SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
SMA YUPPENTEK 3 LEGOK - TANGERANG
DRS. ASEP SAEFUDIN
Ragam Gejala Sosial dalam
Masyarakat
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
KELAS 10 IPS / IPA
“Keseragaman semua anggota
masyarakat tentang kesadaran moral
tidak dimungkinkan. Tiap individu
berbeda satu sama lain karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti keturunan, lingkungan fisik, dan
lingkungan sosial” [Emile Durkheim]
Hal yang dipelajari dalam
sosiologi adalah pola-pola
hubungan dalam masyarakat.
Pola-pola hubungan tersebut
dapat menciptakan kestabilan
atau keadaan normal, namun
dapat pula menimbulkan
keadaan yang tidak normal,
seperti penyimpangan dan
masalah sosial lainnya. Gejala-
gejala tersebut dikenal sebagai
realitas sosial masyarakat.
Realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang
kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat
dienyahkan). Berger dan Luckman melihat bahwa realitas
sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Manusia
memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas
realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak
sempurna) yang dilihatnya sebagai cermin dunia objektifnya.
Interpretasi yan berbeda ini secara kolektif akan membentuk
sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai
eksternalisasi.
Eksternalisasi berjalan lambat namun pasti. Proses ini
mengakibatkan terjadinya perubahan aturan atau norma dalam
masyarakat. Menurut Berger, masyarakat sebetulnya adalah
produk dari manusia. Manusia tidak hanya dibentuk oleh
masyarakat, tetapi juga mencoba mengubah masyarakat,
termasuk perubahan yang berakibat munculnya masalah-
masalah sosial.
Masalah Sosial
Masalah sosial sesungguhnya
merupakan akibat dari interaksi sosial.
Dalam keadaan normal, interaksi
sosial dapat menghasilkan integrasi.
Namun, interaksi sosial juga dapat
menghasilkan konflik.
Soerjono Soekanto
mengatakan bahwa
masalah sosial adalah
ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan
atau masyarakat yang
membahayakan
kehidupan kelompok
sosial. Masalah sosial
dibedakan menjadi
empat yaitu sebagai
berikut.
▪ Masalah sosial dari faktor ekonomis
▪ Masalah sosial dari faktor biologis
▪ Masalah sosial dari faktor psikologis
▪ Masalah sosial dari faktor kebudayaan
Kriteria Masalah Sosial
▪ Kriteria umum, masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai
dalam suatu masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan.
▪ Sumber masalah sosial, selain bersumber dari interaksi sosial yang efektif,
masalah sosial juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam.
▪ Pihak yang menetapkan masalah sosial, dalam masyarakat, umumnya terdapat
sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk
menentukan apakah sesuatu dianggap sebagai masalah sosial atau bukan.
▪ Masalah sosial nyata dan laten, masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang
timbul akibat terjadinya kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan
dengan norma dan nilai masyarakat. Masalah sosial laten adalah masalah sosial
yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai masalah.
▪ Perhatian masyarakat dan masalah sosial, suatu kejadian atau peristiwa berubah
menjadi masalah sosial ketika hal tersebut menarik perhatian masyarakat.
Masyarakat secara intens membahas dan menggugat peristiwa tersebut.
Beberapa Masalah Sosial
Masa Kini  Kemiskinan, Kejahatan, Disorganisasi
Keluarga
 Masalah Generasi Muda, Masyarakat
Modern Peperangan, Pelanggaran
Terhadap Norma-Norma Masyarakat,
Pelacuran, Kenakalan Remaja,
Alkoholisme, Korupsi
 Nilai Sosial
Nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran)
abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk.
Ciri-ciri Nilai  Konstruksi masyarakat
 Disebarkan antara sesama warga
masyarakat
 Terbentuk melalui sosialisasi
 Bagian dari usaha pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan sosial
manusia.
 Dapat mempengaruhi
perkembangan diri seseorang
 Memiliki pengaruh yang berbeda
antarwarga masyarakat
 Cenderung berkaitan satu sama
lain dan membentuk sistem nilai
Fungsi nilai sosial Dapat menyumbang seperangkat
alat untuk menetapkan “harga”
sosial dari suatu kelompok
Mengarahkan masyarakat dalam
berpikir dan bertingkahlaku
Penentu terakhir manusia dalam
memenuhi peranan-peranan sosial
Alat solidaritas dikalangan anggota
kelompok (masyarakat)
Alat pengawas/Kontrol perilaku
manusia dengan daya tekan dan
daya mengikat tertentu agar orang
mau berperilaku sesuai dengan
sistem nilai
 Pembagian Nilai Menurut
Prof. Dr. Notonegoro
Nilai Berdasarkan Cirinya
Nilai material
Nilai vital
Nilai kerohanian
Nilai kebenaran
Nilai keindahan
Nilai kebaikan atau nilai moral
Nilai religious
Nilai dominan
Nilai yang mendarah daging
Norma Sosial
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat. Norma dipakai sebagai panduan,
tatanan, dan pengendali tingkahlaku yang sesuai dengan harapan
masyarakat. Norma berfungsi mengatur dan mengendalikan
perilaku masyarakat demi terciptanya keteraturan sosial. Norma
juga menjadi kriteria bagi masyarakat untuk mendukung atau
menolak perilaku seseorang.
 Tingkatan Norma
 Jenis Norma
Norma sosial yang mengatur
masyarakat bersifat formal dan
non formal
Norma formal bersumber dari
lembaga masyarakat (institusi)
formal. Norma ini biasanya
tertulis
Norma nonformal biasanya
tidak tertulis dan jumlahnya
lebih banyak dari norma
formal.
o Norma agama
o Norma kesusilaan
o Norma kesopanan
o Norma kebiasaan
(habit)
o Norma hukum
o Cara (usage)
o Kebiasaan (folksways)
o Tata kelakuan (mores)
o Adat istiadat (custom)
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Dalam sosiologi, penanaman atau proses belajar kebiasaan-
kebiasaan di dalam suatu kelompok atau masyarakat disebut
sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan atau norma dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Menurut sejumlah sosiolog, hal yang dipelajari dalam proses
sosialisasi adalah peran, yaitu bagaimana seseorang berperan sesuai
dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dalam masyarakat
atau kelompoknya. Sementara itu, beberapa tokoh lain
mengemukakan bahwa yang dipelajari dalam proses sosialisasi
adalah nilai dan norma sosial. Oleh sebab itu, teori sosialisasi dari
sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori peran (role theory)
 Proses sosialisasi dan
pembentukan kepribadian
Kepribadian merupakan kumpulan kebiasaan, sifat,
sikap, dan ide-ide dari seorang individu yang berpola
dan berkaitan secara eksternal dengan peran dan status,
dan secara internal dengan motivasi dan tujuan pribadi
serta dan berbagai aspek kedirian lainnya. Kepribadian
adalah produk dari interaksi sosial dalam kehidupan
kelompok.
Dalam sosiologi, istilah kepribadian dikenal dengan
sebutan diri (self). Sosialisasi bertujuan membentuk diri
seseorang agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai
dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat
dilingkungan tempat tinggalnya.
Menurut George Herbert Mead dalam bukunya Mind, self,
and Society, ketika lahir, manusia belum memiliki diri (self).
Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi
dengan anggota masyarakat lain, hal tersebut dikenal dengan
proses pengambilan peran (role taking), yaitu:
 Tahap Preparation Stage (tahap persiapan) mengenali
lingkungan sekitarnya
 Tahap Play Stage (tahap bermain peran) memainkan
peran-peran orang dewasa disekelilingnya.
 Tahap Game Stage (tahap siap bertindak) menempatkan
pada posisi orang lain dan kemampuannya dalam bermain
bersama-sama atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
yang terorganisir.
 Tahap Generalized Other (penerimaan norma kolektif)
 Faktor-Faktor Pembentuk
Kepribadian
Setiap orang mempunyai kepribadian.
Hanya saja, tiap kepribadian berbeda satu
sama lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu warisan biologis,
lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman
kelompok, dan pengalaman unik seseorang.
Agen, Bentuk, Tipe, dan Pola Sosialisasi
Penyimpangan Sosial
 Konformitas
 Perilaku Menyimpang
Menurut John M. Shepard, konformitas
merupakan bentuk interaksi ketika
seseorang berperilaku terhadap orang
lain sesuai dengan harapan kelompok
atau masyarakat tempat tinggalnya.
Suatu perilaku dikatakan
menyimpang apabila tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat
Teori-Teori Perilaku Menyimpang
 Edwin H. Sutherland
Mengemukakan sebuah teori yang
dinamakannya differential association
theory. Menurutnya, penyimpangan
bersumber pada pergaulan dengan orang
yang berperilaku menyimpang.
 Robert K. Merton
Struktur sosial menghasilkan
pelanggaran terhadap aturan sosial dan
menekan orang tertentu kearah
perilaku nonkonformis.
 Edwin M. Lemert
Lemert menamakan teorinya
labelling theory. Menurut Lemert,
seseorang menjadi penyimpang
(deviant) karena proses labelisasi
(pemberian julukan atau cap) oleh
masyarakat terhadap orang
tersebut.Selanjutnya Lemert
mengembangkan gagasan tentang
penyimpangan primer dan sekunder
untuk menjelaskan proses pelabelan.
 Hubungan Antara Perilaku
Menyimpang dan Sosialisasi yang
Tidak Sempurna
Pada bagian sebelumnya kita telah
mempelajari tetang pelaku-pelaku sosialisasi,
seperti keluarga, sekolah, teman sepermainan,
dan media massa (cetak elektronik). Setiap
pelaku sosialisasi mempunyai fungsi masing-
masing yang seharusnya saling melengkapi.
Namun pada kenyataannya, sering terjadi
ketidaksepadanan antara pesan yang
disampaikan pelaku sosialisasi yang satu
dengan pelaku sosialisasi yang lain.
Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah mekanisme untuk
mencegah penyimpangan dan mengarahkan
anggota masyarakat untuk bertindak menurut
norma dan nilai yang telah melembaga. Para
sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial
untuk menggambarkan segenap cara dan proses
yang ditempuh oleh sekelompok orang oleh
sekelompok orang atau masyarakat yang
bersangkutan untuk memaksa individu agar taat
pada sejumlah pelaturan.
Terdapat dua sifat pengendalian sosial, yaitu preventif
dan represif. Preventif adalah pengendalian sosial
yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran.
Represif adalah pengendalian sosial yang ditujukan
untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi
pelanggaran. Pengendalian yang terakhir ini dilakukan
setelah orang melakukan suatu tindakan
penyimpangan.
Cara Pengendalian Sosial
 Cara Pengendalian Melalui
Institusi dan Noninstitusi
Cara pengendalian melalui institusi adalah
cara pengendalian sosial melalui lembaga-
lembaga sosial yang ada di dalam
masyarakat. Cara pengendalian melalui
noninstitusi adalah cara pengendalian di
luar institusi sosial yang ada, seperti oleh
individu atau kelompok massa yang tidak
saling mengenal.
 Cara Pengendalian secara Lisan,
Simbolik, dan Kekerasan
 Cara Pengendalian Sosial Melalui
Imbalan dan Hukuman (Reward
and Punishment)
Cara pengendalian melalui lisan dan
simbolik disebut juga cara pengendalian
sosial persuasif. Cara pengendalian sosial
melalui kekerasan sering juga disebut cara
pengendalian koersif.
Cara pengendalian sosial melalui imbalan
cenderung bersifat preventif. Cara
pengendalian sosial melalui hukuman
cenderung bersifat represif.
Formal oleh lembaga-lembaga resmi. Informal
oleh kelompok yang kecil, akrab,
 Cara Pengendalian Sosial
Melalui Tekanan Sosial
Lembaga Pengendali
Sosial
 Polisi
 Pengadilan
 Adat
 Tokoh Masyarakat
 Media Massa
Sumber Pustaka
 Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 1:Kelompok
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga
TERIMAKASIH 

More Related Content

Similar to Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx

viistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosialviistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosial
Dean Rezpati
 
1. pengantar-sosiology
1. pengantar-sosiology1. pengantar-sosiology
1. pengantar-sosiology
verry13
 
Pengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiPengantar Sosiologi
Pengantar Sosiologi
Muhamad Yogi
 
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakatBab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
RezaWahyuni5
 
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka Nur Fitriyani
 
Isna wati (xii ips 1)
Isna wati (xii ips 1)Isna wati (xii ips 1)
Isna wati (xii ips 1)
Paarief Udin
 
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Jeybie Moeth Thiea
 
proses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosialproses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosial
suher lambang
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Septian Muna Barakati
 

Similar to Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx (20)

viistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosialviistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosial
 
1. pengantar-sosiology
1. pengantar-sosiology1. pengantar-sosiology
1. pengantar-sosiology
 
Pengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiPengantar Sosiologi
Pengantar Sosiologi
 
Sistem dan struktur sosial ind
Sistem dan struktur sosial indSistem dan struktur sosial ind
Sistem dan struktur sosial ind
 
Materi sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas xMateri sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas x
 
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakatBab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
Bab 3 ragam gejala sosial dalam masyarakat
 
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Ragam Gejala Sosial dalam MasyarakatRagam Gejala Sosial dalam Masyarakat
Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
Eka nur fitriyani x.2 (penyimpangan sosial dan anti sosial)
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
 
manusia sebagai anggota masyarakat
manusia sebagai anggota masyarakatmanusia sebagai anggota masyarakat
manusia sebagai anggota masyarakat
 
Isna wati (xii ips 1)
Isna wati (xii ips 1)Isna wati (xii ips 1)
Isna wati (xii ips 1)
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Sosiologi - Penyimpangan sosial
Sosiologi - Penyimpangan sosialSosiologi - Penyimpangan sosial
Sosiologi - Penyimpangan sosial
 
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
 
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALMASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
 
aturan norma norma di masyakat
aturan norma norma di masyakataturan norma norma di masyakat
aturan norma norma di masyakat
 
proses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosialproses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosial
 
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATNORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 

Recently uploaded

Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
riska190321
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 3.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx

  • 1. SMA YUPPENTEK 3 LEGOK - TANGERANG DRS. ASEP SAEFUDIN
  • 2. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS 10 IPS / IPA
  • 3. “Keseragaman semua anggota masyarakat tentang kesadaran moral tidak dimungkinkan. Tiap individu berbeda satu sama lain karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti keturunan, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial” [Emile Durkheim]
  • 4. Hal yang dipelajari dalam sosiologi adalah pola-pola hubungan dalam masyarakat. Pola-pola hubungan tersebut dapat menciptakan kestabilan atau keadaan normal, namun dapat pula menimbulkan keadaan yang tidak normal, seperti penyimpangan dan masalah sosial lainnya. Gejala- gejala tersebut dikenal sebagai realitas sosial masyarakat.
  • 5. Realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Berger dan Luckman melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Manusia memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak sempurna) yang dilihatnya sebagai cermin dunia objektifnya. Interpretasi yan berbeda ini secara kolektif akan membentuk sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai eksternalisasi. Eksternalisasi berjalan lambat namun pasti. Proses ini mengakibatkan terjadinya perubahan aturan atau norma dalam masyarakat. Menurut Berger, masyarakat sebetulnya adalah produk dari manusia. Manusia tidak hanya dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga mencoba mengubah masyarakat, termasuk perubahan yang berakibat munculnya masalah- masalah sosial.
  • 6. Masalah Sosial Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial. Dalam keadaan normal, interaksi sosial dapat menghasilkan integrasi. Namun, interaksi sosial juga dapat menghasilkan konflik. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut. ▪ Masalah sosial dari faktor ekonomis ▪ Masalah sosial dari faktor biologis ▪ Masalah sosial dari faktor psikologis ▪ Masalah sosial dari faktor kebudayaan
  • 7. Kriteria Masalah Sosial ▪ Kriteria umum, masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan. ▪ Sumber masalah sosial, selain bersumber dari interaksi sosial yang efektif, masalah sosial juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam. ▪ Pihak yang menetapkan masalah sosial, dalam masyarakat, umumnya terdapat sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk menentukan apakah sesuatu dianggap sebagai masalah sosial atau bukan. ▪ Masalah sosial nyata dan laten, masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan nilai masyarakat. Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai masalah. ▪ Perhatian masyarakat dan masalah sosial, suatu kejadian atau peristiwa berubah menjadi masalah sosial ketika hal tersebut menarik perhatian masyarakat. Masyarakat secara intens membahas dan menggugat peristiwa tersebut.
  • 8. Beberapa Masalah Sosial Masa Kini  Kemiskinan, Kejahatan, Disorganisasi Keluarga  Masalah Generasi Muda, Masyarakat Modern Peperangan, Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat, Pelacuran, Kenakalan Remaja, Alkoholisme, Korupsi
  • 9.  Nilai Sosial Nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran) abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk.
  • 10. Ciri-ciri Nilai  Konstruksi masyarakat  Disebarkan antara sesama warga masyarakat  Terbentuk melalui sosialisasi  Bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.  Dapat mempengaruhi perkembangan diri seseorang  Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat  Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai
  • 11. Fungsi nilai sosial Dapat menyumbang seperangkat alat untuk menetapkan “harga” sosial dari suatu kelompok Mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkahlaku Penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial Alat solidaritas dikalangan anggota kelompok (masyarakat) Alat pengawas/Kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan sistem nilai
  • 12.  Pembagian Nilai Menurut Prof. Dr. Notonegoro Nilai Berdasarkan Cirinya Nilai material Nilai vital Nilai kerohanian Nilai kebenaran Nilai keindahan Nilai kebaikan atau nilai moral Nilai religious Nilai dominan Nilai yang mendarah daging
  • 13. Norma Sosial Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Norma dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkahlaku yang sesuai dengan harapan masyarakat. Norma berfungsi mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat demi terciptanya keteraturan sosial. Norma juga menjadi kriteria bagi masyarakat untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.
  • 14.  Tingkatan Norma  Jenis Norma Norma sosial yang mengatur masyarakat bersifat formal dan non formal Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat (institusi) formal. Norma ini biasanya tertulis Norma nonformal biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak dari norma formal. o Norma agama o Norma kesusilaan o Norma kesopanan o Norma kebiasaan (habit) o Norma hukum o Cara (usage) o Kebiasaan (folksways) o Tata kelakuan (mores) o Adat istiadat (custom)
  • 15. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Dalam sosiologi, penanaman atau proses belajar kebiasaan- kebiasaan di dalam suatu kelompok atau masyarakat disebut sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Menurut sejumlah sosiolog, hal yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran, yaitu bagaimana seseorang berperan sesuai dengan nilai, kebiasaan, dan norma yang berlaku dalam masyarakat atau kelompoknya. Sementara itu, beberapa tokoh lain mengemukakan bahwa yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah nilai dan norma sosial. Oleh sebab itu, teori sosialisasi dari sejumlah tokoh sosiologi merupakan teori peran (role theory)
  • 16.  Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian Kepribadian merupakan kumpulan kebiasaan, sifat, sikap, dan ide-ide dari seorang individu yang berpola dan berkaitan secara eksternal dengan peran dan status, dan secara internal dengan motivasi dan tujuan pribadi serta dan berbagai aspek kedirian lainnya. Kepribadian adalah produk dari interaksi sosial dalam kehidupan kelompok. Dalam sosiologi, istilah kepribadian dikenal dengan sebutan diri (self). Sosialisasi bertujuan membentuk diri seseorang agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat dilingkungan tempat tinggalnya.
  • 17. Menurut George Herbert Mead dalam bukunya Mind, self, and Society, ketika lahir, manusia belum memiliki diri (self). Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, hal tersebut dikenal dengan proses pengambilan peran (role taking), yaitu:  Tahap Preparation Stage (tahap persiapan) mengenali lingkungan sekitarnya  Tahap Play Stage (tahap bermain peran) memainkan peran-peran orang dewasa disekelilingnya.  Tahap Game Stage (tahap siap bertindak) menempatkan pada posisi orang lain dan kemampuannya dalam bermain bersama-sama atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang terorganisir.  Tahap Generalized Other (penerimaan norma kolektif)
  • 18.  Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian Setiap orang mempunyai kepribadian. Hanya saja, tiap kepribadian berbeda satu sama lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu warisan biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik seseorang.
  • 19. Agen, Bentuk, Tipe, dan Pola Sosialisasi
  • 20. Penyimpangan Sosial  Konformitas  Perilaku Menyimpang Menurut John M. Shepard, konformitas merupakan bentuk interaksi ketika seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat tempat tinggalnya. Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
  • 21. Teori-Teori Perilaku Menyimpang  Edwin H. Sutherland Mengemukakan sebuah teori yang dinamakannya differential association theory. Menurutnya, penyimpangan bersumber pada pergaulan dengan orang yang berperilaku menyimpang.  Robert K. Merton Struktur sosial menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan menekan orang tertentu kearah perilaku nonkonformis.
  • 22.  Edwin M. Lemert Lemert menamakan teorinya labelling theory. Menurut Lemert, seseorang menjadi penyimpang (deviant) karena proses labelisasi (pemberian julukan atau cap) oleh masyarakat terhadap orang tersebut.Selanjutnya Lemert mengembangkan gagasan tentang penyimpangan primer dan sekunder untuk menjelaskan proses pelabelan.
  • 23.  Hubungan Antara Perilaku Menyimpang dan Sosialisasi yang Tidak Sempurna Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari tetang pelaku-pelaku sosialisasi, seperti keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan media massa (cetak elektronik). Setiap pelaku sosialisasi mempunyai fungsi masing- masing yang seharusnya saling melengkapi. Namun pada kenyataannya, sering terjadi ketidaksepadanan antara pesan yang disampaikan pelaku sosialisasi yang satu dengan pelaku sosialisasi yang lain.
  • 24. Pengendalian Sosial Pengendalian sosial adalah mekanisme untuk mencegah penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah melembaga. Para sosiolog menggunakan istilah pengendalian sosial untuk menggambarkan segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang oleh sekelompok orang atau masyarakat yang bersangkutan untuk memaksa individu agar taat pada sejumlah pelaturan.
  • 25. Terdapat dua sifat pengendalian sosial, yaitu preventif dan represif. Preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Represif adalah pengendalian sosial yang ditujukan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadi pelanggaran. Pengendalian yang terakhir ini dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan.
  • 26. Cara Pengendalian Sosial  Cara Pengendalian Melalui Institusi dan Noninstitusi Cara pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial melalui lembaga- lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat. Cara pengendalian melalui noninstitusi adalah cara pengendalian di luar institusi sosial yang ada, seperti oleh individu atau kelompok massa yang tidak saling mengenal.
  • 27.  Cara Pengendalian secara Lisan, Simbolik, dan Kekerasan  Cara Pengendalian Sosial Melalui Imbalan dan Hukuman (Reward and Punishment) Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik disebut juga cara pengendalian sosial persuasif. Cara pengendalian sosial melalui kekerasan sering juga disebut cara pengendalian koersif. Cara pengendalian sosial melalui imbalan cenderung bersifat preventif. Cara pengendalian sosial melalui hukuman cenderung bersifat represif. Formal oleh lembaga-lembaga resmi. Informal oleh kelompok yang kecil, akrab,  Cara Pengendalian Sosial Melalui Tekanan Sosial
  • 28. Lembaga Pengendali Sosial  Polisi  Pengadilan  Adat  Tokoh Masyarakat  Media Massa
  • 29. Sumber Pustaka  Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 1:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga TERIMAKASIH 