SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN
UJI PENGHAMBATAN MAKAN (ANTIFEEDANT) EKSTRAK
BIJI MAHONI Swietenia mahogani TERHADAP LARVA
Spodoptera litura
(PTN 306)
PRAKTIKUM V :
KELOMPOK 5
(Kelas Paralel 2)
1. Ricko Baharudin A24130046
2. Ulfah Fahriani A34120004
3. M. Yusuf Al Anshori A34120028
4. Ilmi Hamidi A34120059
5. Nurul Farida Efriani A34120091
Dosen :
Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama oleh hama ulat
daun merupakan salah satu faktor pembatas produksi pertanian. Ulat grayak
Spodoptera litura merupakan salah satu jenis hama terpenting yang menyerang
tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. Hama ini sering mengakibatkan
penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan
buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera
diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis. Ulat tersebut
aktif pada malam hari dan menyerang tanaman secara berkelompok dengan koloni
yang banyak, dalam satu koloni ulat ini bisa terdapat 300 ulat ( Soenandar 2010).
Pengendalian terhadap ulat grayak pada tingkat petani pada umumnya masih
menggunakan insektisida yang berasal dari senyawa kimia sintesis yang dapat
merusak organisme non target, resistensi hama, resurgensi hama dan
menimbulkan efek residu pada tanaman dan lingkungan. Untuk meminimalkan
penggunaan insektisida perlu dicari pengendalian pengganti yang efektif dan
aman terhadap lingkungan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menggunakan biopestisida.
Biopestisida dapat diartikan semua bahan hayati, baik berupa tanaman,
hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama
dan penyakit pada tanaman. Penggunanya memberikan banyak manfaat. Selain
efektif mengendalikan hama dan penyakit, ternyata terbukti dapat meningkatkan
hasil panen. Penggunaan Biopestisida pun umumnya lebih efektif pada dosis
rendah dan cepat terurai sehingga pemaparannya lebih rendah dan terhindar dari
masalah pencemaran. Lain hanya pestisida kimia yang sering kali menimbulkan
dampak residu (Tombe 2008).
Insektisida dari tanaman Meliaceae umumnya bersifat racun yang bekerja
lambat serta memiliki efek penghambat makan dan menghambat perkembangan
(Prijono 1998). Penelitian Genus Swietenia (mahoni) sekarang ini semakin
berkembang. Dadang dan Ohsawa (2000) melaporkan ekstrak biji S. mahagoni
pada konsentrasi 5% dapat memberi penghambatan makan 100% larva
P.xylostella. Menurut Prijono (1998) ekstrak biji mahoni pada konsentrasi 0.25%
dapat menyebabkan kematian larva C. pavonana 10.4% pada instar 2 dan 43.7 %
pada instar 2-3 dengan residu pada daun brokoli yang dipaparkan selana dua hari.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015 di
Laboratorium Pendidikan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah cawan petri, pinset, mortar, pistil, gunting,
dan label. Bahan yang diperlukan adalah biji mahoni (Swietenia mahagoni)
dengan konsentrasi masing-masing 0.5%; 0.4%; 0.3%; 0.2%; 0.1%; 0.05%;
kontrol, daun talas, kertas buram, akuades, metanol 1%, Tween 80 0.2%, dan
larva Spodoptera litura.
Metode Choice
Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian
diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 4 daun talas,
masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi 0.5% dibuat dengan
cara menggerus 0.5 g biji mahoni di dalam mortar menggunakan pistil, lalu
ditambahkan 1 ml metanol, 0.2 ml Tween 80, dan akuades. Dua daun talas
dicelupkan ke larutan tersebut, dua daun talas lainnya dicelupkan ke larutan
kontrol, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Kemudian daun-daun
tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura
dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali
ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera
litura dihitung setelah 24 jam.
Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan
(antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode
choice adalah :
Lk : Luas permukaan daun kontrol
Lp : Luas permukaan daun perlakuan
AF : Tingkat Antifeedant (%)
Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan Two-Way
(dua faktor). Faktor pertama yang diamati adalah FK (faktor kontrol tanpa
pestisida) dan FP (faktor perlakuan dengan pestisida). Kemudian, hasil analisisnya
diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor kontrol dan
faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva
Spodoptera litura pada taraf nyata 5%.
Metode No-Choice
Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian
diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 2 daun talas,
masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi yang dibuat sama
dengan metode choice, yang berbeda hanya pada perlakuannya yaitu satu cawan
petri untuk satu konsentrasi larutan. Kedua daun talas dicelupkan ke larutan yang
akan diujikan, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Daun-daun
tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura
dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali
ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera
litura dihitung setelah 24 jam.
Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan
(antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode
no-choice adalah :
Lk : Luas permukaan daun kontrol
Lp : Luas permukaan daun perlakuan
AF : Tingkat Antifeedant (%)
Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan One-Way
(satu faktor). Faktor yang diamati adalah faktor perlakuan dengan pestisida.
Kemudian, hasil analisisnya diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan
bahwa faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan
oleh larva Spodoptera litura pada taraf nyata 5%. Nilai P lebik kecil dari 0.05
menunjukkan bahwa faktor perlakuan pestisida berpengaruh terhadap luasan daun
yang dimakan oleh larva S. litura pada taraf 5%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Luas daun yang dimakan oleh larva menggunakan metode choice
Tabel 2 Luas daun yang dimakan oleh larva menggunakan metode no choice
Perlakuan Ulangan Persentase Daun Yang
Dimakan (%)
Luas Daun Yang Dimakan
(cm2
)
1 2 1 2
0.5 1 7 5 1.12 0.8
2 5 5 0.8 0.8
3 1 15 0.16 2.4
4 7.5 5 1.2 0.8
5 5 10 0.8 1.6
Rata-rata 1.048
0.4 1 25 15 4 2.4
2 5 25 0.8 4
3 20 15 3.2 2.4
4 30 50 4.8 8
5 10 12 1.6 1.92
Rata-rata 3.312
0.3 1 5 0 0.8 0
2 20 20 3.2 3.2
3 5 5 0.8 0.8
4 5 0 0.8 0
5 10 5 1.6 0.8
Rata-rata 1.2
0.2 1 10 5 1.6 0.8
2 20 15 3.2 2.4
3 5 25 0.8 4
4 5 20 0.8 3.2
5 5 8 0.8 1.28
Rata-rata 1.89
0.1 1 15 10 2.4 1.6
2 5 5 0.8 0.8
3 40 10 6.4 1.6
4 10 5 1.6 0.8
5 20 1 3.2 0.16
Rata-rata 1.936
0.05 1 5 5 0.8 0.8
2 7 5 1.12 0.8
3 10 5 1.6 0.8
4 5 2 0.8 0.32
5 0 5 0 0.8
Rata-rata 0.789
Kontrol 1 15 20 2.4 3.2
2 13 40 2.08 6.4
Jumlah
Perlakuan
Ulangan Persentase Daun Yang
Dimakan (%)
Luas Daun Yang Dimakan
(cm2
)
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan
1 2 1 2 1 2 1 2
0.5 1 5 5 7 0 0.8 0.8 1.12 0
2 7 5 1 1 1.12 0.8 0.16 0.16
3 10 17 0 0 1.6 2.72 0 0
4 5 7 2 1 0.8 1.12 0 0.16
5 7 7 0 0 1.12 1.12 0 0
Rata-rata 1.20 0.16
0.4 1 8 10 0 5 1.28 1.6 0 0.8
2 25 0 15 5 4 0 2.4 0.8
3 5 15 0 3 0.8 2.4 0 0.48
4 75 20 0 0 12 3.2 0 0
5 25 0 8 5 4 0 0 0.8
Rata-rata 2.93 0.53
0.3 1 15 10 1 0 2.4 1.6 0.16 0
2 20 15 0 0 3.2 2.4 0 0
3 15 10 0 0 2.4 1.6 0 0
4 10 15 0 0 1.6 2.4 0 0
5 5 5 0 0 0.8 0.8 0 0
Rata-rata 1.92 0.016
0.2 1 20 5 5 4 3.2 0.8 0.8 0.64
2 10 10 0 0 1.6 1.6 0 0
3 5 10 0 0 0.8 1.6 0 0
4 5 15 0 0 0.8 2.4 0 0
5 30 5 0 0 4.8 0.8 0 0
Rata-rata 1.84 0.144
0.1 1 20 30 4 0 3.2 4.8 0.64 0
2 10 17 0 0 1.6 2.72 0 0
3 20 15 0 0 3.2 2.4 0 0
4 17 0 0 0 2.72 0 0 0
5 7 0 0 0 1.12 0 0 0
Rata-rata 2.176 0.064
0.05 1 10 15 0 5 1.6 2.4 0 0.8
2 5 15 0 0 0.8 2.4 0 0
3 5 10 0 0 0.8 1.6 0 0
4 20 5 10 0 3.2 0.8 1.6 0
5 10 10 0 0 1.6 1.6 0 0
Rata-rata 1.68 0.24
3 10 10 1.6 1.6
4 10 40 1.6 6.4
5 75 80 12 12.8
Rata-rata 5.008
Tabel 3 Antifeedant pada luasan daun metode choice dan no choice
Metode
Antifeedant
0.05 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Choice 75% 94.29% 85.48% 91.54% 69.36
%
76.47
%
No choice 84.24% 61% 62.26% 76.03% 33.86
%
79.07
%
Pembahasan
Tingkat penghambatan makan (antifeedant) untuk metode choice pada
taraf konsentrasi pestisida 0.05% 0.1% 0.2% 0.3% 0.4% 0.5% berturut-turut
adalah 75%, 94.29%, 85.48%, 91.54%, 69.36%, dan 76.47%. Tingkat
penghambatan makan untuk metode no choice berturut-turut adalah 84.24%, 61%,
62.26%, 76.03%, 33.86%, dan 79.07%.
Tingkat penghambatan makan no choice seharusnya lebih tinggi daripada
tingkat penghambatan makan choice. Larva ulat cenderung dapat memilih daun
yang terkena pestisida dan daun yang bebas dari pestisida. Daun yang bebas
pestisida tentunya akan lebih banyak dimakan oleh larva. Tingkat penghambatan
makan oleh daun yang terkena pestisida lebih tinggi daripada daun yang bebas
pestisida (Dadang dan Ohsawa 2000). Namun, tingkat penghambatan makan
untuk metode no choice pada konsentrasi 0.1, 0.2, 0.3, dan 0.4 lebih kecil
daripada tingkat penghambatan choice. Bahkan tingkat penghambatan makan
pada metode no choice dengan konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4% sangat kecil
bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain. Asumsi bahwa terjadi kesalahan
pengamatan dalam hal memperkirakan luasan daun yang termakan oleh larva pada
konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4%.
, pada konsentrasi 2%, ekstrak neemba dapat menghambat perilaku S.
litura sebesar 100%. S. litura lebih memilih daun yang tidak dicelupkan ke dalam
ekstrak neemba dibandingkan dengan daun yang tidak dicelupkan ke dalam
ekstrak neemba (kontrol). Daun pada kontrol dimakan oleh S. litura sedangkan
daun dengan perlakuan sama sekali tidak termakan. Konsentrasi ekstrak yang
memiliki tingkat penghambatan terbesar adalah 2%, kemudian 6%, 4%, 8% dan
10%. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, ekstrak neemba dengan berbagai
kosentrasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan makan
S. litura karena konsentrasi tidak berpengaruh terhadap hasil akhir data.
DAFTAR PUSTAKA
Soenandar M. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. Jakarta(ID):
Agromedia Pustaka.
Tombe. 2008. Pemanfaatan Pestisida Nabati Dan Agensia Hayati Untuk
Pengendalian Penyakit Busuk Jamur Akar Putih Pada Jambu Mete. Littro.
19(1)68 – 77.
Prijono D. 1998. Insecticidal activity of meliaceous seed extract againt cabbage
head caterpillar, Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Bul
HPT 10 (1): 1-6.
Dadang, Ohsawa K. 2000. Penghambatan aktivitas makan larva Plutella
xylostella
L. (Lepidoptera:Yponomeutidae) yang diperlakukan ektrak biji Swietenia
mahogani Jacq (Meliaceae). Bul HPT 12: 27-32.
LAMPIRAN
CHOICE
————— 23/03/2015 7:07:35 ————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Two-way ANOVA: %daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 5 296,23 59,25 1,75 0,141
percobaan 1 1717,35 1717,35 50,72 0,000
Interaction 5 130,00 26,00 0,77 0,577
Error 48 1625,10 33,86
Total 59 3768,68
S = 5,819 R-Sq = 56,88% R-Sq(adj) = 47,00%
Two-way ANOVA: luas daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 5 25,428 5,086 1,37 0,252
percobaan 1 181,935 181,935 49,07 0,000
Interaction 5 11,563 2,313 0,62 0,682
Error 48 177,981 3,708
Total 59 396,907
S = 1,926 R-Sq = 55,16% R-Sq(adj) = 44,88%
Keterangan:
Dosis pestisida: 0,5 dst
Percobaan: kontrol dan dgn perlakuan
%daun dimakan : dirata-rata
luas daun dimakan: dijumlah
NO CHOICE
One-way ANOVA: %daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 1 6 2659 443 3,17 0,017
Error 28 3916 140
Total 34 6574
S = 11,83 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%
Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
Level N Mean StDev ----+---------+---------+---------+-----
P0,05 5 4,90 1,98 (------*------)
P0,1 5 12,10 7,76 (------*------)
P0,2 5 11,80 4,74 (------*------)
P0,3 5 7,50 7,29 (------*------)
P0,4 5 20,70 11,29 (------*------)
P0,5 5 6,55 1,20 (------*-------)
PK 5 31,30 26,65 (------*------)
----+---------+---------+---------+-----
0 15 30 45
Pooled StDev = 11,83
One-way ANOVA: luas daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 1 6 272,3 45,4 3,17 0,017
Error 28 401,0 14,3
Total 34 673,2
S = 3,784 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%
Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
Level N Mean StDev -----+---------+---------+---------+----
P0,05 5 1,568 0,634 (--------*--------)
P0,1 5 3,872 2,482 (--------*-------)
P0,2 5 3,776 1,516 (-------*--------)
P0,3 5 2,400 2,332 (--------*--------)
P0,4 5 6,624 3,613 (--------*-------)
P0,5 5 2,096 0,385 (-------*--------)
PK 5 10,016 8,529 (--------*--------)
-----+---------+---------+---------+----
0,0 4,0 8,0 12,0
Pooled StDev = 3,784
Keterangan:
Dosis pestisida 1= 0,5 dst
%daun dimakan: dirata-rata
luas daun dimakan: dijumlah
Laporan pesti 5

More Related Content

What's hot

Laporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesLaporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesAlmiraJasmin2
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)inkeilham
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi LingkunganRukmana Suharta
 
Laporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologiLaporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologiasriantiii
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasidinmaul
 
4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakauxie_yeuw_jack
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikFarida Lukmi
 
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakarPengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakarYabniel Lit Jingga
 
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaKti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaLee Hye
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasimartha_chan
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...Repository Ipb
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENdiana novitasari
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminariyudhi18
 

What's hot (17)

Laporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesLaporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioproses
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Laporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologiLaporan praktikum mikrobiologi
Laporan praktikum mikrobiologi
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakarPengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
Pengaruh pemberian daun kamboja terhadap penyembuhan luka bakar
 
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepayaKti ekstrak etanol dari biji pepaya
Kti ekstrak etanol dari biji pepaya
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Daun kemuning
Daun kemuningDaun kemuning
Daun kemuning
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus...
 
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGENPEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
PEMBUATAN SUSPENSI JAMUR ENTOMOPATOGEN
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 

Similar to Laporan pesti 5

Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Irt Elims
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optAndrew Hutabarat
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahfahmiganteng
 
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutans
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutansUji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutans
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutansErina Fatmala
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...Repository Ipb
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...Repository Ipb
 
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...Repository Ipb
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...MarcelinoNovianto
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
 
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdfAlazizSetiawan1
 
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdfdewioktavianti4
 
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...Repository Ipb
 
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeniOperator Warnet Vast Raha
 
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeniOperator Warnet Vast Raha
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiDian Lestari
 
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdfazhari80
 

Similar to Laporan pesti 5 (20)

Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
 
Trepium Sertik
Trepium SertikTrepium Sertik
Trepium Sertik
 
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian optI1.11.sesi 9 pengendalian opt
I1.11.sesi 9 pengendalian opt
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
 
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutans
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutansUji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutans
Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutans
 
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
INDUKSI MUTASI MELALUI PENGGANDAAN KROMOSOM NILAM VARIETAS SIDIKALANG (Pogost...
 
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
PERBANYAKAN IN VITRO dan INDUKSI AKUMULASI ALKALOID pada TANAMAN JERUJU (Hydr...
 
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
INDUKSI PROLIFERASI TUNAS IN VITRO Mentha piperita MELALUI PENAMBAHAN BAP DAN...
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
 
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
25.+Artikel+755_Production+625-632 (4).pdf
 
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
 
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
 
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
 
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
25. kajian-penggunaan-cairan-biji-mahoni-sitti-nuraeni
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
 
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
 

More from Nurul Farida Efriani (9)

Sejarah perkembangan internet versi doc 93
Sejarah perkembangan internet versi doc 93Sejarah perkembangan internet versi doc 93
Sejarah perkembangan internet versi doc 93
 
Ppt golden rice
Ppt golden ricePpt golden rice
Ppt golden rice
 
Manajemen Dua Kelinci
Manajemen Dua KelinciManajemen Dua Kelinci
Manajemen Dua Kelinci
 
Ppt kel.5 neglasari
Ppt kel.5 neglasariPpt kel.5 neglasari
Ppt kel.5 neglasari
 
Golden rice
Golden riceGolden rice
Golden rice
 
5 destination de vacances au paris
5 destination de vacances au paris5 destination de vacances au paris
5 destination de vacances au paris
 
Laporan pesti 7
Laporan pesti 7Laporan pesti 7
Laporan pesti 7
 
Laporan pesti 6
Laporan pesti 6Laporan pesti 6
Laporan pesti 6
 
Laporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probitLaporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probit
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Laporan pesti 5

  • 1. PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN UJI PENGHAMBATAN MAKAN (ANTIFEEDANT) EKSTRAK BIJI MAHONI Swietenia mahogani TERHADAP LARVA Spodoptera litura (PTN 306) PRAKTIKUM V : KELOMPOK 5 (Kelas Paralel 2) 1. Ricko Baharudin A24130046 2. Ulfah Fahriani A34120004 3. M. Yusuf Al Anshori A34120028 4. Ilmi Hamidi A34120059 5. Nurul Farida Efriani A34120091 Dosen : Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama oleh hama ulat daun merupakan salah satu faktor pembatas produksi pertanian. Ulat grayak Spodoptera litura merupakan salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis. Ulat tersebut aktif pada malam hari dan menyerang tanaman secara berkelompok dengan koloni yang banyak, dalam satu koloni ulat ini bisa terdapat 300 ulat ( Soenandar 2010). Pengendalian terhadap ulat grayak pada tingkat petani pada umumnya masih menggunakan insektisida yang berasal dari senyawa kimia sintesis yang dapat merusak organisme non target, resistensi hama, resurgensi hama dan menimbulkan efek residu pada tanaman dan lingkungan. Untuk meminimalkan penggunaan insektisida perlu dicari pengendalian pengganti yang efektif dan aman terhadap lingkungan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan biopestisida. Biopestisida dapat diartikan semua bahan hayati, baik berupa tanaman, hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Penggunanya memberikan banyak manfaat. Selain efektif mengendalikan hama dan penyakit, ternyata terbukti dapat meningkatkan hasil panen. Penggunaan Biopestisida pun umumnya lebih efektif pada dosis rendah dan cepat terurai sehingga pemaparannya lebih rendah dan terhindar dari masalah pencemaran. Lain hanya pestisida kimia yang sering kali menimbulkan dampak residu (Tombe 2008). Insektisida dari tanaman Meliaceae umumnya bersifat racun yang bekerja lambat serta memiliki efek penghambat makan dan menghambat perkembangan (Prijono 1998). Penelitian Genus Swietenia (mahoni) sekarang ini semakin berkembang. Dadang dan Ohsawa (2000) melaporkan ekstrak biji S. mahagoni pada konsentrasi 5% dapat memberi penghambatan makan 100% larva P.xylostella. Menurut Prijono (1998) ekstrak biji mahoni pada konsentrasi 0.25% dapat menyebabkan kematian larva C. pavonana 10.4% pada instar 2 dan 43.7 % pada instar 2-3 dengan residu pada daun brokoli yang dipaparkan selana dua hari.
  • 3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015 di Laboratorium Pendidikan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah cawan petri, pinset, mortar, pistil, gunting, dan label. Bahan yang diperlukan adalah biji mahoni (Swietenia mahagoni) dengan konsentrasi masing-masing 0.5%; 0.4%; 0.3%; 0.2%; 0.1%; 0.05%; kontrol, daun talas, kertas buram, akuades, metanol 1%, Tween 80 0.2%, dan larva Spodoptera litura. Metode Choice Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 4 daun talas, masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi 0.5% dibuat dengan cara menggerus 0.5 g biji mahoni di dalam mortar menggunakan pistil, lalu ditambahkan 1 ml metanol, 0.2 ml Tween 80, dan akuades. Dua daun talas dicelupkan ke larutan tersebut, dua daun talas lainnya dicelupkan ke larutan kontrol, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Kemudian daun-daun tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera litura dihitung setelah 24 jam. Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan (antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode choice adalah : Lk : Luas permukaan daun kontrol Lp : Luas permukaan daun perlakuan AF : Tingkat Antifeedant (%) Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan Two-Way (dua faktor). Faktor pertama yang diamati adalah FK (faktor kontrol tanpa pestisida) dan FP (faktor perlakuan dengan pestisida). Kemudian, hasil analisisnya diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor kontrol dan faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva Spodoptera litura pada taraf nyata 5%.
  • 4. Metode No-Choice Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 2 daun talas, masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi yang dibuat sama dengan metode choice, yang berbeda hanya pada perlakuannya yaitu satu cawan petri untuk satu konsentrasi larutan. Kedua daun talas dicelupkan ke larutan yang akan diujikan, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Daun-daun tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera litura dihitung setelah 24 jam. Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan (antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode no-choice adalah : Lk : Luas permukaan daun kontrol Lp : Luas permukaan daun perlakuan AF : Tingkat Antifeedant (%) Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan One-Way (satu faktor). Faktor yang diamati adalah faktor perlakuan dengan pestisida. Kemudian, hasil analisisnya diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva Spodoptera litura pada taraf nyata 5%. Nilai P lebik kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor perlakuan pestisida berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva S. litura pada taraf 5%
  • 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Luas daun yang dimakan oleh larva menggunakan metode choice Tabel 2 Luas daun yang dimakan oleh larva menggunakan metode no choice Perlakuan Ulangan Persentase Daun Yang Dimakan (%) Luas Daun Yang Dimakan (cm2 ) 1 2 1 2 0.5 1 7 5 1.12 0.8 2 5 5 0.8 0.8 3 1 15 0.16 2.4 4 7.5 5 1.2 0.8 5 5 10 0.8 1.6 Rata-rata 1.048 0.4 1 25 15 4 2.4 2 5 25 0.8 4 3 20 15 3.2 2.4 4 30 50 4.8 8 5 10 12 1.6 1.92 Rata-rata 3.312 0.3 1 5 0 0.8 0 2 20 20 3.2 3.2 3 5 5 0.8 0.8 4 5 0 0.8 0 5 10 5 1.6 0.8 Rata-rata 1.2 0.2 1 10 5 1.6 0.8 2 20 15 3.2 2.4 3 5 25 0.8 4 4 5 20 0.8 3.2 5 5 8 0.8 1.28 Rata-rata 1.89 0.1 1 15 10 2.4 1.6 2 5 5 0.8 0.8 3 40 10 6.4 1.6 4 10 5 1.6 0.8 5 20 1 3.2 0.16 Rata-rata 1.936 0.05 1 5 5 0.8 0.8 2 7 5 1.12 0.8 3 10 5 1.6 0.8 4 5 2 0.8 0.32 5 0 5 0 0.8 Rata-rata 0.789 Kontrol 1 15 20 2.4 3.2 2 13 40 2.08 6.4 Jumlah Perlakuan Ulangan Persentase Daun Yang Dimakan (%) Luas Daun Yang Dimakan (cm2 ) Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan 1 2 1 2 1 2 1 2 0.5 1 5 5 7 0 0.8 0.8 1.12 0 2 7 5 1 1 1.12 0.8 0.16 0.16 3 10 17 0 0 1.6 2.72 0 0 4 5 7 2 1 0.8 1.12 0 0.16 5 7 7 0 0 1.12 1.12 0 0 Rata-rata 1.20 0.16 0.4 1 8 10 0 5 1.28 1.6 0 0.8 2 25 0 15 5 4 0 2.4 0.8 3 5 15 0 3 0.8 2.4 0 0.48 4 75 20 0 0 12 3.2 0 0 5 25 0 8 5 4 0 0 0.8 Rata-rata 2.93 0.53 0.3 1 15 10 1 0 2.4 1.6 0.16 0 2 20 15 0 0 3.2 2.4 0 0 3 15 10 0 0 2.4 1.6 0 0 4 10 15 0 0 1.6 2.4 0 0 5 5 5 0 0 0.8 0.8 0 0 Rata-rata 1.92 0.016 0.2 1 20 5 5 4 3.2 0.8 0.8 0.64 2 10 10 0 0 1.6 1.6 0 0 3 5 10 0 0 0.8 1.6 0 0 4 5 15 0 0 0.8 2.4 0 0 5 30 5 0 0 4.8 0.8 0 0 Rata-rata 1.84 0.144 0.1 1 20 30 4 0 3.2 4.8 0.64 0 2 10 17 0 0 1.6 2.72 0 0 3 20 15 0 0 3.2 2.4 0 0 4 17 0 0 0 2.72 0 0 0 5 7 0 0 0 1.12 0 0 0 Rata-rata 2.176 0.064 0.05 1 10 15 0 5 1.6 2.4 0 0.8 2 5 15 0 0 0.8 2.4 0 0 3 5 10 0 0 0.8 1.6 0 0 4 20 5 10 0 3.2 0.8 1.6 0 5 10 10 0 0 1.6 1.6 0 0 Rata-rata 1.68 0.24
  • 6. 3 10 10 1.6 1.6 4 10 40 1.6 6.4 5 75 80 12 12.8 Rata-rata 5.008 Tabel 3 Antifeedant pada luasan daun metode choice dan no choice Metode Antifeedant 0.05 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Choice 75% 94.29% 85.48% 91.54% 69.36 % 76.47 % No choice 84.24% 61% 62.26% 76.03% 33.86 % 79.07 %
  • 7. Pembahasan Tingkat penghambatan makan (antifeedant) untuk metode choice pada taraf konsentrasi pestisida 0.05% 0.1% 0.2% 0.3% 0.4% 0.5% berturut-turut adalah 75%, 94.29%, 85.48%, 91.54%, 69.36%, dan 76.47%. Tingkat penghambatan makan untuk metode no choice berturut-turut adalah 84.24%, 61%, 62.26%, 76.03%, 33.86%, dan 79.07%. Tingkat penghambatan makan no choice seharusnya lebih tinggi daripada tingkat penghambatan makan choice. Larva ulat cenderung dapat memilih daun yang terkena pestisida dan daun yang bebas dari pestisida. Daun yang bebas pestisida tentunya akan lebih banyak dimakan oleh larva. Tingkat penghambatan makan oleh daun yang terkena pestisida lebih tinggi daripada daun yang bebas pestisida (Dadang dan Ohsawa 2000). Namun, tingkat penghambatan makan untuk metode no choice pada konsentrasi 0.1, 0.2, 0.3, dan 0.4 lebih kecil daripada tingkat penghambatan choice. Bahkan tingkat penghambatan makan pada metode no choice dengan konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4% sangat kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain. Asumsi bahwa terjadi kesalahan pengamatan dalam hal memperkirakan luasan daun yang termakan oleh larva pada konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4%. , pada konsentrasi 2%, ekstrak neemba dapat menghambat perilaku S. litura sebesar 100%. S. litura lebih memilih daun yang tidak dicelupkan ke dalam ekstrak neemba dibandingkan dengan daun yang tidak dicelupkan ke dalam ekstrak neemba (kontrol). Daun pada kontrol dimakan oleh S. litura sedangkan daun dengan perlakuan sama sekali tidak termakan. Konsentrasi ekstrak yang memiliki tingkat penghambatan terbesar adalah 2%, kemudian 6%, 4%, 8% dan 10%. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, ekstrak neemba dengan berbagai kosentrasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan makan S. litura karena konsentrasi tidak berpengaruh terhadap hasil akhir data.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Soenandar M. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. Jakarta(ID): Agromedia Pustaka. Tombe. 2008. Pemanfaatan Pestisida Nabati Dan Agensia Hayati Untuk Pengendalian Penyakit Busuk Jamur Akar Putih Pada Jambu Mete. Littro. 19(1)68 – 77. Prijono D. 1998. Insecticidal activity of meliaceous seed extract againt cabbage head caterpillar, Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Bul HPT 10 (1): 1-6.
  • 9. Dadang, Ohsawa K. 2000. Penghambatan aktivitas makan larva Plutella xylostella L. (Lepidoptera:Yponomeutidae) yang diperlakukan ektrak biji Swietenia mahogani Jacq (Meliaceae). Bul HPT 12: 27-32. LAMPIRAN CHOICE ————— 23/03/2015 7:07:35 ———————————————————— Welcome to Minitab, press F1 for help. Two-way ANOVA: %daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan Source DF SS MS F P dosis pestisida 5 296,23 59,25 1,75 0,141 percobaan 1 1717,35 1717,35 50,72 0,000 Interaction 5 130,00 26,00 0,77 0,577 Error 48 1625,10 33,86 Total 59 3768,68 S = 5,819 R-Sq = 56,88% R-Sq(adj) = 47,00% Two-way ANOVA: luas daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan Source DF SS MS F P dosis pestisida 5 25,428 5,086 1,37 0,252 percobaan 1 181,935 181,935 49,07 0,000 Interaction 5 11,563 2,313 0,62 0,682 Error 48 177,981 3,708 Total 59 396,907 S = 1,926 R-Sq = 55,16% R-Sq(adj) = 44,88% Keterangan: Dosis pestisida: 0,5 dst Percobaan: kontrol dan dgn perlakuan %daun dimakan : dirata-rata luas daun dimakan: dijumlah NO CHOICE One-way ANOVA: %daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1 Source DF SS MS F P dosis pestisida 1 6 2659 443 3,17 0,017 Error 28 3916 140 Total 34 6574 S = 11,83 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%
  • 10. Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ----+---------+---------+---------+----- P0,05 5 4,90 1,98 (------*------) P0,1 5 12,10 7,76 (------*------) P0,2 5 11,80 4,74 (------*------) P0,3 5 7,50 7,29 (------*------) P0,4 5 20,70 11,29 (------*------) P0,5 5 6,55 1,20 (------*-------) PK 5 31,30 26,65 (------*------) ----+---------+---------+---------+----- 0 15 30 45 Pooled StDev = 11,83 One-way ANOVA: luas daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1 Source DF SS MS F P dosis pestisida 1 6 272,3 45,4 3,17 0,017 Error 28 401,0 14,3 Total 34 673,2 S = 3,784 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev -----+---------+---------+---------+---- P0,05 5 1,568 0,634 (--------*--------) P0,1 5 3,872 2,482 (--------*-------) P0,2 5 3,776 1,516 (-------*--------) P0,3 5 2,400 2,332 (--------*--------) P0,4 5 6,624 3,613 (--------*-------) P0,5 5 2,096 0,385 (-------*--------) PK 5 10,016 8,529 (--------*--------) -----+---------+---------+---------+---- 0,0 4,0 8,0 12,0 Pooled StDev = 3,784 Keterangan: Dosis pestisida 1= 0,5 dst %daun dimakan: dirata-rata luas daun dimakan: dijumlah