2. INTRODUKSI
• Cakupan pelayanan fisioterapi adalah gangguan fisik yang berkaitan dengan
gangguan gerak dan fungsi dapat mempengaruhi kemampuan fungsional
seseorang dalam beraktivitas.
• Pelayanan fisioterapi juga mencakup perbaikan level fitness atau mengurangi risiko
terjadinya cidera atau penyakit.
• Salah satu modalitas fisioterapi yang sangat penting dan fundamental dalam
pelayanan fisioterapi adalah terapi latihan.
• Seluruh desain program terapi latihan harus memiliki tujuan akhir yaitu
pencapaian level optimal dengan bebas gejala dan bebas gerakan selama aktivitas
fisik dasar sampai kompleks.
3. INTRODUKSI
• Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan terapi latihan yang efektif,
maka terapis harus mampu :
• Mengaplikasikan dan mengintegrasikan ilmu anatomi, fisiologi, biomekanik, patologi,
perilaku, dan assessment fisioterapi.
• Memahami efek-efek dari latihan terhadap aspek-aspek fungsi fisik yang penting
• Memahami dan mengaplikasikan beberapa bentuk latihan yang dapat mempengaruhi
jaringan tubuh dan sistem tubuh
• Memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip motor learning dan pencapaian motor
skill dengan instruksi latihan dan fungsional training
4. DEFINISI TERAPI LATIHAN
• Terapi latihan adalah performa gerakan tubuh, postur atau aktivitas fisik yang
sistematik dan terencana dengan tujuan :
• Untuk mencegah impairment (gangguan body function/body structural)
• Untuk memperbaiki, memulihkan atau meningkatkan fungsi fisik,
• Untuk mencegah atau meminimalkan faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan fisik
• Untuk mengoptimalkan status kesehatan secara general, fitness atau sense of well-
being.
• Terapi latihan adalah pengobatan yang bertujuan untuk mengakselerasi terjadinya
perbaikan/pemulihan fungsi pasien dari cidera dan penyakit.
• Desain program terapi latihan bersifat individual sesuai dengan kebutuhan khusus
dari setiap pasien atau klien
5. DEFINISI TERAPI LATIHAN
• Pasien adalah seseorang yang memiliki gangguan dan keterbatasan fungsional
berdasarkan diagnosa fisioterapi ingin mendapatkan pelayanan fisioterapi untuk
perbaikan atau pemulihan fungsi
• Klien adalah seseorang tanpa gangguan fungsional berdasarkan diagnosa fisioterapi
ingin mendapatkan pelayanan fisioterapi untuk peningkatan kesehatan dan
kebugaran.
6. TUJUAN UTAMA TERAPI LATIHAN
• Untuk memfasilitas/mempermudah/meningkatkan aktivitas fisik kapanpun dan
dimanapun sehingga dapat meminimalkan efek-efek inaktivitas
• Untuk mengoreksi inefisiensi otot atau group otot spesifik
• Untuk mengembalikan ROM gerakan kearah normal sehingga tercapai gerakan
fungsional yang efisien
• Untuk memfasilitasi kemampuan pasien memperoleh kembali performa aktivitas
fungsional normal sehingga dapat mengakselerasi rehabilitasi
• Tujuan akhir (goal) dari terapi latihan adalah untuk memulihkan/mengembalikan
gerak dan fungsi sehingga bebas bergerak dan berfungsi tanpa gejala/keluhan.
7. PRINSIP DASAR TERAPI LATIHAN
• Tentukan terlebih dahulu tujuan terapi latihan yang spesifik sesuai dengan
kebutuhan pasien
• Tentukan besarnya stress (intensitas) latihan yang diberikan kepada pasien
• Tentukan tipe latihan yang akan diterapkan harus relevan dengan problematik
pasien.
• Intensitas dan durasi latihan yang diberikan pada komponen sendi atau otot harus
meningkat secara progresif atau bertahap agar tercapai peningkatan toleransi
latihan, endurance dan strength
• Program latihan yang diberikan kepada pasien tidak boleh menimbulkan kelelahan.
8. ASPEK-ASPEK FUNGSI FISIK
• Balance, adalah kemampuan untuk menegakkan segmen-segmen tubuh melawan
gaya gravitasi sampai mempertahankan atau menggerakkan tubuh (pusat massa
tubuh) didalam dasar tumpuan yang ada tanpa terjadi jatuh ; atau kemampuan
menggerakkan tubuh didalam equilibrium (keseimbangan) dengan gaya gravitasi
melalui interaksi sistem sensorik dan motorik.
• Cardiopulmonary fitness, adalah kemampuan untuk gerakan seluruh tubuh
intensitas rendah dan repetitif (seperti berjalan, jogging, bersepeda, berenang)
dalam jangka waktu yang lama ; sinonim dengan “cardiopulmonary endurance”.
• Koordinasi, adalah timing yang tepat dan urutan aktivasi otot yang tepat dengan
intensitas kontraksi otot yang tepat pula sehingga menghasilkan awal gerakan yang
efektif, tuntunan gerakan yang efektif dan derajat gerakan yang efektif pula ;
merupakan basis gerakan yang halus, akurat, efisien, dan terjadi pada level
kesadaran atau automatik.
9. ASPEK-ASPEK FUNGSI FISIK
• Fleksibilitas, adalah kemampuan untuk bergerak bebas tanpa adanya keterbatasan ;
biasanya istilah ini digunakan secara bergantian dengan mobilitas.
• Mobilitas, adalah kemampuan struktur atau segmen tubuh bergerak atau
digerakkan dalam lingkup gerak sendi yang normal untuk aktivitas fungsional
(fungsional LGS/ROM) ; mobilitas pasif bergantung pada ekstensibilitas jaringan
lunak (kontraktil dan nonkontraktil), sedangkan mobilitas aktif memerlukan
aktivasi neuromuskular.
• Performa otot, adalah kapasitas otot untuk menghasilkan tension dan melakukan
kerja fisik ; performa otot mencakup strength, power, dan muscle endurance.
10. ASPEK-ASPEK FUNGSI FISIK
• Neuromuskular kontrol, adalah interaksi sistem sensorik dan motorik yang
memungkinkan sinergis, agonis dan antagonis, serta sebagai stabiliser dan
netraliser untuk mengantisipasi atau merespon adanya informasi proprioseptif dan
kinesthetik, yang selanjutnya akan bekerja dalam urutan/rangkaian yang tepat
untuk menciptakan gerakan yang terkoordinasi.
• Kontrol postural, stabilitas postural, dan equilibrium ; digunakan secara bergantian
dengan balance statik atau dinamik.
• Stabilitas, adalah kemampuan sistem neuromuskular melalui aksi otot sinergis
untuk mempertahankan segmen tubuh proksimal atau distal dalam posisi menetap
atau untuk mengontrol dasar yang stabil selama gerakan yang beriringan ; stabilitas
sendi adalah pemeliharaan alignment kedua permukaan tulang pembentuk sendi
yang benar, dalam arti komponen pasif dan dinamik sendi
11. ASPEK-ASPEK FUNGSI FISIK
• Sistem tubuh yang mengontrol setiap aspek fungsi fisik akan bereaksi, beradaptasi,
dan berkembang sebagai akibat respon terhadap gaya dan stress fisik.
• Adanya gaya paksaan dan stress fisik yang berlebihan dapat menyebabkan cidera
akut seperti sprain dan fraktur, atau kondisi kronik seperti gangguan stress fisik
yang repetitif.
• Jika hilangnya gaya atau stress fisik yang terjadi pada tubuh juga dapat menyebab-
kan degenerasi, degradasi, atau deformitas.
12. TEKNIK-TEKNIK TERAPI LATIHAN
• Berdasarkan jenis gerakan terdiri atas 2 teknik terapi latihan yaitu :
• Active movement exercise : Active ROM exercise, Active Asisted ROM Exercise, Active
Stretching Exercise, Resistance Exercise, Contract Relax Stretching, Bobath, PNF, dan
lain-lain.
• Passive movement exercise : Passive ROM exercise, Passive Stretching Exercise.
• Prosedur terapi latihan mencakup beragam aktivitas, aksi gerak, dan teknik.
• Teknik latihan yang dipilih bersifat individual, berdasarkan pada determinasi terapis
terhadap penyebab terjadinya impairment (gangguan), functional limitation, atau
disability pasien.
13. TEKNIK-TEKNIK TERAPI LATIHAN
• Tipe intervensi terapi latihan berdasarkan aspek fungsi fisik mencakup
• Conditioning dan reconditioning aerobik
• Latihan-latihan performa otot : strength training, power training & endurance training
• Teknik stretching, mencakup prosedur pemanjangan otot dan teknik mobilisasi sendi
• Teknik kontrol neuromuskular, inhibisi, dan fasilitasi, serta training posture awareness
• Latihan kontrol postural, body mechanic, dan stabilisasi
• Latihan balance dan agility training
• Latihan relaksasi
• Latihan pernapasan (breathing exercise) dan ventilatory muscle training
• Task-spesific functional training.
14. EXERCISE SAFETY
• Keamanan pasien adalah terpenting, namun keamanan terapis juga harus
dipertimbangkan terutama ketika terapis kontak langsung dengan pasien dalam
aplikasi prosedur latihan atau teknik manual terapi.
• Berkaitan dengan tipe intervensi latihan dalam program latihan, keamanan (safety)
merupakan pertimbangan fundamental pada setiap aspek program latihan sehingga
dapat dilakukan secara bebas atau dibawah pengawasan terapis.
• Beberapa faktor dapat mempengaruhi keamanan pasien selama latihan :
• Riwayat kesehatan dan status kesehatan saat diterapi.
• Tenaga fisik pasien yang tidak wajar dapat berisiko terjadinya efek merugikan dari
latihan.
15. EXERCISE SAFETY
• Obat-obatan yang dapat mempengaruhi balance dan koordinasi selama latihan atau
respon kardiopulmonary terhadap latihan.
• Perlunya izin medis dari dokter.
• Lingkungan latihan, mencakup ruang yang cukup dan permukaan tumpuan yang tepat
sebagai prasyarat keamanan pasien.
• Peralatan latihan dalam kondisi operasional baik, harus cocok diaplikasikan dan
digunakan secara tepat.
• Akurasi pasien melakukan latihan, mencakup postur atau alignment tubuh yang tepat,
pelaksanaan pola gerakan yang benar, serta pemberian latihan dengan intensitas, speed,
dan durasi yang tepat.
• Informasi tentang tanda-tanda kelelahan, kaitannya dengan risiko terjadinya cidera, dan
pentingnya recovery setiap sesi latihan.
16. EXERCISE SAFETY
• Melakukan pengawasan terhadap program latihan pasien dengan memberikan instruksi
latihan yang efektif dan edukasi pasien.
• Keamanan terapis juga harus dipertimbangkan untuk menghindari cidera kaitan-
nya dengan pekerjaan :
• Selalu menggunakan prinsip body mechanic yang tepat ketika mengaplikasikan manual
resistance atau manual mobilisasi sendi.
• Selalu memproteksi sendi untuk meminimalkan risiko terjadinya cidera.
17. INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF FUNCTIONING, DISABILITY,
AND HEALTH (ICF)
• Dinamakan ICF karena lebih menekankan pada health dan functioning daripada
disability
• Secara keseluruhan, tujuan klasifikasi ICF ini adalah untuk memberikan bahasa
yang seragam dan standar serta kerangka untuk gambaran kesehatan dan kondisi
yang berhubungan dengan kesehatan.
• ICF merupakan sistem klasifikasi bukan alat pengukuran klinis.
• Domain ICF terdiri atas domain kesehatan dan domain yang berhubungan dengan
kesehatan.
• Berdasarkan domain tersebut terdapat 2 klasifikasi dasar ICF yaitu :
• Body functions and structures
• Activities and participation
18. INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF FUNCTIONING, DISABILITY,
AND HEALTH (ICF)
• ICF memiliki 2 bagian, dimana setiap bagian memiliki 2 komponen :
• Functioning and Disability :
• Body functions and structures
• Activities and Participation
• Contextual Factors
• Environmental Factors
• Personal Factors
• Istilah functioning merupakan payung istilah yang mencakup seluruh fungsi tubuh,
activities and participation
• Istilah disability merupakan payung istilah untuk impairments, activity limitations
atau participation restrictions.
19. INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF FUNCTIONING, DISABILITY,
AND HEALTH (ICF)
• ICF juga memuat faktor lingkungan dan faktor personal yang berinteraksi dengan
seluruh klasifikasi functioning di atas.
• Definisi Key ICF :
• Body functions adalah fungsi fisiologis dari sistem tubuh
• Body structures adalah bagian-bagian anatomis dari tubuh
• Impairments adalah berbagai problem yang menyerang body functions atau body structures
seperti adanya deviasi atau penurunan/hilang yang signifikan
• Activity adalah eksekusi dari suatu tugas (task) atau aksi
• Participation adalah keterlibatan dalam kehidupan sehari-hari
• Activity limitation adalah kesulitan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitasnya
• Participation restrictions adalah problem2 yang dialami dalam keterlibatan pada kehidupan
sehari-hari
20. INTERAKSI KOMPONEN2 ICF
Health Condition
(Disorder or Disease)
Body Functions
Body Structures
Activities Participation
Environmental
factors
Personal factors
21. ICF (International Classification of Functioning,
Disability and Health
Environment
FUNCTIONING
Person
DISEASE / DISORDER
ICD / ICPC
functions / anatomical
characteristics
(Impairments)
(limitations in)
activities
(restrictions in)
participation
external factors personal factors
22. INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF FUNCTIONING, DISABILITY,
AND HEALTH (ICF)
• Contoh pada kondisi sendi panggul ditemukan pada ICD adalah arthrosis sendi
panggul tetapi fisioterapis melihatnya dalam ICF sebagai hipomobile, apakah
hipomobile capsular pattern atau hipomobile non-capsular pattern.
• Didalam ICF, kata “hipomobile” tergolong kedalam impairment in function.
• Impairment in function berkaitan dengan gangguan mobilitas, strength, endurance,
power, fleksibilitas, koordinasi dll.
• Impairment in body structure berkaitan dengan ruptur tendon/ ligament, nyeri,
trigger point, taut band, kontraktur, dll.
23.
24.
25. MANAJEMEN TERAPI LATIHAN TERHADAP IMPAIRMENTS
• Impairments adalah konsekuensi atau dampak dari kondisi patologis, yaitu adanya
tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan abnormalitas dari level sistem tubuh,
level organ tubuh atau level jaringan tubuh.
• Impairments dapat didefinisikan sebagai munculnya perubahan anatomik, fisiologis,
atau psikologis ; atau abnormalitas struktural atau fungsi dari sistem tubuh
• Fisioterapis memberikan pelayanan terhadap pasien yang mengalami impairments
pada sistem muskuloskeletal, neuromuskular, cardiovaskular/pulmonary, dan
integument
• Terapi latihan didesain untuk mengoreksi, memperbaiki, atau menurunkan
impairments yang dialami oleh pasien, seperti penurunan ROM, penurunan
kekuatan otot, gangguan keseimbangan, menurunnya cardiopulmonary endurance.
26. MANAJEMEN TERAPI LATIHAN TERHADAP IMPAIRMENTS
• Beberapa impairments fisik yang dapat diobati dengan terapi latihan adalah :
• Impairment muskuloskeletal : nyeri, kelemahan otot, penurunan muscle endurance,
keterbatasan gerak, muscle spasm/muscle tight, hipermobile sendi, gangguan postur,
muscle imbalance.
• Impairment neuromuskular : nyeri, gangguan keseimbangan, gangguan stabilitas postural
atau kontrol postural, gangguan koordinasi atau faulty timing, gangguan perkembangan
motorik, tonus abnormal (hypotoni, hypertoni, atau dystonia), strategi gerakan
fungsional yang tidak efisien
• Impairment cardiovaskular/pulmonar : penurunan kapasitas aerobik, gangguan sirkulasi
(lymphatic, venous, dan arteri), nyeri saat aktivitas fisik yang terus menerus (intermitten
claudication)
• Impairment integument : skin hypomobile (adherent scarring)