149
150. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
6 Tricep
(lengan yang
tidak aktif)
Vertikal Proses acromial
dari scapula dan
proses olecranon
dari ulna
Minta pasien membentuk 90°
(elbow flexi) Tarik ukur dari
processus acromion dan batas
inferior dari processus olecranon
lalu diukur pada bagian lateral
(beri tanda pada titik tengah)
dan Tarik lipatan kulit 6 – 8 cm
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
150
151. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
7 Bicep
(lengan yang
tidak aktif)
Vertikal Biceps brachii Lipatan diambil di atas bicep
brachii yang sejajar dengan
tricep di bagian belakang.
Pengukuran dilakukan 1 cm di
bawah jari
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
151
152. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
8 Paha Vertikal Lipatan inguinal
dan patella
Lipatan di ambil pada tengah
paha, antara lipatan inguinal dan
batas dari patella. Pengukuran
dilakukan 1 cm dibawah jari
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
152
153. No Tempat Arah lipatan Standar anatomi Pengukuran
9 Betis Vertikal Lingkaran betis
yang paling lebar
Lipatan diambil pada lingkaran
betis yang paling lebar, pada
bagian tengah dari beris dengan
lutut bersudut 90°
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
153
155. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
155
Lokasi pengukuran Hasil
Subscapula 12 mm
Suprailiac 8 mm
Tricep 10 mm
Bicep 3 mm
Total 33 mm
Sum of four skinfold: 33 cm
Usia 19 tahun
Jenis kelamin: perempuan
159. Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
159
https://www.trainermetrics.com/fitness-assessment-calculations/body-fat-3-site-skinfold-jackson-pollock/
160. Dari total lokasi pengukuran lemak pasien, lalu dijumlahkan dan melihat acuan
lokasi tebal lipatan kulit
Masukkan ke acuan dengan melihat dari persentil yang rendah dan tinggi
Usia 30 tahun dengan tebal lipatan lemak 28 mm sesuai dengan acuan adalah
14,2%
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
160