Modul ini membahas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak positif pada murid dengan melibatkan murid dalam setiap tahapan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan siswa dan memberikan manfaat optimal bagi perkembangan potensi diri mereka. Guru dituntut untuk menciptakan lingkungan belajar yang memberdayakan murid dengan memberikan suara, pilihan, dan kepem
3. CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang
telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya
untuk membuat sintesa pemahaman tentang
program sekolah yang berdampak pada murid.
4. Merasa senang dan
bersyukur mendapatkan
ilmu dari fasilitator dan rekan
guru hebat hal ini membuka
mindset saya sebagai
pendidik untuk terus
memberikan yang terbaik
dan bermanfaat bagi
perkembangan akademik
dan non akademiknya.
Merasa tertantang untuk
menyusun program
berdasarkan aset kekuatan
yang dimiliki
Mendapatkan ilmu dan
wawasan yang luar biasa
terkait bagaiamana peran
seorang pendidik sebagai
fasilitator untuk melibatkan
siswa dalam penyampaian
ide/gagasan, memberikan
pilihan, agar mereka
memiliki tanggung jawaba /
kepemilikan didalam
sebuah kegiatan yang
dilakukan
Pendidik sebagai pemimpin
pembelajaran Dalam
menyusun program sekolah
baik itu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
harus melibatkan suara,
pilihan dan kepemilikan
siswa agar dalam
implementasi kegiatan
tersebut siswa memiliki
sikap mandiri, percaya diri
dan rasa tanggung jawab
(merdeka belajar)
5. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil
peran aktif dalam proses pembelajaran
mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta
antara guru dengan murid akan mengalami
perubahan, karena hubungannya akan
menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan
yang bersifat kemitraan
Student Agency bisa diartikan
Kepemimpinan Murid yaitu kondisi
ketika siswa mampu mengelola,
mengatur, mengkontrol dirinya
dan mengelauasi dalam setiap
kegiatan yang dilakukannya.
Konsep kepemimpinan murid
sebenarnya berakar pada prinsip
bahwa murid memiliki kemampuan
dan keinginan untuk secara positif
mempengaruhi kehidupan mereka
sendiri dan dunia di sekitar mereka
Upaya menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid akan menyediakan
kesempatan bagi murid untuk
mengembangkan profil positif dirinya, yang
kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai
pengejawantahan profil pelajar Pancasila
dalam dirinya.
6. Saat murid memiliki agency, maka mereka sebenarnya memiliki suara
(voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses
pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah
murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang
pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru
sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan
budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam
apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana
mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka
merefleksikan tindakan mereka.
7. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua,
dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal.
• Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang
positif.
• Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid
akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh
sekolah.
• Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun
non-akademiknya. Lingkungan ini akan memungkinkan murid untuk memiliki determinasi diri yang kuat dalam
proses pembelajaran, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik.
• Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan
lingkungan di sekitarnya
• Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau
mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
• Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
• Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan
dan kesulitan.
8. Yang dimaksud dengan komunitas di sini dapat terdiri dari murid, guru, orang tua, orang dewasa
lain yang ada di sekitar murid, dan masyarakat atau lingkungan sekitar, yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses belajar murid. Sebagai pusat dari proses
pendidikan, murid ‘berada’ dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada:
• komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb)
• komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid, guru)
• komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga
sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb)
• komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakatsetempat,
puskesmas, tokoh agama setempat, dsb)
• komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi masyarakat, dunia usaha,
media, universitas, DPR, dsb)
9. Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang
mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:
• membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka.
• membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang
dibuatnya.
• membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat.
• membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan
kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di
sekitarnya.
Kita dapat melibatkan lintas komunitas tersebut dalam proses pembelajaran murid. Namun, yang
perlu diingat, jika kita ingin keterlibatan mereka dapat membantu mewujudkan kepemimpinan
murid, maka keterlibatan mereka harus dapat mendorong aspek suara, pilihan dan kepemilikan
murid. Jangan sampai keterlibatan komunitas justru membuat ketiga aspek tersebut menjadi
berkurang.
10.
11. Menurut Filosofi KHD dalam modul 1.1 peran pendidik adalah menuntun segala
kodrat (keunikan) yang dimiliki murid untuk mencapai keselamatan dan kebagahaiaan
yang setinggi-tingginya. Maka dari itu dalam melaksanakan kegiatan program harus
melibatkan murid sebagai pelaku pembelajaran, berorientasi pada pengembangan
potensi (kodrat anak), mengembangkan keterampilan dan kepemimpinan dalam diri
murid agar mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Adapun dalam mengelola
program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan
memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga
dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya
dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya. Dengan kita memahami kodrat murid
maka kita akan lebih mudah dalam merancang program yang berdampak positif pada
murid.
12. Modul 1.2 berkaitan dengan nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai dari seorang
guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.
Adapun peran guru penggerak salah satunya yaitu menjadi pemimpin pembelajaran,
dan Mewujudkan kepemimpinan murid Nilai dan peran dari guru penggerak tidak
terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan merdeka
belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru harus memberikan contoh jiwa
kepemipinan yang baik, mentransfer nilai-nilai kebajikan dan akhlak mulia bukan
hanya sekedar memberi nasehat semata. Selain itu dalam menjalankan sebuah
program yang berdampak positif pada murid guru harus memberikan hak
menyampaikan surat (ide/gagasan), memberikan kebebasan dalam memilih, sehingga
akan mewujudkan siswa yang bertanggung atau memiliki rasa kepemilikan terhadap
setiak kegiataan yang dilaksanakan
13. Modul 1.3 Visi Guru penggerak seorang
pendidik harus memiliki cita-cita dan
harapan yang berpihak dan berorientasi
kepada murid, maka dari segala program
yang dilaksankan di sekolah harus memiliki
asas kebermanfaatan dan berdampak positif
pada murid sehingga potensi bakat, minat
dapat tersalurkan dengan baik. dalam
merencanakan dan mengelola program
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan
terlebih dahulu memetakan aset atau
sumber daya sekolah, dan mengembangkan
aset atau potensi yang bisa dikembangkan
untuk merencanakan program sekolah yang
berdampak pada murid
Modul 1.4 tentang budaya positif, berupa
lingkungan yang mendukung perkembangan
potensi, minat dan profil belajar murid
terutama kekuatan kodrat pada anak-anak.
Guru hendaknya dapat mengoptimalkan
sumber daya, dan menciptakan lingkungan
yang positif, aman nyaman, menyenangkan
dan memberikan tantangan kepada siswa
agar anak-anak dapat tumbuh dengan
baiksesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman dan mendukung program yang
berdampak pada murid.
14. Merencanakan dan mengelola program
yang berdampak positif pada murid harus
memberikan ruang dan memenuhi
kebutuhan belajar murid seperti kesiapan
belajar murid, minat belajar, dan profil
belajar murid, hal ini akan memberikan
kemanfaatan, kebaikan, dan berdampak
positif bagi murid karena apa yang
menjadi kelebihan dan potensi siswa
dapat dikembangkan dengan baik dan
optimal.
Dalam merencanaan dan melaksanakan
program yang berdampak pada murid,
Pendidik harus mengintegrasikan kompetensi
sosial emosional dalam pelibatan aspek
suara, pilihan dan kepemilikan. Hal ini
bertujuan agar dalam pelsaksanaan kegiata
pembelajaran siswa memiliki kesadaran
penuh (mindfulness), dapat mengelola emosi
, menumbuhkan jiwa sosial dan melatih
kesempatan bagi murid untuk
mengembangkan profil pelajar pancasila.
15. Coaching sangat penting sebagai langkah
untuk menggali segala potensi dan
melejitkan kinerja murid untuk
menemukan sendiri solusi atas
permasalahan yang dihadapi ketika
melaksanakan program sekolah yang
berdampak positif pada murid. Maka dari
itu sikap Berfikiri kritis, inovatif, dan
kreatif dari murid sangat diharapkan agar
terciptanya merdeka belajar, selain itu
coaching dapat digunakan sebagai
strategi dalam mengembangkan sumber
daya murid
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran,
seorang guru harus dapat mengambil
keputusan secara bijak, yaitu keputusan
yang berpihak pada murid. Didalam
mengambil sebuah keputusan harus
memperhatikan 3 prinsip berfikir, 4
paradigma pengambilan keputusan, dan 9
langkah pengujian. Dengan mengambil
keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan
maka akan menghasilkan suatu keputusan
atau kebijakan yang tentu saja berdampak
positif dan berpihak kepada murid
16. Membahas tentang pengelolaan sumber daya, bahwa seorang guru sebagai
pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat
memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset
fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas
belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Paradigma
berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan
berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang
berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.
17. Program yang berdampak positif merupakan wadah kegiatan
baik itu intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan sekolah dalam rangka menumbuhkembangkan
segala potensi, bakat, dan minat siswa selain itu dalam
mengelola program ini harus melibatkan aspek suara (Voice) atau
penyamapaian ide/gagasan siswa, memberikan kebebasa
memilih (choice), dan kepemilikian agar setiap memiliki rasa
tanggung jawab, percaya diri, dan membentuk siswa pembelajar
sepanjang hayat yang memiliki karakter profil pelajar pancasila
18. Penyusunan program sekolah merupakan sebuah langkah untuk mewujudkan dari visi
sekolah yang diinginkan dengan mengoptimalkan aset/sumber daya sekolah yang dimiliki,
melalui pendekatan inkuiri apresiatif (IA) dengan menentukan prakarsa perubahan
menggunakan alur BAGJA. Dalam melaksanakan program yang berdampak positif pada
murid tentu harus melibatkan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan mulai dari aspek suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) kita
sebagai pendidik harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
mengeluarkan ide/gagasan, selain itu memberikan kebebasan dalam memilih sesuai dengan
minatnya masing-masing apabila hal ini telah dilakukan maka akan tumbuh siswa yang
memiliki rasa percaya diri, mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab atas segala tindakan
dan kegiatan yang dilakukan, ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan yaitu
mencapai siswa yang merdeka belajar, keselamatan, dan kebahagiaan yang setingi-
tingginya.