2. HJ. RENI NILAWATI DEWI
Fasilitator
MAD ROHIM
Pengajar Praktik
DEDE SOLEHUDIN
Calon Guru Penggerak
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
PERKENALKAN
4. Tujuan Akhir Modul Paket 1
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Memahami Filosofi
Pendidikan KHD
Menjiwai Nilai
dan Peran Guru
Menyusun Visi dengan
Inkuiri Apresiatif
Membangun Budaya
Positif dan Penerapan
Segitiga Restitusi
Menjadi generasi yang cerdas
dan memiliki kepribadian yang
kuat serta memiliki karakter
sesuai dengan profil pelajar
pancasila
5. Modul 1.1 Filosofi Pendidikan KHD
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
PENDIDIKAN ADALAH TUNTUNAN
Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang dimiliki
anak agar mencapai keselamatan dan kebahagian
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun anggota masyarakat
PENDIDIKAN MENGHAMBA KEPADA ANAK
Pendidikan berpihak kepada siswa, tidak menuntut,
memberikan kebebasan dalam belajar sesuai dengan
gaya dan minat belajar siswa
KODRAT ALAM DAN KODRAT ZAMAN
Memberikan pendidikan dan pengajara sesuai dengan
karakteristik siswa dan lingkungan (kodrat alam) dan
menyesuaikan perkembangan zaman (kodrat zaman)
6. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Pengerak
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
MANDIRI
KOLABORATIF
REFLEKTIF
INOVATIF
NILAI GURU
PENGGERAK
BERPIHAK PADA MURID
COACH BAGI GURU LAIN
MENDORONG KOLABORASI
KEPEMIMPINAN MURID
Setelah memahami filosofi pendidikan KHD seorang guru harus memiliki dan
menjiwa nilai-nilai guru penggerak agar dapat meangplikasikan peran guru untuk
menggerakkan perubahan di sekolahnya.
7. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
B-uat
Pertanyaan
Utama ( Define)
A-mbil Pelajaran
( Discover)
G-ali mimpi
( Dream)
Jabarkan
rencana
( Design)
Atur
eksekusi
( Deliver)
Menyusun Visi berdasarakan aset/kekuatan, yang membuat kita bersemangat
dan menggerakkan hati menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dengan
tahapan BAGJA
8. Modul 1.4 Budaya Positif
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Dalam menggapai visi yang telah ditentukan bersama, perlu menerapkan budaya
positif yaitu menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi
pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki
Hadjar Dewantara
Berubah dari paradigma
Stimulus-Respon kepada
pendekatan teori Kontrol
(Disiplin Positif dan Nilai-
nilai Kebajikan
Universal)
TEORI KONTROL
KEYAKINAN KELAS /
SEKOLAH
Sebagai fondasi dan arah
tujuan sebuah sekolah/kelas,
yang akan menjadi landasan
dalam memecahkan konflik
atau permasalahan di dalam
sebuah sekolah /
kelas
Mentapkan posisi kontrol
sebagai Manager dan
menrapkan segitiga restitus
(Menstabilkan Identitas,
Validasi tindakan, dan
Menanyakan
Keyakinan
SEGITIGA RESTITUSI
9. Kesimpulan Keterkaitan Materi
Dalam menggapai visi berdasarkan aset/kekuatan yang
dimiliki, seorang guru harus membangun budaya positif
dengan memberikan keteladanan akhlak mulia
mencipatakan ekosistem pendidikan yang baik dan
berpihak kepada murid, serta menempatkan posisi kontrol
sebagai manager yang mampu menerapkan segitiga
restitusi dengan baik.
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Pemahaman filosofi pendidikan KHD menjadi modal dasar untuk menjadi seorang guru
yang memiliki nilai-nilai dan peran keberpihakan kepada murid, sehingga setiap guru
mempunyai visi atau harapan terbaik bagi siswanya yaitu memiliki kecakapan hidup
dan memiliki karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila.
10. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang
telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,
teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
REFLEKSI PEMAHAMAN
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
11. Refleksi Modul Budaya Positif
merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa
kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya
melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif
antara guru dan siswa. Displin positif bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri (motivasi
intrinsik) serta memberdayakan anak untuk melakukan
sesuatu tanpa hadiah, ancaman, maupun hukuman.
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
DISIPLIN POSITIF
NILAI-NILAI KEBAJIKAN DAN KEYAKINAN KELAS
Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang
merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu.
Nilai-nilai ini merupakan ‘payung besar’ dari sikap dan
perilaku kita, atau nilai-nilai ini merupakan fondasi kita
berperilaku.
12. Refleksi Modul Budaya Positif
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
POISISI KONTROL
• Penghukum, Seorang penghukum bisa
menggunakan hukuman fisik maupun verbal.
• Pembuat rasa bersalah akan menggunakan
keheningan yang membuat orang lain merasa
tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
• Teman, Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti
murid. yang mungkin timbul adalah murid
hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan
tidak untuk guru lainnya.
• Pemantau. Seorang pemantau sangat
mengandalkan penghitungan, catatan, data
yang dapat digunakan sebagai bukti atas
perilaku seseorang.
• Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat
sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan
murid mempertanggungjawabkan perilakunya,
mendukung murid agar dapat menemukan
solusi atas permasalahannya sendiri.
POSISI
KONTROL
13. Refleksi Modul Budaya Positif
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
5 KEBUTUHAN DASAR
1.
Kebutuhan
untuk bertahan
hidup (survival)
4. Kesenangan
(fun)
2. Kasih sayang
dan rasa diterima
(love and belonging)
3. Kebebasan
(freedom)
5. Penguasaan
(power)
14. Refleksi Modul Budaya Positif
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru
atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan
bertanggung jawab.
SEGITIGA RESTITUSI
Tahapan segitiga restitusi
Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang
gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses
2
1
Validasi Tindakan (Validate the Misbeh)
Setiap tindakan yang dilakukan memiliki suatu tujuan, yaitu
memenuhi kebutuhan dasar. Kita harus memahami kebutuhan
dasar apa yang mendasari sebuah tindakan
Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)
Menghubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan
berpindah menjadi orang yang dia inginkan
3
15. Sebelum mempelajari modul ini saya selalu menerapkan
disiplin melalui pemberian hukuman/sanksi untuk
memberikan efek jera aar tidak mengulangi kesalahannya
dan memberikan reward/hadiah di sekolah untuk
memberikan motivasi dalam mengerjakan seuatu atau
mematuhi peraturan, setelah mempelajari modul ini saya
berfikir bahwa dengan melakukan disiplin positif (teori
kontrol) untuk menumbuhkan motivasi internal dan
melakukan restitusi anak akan menyadari kesalahan yang
diperbuat tanpa harus memberikan hukuman dan lebih
kepada mencari solusi dalam menyelesaikan dan
memperbaiki kesalahannya.
Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda
dan di luar dugaan?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
16. • Bukan hanya sekedar memberi tahu dan menasihati perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai nilai kebajikan akan tetapi
denga terus memberikan keteladanan dan pembiasaan
secara kontinyu.
• Mengganti Tata Tertib kelas dengan kesepatan / keyakinan
kelas/Sekolah berdasarkan kesepatan bersama.
• Menerapkan posisi kontrol menjadi manajer yang
menerapkan segitiga restitusi.
• Dalam menghadapi permasalahan pelanggaran disekolah
kita dapat memberikan solusi dengan terlebih dahulu
menganalisis 5 kebutahan dasar yang belum terpenuhi
Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam
menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda
setelah mempelajari modul ini
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
17. Pengalaman yang pernah saya alami adalah
ketika saya berhalangan hadir kemudian
digantikan dengan rekan saya, dan beliau
menghukum siswa berdiri di depan sambil
angkat kaki karena tidak mengerjakan PR,
kemudian setelah masuk kelas, saya langsung
menyuruh mereka untuk duduk kembali dan
melanjutkan pembelajaran. Pada waktu saya
belum melakukan tahapan segitiga restitusi
Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait
penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik
di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
18. Perasaan ketika itu adalah merasa kaget
dengan penerapan hukuman yang masih
menggunakan fisik dan verbal.
hal yang sudah baik adalah ketika saya
menyuruh kembali duduk, hal yang perlu
diperbaiki adalah pada waktu itu adalah saya
hanya menasihati siswanya saja, dan belum
melakukan tahapan segitiga restitusi.
• Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
• Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep
tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
19. Sebelum mempelajari modul ini, ketika
berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda
pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu?
Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang
Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda
sekarang? Apa perbedaannya?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
20. Sebelum mempelajari modul ini saya sering
memposisikan diri sebaga Penghukum dan pembuat rasa
bersalah. Perasaannya adalah lebih mengedapankan
emosional dan ingin cepat-cepat anak merasa bersalah
dan jera tidak mengulanginya lagi, tanpa berfikir panjang
efek dari menghukum tersebut.
Setelah mempelajari modul ini posisi yang akan saya
pakai adalah Posisi Manajer. Perasaannya adalah dengan
melakukan segitiga restitusi merasa lebih tenang dalam
menghadapi permasalahan beberda dengan
sebelumnya. Selain itu anak merasa senang karena tidak
diberikan hukuman lebih mencari solusi dan cara
memperbaikinya.
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
21. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi
permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda
praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
22. Sebelum mempelajari modul ini saya pernah
menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikan
permasalahan di kelas, tahap yang saya lakukan pada
waktu itu adalah langsung memvalidasi tindakan dan
menanyakan keyakinan. Pada jam istirahat siswa
bermain di kelas dan menyebabkan gambar peta jatuh
dan rusak. saya langsung memanggil anak tersebut dan
bertanya "Apa yang telah kamu lakukan tadi sampai
gambar peta jatuh dan rusak"?. "Coba ceritakan kenapa
lasan kamu bermain di kelas?'
dan Bagaimana dengan peraturan kelas kita, dan
terakhir dengan cara apa memperbaiki peta yang rusak
tadi"?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
23. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal
lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses
menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Kementrian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi
Menurut saya hal lain yang penting untuk dipelajar
dalam proses menciptakan budaya positif di lingkungan
kelas maupu sekolah adalah bagaimana pentingyanya
berkolaborasi melibatkan orang tua dan pihak
berwenang dan warga sekolah terkait keyakinan
sekolah / kelas harus beriringan dan sesuai
dilaksanakan dilingkungan keluarga dan masyarakat
dengan cara melakukan sosialisasi dan parenting