SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
OLEH
SUDARYANTO, SST.FT, M.FIS
KONSEP ANATOMI DAN
BIOMEKANIK VERTEBRA
ASPEK ANATOMI
 Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang yang
membentuk kurva dan terdiri dari 5 regio :
 7 segmen vert. cervical
 12 segmen vert. thoracal
 5 segmen vert. lumbal
 5 segmen vert. sacrum
 4 segmen vert. coccygeus
 Kurva pada vertebra terdiri atas :
 Kurva konveks keanterior (lordosis) cervical
 Kurva konveks keposterior (kiphosis) thoracal
 Kurva konveks keanterior (lordosis) lumbal
 Kurva konveks keposterior (kiphosis) sacrum
 Secara unit fungsional, vertebra terdiri atas :
 Anterior pillar
 Posterior pillar
 Anterior pillar dibentuk oleh corpus vertebra dan
diskus intervertebralis yang berperan sebagai hidrolik,
weight bearing, dan shock absorber.
 Posterior pillar dibentuk oleh processus articularis dan
facet joint  merupakan mekanisme slide untuk
gerakan.
Struktur Vertebra
Kurva Vertebra
Anterior Pillar
 Dari cervical ke lumbal corpus vertebra semakin besar
ke bawah  sesuai tujuan fungsionalnya.
 Diskus intervertebralis membentuk articulatio dianta-
ra corpus vertebra yang dikenal symphisis joint.
 Diskus intervertebralis merupakan salah satu kompo-
nen three joint kompleks diantara 2 vertebra yang
bersendi & makin ke caudal makin tebal.
 Diskus intervertebralis mulai dari segmen C2-C3
sampai segmen L5-S1.
 Peran diskus intervertebralis adalah :
 Memberikan penyatuan yang sangat kuat
 Derajat fiksasi intervertebralis yang penting untuk aksi yang
efektif.
 Proteksi terhadap canal neural
 Memungkinkan gerak yang luas pada vertebra.
 Setiap diskus intervertebralis memiliki 2 komponen
yaitu :
 Nukleus pulposus ; sebagai hidrophilik yang sangat kuat, tidak
memiliki pembuluh darah dan saraf, memiliki kandungan cairan
yang sangat tinggi sehingga dapat menahan beban kompressi,
berfungsi untuk mentransmisikan beberapa gaya ke annulus fi-
brosus dan sebagai shock absorber.
 Annulus fibrosus ; tersusun sekitar 90% jaringan kolagen yang
nampak menyilang satu sama lainnya secara oblique & menjadi
lebih oblique kearah sentral, lebih sensitif terhadap strain rotasi
daripada beban kompresi dan tension, melindungi nukleus
didalamnya dan mencegah terjadinya prolapsus nukleus,
berperan sebagai coiled spring (gulungan pegas) terhadap beban
yang terjadi.
 Ligamen yang memperkuat diskus intervertebralis
adalah ligamen longitudinal anterior dan posterior.
 Ligamen longitudinal anterior melekat dari basis
occiput ke sacrum pada bagian anterior vertebra.
 Ligamen longitudinal anterior melekat pada bagian
anterior diskus & antero-superior corpus, sedangkan
pada tepi antero-inferior corpus terdapat space yang
potensial terbentuk osteofit
 Ligamen longitudinal posterior melekat dari basis
occiput ke canal sacral pada bagian posterior vertebra,
tetapi tidak melekat pada bagian posterior corpus.
 Pada regio lumbal, ligamen ini mulai menyempit dan
semakin sempit pada lumbosacral sehingga lebih
lemah daripada ligamen longitudinal anterior.
Struktur Ligamen
Posterior Pillar
 Bagian posterior pillar yang paling penting adalah
facet joint.
 Facet joint termasuk kedalam sendi sinovial non-axial
 gerak yang terjadi adalah gerak slide dan rotasi.
 Fungsi mekanis sendi facet adalah mengarahkan
gerakan sehingga memungkinkan gerak tertentu yang
lebih dominan pada segmen tertentu.
 Besarnya gerakan pada setiap segmen vertebra sangat
ditentukan oleh arah permukaan sendi facet.
 Ligamen-ligamen yang memperkuat posterior pillar
adalah :
 Ligamen flavum ; melekat pada arkus vertebra tepatnya disetiap
lamina vertebra, sangat elastis, kearah anter0lateral menutup
kapsul facet joint dan ligamen anteromedial, lebih banyak
mengandung serabut elastin daripada serabut kolagen.
 Ligamen interspinosus ; melekat pada setiap proc. spinosus dan
sangat kuat.
 Ligamen supraspinosus ; melekat pada setiap ujung proc. spino-
sus, pada regio cervical dikenal sebagai ligamen nuchae,
bersama2 dgn lig. flavum, lig. long. posterior, & lig. interspino-
sus sebagai stabilisator pasif gerak fleksi.
 Ligamen intertransversal ; melekat pada setiap proc. transver-
sus, berperan sebagai stabilisator pasif lateral fleksi.
Segmen gerak (Segmen Junghan’s)
 Pada setiap level vertebra terdapat three joint yang
penting yang berperan sebagai elemen fungsional
tunggal.
 Three joint tersebut adalah satu sendi bagian anterior
(diskus intervertebralis yang membentuk symphisis
joint), dan 2 sendi bagian posterior (apophyseal/facet
joint).
 Sebagai contoh, segmen gerak C3-4 yaitu vert. C3
terletak diatas vert. C4 saling berhubungan
membentuk 1 segmen gerak.
 Suatu segmen transitional adalah suatu area dimana
satu vertebra dari salah satu regio bersendi dengan
satu vertebra dari regio lainnya.
 Contoh : C7-Th1 yaitu cervicothoracic junction, Th12-
L1 yaitu thoracolumbar junction, L5-S1 (lumbosacral)
 Selain itu, segmen gerak yang diperkenalkan oleh Tn.
Junghans (1956) terdiri dari komponen anatomis yang
mendukung diantara vertebra yaitu lig. Longitudinal
anterior, lig. Longitudinal posterior, lig. Flavum, lig.
Interspinosus & Supraspinosus
 Ketahanan segmen gerak tersebut sangat bergantung
pada integritas diskus intervertebralis, karena jika
diskus terkena injury maka struktur lainnya akan
mudah terlibat.
 Permukaan sendi facet pada setiap regio berbeda-beda
yaitu :
 Pada regio cervical, permukaan sendi facet lebih banyak kearah
bidang transversal.
 Pada regio thoracal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah
frontal.
 Pada regio lumbal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah
sagital.
Axis Gerak
 Setiap 24 vertebra (7 cervical, 12 thoracal & 5 lumbal)
memiliki kemampuan untuk bergerak dalam 3 bidang
gerak.
 Gerakan yang dihasilkan : fleksi – ekstensi, lateral
fleksi kanan – kiri, dan rotasi kanan – kiri.
 Setiap 4 gerakan tersebut dianggap sebagai rotasi yang
bergerak disekitar axis orthogonal.
 Fleksi – ekstensi adalah rotasi disekitar axis X atau axis
horizontal, lateral fleksi adalah rotasi disekitar axis Z
atau axis anteroposterior, dan axial rotasi terjadi
disekitar axis Y atau axis vertikal.
Peran Gerak Superior pada Segmen Gerak
 Gerak segmental yang terjadi pada segmen gerak selalu
diawali dengan gerakan vertebra superior.
 Contoh : lateral fleksi pada segmen gerak Th5-6
menunjukkan bahwa Th5 terjadi lateral fleksi diatas
Th6.
 Dengan demikian, lateral fleksi Th5 ke kanan
menunjukkan gerakannya yang relatif terhadap Th6;
rotasi L4 ke kiri adalah gerakannya yang relatif terha-
dap L5.
 Gerakan vertebra selalu menggambarkan arah gerakan
corpus vertebra dan bukan gerakan proc. Spinosus
 Sebagai contoh, gerakan pasif dari proc. Spinosus Th11
ke kiri dapat menyebabkan rotasi vertebra Th11 ke
kanan karena yang dilihat adalah arah gerakan corpus
vertebra.
KINEMATIK FACET JOINT
 Facet Opening (terbuka) :
 Istilah facet opening menunjukkan slide anterior dan superior
dari proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular
superior vertebra bawahnya.
 Contoh, facet L5-S1 dikatakan terbuka (open) secara bilateral
pada saat fleksi lumbal ; terbuka pada sisi kiri selama fleksi +
lateral fleksi kanan dan rotasi kanan ; atau terbuka pada sisi
kanan selama fleksi + lateral fleksi kiri dan rotasi kiri
 Facet Closing (tertutup) :
 Istilah facet closing menunjukkan slide posterior dan inferior dari
proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular
superior vertebra bawahnya.
 Contoh : facet L5-S1 dikatakan tertutup (close) secara bilateral pada saat
ekstensi lumbal ; tertutup pada sisi kiri selama gerakan ekstensi + lateral
fleksi kiri dan rotasi kiri ; atau tertutup pada sisi kanan selama gerakan
ekstensi + lateral fleksi kanan dan rotasi kanan.
 Facet Gapping
 Istilah facet gapping menunjukkan pemisahan atau distraksi dari
permukaan sendi dalam arah perpendicular.
 Jika facet L5-S1 mengalami gapping pada sisi kiri, maka berarti bahwa
proc. articular inferior L5 terpisah jauh dari proc. articular superior S1.
 Secara umum, gapping pada facet terjadi di thoracal dan lumbar spine
sebagai respon terhadap rotasi netral pada sisi ipsilateral, sedangkan sisi
kontralateral facet aproksimasi satu sama lain sehingga terkompressi
secara bersamaan.
Fleksi – ekstensi Lumbal
Lateral fleksi – rotasi Lumbal
Tekanan Intradiskal
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Modul : Ultrasound Therapy
Modul : Ultrasound TherapyModul : Ultrasound Therapy
Modul : Ultrasound Therapy
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
 
ICF FISIOTERAPI.pdf
ICF FISIOTERAPI.pdfICF FISIOTERAPI.pdf
ICF FISIOTERAPI.pdf
 
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam FisioterapiTerapi manual TMJ dalam Fisioterapi
Terapi manual TMJ dalam Fisioterapi
 
Hip joint
Hip jointHip joint
Hip joint
 
Pengukuran rom
Pengukuran romPengukuran rom
Pengukuran rom
 
Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan frakturProses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
 
Osteologi
OsteologiOsteologi
Osteologi
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Penyakit vertebrae
Penyakit vertebraePenyakit vertebrae
Penyakit vertebrae
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
 
Extremitas caudalis
Extremitas caudalisExtremitas caudalis
Extremitas caudalis
 
Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
 
PNF cervical
PNF cervicalPNF cervical
PNF cervical
 
Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulligan
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
6.anatomi tulang, otot , syaraf kepala
 

Similar to Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra

Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyYanto Physio
 
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptxppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx1IGustiAyuAnjaliDiah
 
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Ainur
 
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptBiomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptAanIkaSugathot1
 
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptxREGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptxInayahMumpuniBudiati2
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaTitik Kadarsih
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBudi Setyawansby
 
Sistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarSistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarIhsan Kee
 
Bab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerakBab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerakMURDJOKO
 
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak pjj_kemenkes
 
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusiaSistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusiakanakalawana
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaSistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaHetty Astri
 

Similar to Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra (20)

Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
 
Blok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosisBlok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosis
 
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptxppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
 
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
 
Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada ManusiaSistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada Manusia
 
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptBiomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
 
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptxREGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusia
 
Sistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarSistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor Lumbar
 
Bab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerakBab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerak
 
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
 
Tanpa tulang
Tanpa tulangTanpa tulang
Tanpa tulang
 
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusiaSistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaSistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka
 
Biologi modul 1 kb 4
Biologi modul 1 kb 4Biologi modul 1 kb 4
Biologi modul 1 kb 4
 
materi sendi
materi sendimateri sendi
materi sendi
 
JUMPER'S KNEE SURYANI.pptx
JUMPER'S KNEE SURYANI.pptxJUMPER'S KNEE SURYANI.pptx
JUMPER'S KNEE SURYANI.pptx
 

More from Yanto Physio

Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturYanto Physio
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikYanto Physio
 
Kombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF LenganKombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF LenganYanto Physio
 
Core Stability Exercise
Core Stability ExerciseCore Stability Exercise
Core Stability ExerciseYanto Physio
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisYanto Physio
 

More from Yanto Physio (8)

Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Kombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF LenganKombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF Lengan
 
Core Stability Exercise
Core Stability ExerciseCore Stability Exercise
Core Stability Exercise
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvis
 
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
 
PNF lengan
PNF lenganPNF lengan
PNF lengan
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (20)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra

  • 1. OLEH SUDARYANTO, SST.FT, M.FIS KONSEP ANATOMI DAN BIOMEKANIK VERTEBRA
  • 2. ASPEK ANATOMI  Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang yang membentuk kurva dan terdiri dari 5 regio :  7 segmen vert. cervical  12 segmen vert. thoracal  5 segmen vert. lumbal  5 segmen vert. sacrum  4 segmen vert. coccygeus  Kurva pada vertebra terdiri atas :  Kurva konveks keanterior (lordosis) cervical  Kurva konveks keposterior (kiphosis) thoracal  Kurva konveks keanterior (lordosis) lumbal  Kurva konveks keposterior (kiphosis) sacrum
  • 3.  Secara unit fungsional, vertebra terdiri atas :  Anterior pillar  Posterior pillar  Anterior pillar dibentuk oleh corpus vertebra dan diskus intervertebralis yang berperan sebagai hidrolik, weight bearing, dan shock absorber.  Posterior pillar dibentuk oleh processus articularis dan facet joint  merupakan mekanisme slide untuk gerakan.
  • 6. Anterior Pillar  Dari cervical ke lumbal corpus vertebra semakin besar ke bawah  sesuai tujuan fungsionalnya.  Diskus intervertebralis membentuk articulatio dianta- ra corpus vertebra yang dikenal symphisis joint.  Diskus intervertebralis merupakan salah satu kompo- nen three joint kompleks diantara 2 vertebra yang bersendi & makin ke caudal makin tebal.  Diskus intervertebralis mulai dari segmen C2-C3 sampai segmen L5-S1.
  • 7.
  • 8.  Peran diskus intervertebralis adalah :  Memberikan penyatuan yang sangat kuat  Derajat fiksasi intervertebralis yang penting untuk aksi yang efektif.  Proteksi terhadap canal neural  Memungkinkan gerak yang luas pada vertebra.  Setiap diskus intervertebralis memiliki 2 komponen yaitu :  Nukleus pulposus ; sebagai hidrophilik yang sangat kuat, tidak memiliki pembuluh darah dan saraf, memiliki kandungan cairan yang sangat tinggi sehingga dapat menahan beban kompressi, berfungsi untuk mentransmisikan beberapa gaya ke annulus fi- brosus dan sebagai shock absorber.
  • 9.  Annulus fibrosus ; tersusun sekitar 90% jaringan kolagen yang nampak menyilang satu sama lainnya secara oblique & menjadi lebih oblique kearah sentral, lebih sensitif terhadap strain rotasi daripada beban kompresi dan tension, melindungi nukleus didalamnya dan mencegah terjadinya prolapsus nukleus, berperan sebagai coiled spring (gulungan pegas) terhadap beban yang terjadi.  Ligamen yang memperkuat diskus intervertebralis adalah ligamen longitudinal anterior dan posterior.  Ligamen longitudinal anterior melekat dari basis occiput ke sacrum pada bagian anterior vertebra.
  • 10.
  • 11.  Ligamen longitudinal anterior melekat pada bagian anterior diskus & antero-superior corpus, sedangkan pada tepi antero-inferior corpus terdapat space yang potensial terbentuk osteofit  Ligamen longitudinal posterior melekat dari basis occiput ke canal sacral pada bagian posterior vertebra, tetapi tidak melekat pada bagian posterior corpus.  Pada regio lumbal, ligamen ini mulai menyempit dan semakin sempit pada lumbosacral sehingga lebih lemah daripada ligamen longitudinal anterior.
  • 13. Posterior Pillar  Bagian posterior pillar yang paling penting adalah facet joint.  Facet joint termasuk kedalam sendi sinovial non-axial  gerak yang terjadi adalah gerak slide dan rotasi.  Fungsi mekanis sendi facet adalah mengarahkan gerakan sehingga memungkinkan gerak tertentu yang lebih dominan pada segmen tertentu.  Besarnya gerakan pada setiap segmen vertebra sangat ditentukan oleh arah permukaan sendi facet.
  • 14.  Ligamen-ligamen yang memperkuat posterior pillar adalah :  Ligamen flavum ; melekat pada arkus vertebra tepatnya disetiap lamina vertebra, sangat elastis, kearah anter0lateral menutup kapsul facet joint dan ligamen anteromedial, lebih banyak mengandung serabut elastin daripada serabut kolagen.  Ligamen interspinosus ; melekat pada setiap proc. spinosus dan sangat kuat.  Ligamen supraspinosus ; melekat pada setiap ujung proc. spino- sus, pada regio cervical dikenal sebagai ligamen nuchae, bersama2 dgn lig. flavum, lig. long. posterior, & lig. interspino- sus sebagai stabilisator pasif gerak fleksi.  Ligamen intertransversal ; melekat pada setiap proc. transver- sus, berperan sebagai stabilisator pasif lateral fleksi.
  • 15.
  • 16. Segmen gerak (Segmen Junghan’s)  Pada setiap level vertebra terdapat three joint yang penting yang berperan sebagai elemen fungsional tunggal.  Three joint tersebut adalah satu sendi bagian anterior (diskus intervertebralis yang membentuk symphisis joint), dan 2 sendi bagian posterior (apophyseal/facet joint).  Sebagai contoh, segmen gerak C3-4 yaitu vert. C3 terletak diatas vert. C4 saling berhubungan membentuk 1 segmen gerak.
  • 17.
  • 18.  Suatu segmen transitional adalah suatu area dimana satu vertebra dari salah satu regio bersendi dengan satu vertebra dari regio lainnya.  Contoh : C7-Th1 yaitu cervicothoracic junction, Th12- L1 yaitu thoracolumbar junction, L5-S1 (lumbosacral)  Selain itu, segmen gerak yang diperkenalkan oleh Tn. Junghans (1956) terdiri dari komponen anatomis yang mendukung diantara vertebra yaitu lig. Longitudinal anterior, lig. Longitudinal posterior, lig. Flavum, lig. Interspinosus & Supraspinosus
  • 19.  Ketahanan segmen gerak tersebut sangat bergantung pada integritas diskus intervertebralis, karena jika diskus terkena injury maka struktur lainnya akan mudah terlibat.  Permukaan sendi facet pada setiap regio berbeda-beda yaitu :  Pada regio cervical, permukaan sendi facet lebih banyak kearah bidang transversal.  Pada regio thoracal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah frontal.  Pada regio lumbal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah sagital.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23. Axis Gerak  Setiap 24 vertebra (7 cervical, 12 thoracal & 5 lumbal) memiliki kemampuan untuk bergerak dalam 3 bidang gerak.  Gerakan yang dihasilkan : fleksi – ekstensi, lateral fleksi kanan – kiri, dan rotasi kanan – kiri.  Setiap 4 gerakan tersebut dianggap sebagai rotasi yang bergerak disekitar axis orthogonal.  Fleksi – ekstensi adalah rotasi disekitar axis X atau axis horizontal, lateral fleksi adalah rotasi disekitar axis Z atau axis anteroposterior, dan axial rotasi terjadi disekitar axis Y atau axis vertikal.
  • 24. Peran Gerak Superior pada Segmen Gerak  Gerak segmental yang terjadi pada segmen gerak selalu diawali dengan gerakan vertebra superior.  Contoh : lateral fleksi pada segmen gerak Th5-6 menunjukkan bahwa Th5 terjadi lateral fleksi diatas Th6.  Dengan demikian, lateral fleksi Th5 ke kanan menunjukkan gerakannya yang relatif terhadap Th6; rotasi L4 ke kiri adalah gerakannya yang relatif terha- dap L5.  Gerakan vertebra selalu menggambarkan arah gerakan corpus vertebra dan bukan gerakan proc. Spinosus
  • 25.
  • 26.  Sebagai contoh, gerakan pasif dari proc. Spinosus Th11 ke kiri dapat menyebabkan rotasi vertebra Th11 ke kanan karena yang dilihat adalah arah gerakan corpus vertebra.
  • 27. KINEMATIK FACET JOINT  Facet Opening (terbuka) :  Istilah facet opening menunjukkan slide anterior dan superior dari proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular superior vertebra bawahnya.  Contoh, facet L5-S1 dikatakan terbuka (open) secara bilateral pada saat fleksi lumbal ; terbuka pada sisi kiri selama fleksi + lateral fleksi kanan dan rotasi kanan ; atau terbuka pada sisi kanan selama fleksi + lateral fleksi kiri dan rotasi kiri  Facet Closing (tertutup) :  Istilah facet closing menunjukkan slide posterior dan inferior dari proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular superior vertebra bawahnya.
  • 28.  Contoh : facet L5-S1 dikatakan tertutup (close) secara bilateral pada saat ekstensi lumbal ; tertutup pada sisi kiri selama gerakan ekstensi + lateral fleksi kiri dan rotasi kiri ; atau tertutup pada sisi kanan selama gerakan ekstensi + lateral fleksi kanan dan rotasi kanan.  Facet Gapping  Istilah facet gapping menunjukkan pemisahan atau distraksi dari permukaan sendi dalam arah perpendicular.  Jika facet L5-S1 mengalami gapping pada sisi kiri, maka berarti bahwa proc. articular inferior L5 terpisah jauh dari proc. articular superior S1.  Secara umum, gapping pada facet terjadi di thoracal dan lumbar spine sebagai respon terhadap rotasi netral pada sisi ipsilateral, sedangkan sisi kontralateral facet aproksimasi satu sama lain sehingga terkompressi secara bersamaan.
  • 30. Lateral fleksi – rotasi Lumbal