Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
2.3.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 2.3_Eni Sulistiyowati.pdf
1.
2. 2.3.a.8
Koneksi Antarmateri Modul 2.3
Coaching untuk Supervisi
Akademik
Eni Sulistiyowati, S.Pd.
CGP ANgkatan 8 Kabupaten Kebumen
SD Negeri 1 Waluyorejo
4. COACHING
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses
kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi
pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan
pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)
5. Paradigma Berpikir Coaching
Fokus pada coachee/rekan yang
akan dikembangkan
Bersikap terbuka dan ingin tahu
Memiliki kesadaran diri yang kuat
Mampu melihat peluang baru dan
masa depan
10. Supervisi Akademik dengan
Paradigma Berpikir Coaching
Supervisi akademik merupakan
serangkaian aktivitas yang bertujuan
untuk memberikan dampak secara
langsung pada guru dan kegiatan
pembelajaran mereka di kelas.
11. Supervisi Akademik dengan
Paradigma Berpikir Coaching
Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu
Terencana
Reflektif
Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang
sudah disepakati
Berkesinambungan
Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik
Prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir
coaching meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
12. Supervisi Akademik dengan
Paradigma Berpikir Coaching
Pra Observasi
Observasi
Pasca Observasi
Siklus/tahapan dalam supervisi
akademik:
1.
2.
3.
14. Pada modul 2.3 ini saya mempelajari tentang
supervisi akademik yang bertujuan untuk
pengembangan kompetensi diri dalam pendidikan di
sekolah. Pendekatan yang digunakan coaching
dengan alur TIRTA melalui tiga tahapan supervisi
yaitu Pra Observasi, Observasi, dan Pasca
Observasi
Pengalaman/materi pembelajaran yang diperoleh
15. Senang: Saya merasa senang karena dapat ilmu
baru melalui praktik coaching dengan rekan CGP
Optimis: Saya optimis untuk menerapkan coaching
dengan alur TIRTA di sekolah.
Cemas: Saya merasa cemas karena saya khawatir
tidak bisa menjadi supervisor yang baik dan tidak
bisa membuat pertanyaan berbobot
1.
2.
3.
Emosi yang dirasakan
16. Pengalaman baik yang saya dapatkan
pada saat mempelajari modul ini adalah
saya dapat berkolaborasi dengan rekan
sesama CGP untuk mempraktikan proses
coaching dengan alur TIRTA dan berbagi
peran menjadi supervisor, coach dan
coache.
Apa yang sudah baik
17. Menurut saya banyak sekali hal-hal yang perlu
diperbaiki karena kurangnya pengetahuan
saya tentang coaching. Hal yang perlu
diperbaiki antara lain membuat pertanyaan
berbobot dan memancing coachee agar dapat
menemukan solusi atas permasalah yang
mereka hadapi.
Apa yang perlu diperbaiki
18. Pada saat saya mempraktikkan proses
coaching dengan CGP lain, saya harus mampu
mengendalikan diri atas asumsi-asumsi
pribadi saya agar saya dapat bertindak
sesuai prinsip coaching yaitu kemitraan,
proses kreatif dan memaksimalkan potensi
Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri
20. Memunculkan Pertanyaan Kritis
Bagaimana agar prinsip Coaching dapat
diterapkan di sekolah?
Prinsip Coaching dapat diterapkan di sekolah
apabila kepala sekolah dan guru memiliki
pengetahuan tentang coaching dalam supervisi
akademik dan mengaplikasikan dalam kegiatan
supervisi akademik
21. Mengolah materi yang dipelajari dengan
pemikiran pribadi sehingga tergali
wawasan/insight baru
Menjadi pemimpin pembelajaran harus memahami
perkembangan murid secara menyeluruh sehingga
tujuan coaching dalam supervisi akademik untuk
mengembangkan kompetensi guru agar dapat
meningkatkan kinerja dan terwujudnya
pembelajaran yang berpihak pada murid.
22. Menganalisis tantangan yang sesuai
dengan konteks asal CGP
Tantangan yang sesuai dengan konteks CGP
adalah membuat pertanyaan berbobot dan
dapat memancing coache dalam menyelesaiakn
masalah yang dihadapi, serta menyeragamkan
pemahaman tentang coaching dalam supervisi
akademik kepada warga sekolah
23. Alternatif solusi terhadap tantangan
yang diidentifikasi
Alternatif solusi terhadap tantangan yang
dihadapi adalah terus berlatih membuat
berbagai pertanyaan berbobot dan melakukan
sosialisasi dan diskusi kepada seluruh warga
sekolah.
25. Pengalaman Masa Lalu
Sebagai seorang guru tentu saya pernah di supervisi
oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Kegiatan
supervisi yang dilakukan belum ada tindak lanjut yang
untuk perbaikan pada supervisi selanjutnya.
26. Penerapan Masa
Mendatang
Pada masa mendatang supervisi harus dijadikan salah
satu bagian yang sangat mendukung dalam
peningkatan kompetensi akademik sesuai prinsip
coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan
memaksimalkan potensi. Supervisi juga dilakukan
dengan pendekatan coaching dan alur TIRTA.
28. Dalam pembelajaran berdiferensiasi pemetaan
kebutuhan belajar murid dilakukan dengan tiga
aspek yaitu minat siswa, kebutuhan belajar siswa
dan profil belajar siswa. Pemetaan berdasar 3
aspek ini digunakan oleh seorang coach sebagai
dasar untuk mengumpulkan data dalam proses
coaching sehingga mampu mengoptimalkan potensi
dalam diri untuk menemukan solusi yang terbaik.
2.3
2.1
29. Kompetensi Sosial dan Emosional yaitu Kesadaran
Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan
Berelasi dan Pengambilan Keputusan yang
Bertanggungjawab. Kompetensi Sosial dan
Emosional digunakan oleh seorang pendidik sebagai
coach dalam proses coaching bersama coache
dalam berjalan berdasarkan kemitraan serta
menimbulkan rasa empati, sosialisasi serta dapat
mengambil keputusan yang bertanggungjawab.
2.3
2.2
30. Informasi yang didapat dari
orang lain/sumber lain
Supervisi bertujuan untuk memperbaiki
situasi mengajar dalam rangka meningkatkan
mutu belajar mengajar di sekolah