Guru merasa senang dan percaya diri setelah diobservasi oleh kepala sekolah karena mendapat masukan dan motivasi. Supervisi ideal memberikan arahann dan tindak lanjut hasil diskusi untuk meningkatkan kemampuan mengajar. Guru perlu belajar coaching untuk mengembangkan komunikasi empatik dan memberdayakan.
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Mulai Dari Diri Modul 2.docx
1. Mulai Dari Diri Modul 2.3
Perasaan saya selama menjadi guru yang pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala
sekolah yaitu senang karena dapat berkolaborasi bersama kepala sekolah untuk pelaksanaan
pembelajaran yang berpihak kepad apeserta didik sesuai dengan kodratnya.
Pengalaman saat diobservasi dan pasca kegiatan observasi tersebut awalnya sedikit kurang
percaya diri namun kepala sekolah selalu memotivasi sehingga berjalan dengan baik. Setelah
diobservasi dikemukakanlah saran-saran tentang kolaborasi peserta didik dalam diskusi
kelompok agar lebih komunikatif dan efektif.
Menurut saya proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri saya
berkembang sebagai seorang pendidik adalah proses Supervisi yang didalamnya terdapat
wawancara dan diskusi tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan
dan kelemahan guru, identifikasi keterampilan-keterampilan mengajar yang perlu ditingkatkan,
gagasangagasan baru yang akan dilakukan akademik yang ideal membantu diri saya
berkembang sebagai seorang pendidik adalah supervisi yang pada prosesnya memberikan
arahan bahwa kegiatan supervisi akademik harus terukur baik waktu dan pengaruhnya terhadap
perilaku guru, sehingga guru mampu memfasilitasi belajar bagi murid. Selain itu harus ada
tindak lanjut dari hasil supervise yang sebelumnya harus disiskusikan kemudian dianalisis agar
guru mengetahui mana yang menjadi kekuatan dan mana yang menjadi kelemahan yang harus
diperbaiki oleh guru dalam mengajar. Supervisi yang baik juga harus membantu guru
mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitas dan kesulitan mengajar belajar.
Supervisi akademik yang baik juga hendaknya bersifat korektif, bukan untuk mencari
kesalahan dan kekurangan dalam paradigma berpikir coaching.
Ideal 10. Menurut saya, jika saat ini Aspek yang saya butuhkan untuk dapat mencapai situasi
ideal adalah saya perlu saya menjadi seorang Kepala membekali diri dengan pengetahuan
mengenai hakikat, tujuan, fungsi, peran dari Sekolah yang perlu melakukan supervisi, selain
itu saya juga masih perlu belajar untuk memupuk jiwa supervisor supervisi, posisi saya
akademik ideal dengan paradigma berpikir coaching. Saya juga masih perlu berlatih
sehubungan dengan gambaran membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan
sebagai Pemimpin Pembelajaran ideal pada soal nomor 3, saya dan Kepala Sekolah dalam
membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas dapat memposisikan diri
saya sekolah pada ekosistem belajar Anda. Perubahan strategis yang sejalan semangat
sepertinya masih berada di Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum (standar
isi-standar proses- posisi no 5, masih setengah standar penilaian) yang bermakna dan kualitas
sumber daya guru dan tenaga perjalanan (Untuk menentukan kependidikan dalam mewujudkan
pendidikan yang berpihak pada murid pada Satuan posisi 5, juga sebenarnya saya Pendidikan
di sekolah.
Kegiatan yang saya harapkan ada dalam modul ini :
1. Kegiatan belajar yang mampu merubah paradigma saya dalam berkomunikasi yakni
paradigm berpikir coaching dalam berkomunikasi dalam rangka mengembangkan kompetensi
rekan sejawat;
2. 2. Kegiatan yang bersifat praktik dalam menerapkan komunikasi yang memberdayakan dan
mengembangkan kompetensi rekan sejawat dengan menggunakan paradigma berpikir dan
prinsip coaching
Materi yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah
1. Konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan
2. Paradigma berpikir dan prinsip coaching
3. Kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching
4. Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching
Manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini :
1.Saya dapat memahami konsep coaching khususnya dalam konteks pendidikan agar saya
menghasilkan performa secara lebih baik lagi, sebagai seorang pemimpin pembelajaran untuk
diri sendiri, sebagai manusia pembelajar, menyesuaikan dengan keadaan saat ini agar
terus tumbuh dan berkembang, serta mengaktualisasikan ide dan gagasannya saya dalam
paradigm berpikir coaching.
2.Memberikan gambaran bagaimana kompetensi inti coaching dan alur TIRTA sebagai alur
percakapan coaching.
3.Memberikan bekal secara konsep untuk dipraktikkan dalam melakukan supervise akademik
dengan paradigm berpikir coaching jika saya diberikan kesempatan menjadi seorang
supervisor, observer atau Kepala Sekolah.