5. DEFINISI
Gangguan irama jantung atau
aritmia merupakan komplikasi yang
sering terjadi pada infark
miokardium. Aritmia atau disaritmia
adalah perubahan pada frekuensi
dan irama jantung yang disebabkan
oleh kondisi elektrolit abnormal atau
otomatis (Doenges, 1999).
6. KLASIFIKASI ARITMIA
LAJU JANTUNG
1. Bradiaritmia yang dicirikan
dengan laju jantung yang terlalu
lambat (kurang dari 60 kali per
menit/)
2. Takiaritmia yang dicirikan
dengan laju jantung yang terlalu
cepat (lebih dari 100 kpm).
LOKASI
1. Termasuk di atrial (AV Node dan
berkas his)
2. Termasuk di ventrikel mulai dari
his bundle.
7. ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA
Ventrikel Fibrilasi (VF)
Ventrikel Fibrilasi (VF) adalah adalah
irama jantung cepat yang
mengancam jiwa dimulai di ruang
bawah jantung. Dapat dipicu oleh
serangan jantung. Karena jantung
tidak memompa secara mencukupi
selama ventrikel fibrilasi (VF),
berkelanjutan dapat menyebabkan
tekanan darah rendah, pingsan, atau
kematian.
GAMBARAN EKG
8. ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA
Ventrikel Takikardia (VT)
Adalah sebuah kondisi ketika bilik
bawah jantung (ventrikel) berdenyut
sangat cepat. Takikardia ventrikel
terjadi karena ada masalah dengan
impuls listrik jantung. Secara umum
VT dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Monomorfik
2. Polimorfik
Monomorfik
Polimorfik
9. ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA
Aktivitas Listrik Tanpa Denyut
(Pulseless Electrical Activity/PEA)
Adalah suatu keadaan dimana masih
terdapat aktivitas listrik jantung,
tanpa disertai respon mekanik
jantung berkontraksi untuk
menghasilkan denyut yang teraba
atau tekanan darah yang terukur. Gambaran EKG
10. ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA
Asistole
Asistol merupakan ritme jantung
yang mengancam nyawa yang
dicirikan oleh tidak adanya aktivitas
elektrik pada gambaran
elektrokardiogram. Oleh karena tidak
terdapat aktivitas elektrik, maka
tidak terdapat pula denyutan
jantung. Kondisi ini dapat
menyebabkan kematian bila tidak
ditangani secara cepat.
Gambaran EKG
11. ETIOLOGI
1. Peradangan jantung, misalnya demam
reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi).
2. Gangguan sirkulasi koroner
(aterosklerosis koroner atau spasme
arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard.
3. Gangguan pada pengaturan susunan
saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung.
4. Ganggguan psikoneurotik dan susunan
saraf pusat.
5. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
6. Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung).
7. Kardiomiopati
MANIFESTASI KLINIS
1. Jantung berdebar- debar (palpitasi)
2. Penurunan nadi yang di sebabkan
oleh denyut jant ung tidak memadai
3. Ketidak sadaran
4. Apnea
5. Perubahan TD (hipertensi atau
hipotensi)
6. Sinkop
7. Nyeri dada ringan sampai berat
8. Nafas pendek,
9. Demam
12.
13. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung
2. Kematian mendadak
3. Terbentuknya trombo-emboli
yang dapat menyebabkan
stroke dan gangguan pada
pembuluh darah lainnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Monitor holter
3. Rontgen dada
4. Scan pencitraan miokard
5. Elektrolit
6. Pemeriksaan tiroid
7. Laju sedimentasi
8. Pemeriksaan obat
9. GDA/nadi oksimetri
16. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Primary Survey
1. Airway
Pada pemeriksaan airway atau alan nafas, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah adanya penghalang jalan nafas atau tidak.
Hal tersebut meliputi benda padat (snoring), penyempitan alan
nafas (crowing), dan cairan (gurgling). Selain itu suara nafas
dan cara bernafas juga perlu diperhatikan (spontan/tidak).
2. Breathing
Pada penilaian pernafasan, hal yang perlu diperhatikan adalah
oksigenasi pasien yaitu apakah pasien dapat bernafas dengan
baik atau tidak. Selain itu, dapat dinilai dengan adanya retraksi
otot interkosta, dyspnea, sesak nafas atau tidak.
3. Circulation
Penilaian pada tahap sirkulasi dapat meliputi penurunan TD atau
tidak, nilai capileryrefill, dan adanya sianosis atau tidak.
4. Disability
AVPU, GCS, Reflek pupil, Kekuatan otot
5. Exposure
Memakaikan selimut pada pasien untuk mencegah adanya
hipotermia, dan kaji adanya luka lain pada tubuh dengan
membuka baju pasien
Secondary Survey
1. AMPLE (allergi, medication, past
illness, last meal dan event of
injury).
2. Pengkajian fisik (head to toe/
per sistem)
17. PENGKAJIAN FISIK
1. Aktivitas : kelelahan umum
2. Sirkulasi
3. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ), nadi mungkin tidak teratur, defisit nadi,
bunyi jantung irama takte ratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit warna dan
kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat, edema, keluaran urin menrun bila
curah jantung menurun berat.
4. Integritas ego
5. Perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
6. Makanan/cairan
7. Hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah,
perubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
18. PENGKAJIAN FISIK
1. Neurosensori
2. Pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
3. Nyeri/ketidaknyamanan
4. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat anti angina, gelisah.
5. Pernafasan
6. Penyakit parukronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan,
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena trombo embolitik pulmonal,
hemoptisis.
7. Keamanan
8. Demam, kemerahan kulit (reaksiobat), inflamasi, eritema, edema (thrombosis siperfisial),
kehilangan tonus otot/kekuatan.
19. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Diagnosa
berdasarkan SDKI adalah :
1. Nyeri akut (D0077)
2. Penurunan curah jantung (D.0008)
3. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
21. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Alamat : Pare
Nomor registrasi : 513xxx
Diagnosa medik : Aritmia (Ventrikel Fibrilasi/VF)
Tanggal MRS : 04 September 2021 Jam 11.30 WIB
Tanggal pengkajian : 04 September 2021 Jam : 15:00 WIB
22. PRIMARY SURVEY
Triage : Merah (mengancam jiwa)
Keluhan utama
Tn. A mengeluh nyeri dada sebelah kiri menyebar ke bahu sebelah kiri, leher dan lengan atas sebelah kiri. Tn A
mengatakan jantung terasa berdebar-debar, merasa lelah, dan pusing.
Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas (snoring, crowing, dan gurgling), bernafas secara spontan.
Breathing
Pernafasan simetris dan tidak dalam, RR = 22x/mnt, bernafas tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Circulating
Tekanan darah = 185/100 mmHg, nadi 92x/menit, CRT >3 detik, warna kulit pucat, nadi perifer teraba lemah,
nadi karotis teraba kuat, tidak ada perdarahan eksternal
Disability
GCS = 4-5-6, Alert (Responsif, berorientasi, dan dapat berbicara dengan baik), Pupil isokhor, kekuatan otot
Exposure
Pasien memakai selimut, tidak ada lesi,
Heart Monitor = Aritmia (Ventrikel Fibrilasi/VF)
5 5
5 5
23. SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan AMPLE
A (Alergic) : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
M (Medication) : Pasien mengatakan tidak sedang mengkonsumsi obat apapun
P (Past illness) : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun
L (Last meal) : Pasien mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit sempat makan
roti satu sisir
E (Environment) : Pasien mengatakan tidak mengalami jatuh sebelum dibawa ke
rumah sakit. Hanya tiba-tiba dada terasa nyeri dan lemas.
24. SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data, TD 185/100 mmHg, nadi teraba lemah
pada radialis, pasien tampak lemah, RR 22x/ menit, S 36,5 C. Dari hasil auskultasi
tidak terdengar suara wheezing dan pada jantung terdengar bunyi jantung suara
gallops, kesadaran pasien dalam keadaan composmetis dengan hasil GCS (E=4, V=5,
M=6) jumlah 15, reflek cahaya pada pupil menunjukkan pupil (+), pergerakan dada
simetris, terlihat adanya otot bantu pernapasan. Dari hasil pemeriksaan penunjang
didapatkan bahwa hasil AGD =PaO2 67 mmHg (normal = 80-100 mmHg), saturasi
oksigen 95% dan hasil EKG menunjukkan adanya Ventrikel Fibrilasi (VF).
25. SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
Kepala : tidak ada lesi, tidak ada benjolan, rambut bersih dan uban
Leher : tidak ada pembengkakan tiroid, tidak ada nyeri tekan, nadi teraba lemah di arteri karotis.
Dada : pergerakan dada simetris, terdapat penarikan otot bantu pernafasan, suara tambahan jantung gallop.
Abdomen: pasien mengeluh serta mual muntah, tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada nyeri tekan.
Lower back/ punggung bawah : tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : tidak terdapat infeksi, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan.
Ekstermitas atas dan bawah : kulit akral dingin, crt > 3 detik, tidak ada oedema, tidak ada lesi.
Persyarafan : reflek cahaya pada pupil menunjukan pupil (+)
26. ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi
Masalah
Keperawatan
1. DS :
1. Tn A mengatakan dada terasa berdebar-debar
DO :
1. Tekanandarah 185/100 mmHg
2. Nadiperifer teraba lemah
3. Nadi= 92x/menit
4. Capillaryrefill time >3 detik
5. Warna kulit pucat
6. Saturasioksigen 95%
7. HasilEKG menunjukkanadanya VentrikelFibrilasi(VF).
Perubahan afterload Penurunan Curah Jantung
(D.0008)
27. 2. DS :
1. Pasien mengatakan sesak saat dibuat aktifitas berat.
DO :
1. Gambaran EKG aritmia (ventrikel fibrilasi/ VT)
2. Menggunakan otot bantu pernafasan
3. Pasien tampak lemah
Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
Intoleransi Aktivitas
(D.0056)
3. DS :
1. Tn. A mengeluh nyeri dada sebelah kiri menyebar ke bahu
sebelah kiri, leher dan lengan atas sebelah kiri.
2. Tn A mengatakan nyeri pada dada dengan skala 8 (berat).
3. Tn A mengatakan nyeri muncul saat bergerak dan saat diam.
4. Tn A mengatakan nyeri meningkat ketika digunkaan bergerak.
DO :
Tn A tampak memegangi dada dan meringis.
Agen pencedera fisiologis Nyeri Akut
(D.0077)
28. Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas) :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menyebar ke bahu sebelah
kiri, leher dan lengan atas sebelah kiri tekanan darah meningkat, nadi perifer
teraba lemah, capillary refill time >3 detik , warna kulit pucat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan Tn.A
mengeluh nyeri dada sebelah kiri menyebar ke bahu sebelah kiri, leher dan
lengan atas sebelah kiri dengan skala nyeri 8 (berat), Tn. A tampak
menyeringai dan memegangi dadanya
3. Intolerasnsi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan pasien mengatakan sesak saat
dibuat aktivitas berat, gambaran EKG aritmia, terdengan suara wheezing,
menggunakan otot bantu pernafasan.
30. No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi dan Rasional Paraf
1.
Penurunan
curah
jantung
berhubung
an dengan
Perubahan
afterload
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x30
menit curah jantung Tn. A.
meningkat
Luaran Utama : Curah
Jantung (L.02008)
1. Pasien mengatakan nyeri
dada disertai sesak
menurun
2. Tekanan darah dalam
batas normal (100-130
mmHg)
3. CRT < 3 detik
4. Pasien tanpak tidak
pucat
5. Nadi perifer teraba kuat
dan dalam batas
normal (60-90x/menit)
Intervensi Utama : Manajemen Aritmia
(1.02035)
Tindakan :
Observasi
1. Identifikasi jenis aritmia
2. Monitor frekuensi dan durasi aritmia
3. Monitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda).
4. Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
5. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
1. Berikan lingkungan yang tenang
2. Pasang monitor jantung
3. Berikan oksigen
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia
31. No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi dan
Rasional
Paraf
2. Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
pencedara
fisiologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x45
menit tingkat nyeri Tn. A
menurun.
Luaran utama : Tingkat
nyeri ( L.08066)
1. Pasien mengatakan
nyeri berkurang dari
skala 8 menjadi 5
2. Pasien menunjukkan
ekspresi wajah tenang,
tidak meringis
3. Pasien dapat
beristirahat dengan
Nyaman
Intervensi Utama : Manajemen nyeri (1.08238)
Tindakan :
Observasi
1.Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
2.Identifikasi skala nyeri
3.Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
1.Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
32. No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi dan
Rasional
Paraf
3. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
Ketidakseimba
ngan antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x45 menit
toleransi aktivitas Tn. A
meningkat.
Luaran utama :
Toleransi aktivitas
(L.05047)
1. Pasien mengatakan
sesak saat dibuat
aktivitas menurun
2. Pasien tidak merasa
lemah
Intervensi Utama : Manajemen energi (1.05178)
Tindakan :
Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis. Cahaya, suara,
kunjungan )
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ali gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
34. No.
Diagnosa
Keperawatan
Tgl/Waktu Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf
1. Penurunan
curah
jantung
berhubunga
n dengan
Perubahan
afterload
04
September
2021
Pukul 15.00
WIB
• Mengidentifikasi jenis aritmia
Hasil : Aritmia Ventrikel Fibrilasi (VF).
• Memonitor frekuensi dan durasi aritmia
Hasil : > 350 x / menit sehingga tidak dapat dihitung
• Memonitor keluhan nyeri dada (intensitas, lokasi, faktor pencetus dan faktor pereda)
Hasil : Nyeri dada sebelah kiri, menyebar ke bahu sebelah kiri, leher dan lengan atas
sebelah kiri
• Memonitor respon hemodinamik akibat aritmia
Hasil : AGD =PaO2 67 mmHg
• Monitor saturasi oksigen
Hasil : saturasi oksigen 89%
• Memerikan lingkungan yang tenang
Hasil : pasien tampak nyaman beristirahat
• Memasang monitor jantung
Hasil : TD 185/100, N: RR: 30x/menit
• Memberikan oksigen
Hasil : terpasang nasal kanul 5 liter/dl
• Kolaborasi pemberian antiaritmia
Hasil : pasien tampak kooperatif
35. No.
Diagnosa
Keperawatan
Tgl/Waktu
Tindakan Keperawatan
dan Hasil
Paraf
2. Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
pencedara
fisiologis
04 September
2021
Pukul 15.10
WIB
• Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
Hasil : Pasien mengatakan nyeri pada dada bagian kanan, nyeri seperti
tertimpa benda berat, nyeri terjadi secara terus menerus
• Identifikasi skala nyeri
Hasil : Pasien mengatakan nyeri dengan skala 8 (berat)
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Hasil : Pasien mengatakan nyeri meningkat ketika digunakan untuk
bernafas dan menurun ketika digunakan untuk posisi setengah duduk
• Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
Hasil : Pasien mampu untuk melakukan relaksasi
nafas dalam
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Hasil : pasien kooperatif
36. No.
Diagnosa
Keperawatan
Tgl/Waktu
Tindakan Keperawatan dan
Hasil
Paraf
3. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
Ketidakseimb
angan antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
04 September
2021
Pukul 15.20
WIB
• Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Hasil : terdengar bunyi jantung gallops
• Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Hasil : dada sebelah kiri nyeri, leher dan lengan atas sebelah kiri
• Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis. Cahaya, suara,
kunjungan )
Hasil : pasien tampak nyaman dan ruang pasien tampak tenang
• Menganjurkan tirah baring
Hasil : pasien tampak melakukan latihan pernafasan dengan
“pursed-lips breathing” mengabil posisi rileks yaitu tarik nafas
melalui hidung, lalu tahan selama 2-3 detik
• Kolaborasi dengan ali gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Hasil : pasien kooperatif
38. No.
Diagnosa
Keperawatan
Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
1. Penurunan
curah jantung
berhubungan
dengan
Perubahan
afterload
04 September 2021
Pukul 15.05 WIB
S =
1. pasien mengatakan nyeri dada disertai sesak nafas menurun
O =
1. TD : 185/100mmHg
2. Nadi karotis terabalemah
3. Capillary refill time 3 detik
4. Pasien tampaktidakpucat
A= Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi No. 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dilanjutkan
39. No.
Diagnosa
Keperawatan
Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
2. Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
pencedara fisiologis
04 September 2021
Pukul 15.14 WIB
S =
1. Pasien mengatakannyeri menurundenganskala nyeri6 (sedang)
2. Pasien mengatakannyeri kadangtimbul kadanghilang O =
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien masih memegangi dadanya
A= Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi No. 1,2,3,4,5 dilanjutkan
40. No. Diagnosa
Keperawatan
Tanggal/Waktu Evaluasi Paraf
3. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
Ketidakseimbanga
n antara suplai dan
kebutuhan oksigen
04 September 2021
Pukul 15.25 WIB
S =
Pasien mengatakan sesak saat dibuat aktifitas (gerak) menurun
O =
1. Gambaran EKG menunjukan adanya ventrikel fibrilasi
2. Pasien masih merasa lemah
3. penggunaan otot bantu pernafasan menurun
A= Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi No. 1,2,3,4,5, dilanjutkan
41. DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilyn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:EGC
2. Smeltzer Bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Studdarth,Jakarta:EGC
3. Sudoyo,Aru W.dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV.Jakarta:FKUI
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.(2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik.Jakarta:Dewan Pengurus PPNI
5. Tim Pokja SIKI DPP PPNI.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan.Jakarta:Dewan Pengurus PPNI
6. Tim Pokja SLKI DPP PPNI.(2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan.Jakarta:Dewan Pengurus PPNI