SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
POLA CERVICAL
OLEH
SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
INTRODUKSI
 Suatu kontrol kepala yang optimal serta positioning dan mobilitas yang benar pada
cervical spine adalah penting dalam seluruh aktivitas fungsional.
 Oleh karena itu, pola cervical dapat diaplikasikan dalam kondisi pasien yang berbeda.
 Tujuan akhir terapeutik dari pola cervical adalah :
 Gerakan kepala dan leher dapat membantu menuntun gerak trunk
 Tahanan pada gerak cervical dapat memberikan irradiasi untuk latihan otot trunk
 Terapis dapat menggunakan pola cervical ketika ingin mengobati disfungsi pada cervical dan thoracal
secara langsung
 Stabilitas kepala dan cervical adalah esensial untuk sebagian besar aktivitas
PROSEDUR DASAR
 Pola cervical mencakup 3 komponen gerakan yang sama, yaitu : fleksi atau ekstensi,
lateral fleksi dan rotasi.
 Bidang pola cervical melewati hidung, dagu, dan puncak kepala (ubun-ubun).
 Komponen distal dalam pola cervical adalah upper cervical, kadang-kadang dinamakan
fleksi cervical yang pendek atau ekstensi cervical yang pendek.
 Komponen proksimal dalam pola cervical adalah lower cervical dan upper thoracal
(sampai Th6), kadang-kadang gerakannya dinamakan fleksi cervical yang panjang atau
ekstensi cervical yang panjang.
 Gerakan kepala dan mata dapat memperkuat pola cervical.
 ROM akan terbatas jika pasien tidak dapat melihat arah gerakan kepala, sebaliknya
gerakan kepala dalam arah yang tepat dapat memfasilitasi gerakan mata.
A. Gerakan Diagonal
Alur Pola Dasar Cervical
 Gerakan rahang berhubungan dengan kepala dan leher.
 Gerakan mulut terbuka dan fleksi upper cervical dapat memperkuat satu sama lain.
 Gerakan mulut tertutup dan ekstensi upper cervical dapat memperkuat satu sama lain.
 Irradiasi dari pola fleksi cervical dapat menghasilkan fleksi trunk dan irradiasi dari pola
ekstensi cervical dapat menghasilkan elongasi trunk, sedangkan rotasi cervical yang
penuh dapat memfasilitasi lateral fleksi trunk.
 Diagonal fleksi-ekstensi cervical adalah :
 Fleksi dengan lateral fleksi kanan dan rotasi kanan, ekstensi dengan lateral fleksi kiri dan rotasi kiri
 Fleksi dengan lateral fleksi kiri dan rotasi kiri, ekstensi dengan lateral fleksi kanan dan rotasi kanan
A. Gerakan Diagonal
 Duduk merupakan posisi fungsional dari gerakan cervical dan stabilitas.
 Dalam posisi tengkurap dengan sandaran elbow, ekstensor cervical harus bekerja melawan
gravitasi sementara fleksi cervical mengikuti gravitasi.
 Dalam posisi terlentang, fleksi cervical akan membantu pasien dalam rolling dan
mencapai posisi duduk  otot fleksor cervical harus cukup kuat untuk mengangkat kepala
melawan gravitasi.
 Tidur miring (side lying) mengeliminasi efek gravitasi dari gerakan fleksi dan ekstensi 
dalam posisi side lying, mudah memberikan tahanan pada gerakan cervical untuk fasilitasi
rolling.
B. Posisi Pasien
 Untuk mengontrol gerakan diagonal cervical pasien maka posisi yang terbaik adalah
berada pada pusat ekstensi.
 Contoh, ketika pasien bergerak dalam diagonal fleksi kanan-ekstensi kiri maka terapis
berdiri disisi kiri pasien.
 Ketika pasien terlentang atau tidur miring, maka terapis berdiri di belakang pasien, ketika
pasien tengkurap, duduk atau berdiri maka terapis dapat berdiri di depan atau belakang
pasien  diusahakan lengan dan tangan terapis align dengan gerak diagonal.
 Body mechanic terapis adalah penting untuk menuntun gerak kepala dan leher dalam arah
yang tepat.
C. Posisi Terapis
 Grip untuk pola cervical berada pada dagu dan kepala.
 Grip pada dagu dapat mengontrol fleksi atau ekstensi upper cervical dan rotasi, berikan
tekanan pada pusat dagu untuk menghindari beban besar pada TMJ sedangkan grip pada
kepala dapat mengontrol fleksi atau ekstensi lower cervical, rotasi dan lateral fleksi
 Grip tepatnya berada sedikit disamping sentral kepala dari gerakan lateral fleksi dan rotasi
cervical dengan jari-jari menghadap kearah gerakan yang diinginkan.
D. Grip
 Pertahankan tahanan sesuai dengan kemampuan pasien untuk bergerak atau
mempertahankan tanpa nyeri atau strain.
 Berikan tahanan pada dagu sepanjang garis mandibula dan kepala pasien.
 Tangan terapis diatas kepala menahan gerakan rotasi dan lateral fleksi serta gerakan
anterior atau posterior.
E. Resistance
 Normal timing dari pola cervical adalah dari distal (gerak dagu) ke proksimal (gerak
cervical).
 Dalam pola fleksi dan ekstensi, kepala bergerak melalui diagonal garis lurus disertai
dengan rotasi sepanjang gerakan.
 Gerakan upper cervical dapat menggerakkan dagu melalui ROM fleksi penuh (dagu
terlipat masuk) atau ekstensi penuh (dagu terangkat).
 Sendi lainnya kemudian menggerakkan kepala melalui gerakan yang ada, gerak rotasi
terjadi secara lembut sepanjang gerakan.
F. Normal Timing
INDIKASI
 Pola cervical dapat digunakan untuk problem-problem trunk seperti hemiplegia, back
pain, kelemahan otot-otot trunk akibat kondisi yang beragam ; untuk problem shoulder
seperti shoulder-neck syndrome dan penurunan ROM shoulder ; untuk problem fungsional
dalam aktivitas berjalan, rolling, dan sebagainya.
 Pola cervical dapat digunakan untuk memperoleh irradiasi bagian tubuh lainnya 
contoh, pasien dengan total hip replacement diberikan tahanan pada pola ekstensi cervical
dalam posisi terlentang atau tengkurap, akan menghasilkan irradiasi kearah ekstensi dan
abduksi hip
 Terapis dapat menggunakan pola cervical secara langsung untuk mengobati problem pada
cervical spine.
 Konsep irradiasi pola cervical dapat digunakan pada lower trunk, lower extremitas dan
pelvis jika pasien mengalami nyeri akut pada ketiga regio tersebut.
Pola Fleksi/Lateral Fleksi/Rotasi
 Fleksi upper cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah longus capitis, rectus
capitis anterior, suprahyoid, infrahyoid.
 Fleksi lower cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah longus colli, platysma,
scaleni anterior, sternocleidomastoid
 Rotasi cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah seluruh otot scaleni kontralateral
dan sternocleidomastoid kontralateral, longus capitis dan colli ipsilateral, rectus capitis
anterior ipsilateral.
 Lateral fleksi  komponen otot yang teraktivasi adalah longus colli, seluruh otot scaleni,
sternocleidomastoid.
Pola Fleksi-Lateral Fleksi-Rotasi Cervical
Pola Ekstensi/Lateral Fleksi/Rotasi
 Ekstensi upper cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah iliocostalis dan
longissimus capitis, obliquus capitis (superior dan inferior), rectus capitis posterior (major
dan minor), semispinalis dan splenius capitis, trapezius.
 Ekstensi lower cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah iliocostalis cervicis,
longissimus dan splenius cervicis, multifidus dan rotator, semispinalis dan splenius
cervicis, trapezius
 Rotasi cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah multifidus dan rotator
kontralateral, semispinalis capitis kontralateral, upper trapezius kontralateral, obliquus
capitis inferior ipsilateral, splenius cervicis dan capitis ipsilateral.
 Lateral fleksi  komponen otot yang teraktivasi adalah iliocostalis cervicis,
intertransversarii cervical, longissimus capitis, obliquus capitis superior, splenius cervicis
dan capitis, trapezius.
Pola Extensi-Lateral Fleksi-Rotasi Cervical
Pola Fleksi/Lateral Fleksi Kiri/Rotasi Kiri
 Posisi pasien duduk dan terapis berdiri di belakang pasien sisi kanan.
 Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah dagu pasien, sedangkan tangan kiri pada puncak
kepala dimana arah jari-jari tangan sesuai garis diagonal ; untuk mengaplikasikan traksi
tangan distal mengangkat dagu pasien sementara tangan proksimal di bawah occiput
pasien.
 Posisi elongasi adalah dagu dielevasikan dan cervical elongasi melalui gerakan ekstensi,
kepala dirotasikan dan diangkat ke kanan ; dagu, hidung, dan ubun-ubun dibawa ke sisi
kanan dari midline pasien.
 Aplikasikan traksi yang lembut (gentle) melalui elongasi seluruh pola.
 Gerakan : mandibula pasien bergerak kearah depressi sebagaimana dagu terlipat masuk
(kearah chest) disertai dengan rotasi ke kiri.
Pola Fleksi/Lateral Fleksi Kiri/Rotasi Kiri
 Tangan kanan terapis pada dagu pasien memberikan traksi sepanjang garis mandibula dan
menahan rotasi ke kiri, sedangkan tangan kiri pada kepala pasien memberikan gaya rotasi
ke belakang.
 Posisi akhir : kepala, cervical, dan upper thoracal pasien secara penuh fleksi. Rotasi dan
lateral fleksi membawa hidung, dagu, dan ubun-ubun kepala kearah kiri dari midline ;
hidung pasien kearah hip kiri.
 Posisi alternatif pasien adalah tengkurap dengan kedua elbow dimana terapis berdiri di
belakang pasien atau di depan pasien, posisi terlentang, atau tidur miring
Pola Fleksi Cervical dalam posisi prone lying
Pola Fleksi Cervical dalam posisi supine lying
Pola Fleksi Cervical dalam posisi side lying
Pola Extensi dalam posisi prone lying
Pola Cervical untuk fasilitasi fleksi dan ekstensi trunk
 Ketika supine lying, pola cervical dapat digunakan untuk fasilitasi rolling ke depan.
 Jika pasien memiliki potensi kekuatan trunk yang baik maka penggunaan pola cervical
dapat memfasilitasi gerakan supine to sitting.
 Saat pasien dalam posisi side lying atau prone lying maka penggunaan pola extensi
cervical dapat memfasilitasi gerakan rolling back.
 Tahanan statik pada pola fleksi dan extensi cervical dalam posisi midline kepala dapat
memfasilitasi kontraksi statik pada otot-otot trunk dalam posisi duduk.
 Untuk memberikan tantangan keseimbangan duduk pasien maka gunakan teknik reversal
baik secara statik maupun dengan gerakan reversal yang kecil.
 Ketika melatih pasien dalam posisi berdiri maka berikan tahanan yang lembut (gentle)
dalam pola cervical  dapat dikombinasikan dengan tahanan pada shoulder atau pelvic.
Pola Cervical untuk fasilitasi fleksi trunk
Pola Cervical untuk fasilitasi extensi trunk
Pola Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
 Aktivitas yang melibatkan fasilitasi lateral fleksi trunk dapat digunakan dalam berbagai
posisi.
 Pemendekan pada sisi yang bekerja dapat menghasilkan pemanjangan secara bersamaan
pada sisi yang lain.
 Lateral fleksi trunk dapat difasilitasi melalui gerakan chin tuck (fleksi upper cervical)
disertai dengan rotasi dan lateral fleksi lower cervical  kepala diposisikan secara aktif
oleh pasien.
 Setelah kepala dalam posisinya, seluruh gerakan selanjutnya dapat terjadi pada trunk 
latihan ini dapat dilakukan saat fleksi atau extensi.
Pola Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
 Kombinasi dasar pola gerakan cervical untuk lateral fleksi trunk adalah :
 Rotasi cervical penuh
 Lateral fleksi cervical ipsilateral
 Fleksi upper cervical (short neck)
 Extensi lower cervical (long neck)
 Pola fleksi cervical kearah kanan untuk lateral fleksi trunk kearah kanan.
 Pola extensi cervical kearah kanan untuk lateral fleksi trunk kearah kanan.
 Timing for emphasis rotasi kiri cervical untuk extensi trunk ke kiri dalam posisi duduk.
 Timing for emphasis rotasi kiri cervical dalam posisi supine lying.
Pola Fleksi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
Pola Fleksi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
Pola Extensi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
Pola Extensi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
Pola Cervical pada kasus tetraplegia
CERVICAL POLA

More Related Content

What's hot

Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganYanto Physio
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTFitri Ardini Nuranisa
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisYanto Physio
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiJuliasti Pasorong
 
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)aditya romadhon
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiYanto Physio
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanYanto Physio
 
Anatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot foAnatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot foAisyah NurHasanah
 
Lesi nervus radialis
Lesi nervus radialisLesi nervus radialis
Lesi nervus radialisvinaamalia9
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndromesriyulianti19
 
Modul : Ultrasound Therapy
Modul : Ultrasound TherapyModul : Ultrasound Therapy
Modul : Ultrasound Therapyaditya romadhon
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraYanto Physio
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitisKANDA IZUL
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...Tri Aviyanto
 

What's hot (20)

Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulligan
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvis
 
Barthel index
Barthel indexBarthel index
Barthel index
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
 
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
 
Manifulasi
ManifulasiManifulasi
Manifulasi
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
 
Anatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot foAnatomy of ankle and foot fo
Anatomy of ankle and foot fo
 
03 biomekanika
03 biomekanika03 biomekanika
03 biomekanika
 
Lesi nervus radialis
Lesi nervus radialisLesi nervus radialis
Lesi nervus radialis
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Modul : Ultrasound Therapy
Modul : Ultrasound TherapyModul : Ultrasound Therapy
Modul : Ultrasound Therapy
 
Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan frakturProses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur
 
Sistem syaraf
Sistem syarafSistem syaraf
Sistem syaraf
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
 
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus spinal cord injury incomplit ais b sl ...
 

Similar to CERVICAL POLA (20)

1
11
1
 
Mengatur posisi
Mengatur posisiMengatur posisi
Mengatur posisi
 
Pemenuhan kebutuhan mobilitas
Pemenuhan kebutuhan mobilitasPemenuhan kebutuhan mobilitas
Pemenuhan kebutuhan mobilitas
 
PNF lengan
PNF lenganPNF lengan
PNF lengan
 
Kombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF LenganKombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF Lengan
 
stretching exercise
stretching exercisestretching exercise
stretching exercise
 
Pengantar anatomi
Pengantar anatomiPengantar anatomi
Pengantar anatomi
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Motor relearning program
Motor relearning programMotor relearning program
Motor relearning program
 
Transport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligmentTransport pasien & body aligment
Transport pasien & body aligment
 
Definisi rom
Definisi romDefinisi rom
Definisi rom
 
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptxppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
 
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
 
Macam macam postural drainage
Macam macam postural drainageMacam macam postural drainage
Macam macam postural drainage
 
Rockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapiRockn dut fisioterapi
Rockn dut fisioterapi
 
ROM
ROMROM
ROM
 
Materi ROM.docx
Materi ROM.docxMateri ROM.docx
Materi ROM.docx
 
Latihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas samLatihan pasif anggota gerak atas sam
Latihan pasif anggota gerak atas sam
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (19)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

CERVICAL POLA

  • 2. INTRODUKSI  Suatu kontrol kepala yang optimal serta positioning dan mobilitas yang benar pada cervical spine adalah penting dalam seluruh aktivitas fungsional.  Oleh karena itu, pola cervical dapat diaplikasikan dalam kondisi pasien yang berbeda.  Tujuan akhir terapeutik dari pola cervical adalah :  Gerakan kepala dan leher dapat membantu menuntun gerak trunk  Tahanan pada gerak cervical dapat memberikan irradiasi untuk latihan otot trunk  Terapis dapat menggunakan pola cervical ketika ingin mengobati disfungsi pada cervical dan thoracal secara langsung  Stabilitas kepala dan cervical adalah esensial untuk sebagian besar aktivitas
  • 3. PROSEDUR DASAR  Pola cervical mencakup 3 komponen gerakan yang sama, yaitu : fleksi atau ekstensi, lateral fleksi dan rotasi.  Bidang pola cervical melewati hidung, dagu, dan puncak kepala (ubun-ubun).  Komponen distal dalam pola cervical adalah upper cervical, kadang-kadang dinamakan fleksi cervical yang pendek atau ekstensi cervical yang pendek.  Komponen proksimal dalam pola cervical adalah lower cervical dan upper thoracal (sampai Th6), kadang-kadang gerakannya dinamakan fleksi cervical yang panjang atau ekstensi cervical yang panjang.  Gerakan kepala dan mata dapat memperkuat pola cervical.  ROM akan terbatas jika pasien tidak dapat melihat arah gerakan kepala, sebaliknya gerakan kepala dalam arah yang tepat dapat memfasilitasi gerakan mata. A. Gerakan Diagonal
  • 4. Alur Pola Dasar Cervical
  • 5.  Gerakan rahang berhubungan dengan kepala dan leher.  Gerakan mulut terbuka dan fleksi upper cervical dapat memperkuat satu sama lain.  Gerakan mulut tertutup dan ekstensi upper cervical dapat memperkuat satu sama lain.  Irradiasi dari pola fleksi cervical dapat menghasilkan fleksi trunk dan irradiasi dari pola ekstensi cervical dapat menghasilkan elongasi trunk, sedangkan rotasi cervical yang penuh dapat memfasilitasi lateral fleksi trunk.  Diagonal fleksi-ekstensi cervical adalah :  Fleksi dengan lateral fleksi kanan dan rotasi kanan, ekstensi dengan lateral fleksi kiri dan rotasi kiri  Fleksi dengan lateral fleksi kiri dan rotasi kiri, ekstensi dengan lateral fleksi kanan dan rotasi kanan A. Gerakan Diagonal
  • 6.  Duduk merupakan posisi fungsional dari gerakan cervical dan stabilitas.  Dalam posisi tengkurap dengan sandaran elbow, ekstensor cervical harus bekerja melawan gravitasi sementara fleksi cervical mengikuti gravitasi.  Dalam posisi terlentang, fleksi cervical akan membantu pasien dalam rolling dan mencapai posisi duduk  otot fleksor cervical harus cukup kuat untuk mengangkat kepala melawan gravitasi.  Tidur miring (side lying) mengeliminasi efek gravitasi dari gerakan fleksi dan ekstensi  dalam posisi side lying, mudah memberikan tahanan pada gerakan cervical untuk fasilitasi rolling. B. Posisi Pasien
  • 7.  Untuk mengontrol gerakan diagonal cervical pasien maka posisi yang terbaik adalah berada pada pusat ekstensi.  Contoh, ketika pasien bergerak dalam diagonal fleksi kanan-ekstensi kiri maka terapis berdiri disisi kiri pasien.  Ketika pasien terlentang atau tidur miring, maka terapis berdiri di belakang pasien, ketika pasien tengkurap, duduk atau berdiri maka terapis dapat berdiri di depan atau belakang pasien  diusahakan lengan dan tangan terapis align dengan gerak diagonal.  Body mechanic terapis adalah penting untuk menuntun gerak kepala dan leher dalam arah yang tepat. C. Posisi Terapis
  • 8.  Grip untuk pola cervical berada pada dagu dan kepala.  Grip pada dagu dapat mengontrol fleksi atau ekstensi upper cervical dan rotasi, berikan tekanan pada pusat dagu untuk menghindari beban besar pada TMJ sedangkan grip pada kepala dapat mengontrol fleksi atau ekstensi lower cervical, rotasi dan lateral fleksi  Grip tepatnya berada sedikit disamping sentral kepala dari gerakan lateral fleksi dan rotasi cervical dengan jari-jari menghadap kearah gerakan yang diinginkan. D. Grip
  • 9.  Pertahankan tahanan sesuai dengan kemampuan pasien untuk bergerak atau mempertahankan tanpa nyeri atau strain.  Berikan tahanan pada dagu sepanjang garis mandibula dan kepala pasien.  Tangan terapis diatas kepala menahan gerakan rotasi dan lateral fleksi serta gerakan anterior atau posterior. E. Resistance
  • 10.  Normal timing dari pola cervical adalah dari distal (gerak dagu) ke proksimal (gerak cervical).  Dalam pola fleksi dan ekstensi, kepala bergerak melalui diagonal garis lurus disertai dengan rotasi sepanjang gerakan.  Gerakan upper cervical dapat menggerakkan dagu melalui ROM fleksi penuh (dagu terlipat masuk) atau ekstensi penuh (dagu terangkat).  Sendi lainnya kemudian menggerakkan kepala melalui gerakan yang ada, gerak rotasi terjadi secara lembut sepanjang gerakan. F. Normal Timing
  • 11. INDIKASI  Pola cervical dapat digunakan untuk problem-problem trunk seperti hemiplegia, back pain, kelemahan otot-otot trunk akibat kondisi yang beragam ; untuk problem shoulder seperti shoulder-neck syndrome dan penurunan ROM shoulder ; untuk problem fungsional dalam aktivitas berjalan, rolling, dan sebagainya.  Pola cervical dapat digunakan untuk memperoleh irradiasi bagian tubuh lainnya  contoh, pasien dengan total hip replacement diberikan tahanan pada pola ekstensi cervical dalam posisi terlentang atau tengkurap, akan menghasilkan irradiasi kearah ekstensi dan abduksi hip  Terapis dapat menggunakan pola cervical secara langsung untuk mengobati problem pada cervical spine.  Konsep irradiasi pola cervical dapat digunakan pada lower trunk, lower extremitas dan pelvis jika pasien mengalami nyeri akut pada ketiga regio tersebut.
  • 12. Pola Fleksi/Lateral Fleksi/Rotasi  Fleksi upper cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah longus capitis, rectus capitis anterior, suprahyoid, infrahyoid.  Fleksi lower cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah longus colli, platysma, scaleni anterior, sternocleidomastoid  Rotasi cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah seluruh otot scaleni kontralateral dan sternocleidomastoid kontralateral, longus capitis dan colli ipsilateral, rectus capitis anterior ipsilateral.  Lateral fleksi  komponen otot yang teraktivasi adalah longus colli, seluruh otot scaleni, sternocleidomastoid.
  • 14. Pola Ekstensi/Lateral Fleksi/Rotasi  Ekstensi upper cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah iliocostalis dan longissimus capitis, obliquus capitis (superior dan inferior), rectus capitis posterior (major dan minor), semispinalis dan splenius capitis, trapezius.  Ekstensi lower cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah iliocostalis cervicis, longissimus dan splenius cervicis, multifidus dan rotator, semispinalis dan splenius cervicis, trapezius  Rotasi cervical  komponen otot yang teraktivasi adalah multifidus dan rotator kontralateral, semispinalis capitis kontralateral, upper trapezius kontralateral, obliquus capitis inferior ipsilateral, splenius cervicis dan capitis ipsilateral.  Lateral fleksi  komponen otot yang teraktivasi adalah iliocostalis cervicis, intertransversarii cervical, longissimus capitis, obliquus capitis superior, splenius cervicis dan capitis, trapezius.
  • 16. Pola Fleksi/Lateral Fleksi Kiri/Rotasi Kiri  Posisi pasien duduk dan terapis berdiri di belakang pasien sisi kanan.  Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah dagu pasien, sedangkan tangan kiri pada puncak kepala dimana arah jari-jari tangan sesuai garis diagonal ; untuk mengaplikasikan traksi tangan distal mengangkat dagu pasien sementara tangan proksimal di bawah occiput pasien.  Posisi elongasi adalah dagu dielevasikan dan cervical elongasi melalui gerakan ekstensi, kepala dirotasikan dan diangkat ke kanan ; dagu, hidung, dan ubun-ubun dibawa ke sisi kanan dari midline pasien.  Aplikasikan traksi yang lembut (gentle) melalui elongasi seluruh pola.  Gerakan : mandibula pasien bergerak kearah depressi sebagaimana dagu terlipat masuk (kearah chest) disertai dengan rotasi ke kiri.
  • 17. Pola Fleksi/Lateral Fleksi Kiri/Rotasi Kiri  Tangan kanan terapis pada dagu pasien memberikan traksi sepanjang garis mandibula dan menahan rotasi ke kiri, sedangkan tangan kiri pada kepala pasien memberikan gaya rotasi ke belakang.  Posisi akhir : kepala, cervical, dan upper thoracal pasien secara penuh fleksi. Rotasi dan lateral fleksi membawa hidung, dagu, dan ubun-ubun kepala kearah kiri dari midline ; hidung pasien kearah hip kiri.  Posisi alternatif pasien adalah tengkurap dengan kedua elbow dimana terapis berdiri di belakang pasien atau di depan pasien, posisi terlentang, atau tidur miring
  • 18. Pola Fleksi Cervical dalam posisi prone lying
  • 19. Pola Fleksi Cervical dalam posisi supine lying
  • 20. Pola Fleksi Cervical dalam posisi side lying
  • 21. Pola Extensi dalam posisi prone lying
  • 22. Pola Cervical untuk fasilitasi fleksi dan ekstensi trunk  Ketika supine lying, pola cervical dapat digunakan untuk fasilitasi rolling ke depan.  Jika pasien memiliki potensi kekuatan trunk yang baik maka penggunaan pola cervical dapat memfasilitasi gerakan supine to sitting.  Saat pasien dalam posisi side lying atau prone lying maka penggunaan pola extensi cervical dapat memfasilitasi gerakan rolling back.  Tahanan statik pada pola fleksi dan extensi cervical dalam posisi midline kepala dapat memfasilitasi kontraksi statik pada otot-otot trunk dalam posisi duduk.  Untuk memberikan tantangan keseimbangan duduk pasien maka gunakan teknik reversal baik secara statik maupun dengan gerakan reversal yang kecil.  Ketika melatih pasien dalam posisi berdiri maka berikan tahanan yang lembut (gentle) dalam pola cervical  dapat dikombinasikan dengan tahanan pada shoulder atau pelvic.
  • 23. Pola Cervical untuk fasilitasi fleksi trunk
  • 24. Pola Cervical untuk fasilitasi extensi trunk
  • 25. Pola Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk  Aktivitas yang melibatkan fasilitasi lateral fleksi trunk dapat digunakan dalam berbagai posisi.  Pemendekan pada sisi yang bekerja dapat menghasilkan pemanjangan secara bersamaan pada sisi yang lain.  Lateral fleksi trunk dapat difasilitasi melalui gerakan chin tuck (fleksi upper cervical) disertai dengan rotasi dan lateral fleksi lower cervical  kepala diposisikan secara aktif oleh pasien.  Setelah kepala dalam posisinya, seluruh gerakan selanjutnya dapat terjadi pada trunk  latihan ini dapat dilakukan saat fleksi atau extensi.
  • 26. Pola Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk  Kombinasi dasar pola gerakan cervical untuk lateral fleksi trunk adalah :  Rotasi cervical penuh  Lateral fleksi cervical ipsilateral  Fleksi upper cervical (short neck)  Extensi lower cervical (long neck)  Pola fleksi cervical kearah kanan untuk lateral fleksi trunk kearah kanan.  Pola extensi cervical kearah kanan untuk lateral fleksi trunk kearah kanan.  Timing for emphasis rotasi kiri cervical untuk extensi trunk ke kiri dalam posisi duduk.  Timing for emphasis rotasi kiri cervical dalam posisi supine lying.
  • 27. Pola Fleksi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
  • 28. Pola Fleksi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
  • 29. Pola Extensi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
  • 30. Pola Extensi Cervical untuk fasilitasi lateral fleksi trunk
  • 31. Pola Cervical pada kasus tetraplegia