2. Latihan
Latihan adalah Aktivitas fisik untuk
meningkatkan kesehatan tubuh, dan
mempertahankan kesehatan jasmani
Digunakan :
1. Sebagai terapi memperbaiki deformitas
2. Mengembalikan seluruh tubuh ke status
kesehatan maksimal.
3. Jika seseorang latihan maka akan
terjadi perubahan fisiologis dalam sistem
tubuh
3. PENGARUH LATIHAN
SISTEM KARDIOVASKULER :
1. Meningkatkan curah jantung
2. Memperbaiki kontraksi miokardial,
kemudian menguatkan otot jantung
3. Menurunkan tekanan darah istirahat
4. Memperbaiki aluran balik vena
4. SISTEM RESPIRATORI
Meningkatkan frek dan kedalaman
pernafasan diikuti oleh laju istirahat –
kembali lebih cepat
Meningkatkan ventilasi alveolar
Menurunkan kerja pernafasan
Meningkatkan pengembangan
diafragma
5. SISTEM METABOLIK
Meningkatkan laju metabolisme basal
Meningkatkan penggunaan glukosa dan
asam laktat
Meningkatkan pemecahan trigliserida
Meningkatkan motilitas lambung
Meningkatkan produksi panas tubuh
6. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Memperbaiki tonus otot
Meningkatkan mobilitas sendi
Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
Mungkin meningkatkan massa otot
Mengurangi kehilangan tulang
9. MACAM-MACAM LATIHAN
Latihan isotonik dan isometrik dilakukan untuk
melatih kekuatan dan ketahanan otot .
1. Latihan isotonik (dynamic exercise) :
rentang gerak (ROM: Range Of Motion)
secara aktif ataupun pasif.
2. Latihan isometrik (static exercise) :
meningkatkan curah jantung ringan dan
nadi
Latihan ROM dilakukan untuk mengurangi kekakuan
pada sendi dan kelemahan pada otot.
10. LATIHAN RENTANG GERAK
Klien yang mengalami keterbatasan
mobilisasi tidak mampu melakukan
beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri.
Salah satu intervensi keperawatan bagi
pasien yang mengalami keterbatas gerak
adalah latihan rentang gerak (ROM)
11. Jenis-jenis latihan ROM
Passive ROM (PROM)
Active ROM (AROM)
Active-Assistive ROM (A-AROM), adalah jenis
AROM yang mana bantuan diberikan melalui
gaya dari luar apakah secara manual atau
mekanik, karena otot penggerak primer
memerlukan bantuan untuk menyelesaikan
gerakan
12. Latihan ROM mempunyai
beberapa tujuan antara lain :
Mempertahankan atau meningkatkan
kekuatan dan kelenturan otot
Mempertahankan fungsi kardiorespirasi
Menjaga fleksibilitas dari masing-masing
persendian
Mencegah kontraktur/kekakuan pada
persendian.
Kemampuan toleransi aktivitas Klien perlu
diperhatikan dalam melakukan latihan ROM
13. Kategori Tingkat Kemampuan Aktivitas
Tingkat Aktivitas
/Mobilitas
Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawas orang
lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawas orang lain,
dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung&tidak dapat memerlukan
atau berpartisipasi dalam perawatan
14. SKALA PERSENTASE
KEKUATAN
NORMAL
KARAKTERISTIK
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot
dapat dipalpasi / dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan
3 50 Gerakan yg normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yg normal melawan
gravitasi & melawan tahanan
minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yg
normal melawan gravitasi dan
tahanan penuh.
15. Pengkajian intoleransi aktivitas terhadap
perubahan sistem kardiovaskuler, seperti:
Nadi dan tekanan darah
Gangguan sirkulasi perifer,
Adanya trombus
Serta perubahan tanda vital setelah
melakukan aktivitas atau perubahan
posisi.
16. Pengkajian intoleransi aktivitas yg
berhubungan dengan perubahan
pada sistem pernafasan, antara lain :
• suara nafas
• analisis gas darah
• gerakan dinding thorax
• adanya mukus
• batuk yg produktif diikuti panas dan nyeri
saat respirasi.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. WARNING .............
Latihan rentang gerak pasif harus segera
dilakukan pada saat kemampuan klien
menggerakan ekstremitas atau sendi
menghilang
Pergerakan dilakukan dengan perlahan
dan lembut dan tidak menyebabkan
nyeri
Setiap gerakan diulang 5 kali setiap
bagian
42.
43.
44.
45. POSISI FOWLER
Adalah posisi setengah duduk atau duduk.
Fungsinya untuk mempertahankan kenyamanan
& memfasilitasi fungsi pernafasan :
1. Posisi fowler rendah: 15-45⁰
2. Posisi fowler tinggi: 60-90⁰
3. Posisi semi fowler: 45-60⁰
47. b. Posisi Sim
Adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri.
Fungsinya untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat per anus (supositoria).
c. Posisi Trendelenburg
Adalah posisi berbaring di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
Fungsinya untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.
49. d. Posisi Dorsal Recumbent
Adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan
kedua lutut fleksi.
Fungsinya untuk merawat dan memeriksa genitalia
serta pada proses persalinan.
e. Posisi Lithotomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan
mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut.
Fungsinya untuk memasang alat KB, memeriksa
genitalia
51. f. Posisi Genu Pectoral
Adalah posisi pasien menungging dengan kedua
kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur.
Fungsinya untuk memeriksa daearah rectum dan
sigmoid
g. Posisi Prone
Adalah posisi telungkup dengan kepala
dipalingkan pada satu sisi
Fungsinya untuk kontraksi fleksi pada pinggul dan
lutut, meningkatkan drainage dari mulut.
52.
53. h. Posisi Lateral (Posisi Miring)
Adalah posisi pasien miring dengan disangga
bantal
Fungsinya mengurangi tekanan pada daerah
sakrum.
55. PROSEDUR
Berdiri di samping tempat tidur di sisi pinggul
pasien menghadap kearah kaki tempat tidur.
Lebarkan kaki dengan salah satu kaki di depan.
Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul,
lutut dan pergelangan kaki.
Letakkan salah satu tangan di bawah pinggul
pasien & tangan yang lainnya di bawah kedua
paha dekat dengan lutut
Angkat paha pasien secara perlahan-lahan
Putar kaki pasien kearah sampai kedua kaki
menyentai dari tempat tidur, sedangkan tangan
yang satunya memegang bahu yang satunya
Tetap pegang pasien sampai memperoleh
keseimbangan dan kenyamanan
59. PROSEDUR
Posisikan brankar dan pastikan dalam kondisi
terkunci
Tiga orang perawat menghadap ke tempat
tidur/pasien
Silangkan tangan pasien ke depan dada
Tekuk lutut, kemudian masukkan tangan ke bawah
tubuh pasien
Perawat pertama meletakkan tangan dibawah
leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien, sedangkan perawat ketiga
meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki
Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-
sama dan pindahkan ke brankar dengan irama
jalan teratur
Mengamankan posisi pasien
61. PROSEDUR
Posisikan kursi roda dan pastikan dalam kondisi
terkunci
Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur.
Regangkan kedua kaki & Fleksikan panggul dan lutut,
sejajarkan lutut dengan klien
Gapai melalui aksila pasien dan letakkan tangam di
skapula pasien
Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi,
pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga
tangan pada kursi untuk menyokong
Fleksikan panggul dan lutut saat menurunkan klien ke
kursi
Merapikan pasien