1. PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN
UJI PENGHAMBATAN MAKAN (ANTIFEEDANT) EKSTRAK
BIJI MAHONI Swietenia mahogani TERHADAP LARVA
Spodoptera litura
(PTN 306)
PRAKTIKUM V :
KELOMPOK 5
(Kelas Paralel 2)
1. Ricko Baharudin A24130046
2. Ulfah Fahriani A34120004
3. M. Yusuf Al Anshori A34120028
4. Ilmi Hamidi A34120059
5. Nurul Farida Efriani A34120091
Dosen :
Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama oleh hama ulat
daun merupakan salah satu faktor pembatas produksi pertanian. Ulat grayak
Spodoptera litura merupakan salah satu jenis hama terpenting yang menyerang
tanaman palawija dan sayuran di Indonesia. Hama ini sering mengakibatkan
penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan
buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera
diatasi maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis. Ulat tersebut
aktif pada malam hari dan menyerang tanaman secara berkelompok dengan koloni
yang banyak, dalam satu koloni ulat ini bisa terdapat 300 ulat ( Soenandar 2010).
Pengendalian terhadap ulat grayak pada tingkat petani pada umumnya masih
menggunakan insektisida yang berasal dari senyawa kimia sintesis yang dapat
merusak organisme non target, resistensi hama, resurgensi hama dan
menimbulkan efek residu pada tanaman dan lingkungan. Untuk meminimalkan
penggunaan insektisida perlu dicari pengendalian pengganti yang efektif dan
aman terhadap lingkungan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menggunakan biopestisida.
Biopestisida dapat diartikan semua bahan hayati, baik berupa tanaman,
hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama
dan penyakit pada tanaman. Penggunanya memberikan banyak manfaat. Selain
efektif mengendalikan hama dan penyakit, ternyata terbukti dapat meningkatkan
hasil panen. Penggunaan Biopestisida pun umumnya lebih efektif pada dosis
rendah dan cepat terurai sehingga pemaparannya lebih rendah dan terhindar dari
masalah pencemaran. Lain hanya pestisida kimia yang sering kali menimbulkan
dampak residu (Tombe 2008).
Insektisida dari tanaman Meliaceae umumnya bersifat racun yang bekerja
lambat serta memiliki efek penghambat makan dan menghambat perkembangan
(Prijono 1998). Penelitian Genus Swietenia (mahoni) sekarang ini semakin
berkembang. Dadang dan Ohsawa (2000) melaporkan ekstrak biji S. mahagoni
pada konsentrasi 5% dapat memberi penghambatan makan 100% larva
P.xylostella. Menurut Prijono (1998) ekstrak biji mahoni pada konsentrasi 0.25%
dapat menyebabkan kematian larva C. pavonana 10.4% pada instar 2 dan 43.7 %
pada instar 2-3 dengan residu pada daun brokoli yang dipaparkan selana dua hari.
3. BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015 di
Laboratorium Pendidikan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah cawan petri, pinset, mortar, pistil, gunting,
dan label. Bahan yang diperlukan adalah biji mahoni (Swietenia mahagoni)
dengan konsentrasi masing-masing 0.5%; 0.4%; 0.3%; 0.2%; 0.1%; 0.05%;
kontrol, daun talas, kertas buram, akuades, metanol 1%, Tween 80 0.2%, dan
larva Spodoptera litura.
Metode Choice
Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian
diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 4 daun talas,
masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi 0.5% dibuat dengan
cara menggerus 0.5 g biji mahoni di dalam mortar menggunakan pistil, lalu
ditambahkan 1 ml metanol, 0.2 ml Tween 80, dan akuades. Dua daun talas
dicelupkan ke larutan tersebut, dua daun talas lainnya dicelupkan ke larutan
kontrol, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Kemudian daun-daun
tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura
dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali
ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera
litura dihitung setelah 24 jam.
Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan
(antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode
choice adalah :
Lk : Luas permukaan daun kontrol
Lp : Luas permukaan daun perlakuan
AF : Tingkat Antifeedant (%)
Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan Two-Way
(dua faktor). Faktor pertama yang diamati adalah FK (faktor kontrol tanpa
pestisida) dan FP (faktor perlakuan dengan pestisida). Kemudian, hasil analisisnya
diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa faktor kontrol dan
faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan oleh larva
Spodoptera litura pada taraf nyata 5%.
4. Metode No-Choice
Kertas buram dipotong bundar mengikuti bentuk cawan petri, kemudian
diletakkan di dalam cawan petri tersebut. Satu cawan terdiri atas 2 daun talas,
masing-masing berukuran 4 cm x 4 cm. Larutan konsentrasi yang dibuat sama
dengan metode choice, yang berbeda hanya pada perlakuannya yaitu satu cawan
petri untuk satu konsentrasi larutan. Kedua daun talas dicelupkan ke larutan yang
akan diujikan, kemudian dikeringanginkan diatas kertas buram. Daun-daun
tersebut diletakkan diatas cawan petri dengan rapi. Lima larva Spodoptera litura
dimasukkan ke dalam cawan petri. Perlakuan tersebut dilakukan dengan lima kali
ulangan per konsentrasi. Perkiraan luas daun yang dimakan oleh Spodoptera
litura dihitung setelah 24 jam.
Rumus yang digunakan dalam menghitung uji penghambatan makan
(antifeedant) ekstrak biji mahoni terhadap larva Spodoptera litura dengan metode
no-choice adalah :
Lk : Luas permukaan daun kontrol
Lp : Luas permukaan daun perlakuan
AF : Tingkat Antifeedant (%)
Analisis data menggunakan software Minitab dengan pilihan One-Way
(satu faktor). Faktor yang diamati adalah faktor perlakuan dengan pestisida.
Kemudian, hasil analisisnya diamati. Nilai P lebih besar dari 0.05 menunjukkan
bahwa faktor perlakuan tidak berpengaruh terhadap luasan daun yang dimakan
oleh larva Spodoptera litura pada taraf nyata 5%. Nilai P lebik kecil dari 0.05
menunjukkan bahwa faktor perlakuan pestisida berpengaruh terhadap luasan daun
yang dimakan oleh larva S. litura pada taraf 5%
6. 3 10 10 1.6 1.6
4 10 40 1.6 6.4
5 75 80 12 12.8
Rata-rata 5.008
Tabel 3 Antifeedant pada luasan daun metode choice dan no choice
Metode
Antifeedant
0.05 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Choice 75% 94.29% 85.48% 91.54% 69.36
%
76.47
%
No choice 84.24% 61% 62.26% 76.03% 33.86
%
79.07
%
7. Pembahasan
Tingkat penghambatan makan (antifeedant) untuk metode choice pada
taraf konsentrasi pestisida 0.05% 0.1% 0.2% 0.3% 0.4% 0.5% berturut-turut
adalah 75%, 94.29%, 85.48%, 91.54%, 69.36%, dan 76.47%. Tingkat
penghambatan makan untuk metode no choice berturut-turut adalah 84.24%, 61%,
62.26%, 76.03%, 33.86%, dan 79.07%.
Tingkat penghambatan makan no choice seharusnya lebih tinggi daripada
tingkat penghambatan makan choice. Larva ulat cenderung dapat memilih daun
yang terkena pestisida dan daun yang bebas dari pestisida. Daun yang bebas
pestisida tentunya akan lebih banyak dimakan oleh larva. Tingkat penghambatan
makan oleh daun yang terkena pestisida lebih tinggi daripada daun yang bebas
pestisida (Dadang dan Ohsawa 2000). Namun, tingkat penghambatan makan
untuk metode no choice pada konsentrasi 0.1, 0.2, 0.3, dan 0.4 lebih kecil
daripada tingkat penghambatan choice. Bahkan tingkat penghambatan makan
pada metode no choice dengan konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4% sangat kecil
bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain. Asumsi bahwa terjadi kesalahan
pengamatan dalam hal memperkirakan luasan daun yang termakan oleh larva pada
konsentrasi ekstrak biji mahoni 0.4%.
, pada konsentrasi 2%, ekstrak neemba dapat menghambat perilaku S.
litura sebesar 100%. S. litura lebih memilih daun yang tidak dicelupkan ke dalam
ekstrak neemba dibandingkan dengan daun yang tidak dicelupkan ke dalam
ekstrak neemba (kontrol). Daun pada kontrol dimakan oleh S. litura sedangkan
daun dengan perlakuan sama sekali tidak termakan. Konsentrasi ekstrak yang
memiliki tingkat penghambatan terbesar adalah 2%, kemudian 6%, 4%, 8% dan
10%. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, ekstrak neemba dengan berbagai
kosentrasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan makan
S. litura karena konsentrasi tidak berpengaruh terhadap hasil akhir data.
8. DAFTAR PUSTAKA
Soenandar M. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik. Jakarta(ID):
Agromedia Pustaka.
Tombe. 2008. Pemanfaatan Pestisida Nabati Dan Agensia Hayati Untuk
Pengendalian Penyakit Busuk Jamur Akar Putih Pada Jambu Mete. Littro.
19(1)68 – 77.
Prijono D. 1998. Insecticidal activity of meliaceous seed extract againt cabbage
head caterpillar, Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera: Pyralidae). Bul
HPT 10 (1): 1-6.
9. Dadang, Ohsawa K. 2000. Penghambatan aktivitas makan larva Plutella
xylostella
L. (Lepidoptera:Yponomeutidae) yang diperlakukan ektrak biji Swietenia
mahogani Jacq (Meliaceae). Bul HPT 12: 27-32.
LAMPIRAN
CHOICE
————— 23/03/2015 7:07:35 ————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Two-way ANOVA: %daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 5 296,23 59,25 1,75 0,141
percobaan 1 1717,35 1717,35 50,72 0,000
Interaction 5 130,00 26,00 0,77 0,577
Error 48 1625,10 33,86
Total 59 3768,68
S = 5,819 R-Sq = 56,88% R-Sq(adj) = 47,00%
Two-way ANOVA: luas daun dimakan versus dosis pestisida; percobaan
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 5 25,428 5,086 1,37 0,252
percobaan 1 181,935 181,935 49,07 0,000
Interaction 5 11,563 2,313 0,62 0,682
Error 48 177,981 3,708
Total 59 396,907
S = 1,926 R-Sq = 55,16% R-Sq(adj) = 44,88%
Keterangan:
Dosis pestisida: 0,5 dst
Percobaan: kontrol dan dgn perlakuan
%daun dimakan : dirata-rata
luas daun dimakan: dijumlah
NO CHOICE
One-way ANOVA: %daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 1 6 2659 443 3,17 0,017
Error 28 3916 140
Total 34 6574
S = 11,83 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%
10. Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
Level N Mean StDev ----+---------+---------+---------+-----
P0,05 5 4,90 1,98 (------*------)
P0,1 5 12,10 7,76 (------*------)
P0,2 5 11,80 4,74 (------*------)
P0,3 5 7,50 7,29 (------*------)
P0,4 5 20,70 11,29 (------*------)
P0,5 5 6,55 1,20 (------*-------)
PK 5 31,30 26,65 (------*------)
----+---------+---------+---------+-----
0 15 30 45
Pooled StDev = 11,83
One-way ANOVA: luas daun dimakan 1 versus dosis pestisida 1
Source DF SS MS F P
dosis pestisida 1 6 272,3 45,4 3,17 0,017
Error 28 401,0 14,3
Total 34 673,2
S = 3,784 R-Sq = 40,44% R-Sq(adj) = 27,68%
Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
Level N Mean StDev -----+---------+---------+---------+----
P0,05 5 1,568 0,634 (--------*--------)
P0,1 5 3,872 2,482 (--------*-------)
P0,2 5 3,776 1,516 (-------*--------)
P0,3 5 2,400 2,332 (--------*--------)
P0,4 5 6,624 3,613 (--------*-------)
P0,5 5 2,096 0,385 (-------*--------)
PK 5 10,016 8,529 (--------*--------)
-----+---------+---------+---------+----
0,0 4,0 8,0 12,0
Pooled StDev = 3,784
Keterangan:
Dosis pestisida 1= 0,5 dst
%daun dimakan: dirata-rata
luas daun dimakan: dijumlah