SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
- Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan.
- Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus
b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
- Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan
siku
c. Gerakan memutar pergelangan tangan :
- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam
telapak tangan pasien
- Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam
(telungkup)
d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan
tangan pasien
- Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah
e. Gerakan memutar ibu jari:
- Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya
memutar ibu jari tangan
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
- Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk dan
meluruskan jari-jari tangan

2. Latihan pasif anggota gerak bawah
A. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
- Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai
- Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus
a. Latihan I
- Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas
- Letakan kedua tangan diatas kepala
- Kembalikan tangan ke posisi semula
b. Latihan II
- Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat
- Kembalikan ke posisi semula
c. Latihan III
- Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas
- Kembalikan ke posisi semula
d. Latihan IV
- Tekuk siku yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat
- Luruskan siku kemudian angkat ketas
- Letakan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.
e. Latihan V
- Pegang pergelangan tangan yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat angkat
keatas dada
- Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar
f. Latihan VI
- Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan
- Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat
g. Latihan VII
- Letakan kaki yang seht dibawah yang kontraktur
- Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah
pergelangan kaki yang kontraktur
- Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan
pelan-pelan.
h. Latihan VIII
- Angkat kaki yang kontraktur mengunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm
- Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang
satunya lagi
- Kembali ke posisi semula dan ulang sekali lagi
i. Latihan IX
- Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur
dengan tangan Satu
- Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien
- Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya
- Kembali keposisi semula dan ulangi sekali lagi

ROM ( RANGE OF MOTION)
A. Pengertian
ROM Adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan
normal baik secara aktif ataupun pasif.
B. Tujuan
Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot. Mempertrahankan
fungsi jantung dan pernapasan Mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi

c.Jenis ROM
 ROM pasif
Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 % ROM aktif Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %
D. Jenis gerakan Fleksi Ekstensi Hiper ekstensi Rotasi Sirkumduksi Supinasi Pronasi Abduksi
Aduksi Oposisi
E. Sendi yang digerakan
1. ROM Aktif
Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif. 2.
ROM Pasif Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri. § Leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral)
§ Bahu tangan kanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, Rotasi bahu) § Siku tangan
kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi) § Pergelangan tangan
(fleksi/ekstensi/hiperekstensi,
abduksi/adduksi)
§
Jari-jari
tangan
(fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi) § Pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi,
abduksi/adduksi, rotasi internal/eksternal) § Pergelangan kaki (fleksi/ekstensi, Rotasi) § Jari
kaki (fleksi/ekstensi)
F. Indikasi § Stroke atau penurunan tingkat kesadaran § Kelemahan otot § Fase rehabilitasi
fisik § Klien dengan tirah baring lama
G. Kontra Indikasi § Trombus/emboli pada pembuluh darah § Kelainan sendi atau tulang §
Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
H. Atention § Monitor keadaan umum klien dan tanda-tanda vital sebelum dan setelah latihan §
Tanggap terhadap respon ketidak nyamanan klien § Ulangi gerakan sebanyak 3 kali

Definisi ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau
batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).

2.1.1

Klasifikasi latihan ROM, meliputi:
1. latihan ROM pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan
perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar,
pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2.latihan ROM aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan ototototnya secara aktif .
2.1.2 Tujuan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah ke lainan bentuk
2.1.2 Perinsip Dasar Latihan ROM
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3.Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian- bagian
yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.
2.1.4. Manfaat ROM
1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang
2.2. Post operatif fraktur femur
Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) yang mengatakan bahwa setelah3-4
hari pasien post operasi fraktur femur harus mampu meninggalkan tempat tidur jika pasien
terlalu selalu takut untuk melakukan mobilisasi maka proses penyembuhan akan lama jadi
untuk mengatasi hal ini peran perawat sangan di butuhkan agar pasien mau dan tidak menolak
untuk melakukan mobilisasi.
Mobilisasi dasar dapat di mulai melalui Bantu pasien melakukan rentang gerak sendi
(ROM pasif), minta pasien untuk melakukan rentang gerak sendi secara mandiri (ROM aktif),
dan Rentang gerak fungsional berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan. Pasien dapat berjalan mengunakan alat Bantu Pin, sekrup
dan batang yang di gunakan sebagai fiksasi interna di rancang untuk dapat mempertahankan
posisi tulang sampai terjadi penulangan. Alat-alat tersebut di rancang tidak untuk menahan
berat badan dan dapat melengkung, longgar, patah bilah mendapat beban stres.
2..2.1. ROM pasif post operasi fraktur femur
Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) perawat membantu pasien
pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dan menganti posisi akan
meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki
bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya
bekuan darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat klien
terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif
dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki membentuk
lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara bergantian pada kedua kaki klien,
lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi lutut scecara bergantian, mengangkat
kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari permukaan tempat tidur secara bergantian.
Menurut Suddarth & Brunner, (2002) latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek
imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang
di imobilisasilatihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu mempertahankan kelompok
otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh
yang tidak mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot.
2.2.2. ROM aktif post operasi fraktur femur
Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat menimbulkan
permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat menyebabkan proses radang
akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar sendi yang mengakibatkan
keterbatasan gerak sendi terdekat.
Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga
setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang di
perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali mempunyai
pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak
berani mengerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama
sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan
segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang peristaltik usus sehingga pasien
cepat platus, menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari
kontraktur sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan
dekubitus. Menurut Garrison, (2002) Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur
Sering kali di perlukan intervensi bedah ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari
ke 2-3 latihan aktif (ROM) yang di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada
hari ke 4 berjalanlah pada cara berjalan tiga titik dengankruk.
axilla pembantu berjalan standar dan kemudian penahan berat badan sesuai
toleransi.
2.2.3. Penelitian terkait
Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Astuti pada tahun 2006, setelah di lakuakan
ROM aktif pada pasien post operasi fraktur femur 1/3 medial dextra dengan pemasangan plate
dan screw. Setelah di lakukan 6 kali latihan didapatkan:
1) Nyeri berkurang dan tidak timbul nyeri
2 )Range of motion (ROM) panggul kanan aktifdan pasif, sedangkan untuk lutut
kanan aktif nilai kekuatan otot meningkat
3) Berkurangnya bengkak (oedema) dari nyeri ringan sampai tidak timbul nyeri
telah mengalami penurunan
4) Aktifitas fungsional telah meningkat dan dapat dievaluasi bahwa pasien dalam aktifitas
sehari-hari sudah dapat berjalan sendiri biarpun masih dengan bantuan alat yaitu kruk.
Dosen: waode nurwanti, S.kep
Makala: kdm

LATIHAN ROM AKTIF DAN PASIF

Di Susun Oleh :
SAMNIAH
SARMAN
RIZAL AMRULAH
SAIFUDIN
RAHMAN RAHIM
NURMAYANTI
RAHMATUL ILHAM

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
20I2/2OI3

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareYudha09
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointPutriPamungkas8
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturYanto Physio
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikumilove
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitassiakadurban
 
Fisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhFisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhAltius Paratte
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)rosellamarie
 
10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt
10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt
10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.pptbetrianikadek
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiYanto Physio
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Amalia Senja
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
Prosedur ROM
Prosedur ROMProsedur ROM
Prosedur ROM
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-pointDokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
Dokumen.tips kebutuhan eliminasi-power-point
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedik
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitas
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Makalah kebutuhan dasar manusia
Makalah kebutuhan dasar manusiaMakalah kebutuhan dasar manusia
Makalah kebutuhan dasar manusia
 
Fisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuhFisiologi cairan-tubuh
Fisiologi cairan-tubuh
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)
 
10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt
10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt
10.PRESENTASI DESIMINASI AKHIR ARJUNA 2019.ppt
 
Bebat n bidai
Bebat n bidaiBebat n bidai
Bebat n bidai
 
Woc hirschsprung
Woc hirschsprungWoc hirschsprung
Woc hirschsprung
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
 

Similar to Latihan pasif anggota gerak atas sam (20)

Definisi rom
Definisi romDefinisi rom
Definisi rom
 
stretching exercise
stretching exercisestretching exercise
stretching exercise
 
Materi ROM.docx
Materi ROM.docxMateri ROM.docx
Materi ROM.docx
 
Latihan ROM.pptx
Latihan ROM.pptxLatihan ROM.pptx
Latihan ROM.pptx
 
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Leaflet sarman
Leaflet sarmanLeaflet sarman
Leaflet sarman
 
ROM
ROMROM
ROM
 
Leaflet sarman
Leaflet sarmanLeaflet sarman
Leaflet sarman
 
Leaflet sarman
Leaflet sarmanLeaflet sarman
Leaflet sarman
 
1
11
1
 
Leaflet rom (2)
Leaflet rom (2)Leaflet rom (2)
Leaflet rom (2)
 
Leaflet rom
Leaflet romLeaflet rom
Leaflet rom
 
Leaflet rom
Leaflet romLeaflet rom
Leaflet rom
 
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
 
Range of motion (rom)
Range of motion (rom)Range of motion (rom)
Range of motion (rom)
 
ROM dan Transport pasien
ROM dan Transport pasienROM dan Transport pasien
ROM dan Transport pasien
 
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
 
Kelenturan
KelenturanKelenturan
Kelenturan
 
Yustinar leaflet
Yustinar leafletYustinar leaflet
Yustinar leaflet
 
Leaflet mobilisasi
Leaflet mobilisasi Leaflet mobilisasi
Leaflet mobilisasi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Latihan pasif anggota gerak atas sam

  • 1. 1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu : - Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan. - Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku : - Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku c. Gerakan memutar pergelangan tangan : - Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam telapak tangan pasien - Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup) d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan: - Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien - Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah e. Gerakan memutar ibu jari: - Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan - Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan 2. Latihan pasif anggota gerak bawah A. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha - Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai - Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus a. Latihan I - Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas - Letakan kedua tangan diatas kepala - Kembalikan tangan ke posisi semula b. Latihan II - Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yang sehat - Kembalikan ke posisi semula c. Latihan III - Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas - Kembalikan ke posisi semula d. Latihan IV - Tekuk siku yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat
  • 2. - Luruskan siku kemudian angkat ketas - Letakan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur. e. Latihan V - Pegang pergelangan tangan yang kontraktur mengunakan tangan yang sehat angkat keatas dada - Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar f. Latihan VI - Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan - Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat g. Latihan VII - Letakan kaki yang seht dibawah yang kontraktur - Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang kontraktur - Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan. h. Latihan VIII - Angkat kaki yang kontraktur mengunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm - Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi - Kembali ke posisi semula dan ulang sekali lagi i. Latihan IX - Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan tangan Satu - Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien - Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya - Kembali keposisi semula dan ulangi sekali lagi ROM ( RANGE OF MOTION) A. Pengertian ROM Adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. B. Tujuan Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot. Mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan Mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi c.Jenis ROM  ROM pasif Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 % ROM aktif Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %
  • 3. D. Jenis gerakan Fleksi Ekstensi Hiper ekstensi Rotasi Sirkumduksi Supinasi Pronasi Abduksi Aduksi Oposisi E. Sendi yang digerakan 1. ROM Aktif Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif. 2. ROM Pasif Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri. § Leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral) § Bahu tangan kanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, Rotasi bahu) § Siku tangan kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi) § Pergelangan tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi) § Jari-jari tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi) § Pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi internal/eksternal) § Pergelangan kaki (fleksi/ekstensi, Rotasi) § Jari kaki (fleksi/ekstensi) F. Indikasi § Stroke atau penurunan tingkat kesadaran § Kelemahan otot § Fase rehabilitasi fisik § Klien dengan tirah baring lama G. Kontra Indikasi § Trombus/emboli pada pembuluh darah § Kelainan sendi atau tulang § Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung) H. Atention § Monitor keadaan umum klien dan tanda-tanda vital sebelum dan setelah latihan § Tanggap terhadap respon ketidak nyamanan klien § Ulangi gerakan sebanyak 3 kali Definisi ROM Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008). 2.1.1 Klasifikasi latihan ROM, meliputi: 1. latihan ROM pasif Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
  • 4. kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. 2.latihan ROM aktif Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan ototototnya secara aktif . 2.1.2 Tujuan ROM 1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot 2. Memelihara mobilitas persendian 3. Merangsang sirkulasi darah 4. Mencegah ke lainan bentuk 2.1.2 Perinsip Dasar Latihan ROM 1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari 2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. 3.Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. 4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. 5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian- bagian yang di curigai mengalami proses penyakit. 6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan. 2.1.4. Manfaat ROM 1. Memperbaiki tonus otot 2. Meningkatkan mobilisasi sendi 3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan 4. Meningkatkan massa otot 5. Mengurangi kehilangan tulang 2.2. Post operatif fraktur femur Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) yang mengatakan bahwa setelah3-4 hari pasien post operasi fraktur femur harus mampu meninggalkan tempat tidur jika pasien terlalu selalu takut untuk melakukan mobilisasi maka proses penyembuhan akan lama jadi untuk mengatasi hal ini peran perawat sangan di butuhkan agar pasien mau dan tidak menolak untuk melakukan mobilisasi. Mobilisasi dasar dapat di mulai melalui Bantu pasien melakukan rentang gerak sendi (ROM pasif), minta pasien untuk melakukan rentang gerak sendi secara mandiri (ROM aktif), dan Rentang gerak fungsional berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan. Pasien dapat berjalan mengunakan alat Bantu Pin, sekrup dan batang yang di gunakan sebagai fiksasi interna di rancang untuk dapat mempertahankan
  • 5. posisi tulang sampai terjadi penulangan. Alat-alat tersebut di rancang tidak untuk menahan berat badan dan dapat melengkung, longgar, patah bilah mendapat beban stres. 2..2.1. ROM pasif post operasi fraktur femur Teori Oswari, (2000) dalam Saryono, dkk (2008) perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dan menganti posisi akan meningkatkan aliran darah ke ekstermitas sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki bagian bawah akan meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya bekuan darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat klien terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan ROM pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang, rotasikan kedua pergelangan kaki membentuk lingkaran penuh, lakukan dorsofleksi dan flantar fleksi secara bergantian pada kedua kaki klien, lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi lutut scecara bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari permukaan tempat tidur secara bergantian. Menurut Suddarth & Brunner, (2002) latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek imobilisasi pada pasien di lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang di imobilisasilatihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot. 2.2.2. ROM aktif post operasi fraktur femur Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot sekitar sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat. Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang di perlukan untuk pempercepat proses penyembuhan. Keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani mengerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena justru jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat merangsang peristaltik usus sehingga pasien cepat platus, menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari kontraktur sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan dekubitus. Menurut Garrison, (2002) Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan intervensi bedah ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3 latihan aktif (ROM) yang di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang normal, pada hari ke 4 berjalanlah pada cara berjalan tiga titik dengankruk. axilla pembantu berjalan standar dan kemudian penahan berat badan sesuai toleransi.
  • 6. 2.2.3. Penelitian terkait Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Astuti pada tahun 2006, setelah di lakuakan ROM aktif pada pasien post operasi fraktur femur 1/3 medial dextra dengan pemasangan plate dan screw. Setelah di lakukan 6 kali latihan didapatkan: 1) Nyeri berkurang dan tidak timbul nyeri 2 )Range of motion (ROM) panggul kanan aktifdan pasif, sedangkan untuk lutut kanan aktif nilai kekuatan otot meningkat 3) Berkurangnya bengkak (oedema) dari nyeri ringan sampai tidak timbul nyeri telah mengalami penurunan 4) Aktifitas fungsional telah meningkat dan dapat dievaluasi bahwa pasien dalam aktifitas sehari-hari sudah dapat berjalan sendiri biarpun masih dengan bantuan alat yaitu kruk.
  • 7. Dosen: waode nurwanti, S.kep Makala: kdm LATIHAN ROM AKTIF DAN PASIF Di Susun Oleh : SAMNIAH SARMAN RIZAL AMRULAH SAIFUDIN RAHMAN RAHIM NURMAYANTI RAHMATUL ILHAM AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 20I2/2OI3