4. )
)
)
)
)
)
)
)
)
Saya mempelajari modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik
untuk meningkatkan salah satu komptensi guru penggerak yaitu
mengembangkan rekan sejawat atau Mendorong peningkatan kualitas
kepemimpinan di sekolah Paradigma Coaching sangat efektif dalam
melakukan Supervisi di sekolah karena membantu para guru untuk
berfikir lebih dalam untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya
sehingga tidak terkesan supervisi itu hanya mengevaluasi dan menilai
saja lebih kepada aspek memberdayakan
)
)
)
)
)
)
)
)
)
5. )
)
)
)
)
)
)
)
)
01 02
03 04
Sebelum mengetahui materi
ini sedikit khawati dan takut
tidak bisa mempraktikannya
)
)
)
)
)
)
)
)
)
Merasa senang setelah
mencoba mempraktikkan
praktik coaching dengan rekan
Mulai merasa yakin dan
mampu untuk menerapkan
di sekolah
Setelah mulai eksplorasi
konsep timbul rasa
penasaran dan ketertarikan
7. )
)
)
)
)
)
)
)
)
Alhamdulillah saya sudah terbiasa
dengan pola pembelajaran alur
MERDEKA, dan mampu berkolaborasi,
bertukar pikiran sesama CGP dalam
menguatkan materi di Ruang
Kolaborasi dan mencoba
mempraktikkan praktik coaching
dengan alur TIRTA dengan
menggunakan kompetensi coaching.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
8. )
)
)
)
)
)
)
)
)
Dalam proses coaching yang telah
dilakukan ada beberapa yang harus
diperbaiki dan di tingkatkalan lagi
terutama dalam aspek
mendengarkan aktif sehingga coach
memahami kata kunci dan banyak
berlatih dalam membuat
pertanyaan yang berbobot sehingga
mampu menggali ide dan potensi
yang dimiliki coachee.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
9. )
)
)
)
)
)
)
)
)
• Setelah saya mempelajari modul 2.3 tentang Paradigma
Coaching untuk Supervisi Akademik saya jadi lebih memahami
bagaiamana penting mengembangkan kompetensi yang
dimiliki oleh diri pribadi dan orang lain.
• Saat menjadi Coach melatih untuk mengelola emosional dan
mengedalikan diri dari asumsi pribadi dan penilaian sehingga
muncul kematangan berfikir dan bertindak agar sesuai dengan
prinsip coaching : Kemitraan, proses kreatif, dan
memaksimalkan potensi
)
)
)
)
)
)
)
)
)
11. )
)
)
)
)
)
)
)
)
Prinsip Coaching dapat diterapkan jika Kepala Sekolah memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang Coaching dalam
Supervisi Akademik serta memiliki keinginan kuat untuk
menerapkannya. Kegiatan supervisi ini bukan hanya kegiatan
menilai dan mengevaluasi saja akan tetapi harus dijadikan
sebagai kegiatan penilaian yang memberdayakan lebih
melihat dan menggali potensi yang dimiliki guru sehingga
mnuncul kolaborasi yang positif yang saling terbuka dalam
meningkatkan kompetensi guru didalam melaksanakan
pembelajaran yang diawalai dari persiapan / pra observasi,
observasi, dan pasca observasi.
)
)
)
)
)
)
)
)
)
12. )
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
Paradigma Coaching adalah Pendekatan dengan paradigma
berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar
pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan
terarah. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran
antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk
menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai
‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi
yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan
kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.
14. )
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
• PENGALAMAN MASA LALU
Supervisi memnjadi momok yang menakutkan bagi saya karena
dilakukan tanpa kolaborasi pendekatan individu, supervisi menjadi
agenda penilaian dan judgment dari segi administrasi dan praktik
pembelajaran tanpa diawali dengan praobserbasi dan pasca observasi
dan kegiatan ini hanya untuk memenuhi formalitas saja tanpa adanya
tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
15. )
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
Setelah memahami modul 2.3 adalah Sekolah harus menerapkan
Paradigma Coaching untuk supervisi akademik karena salah satu
tujuannya agar guru menjadi otonom, yaitu dapat mengarahkan,
mengatur, mengawasi, dan memodifikasi diri secara mandiri (self-
directed, self-manage, self-monitor, self-modify), selain itu praktik
coaching mampu memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang
dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi
pemikiran dan proses kreatif
16. )
)
)
)
)
)
)
)
)
Dalam pembelajaran berdiferensi
kita harus bisa memfasilitasi siswa
belajar sesuai dennga kebutuhannya
agar dapat memaksimal potensi
yang dimiliki setiap siswa
MODUL 2.1
)
)
)
)
)
)
)
)
)
MODUL 2.2
Dalam pembelajaran Sosial dan
Emosional guru mencipatakan
suasana yang nyaman dan bahagia
agar siswa dapat mengelola
kesadaran diri, menajamen diri,
kesadaran sosial, keterampilan
berelasi dan membuat keputusan
yang bertanggung jawab
MODUL 2.3
Coaching dalam Supervisi akademik
meningkatkan pembelajaran yang
berpihak kepada murid
17. )
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
Menurut Zulfikar, Yusrizal, (2017) pelaksanaan supervisi
akademik oleh kepala sekolah dapat meningkatkan proses
pembelajaran jika dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berlaku. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor
dituntut untuk mampu melakukan supervisi akademik bagi
guru-guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Sumber: Desak Ketut Sitaasih (2020) dalam Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar; Supervisi
Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Proses Pembelajaran di SD;