PERAN DOKTER HEWAN DALAM IMPLEMENTASI PENATALAYANAN ANTIMIKROBA
1. PERAN DOKTER HEWAN DALAM
IMPLEMENTASI
PENATALAYANAN ANTIMIKROBA
1
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Ketua 2 Badan Pengurus
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
Webinar IVMA-FAVA-FAO: Strengthening Indonesian Veterinarian
Understanding on Antimicrobial Stewardship (AMS)
Kamis, 18 November 2020
World Antimicrobial
Awareness Week
(WAAW) 2020
2. Penatalayanan antimikroba (AMS)
▪ PENATALAYANAN ANTIMIKROBA (antimicrobial stewardships
/AMS) merujuk pada tindakan yang diambil dokter hewan secara
individual dan sebagai profesi untuk mempertahankan efektivitas
dan ketersediaan antimikroba melalui pengawasan yang teliti dan
pengambilan keputusan medis yang bertanggung jawab saat
menjaga kesehatan hewan, masyarakat, dan lingkungan.
▪ DOKTER HEWAN mempromosikan penggunaan antimikroba
yang bijak dan membantu mengamankan efektivitasnya baik
untuk kedokteran manusia dan hewan.
Sumber: American Veterinary Medical Association (AVMA).
3. 3
Antimikroba, AMU dan AMR
▪ ANTIMIKROBA adalah obat yang dirancang untuk membunuh atau
memperlambat pertumbuhan organisme tertentu, seperti bakteri,
jamur, virus dan parasit.
▪ PENGGUNAAN ANTIMIKROBA (antimicrobial use/AMU) adalah
pemberian obat yang menghambat atau menghancurkan bakteri,
virus atau jamur.
▪ RESISTENSI ANTIMIKROBA (antimicrobial resistance/AMR) adalah
peristiwa dimana bakteri, virus, jamur dan parasit berubah dari waktu
ke waktu dan tidak lagi merespon terhadap obat-obatan, membuat
infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran
penyakit, tingkat keparahan penyakit dan kematian.
4. 4
Kemunculan resistensi pada
kesehatan hewan
▪ Penggunaan antimikroba yang berlebihan dan tidak tepat telah
mengakibatkan seleksi populasi bakteri resisten, karena bakteri mencoba
menyesuaikan dan bertahan hidup dalam kondisi antimikroba yang tidak
menguntungkan.
▪ Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap peningkatan AMR adalah:
▫ Disparitas sosial-ekonomi bersamaan dengan masalah sanitasi di banyak
bagian dunia.
▫ Praktik peresepan dan dispensing yang buruk.
▫ Kurangnya jaringan surveilans resistensi antibiotik nasional.
▫ Pengendalian infeksi yang tidak memadai di banyak rumah sakit / fasilitas
hewan.
▫ Penggunaan antibiotik dalam pakan dan air dari hewan produksi.
Sumber: Eager H. The
Veterinary Antimicrobial
Stewardship.
5. 5
AMR pada Anjing & Kucing
▪ AMR adalah salah satu tantangan terbesar yang saat ini dihadapi
kedokteran hewan kecil (small animal) seperti kucing dan anjing.
▪ Selama dekade terakhir, berbagai bakteri resisten multidrug
(MDR) telah muncul dan menyebar di antara anjing dan kucing
secara mendunia.
▪ Organisme MDR utama yang menjadi perhatian saat ini adalah
methicillin-resistant Staphylococcus pseudintermedius (MRSP)
dan Escherichia coli producing extended-spectrum ß-lactamase
(ESBL).
Sumber: Guardabassi & Prescott. Antimicrobial Stewardship in
Small Animal Veterinary Practice: From Theory to Practice.
6. 6
Orang terinfeksi mikroba yang peka
terhadap pengembangan resistensi
▪ Tinjauan AMR
mengkalkulasi
bahwa bakteri
resisten sudah
membunuh lebih
dari 700.000 orang
di seluruh dunia.
▪ Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, penyakit-
penyakit bakteri lebih umum terjadi, termasuk karena sistim kesehatan
masyarakat tidak memadai, dan lebih mematikan ketika dibarengi
malnutrisi dan ko-infeksi, terutama dengan HIV, tersebar luas.
Sumber: OECD, WHO,
FAO and OIE 2017.
Infeksibakterialpertahun(juta)
7. 7
Hubungan yang kompleks antara penggunaan
antibiotik pada manusia, hewan dan lingkungan
▪ Patogen zoonotik yang
khas termasuk
Salmonella spp.,
Campylobacter spp. dan
shiga-toxin penghasil
strain E. coli.
▪ Banyak bakteri lain yang
diketahui menyebar dari
hewan ke manusia
termasuk strain E. coli
lainnya, Yersinia
enterocolitica dan
enterococci.
Lingkungan
Kontak
langsung
8. 8
Penatalayanan yang baik
▪ CARA-CARA PENATALAYANAN YANG BAIK
(Good Stewardship Practices/GSP) adalah proses
perbaikan berkelanjutan yang aktif dan dinamis
dalam penggunaan antimikroba dan merupakan
etika yang diterapkan oleh semua orang yang terlibat
dalam penggunaan antimikroba oleh:
▫ dokter hewan praktek
▫ tenaga diagnostik laboratorium
▫ pemilik hewan
▫ regulator obat, dan
▫ perusahaan farmaseutikal.
9. 9
Peran dokter hewan
▪ Dokter hewan memainkan peranan
integral di 3 (tiga) bidang yang
menyangkut antimikroba yaitu:
SURVEILANS, PENATALAYANAN
dan INOVASI.
▪ Penatalayanan antimikroba (AMS)
merupakan tanggung jawab utama
profesi dokter hewan.
10. 10
Rencana Aksi Nasional (RAN)
▪ Pengembangan Rencana Aksi Nasional
(National Action Plan) mengenai AMR
adalah langkah pertama yang esensial bagi
suatu negara untuk merespon secara efektif
dalam memerangi AMR.
▪ Rencana harus dikembangkan sebagai
bagian dari upaya lintas sektoral di bawah
kerangka ‘One Health’, yang mengakui
bahwa kesehatan manusia, hewan dan
ekosistem saling terkait.
Sumber: OECD, WHO, FAO and OIE 2017.
2020-2024
11. 11
Surveilans AMR
▪ Setiap negara harus melakukan:
▫ investasi dalam sistim surveilans nasional yang kuat di
sektor manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan;
▫ Analisis terpadu data yang dihasilkan dari berbagai sektor
untuk menginformasikan kebijakan nasional menahan laju
AMR menggunakan pendekatan ‘One Health’; dan
▫ Mengumpan data yang dihasilkan ke dalam Global
Antimicrobial Surveillance System (GLASS) dan database
OIE tentang penggunaan antimikroba pada hewan.
Sumber: OECD, WHO, FAO and OIE 2017. Tackling Antimicrobial Resistance Ensuring Sustainable R&D.
12. 12
5R prinsip AMS (1-2)
1. RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB) - Penggunaan antimikroba yang
tepat adalah tanggung jawab bersama antara dokter hewan yang
meresepkan, yang menerima tanggung jawab atas keputusan menggunakan
agen antimikroba, dan produsen ternak atau pemilik hewan peliharaan, yang
bertanggung jawab untuk mengikuti semua petunjuk penggunaan dan
mengimplementasikan perubahan manajemen terkait.
2. REDUCTION (REDUKSI) - Sedapat mungkin, cara mengurangi penggunaan
antimikroba harus diimplementasikan. Tindakan pengendalian dan
pencegahan infeksi menjadi dasar kesehatan dan kesejahteraan hewan dan
didukung oleh higiene yang teliti, nutrisi yang cermat, biosekuriti, vaksinasi,
dan ahli budidaya ternak, yang jika dikombinasikan untuk memastikan insiden
penyakit menular (dan kebutuhan antimikroba) dapat diminimalkan.
13. 13
5R prinsip AMS (3-5)
3. REFINEMENT (PERBAIKAN) - Penggunaan yang diperbaiki berarti diagnosis
yang tepat, obat yang tepat, pada waktu yang tepat, pada dosis yang tepat,
rute yang tepat, dan untuk jangka waktu yang tepat. Informasi tentang setiap
penggunaan agen antimikroba harus dicatat sehingga total penggunaan
dapat dievaluasi dan penggunaan di masa depan disempurnakan.
4. REPLACEMENT (PENGGANTIAN) - Penggunaan antimikroba harus diganti
setiap kali bukti yang tersedia mendukung efikasi dan keamanan dari suatu
alternatif.
5. REVIEW (PENINJAUAN) - Inisiatif penatalayanan antimikroba harus ditinjau
secara teratur dan proses perbaikan berkelanjutan diadopsi untuk
mengevaluasi kepatuhan terhadap inisiatif dan memastikan bahwa praktik
penggunaan antimikroba mencerminkan praktik kontemporer yang terbaik.
14. 14
AMS untuk dokter hewan
▪ Kewajiban dokter hewan meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
▫ Pencegahan dan pengendalian penyakit
▫ Bukti diinformasikan / Berdasarkan diagnosis penyakit
▫ Meresepkan pengobatan untuk penyakit
▫ Tindak lanjut pengobatan
▫ Dispensing farmaseutikal
▫ Membuat dan memelihara catatan/dokumen
Sumber: Canadian Veterinary Medical Association
15. 15
Peresepan yang tidak tepat?
▪ Tidak ada infeksi bakteri atau indikasi untuk profilaksis.
▪ Pelanggaran terhadap salah satu “D” berikut ini:
▫ The right Dose (dosis yang benar)
▫ The right Drug (obat yang benar)
▫ The best route of Delivery (rute pemberian yang paling baik)
▫ Attention to De-escalation (perhatian terhadap de-eskalasi)
▫ The appropriate Duration of administration (durasi pemberian
yang tepat)
Sumber: Bender J. Antibiotic Stewardship for Companion Animal Practice.
16. 16
Penggunaan agen antimikroba yang
bertanggung jawab dan bijak
▪ OIE Terrestrial Animal Code Chapter 6.10 (2019) berkaitan dengan
“Penggunaan agen antimikrobial yang bertanggung jawab dan bijak
dalam kedokteran hewan” dan menyediakan panduan dengan tujuan
melindungi kesehatan baik hewan dan manusia serta lingkungan.
▪ Dalam Chapter 6.9 didefinisikan tanggung jawab dari Otoritas
Kompeten dan pemangku kepentingan seperti: dokter hewan, industri
farmasi veteriner, produsen pakan ternak, distributor dan produsen
makanan asal hewan yang terlibat dalam otorisasi, produksi, kontrol,
importasi, eksportasi, distribusi dan penggunaan produk obat hewan
(veterinary medicinal products/VMP) yang mengandung agen
antimikroba.
17. 17
Definisi Peresepan
▪ Seorang dokter hewan memiliki tanggung jawab profesional untuk
melakukan kegiatan praktik ketika mengarahkan penggunaan
semua produk antimikroba terlepas dari klasifikasi obat hewan atau
rute pemberian.
▪ PERESEPAN adalah perintah berbasis bukti atau informasi oleh
dokter hewan yang mengarahkan bahwa bagi pasien hewan atau
kelompok hewan tertentu, harus diberikan obat yang ditentukan,
melalui rute pemberian yang sesuai, dalam dosis yang ditentukan
untuk waktu yang terbatas dalam upaya untuk mengobati atau
mencegah penyakit yang diidentifikasi.
Sumber: Canadian Veterinary Medical Association
18. 18
Definisi dispensing
▪ DISPENSING adalah tindakan mensuplai obat-
obat yang diresepkan untuk tujuan tertentu dari
seorang dokter hewan terdaftar, untuk hewan
atau kelompok hewan tertentu.
▪ Dispensing adalah kegiatan yang terpisah dan
berbeda dari menerbitkan resep.
▪ Tindakan peresepan dan dispensing umumnya
dilakukan sebagai kegiatan terpadu dalam
praktik kedokteran hewan.
Sumber: Canadian Veterinary Medical Association
20. 20
Hanya gunakan antimikroba
yang diresepkan oleh
dokter hewan
Hanya gunakan jika
diperlukan, antimikroba tidak
menyembuhkan setiap infeksi
Hanya gunakan antimikroba
jika dikaitkan dengan praktik
kesehatan hewan yang baik
Hanya gunakan dosis dan ikuti
lama pengobatan dan waktu henti
obat seperti yang ditentukan
Hanya dapatkan
antimikroba dari sumber
dan ritel yang disetujui
1
2
1
3
4
5
21. 21
OIE List of Antimicrobial
Agents of Veterinary
Importance
Daftar OIE Agen Antimikroba Menurut
Kepentingan Veteriner
22. 22
Latar belakang
▪ Dua Workshop FAO/OIE/WHO Expert tentang Penggunaan
Antimikroba Non-Manusia dan Resistensi Antimikroba yang
diadakan pada tahun 2003 dan 2004.
▪ Rekomendasi bahwa kelas antimikroba yang “sangat penting”
(critically important) untuk obat-obatan manusia dan veteriner perlu
didefinisikan dan diidentifikasi masing-masing oleh WHO dan OIE.
▪ Semua agen antimikroba digunakan oleh hewan penghasil pangan
(food-producing animals).
▪ Final diadopsi pada bulan Mei 2007 oleh World Assembly of
Delegates (Resolution No. XXVII) selama “OIE General Session”.
23. 23
Tujuan dari OIE List
▪ Tujuan dari OIE List:
▫ untuk menjaga efikasi dan ketersediaan
Agen Antimikroba Veteriner yang
jumlahnya sedikit untuk penyakit atau
dimana tidak ada alternatif antimikroba.
▪ Daftar ini dimaksudkan untuk membantu
dokter hewan dalam pilihan teurapeutik
mereka.
24. 24
Kriteria untuk kategorisasi
▪ Kriteria 1 – Tingkat respon terhadap kuesioner mengenai
“Veterinary Critically Important Antimicrobial Agents”: kriteria
terpenuhi ketika sebagian besar responden (lebih dari 50%)
megindentifikasi pentingnya kelas antimikroba dalam respon
mereka terhadap kuesioner.
▪ Kriteria 2 – Pengobatan penyakit hewan serius dan ketersediaan
agen antimikroba alternatif: kriteria terpenuhi ketika senyawa
dalam kelas antimikroba diidentifikasi sebagai esensial terhadap
infeksi tertentu dan kurangnya alternatif terapeutik yang cukup.
25. 25
▪ Veterinary Critically Important
Antimicrobial Agents (VCIA): yang
memenuhi BAIK kriteria 1 DAN 2
▪ Veterinary Highly Important
Antimicrobial Agents (VHIA): yang
memenuhi kriteria 1 ATAU 2
▪ Veterinary Important Antimicrobial
Agents (VIA): yang TIDAK memenuhi
kriteria 1 ATAU 2
3 kriteria OIE List
26. 26
Rekomendasi untuk dokter hewan
▪ Untuk sejumlah Agen Antimikroba yang tidak ada atau sedikit alternatif
untuk pengobatan penyakit pada spesies target, maka dalam konteks
ini, perhatian khusus diberikan pada VCIA dan VHIA.
▪ Di antara VCIA, beberapa Agen Antimikroba juga dianggap penting
untuk kesehatan manusia dan hewan (seperti generasi ke tiga dan ke
empat Sefalosporin, dan Fluorokuinolon).
▪ Kelas antimikroba/subkelas yang hanya digunakan pada kedokteran
manusia tidak termasuk dalam OIE List. Menyadari perlunya
melestarikan efektivitas Agen Antimikroba pada kedokteran manusia,
pertimbangan yang cermat harus diberikan mengenai potensi
penggunaannya (termasuk penggunaan extra-label / off-label) /
otorisasi pada hewan.
27. 27
Rekomendasi untuk dokter hewan
▪ Untuk VCIA:
▫ Tidak digunakan sebagai tindakan pencegahan dalam pakan
atau air atau pada keadaan tanpa gejala klinis.
▫ Tidak digunakan sebagai baris pertama (first line), kecuali
telah dijustifikasi dan setelah uji bakteriologis.
▫ Extra label / off label terbatas dan dipertahankan sebagai
contoh dimana tidak tersedia alternatif lain.
28. 28
Penggunaan antibiotik yang tepat
▪ Mikrobiologi harus sedapat mungkin memandu terapi.
▪ Indikasi harus berdasarkan bukti dan mencakup penyebab bakteri
dalam kebanyakan kasus.
▪ Persempit sedapat mungkin spektrum antibiotik yang digunakan.
▪ Penetapan dosis sesuai dengan spesies, tempat dan jenis infeksi
(label tidak selalu akurat).
▪ Minimalkan durasi terapi.
▪ Pastikan mono terapi sedapat mungkin (satu obat lebih baik
daripada kombinasi obat).
29. 29
Penutup
▪ Tujuan utama dari penatalayanan antimikroba adalah mengoptimalkan
hasil klinis sekaligus juga meminimalkan konsekuensi yang tidak
diinginkan dari penggunaan antimikroba, termasuk munculnya
resistensi.
▪ Implementasi penatalayanan antimikroba oleh dokter hewan akan
memperbaiki cara peresepan dan dispensing antibiotik, mematuhi
pedoman penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak, serta
penetapan pilihan teurapetik yang tepat mengikuti prinsip-prinsip
kriteria OIE.
▪ Dokter hewan berperan penting dalam penatalayanan antimikroba
dengan mengikuti prinsip 5R (Responsibility, Reduction, Refinement,
Replacement dan Review).