SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
STROKE NON HEMORAGIK
IDENTITAS PASIEN
 NAMA LENGKAP :
 TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
 ALAMAT :
 PEKERJAAN :
 STATUS PERKAWINAN :
 SUKU BANGSA :
 UMUR :
 JENIS KELAMIN :
 AGAMA :
 NO. RM :
ANAMNESIS
• Keluhan utama: Tangan dan kaki kiri lemas sejak 2 hari SMRS
• Riwayat penyakit sekarang:
• Pasien datang ke IGD dengan keluhan tangan dan kaki kiri terasa lemas sejak 2 hari SMRS. Keluhan muncul mendadak,
dan dirasakan terus menerus. Keluhan dirasakan pasien setelah bangun pagi. Lemas yang dirasakan semakin lama
semakin memberat. Menurut pasien, tidak ada hal yang memperburuk dan tidak ada hal yang memperingan keluhan
pasien. Keluhan lain seperti bicara pelo, pusing, riwayat trauma, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, riwayat
nyeri dada, mual dan muntah disangkal. Pasien masih dapat makan dan minum tanpa tersedak. BAB dan BAK dalam
batas normal. Riwayat kebiasaan merokok dan meminum alkohol disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT
TERDAHULU
o Pasien memiliki riwayat hipertensi
o Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2
o Riwayat stroke
o Riwayat confirmed covid 19
KELUARGA
o Keluhan yang serupa dengan pasien di keluarga
disangkal
o Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus,
stroke, jantung, pada keluarga disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanggal :
• Pemeriksaan umum :
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang, E4V5M6
GCS 15 (compos mentis)
• Tanda vital :
– Tekanan darah : 157/87 mmHg
– Nadi : 80 x/menit, isi cukup, reguler
– RR : 20x/menit
– Suhu tubuh : 36,5 °C
PEMERIKSAAN SISTEM
• Kepala: Bentuk dan ukuran normal, massa (-), kulit kepala normal, rambut hitam
terdistribusi merata
– Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor bulat, reflex
cahaya langsung (+/+) dan tidak langsung (+/+)
– Telinga : Bentuk telinga normal, liang telinga lapang, tidak tampak kelainan
– Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi, lapang/lapang, hiperemis mukosa (-/-),
sekret (-/-) tidak tampak kelainan
– Mulut : Bukosa bibir normal, lidah tidak kotor, karies (-), tonsil T1– T1
• Leher : Deviasi trakea (-), pembersaran KGB (-)
PEMERIKSAAN SISTEM
PARU
• I: bentuk dada normal, simetris saat
inspirasi dan ekspirasi, tidak tampak
retraksi dinding dada
• P: stem fremitus kanan kiri depan
belakang sama kuat
• P: sonor pada kedua lapang paru
• A:suara napas vesikuler, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
JANTUNG
• I: pulsasi ictus cordis tidak tampak
• P: ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra
• P: redup
• Batas jantung kanan di ICS V para sternal line dextra
• Batas jantung atas ICS III PSL sinistra
• Batas jantung kiri ICS V linea midclavicularis
• A: bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN SISTEM
• Abdomen:
– Inspeksi : datar, tidak tampak benjolan,
striae (-)
– Auskultasi : bising usus (+) normal
– Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
membesar, nyeri tekan (-), defans
muskular (-), nyeri lepas (-)
– Perkusi : timpani pada keempat
kuadran, shifting dullness (-)
• Anus dan genitalia: tidak diperiksa
• Ekstremitas dan tulang belakang:
– Akral hangat, tidak tampak edema di 4
kuadran ekstremitas dan tubuh bagian lain,
CRT < 2 detik
– Tulang belakang dalam batas normal
• Kulit: hangat, tidak tampak kelainan
• Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
RESUME
• Telah diperiksa pasien laki-laki berusia 66 tahun dengan keluhan tangan dan kaki
kiri terasa lemas sejak 2 hari SMRS. Keluhan muncul mendadak, dan dirasakan
terus menerus. Keluhan dirasakan pasien setelah bangun pagi. Lemas yang
dirasakan semakin lama semakin memberat. Menurut pasien, tidak ada hal yang
memperburuk dan tidak ada hal yang memperingan keluhan pasien. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan motorik manus dan pedis sinistra 4. Pada
pemeriksaan penunjang darah lengkap ditemukan penurunan eritrosit,
hemoglobin, hematokrit. Terdapat peningkatan ureum, kreatinin, kalium, dan
HbA1C, Ct-scan kepala ditemukan adanya infark periventrikel dextra
DIAGNOSIS
• Diagnosis kerja : stroke non hemoragik
o Diagnosis klinis : hemiplegia sinistra
o Diagnosis topis : cerebral hemisphere dextra
o Diagnosis etiologis : infark pada cerebral hemisphere dextra
• Diagnosis banding: stroke hemoragik
PROGNOSIS
• Ad vitam : bonam
• Ad sanationam: dubia ad malam
• Ad fungsionam: dubia ad malam
ANATOMI OTAK
• Terdiri dari cerebrum, cerebellum, dan batang otak
ANATOMI OTAK
• Diencephalon  epithalamus, dorsal
thalamus dan hipothalamus (central
core)
• Midbrain / mesensefalon  pusat
refleks yg membatu:
• Koordinasi pergerakan mata dan
kepala
• Pengaturan mekanisme fokus pada
mata,
• Respon pupil terhadap stimulus
cahaya
• Cerebellum  keseimbangan
CIRCLE OF WILLIS
Asal: arteri carotis internal
Distribusi: hemisfer serebral
kecuali lobus oksipital
Asal: arteri cerebri anterior
Distribusi: lingkaran arteri
serebral (circle of willis)
Asal: Sambungan dari distal arteri
carotis internal distal menuju arteri
cerebri anterior
Distribusi: Permukaan paling lateral
dari hemisfer serebral
Asal: Cabang terminal arteri basilar
Distribusi: Aspek inferior dari
hemisphere cerebral dan lobus
occipital
Asal: arteri cerebri posterior
Distribusi: Traktus opticus,
pedunculus central, capsule internal
dan thalamus
Asal: dibentuk dari union arteri
vertebral
Distribusi: batang otak,
cerebellum, cerebrum
Asal: arteri subclavian
Distribusi: meningen kranial
dan cerebellum
Asal: Arteri carotis communis di
bagian superior dari kartilago tiroid
Distribusi: Sebagai cabang dari sinus
cavernous, kelenjar pituitary , ganglion
trigeminal sebagai aliran darah primer
ke otak
DEFINISI
• Kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal
maupun global yang mendadak
• Disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak,
retina atau medulla spinalis yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah arteri maupun vena yang berlangsung >24 jam.
EPIDEMIOLOGI
• Setiap tahunnya  15jt org menderita stroke
• 5 jt  meninggal
• 5 jt lainnya  disabilitas permanen
• US  >140.000 orang meninggal setiap tahunnya karena stroke
• RISKESDAS 2018
• Indonesia  713.783 penduduk
• DKI jakarta 28.985 penduduk
KLASIFIKASI STROKE
Parmar P. Stroke: classification and diagnosis. Pharmaceutical Journal. 2018 Januari.
FAKTOR
RISIKO
• Umur: meningkat 2x lipat
setiap decade setelah 55thn
• Gender: laki > perempuan
ETIOLOGI
• Stroke emboli  mendadak dan hampir
langsung mengalami puncak defisit.
• Stroke thrombotic  cenderung berkembang
agak lebih lambat selama beberapa menit atau
beberapa jam dan kadang-kadang berhari-hari.
PATOFISIOLOGI
• Proses terjadinya stroke iskemik :
• Diawali oleh adanya sumbatan/ oklusi pembuluh darah
thrombus atau emboli  mengakibatkan sel otak
mengalami gangguan metabolisme (krn tdk mendapat
suplai darah,O2 & energi )
• Trombus terbentuk oleh adanya proses aterosklerosis pada
arkus aorta ,arteri karotis /p.Darah serebral.
• Proses ini diawali o/ cedera endotel & inflammasi
terbentuk plak pd dinding P.D plak makin tebal dan
sklerotik
• Trombosit melekat pada plak melepaskan faktor yang
menginisiasi kaskade koagulasi & p’tukan trombus dpt
lepas & mnjdi embolus iskemia jaringan otak infark
• Disekeliling area sel otak yg mengalami infarkggn perfusi
bersifat smentara (daerah penumbra)
• Daerah ini akan bs diselamatkan jika dilakukan perbaikan aliran
darah kmbali (reperfusi segera)mencegah kerusakan sel yg
lebih luas
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA
o Kumpulan gejala akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang
mendadak defisit neurologis fokal maupun global, yaitu :
o Kelumpuhan sesisi/ kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan otot
penggerak bola mata, kelumpuhan otot untuk proses menelan, bicara dan
sebagainya
o Gangguan fungsi keseimbangan
o Gangguan fungsi penghidu
o Gangguan fungsi penglihatan
o Gangguan fungsi pendengaran
o Gangguan fungsi somatic sensoris
o Gangguan fungsi kognitif seperti : gangguan atensi, memori, bicara verbal,
gangguan mengerti pembicaraan, gangguan pengenalan ruang, dan sebagainya
o Gangguan global berupa gangguan kesadaran
SINDROME STROKE
• Stroke pembuluh darah besar di sirkulasi anterior
• Arteri cerebral media
• Arteri cerebral anterior
• Arteri choroidal anterior
• Arteri carotid interna
• Stroke pembuluh darah besar pada sirkulasi posterior
• Arteri cerebral posterior
• Arteri basiler
SIRKULASI ANTERIOR
• Arteri Cerebral Media
• Sumbatan total:
• Hemiplegia kontralateral (wajah, lengan, dan kaki sebagai hasil dari infark bagian
posterior dari capsular interna),
• Hemianestesia,
• Defisit lapang pandang homonymous (karena infark pada corpus geniculatum laterale)
• Adanya deviasi kepala dan leher pada sisi lesi.
• Disartria sering ditemukan karena adanya kelemahan pada wajah
ARTERI CEREBRAL MEDIA
• Divisi superior  suplai area rolandik dan prerolandik
• Infark inkomplit  defisit sensorimotor pada wajah kontralateral dan lengan dan
deviasi ipsilateral kepala dan mata
• Oklusi pada cabang frontal ascending  defisit motorik wajah dan lengan, tetapi tungkai
tidak terlibat.
• Lesi pada sisi kiri menyebabkan berbicara tidak lancar (disfluent), berbicara tidak
teratur (agrammatic), dan afasia broca
• Oklusi cabang rolandic kiri  sensorimotor paresis dengan disartria berat.
• Oklusi cabang kortikal-subkortikal  brachial monoplegia.
• Oklusi dari ascending parietal dan cabang posterior lainnya dari divisi superior  afasia
konduksi (tidak dapat mengulangi kata/frasa) dan ideomotor apraxia (tidak bisa imitasi
gestur tangan, melakukan penggunaan alat pantomim seperti pura-pura menggunakan palu)
ARTERI CEREBRAL MEDIA
• Divisi inferior
• Superior quadrantanopia atau homonymous hemianopia, gangguan fungsi
sensori kortikal (contoh: graphesthesia dan stereognosis) pada sisi
kontralateral tubuh
• Dominan hemisphere terlibat, afasia wernicke (reseptif)
ARTERI CEREBRAL ANTERIOR
• Oklusi dari segmen A1  dapat di toleransi karena aliran darah yang
adekuat disediakan oleh arteri serebral anterior dari sisi yang
berlawanan
• Oklusi dari segmen A2
• Menyebabkan defisit sensorimotor pada kaki dan tungkai bawah
yang berlawanan
• Inkontinensia urin
• Oklusi sisi kiri 
• Symphatetic apraxia” pada lengan kiri dan tungkai atau gerakan
involuner yang tidak bertujuan pada lengan kiri (alien arm or hand).
• Gangguan berbahasa (transcortical motor aphasia), dan
• gangguan perilaku (abulia / muteness)
ARTERI CHOROIDAL ANTERIOR
• Arteri choroidal anterior  homonymous quadrantopia pada bagian lapang
pandang atas dan bawah, tetapi bagian ekuator masih normal (disebut juga
sebagai quadruple quadrantanopia”)
• Posterior (lateral) choroidal artery  defek pada bagian ekuator lapang pandang
ARTERI KAROTIS INTERNA
• Tanda dari oklusi karotid:
(1)Transient monocular blindness / pengelihatan meredup saat olahraga atau setelah
terpapar cahaya terang.
(2)Retinal atrofi dan pigmentasi.
(3)Atrofi iris.
(4)Peripapillaru arteriovenous anastomoses pada retina.
(5)Claudicatio otot rahang.
POSTERIOR CEREBRAL ARTERY
• Terbagi menjadi 3 grup, yaitu
(1) Proximal yang melibatkan interpeduncular, thalamic
perforant, dan thalamogeniculate branches.
(2) Cortical, yang melibatkan inferior temporal dan
medial occipital
(3) Bilateral
POSTERIOR CEREBRAL ARTERY
• Proximal
- Kehilangan sensori kutaneus dan sensori dalam (deep sensory) dengan derajat yang berat.
Biasanya terjadi pada sisi kontralateral termasuk wajah, badan, dan terkadang disertai dengan
transitory hemiparesis.
- Homonymous hemianopia
- Dissociated sensory loss: nyeri dan sensasi thermal lebih dipengaruhi dibanding dengan
sentuhan, vibrasi, dan posisi. Atau sebagian tubuh dapat anesthesi
POSTERIOR CEREBRAL ARTERY
• Cortical
• Homonymous hemianopia karena keterlibatan dari area reseptif visual primer
(calcarine/striae cortex)
• Oklusi occipital pada hemisfer dominan:
• Alexia tanpa agraphia,
• Anomia (amnesic aphasia), variasi visual agnosias, dan terkadang didapatkan
adanya gangguan memori dengan derajat yang bervariasi
POSTERIOR CEREBRAL ARTERY
• Bilateral
• Bilateral homonymous hemianopia, yang terkadang disertai halusinasi visual
yang tidak berbentuk
• Lesi bilateral yang terbatas pada occipital poles  hilang sentral pengelihatan
(homonymous paracentral scotoma).
• Hanya occipital poles yang selamat, pasien hanya mampu melihat pengelihatan
sentral (bilateral central atau macular sparing
BASILLAR ARTERY
• Infark komplit dari pontin dan lower midbrain
• Keadaan “locked in” dengan kesadaran yang terjaga dengan quadriplegia
• Oklusi dari cabang arteri basilar biasanya menyebabkan gejala unilateral dan
tanda yang melibatkan motor, sensori, dan nervus cranial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Elektrokardiogram digunakan untuk mendeteksi adakah
infark miokard.
• Ct scan atau mri  untuk membedakan perdarahan dan
infark dan untuk mengeksklusikan lesi lainnya
TATALAKSANA
• TALAK UMUM
• Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan  pemantauan status neurologis, nadi, tekanan darah ,
suhu tubuh, dan saturasi oksigen secara kontinu dalam 72 jam pertama, pemberian O2 jika saturasi <
95%
• Stabilisasi hemodinamik  : pemberian cairan kristaloid atau koloid intravena dan hindari pemberian
cairan hipotonik seperti glukosa, optimalisasi tekanan darah
• Pengendalian peningkatan tekanan intracranial
• Manitol 0,25-0,50 gr/kgbb, selama > 20 menit, diulangi tiap 4-6 jam dengan target osmilaritas <
310 mosm/L
• Penatalaksanaan medis umum lain
• Hiperglikmia ( kadar glukosa darah > 180 mg/dl) pada stroke akut harus diatasi dengan titrasi
insulin
• Hipoglikemia berat ( < 50 mg/dl ) harus diatasi dengan dekstrosa 40% IV atau infus glukosa 10-
TATALAKSANA
• Trombolisis intravena  recombinan tissue plasminogen activator (r TPA )
seperti alteplase
• Alteplase  0,6-0,9 mg/kg bb(dosis tidak lebih dari 90mg).
• Antikoagulan sebagai pencegahan sekunder
• Warfarin merupakan pengobatan lini pertama untuk pencegahan sekunder
stroke iskemik pada kebanyakan kasus stroke kardioemboli
• Dapat meningkatkan risiko perdarahan (monitor INR paling sedikit 1 bulan
sekali)
• Dosis 2mg per hari dengan target INR 2.0-3.0
TATALAKSANA
• Pemberian antiagregasi trombosist
• Pemberian aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 12 jam setelah onset
stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut
• Pemberian klopidogrel dikombinasi dengan aspirin selama 21 hari sampai 3
bulan yang dilanjutkan dengan klopidogrel saja (superior untuk mnecegah
stroke pada pasien TIA dan stroke iskemik ringan).
• Neuroprotektor: meskipun berbagai hasil penelitian menunjukkan hasil yang
berbeda, penggunaan agen neuroprotektor dan neurorecovery seperti sitikolin,
piracetam, pentoksifilin, dan neuropeptida dapat dipertimbangkan
laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx

More Related Content

What's hot (20)

Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Dasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekgDasar interprestasi ekg
Dasar interprestasi ekg
 
Klasifikasi dan tingkat maserasi
Klasifikasi dan tingkat maserasiKlasifikasi dan tingkat maserasi
Klasifikasi dan tingkat maserasi
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Distosia Bahu final
Distosia Bahu finalDistosia Bahu final
Distosia Bahu final
 
Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Tumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak GinekologiTumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak Ginekologi
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskular
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Cedera Kepala
Cedera KepalaCedera Kepala
Cedera Kepala
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 

Similar to laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx

126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-doc126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-dochomeworkping8
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omihomeworkping3
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyRindang Abas
 
209500293 case-stroke
209500293 case-stroke209500293 case-stroke
209500293 case-strokehomeworkping8
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-dochomeworkping8
 
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptxLapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptxDellaSepta
 
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptxVIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptxelisabethlumbantoruan
 
Lapsus Stroke Infark.pptx
Lapsus Stroke Infark.pptxLapsus Stroke Infark.pptx
Lapsus Stroke Infark.pptxBagasPilar
 
ASUHAN KEP CVA.ppt
ASUHAN KEP CVA.pptASUHAN KEP CVA.ppt
ASUHAN KEP CVA.pptNurulLaili35
 
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptxMANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptxRaihVHermarwan
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxRashmeetaThadhani1
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSallyYaman
 

Similar to laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx (20)

126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-doc126209632 case-stroke-hemoragik-doc
126209632 case-stroke-hemoragik-doc
 
144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi144395486 case-report-cad-omi
144395486 case-report-cad-omi
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
209500293 case-stroke
209500293 case-stroke209500293 case-stroke
209500293 case-stroke
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
 
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptxLapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
 
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptxVIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
VIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII STROKE.pptx
 
Preskes neuro
Preskes neuroPreskes neuro
Preskes neuro
 
Preskes n euro
Preskes n euroPreskes n euro
Preskes n euro
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Lapsus Stroke Infark.pptx
Lapsus Stroke Infark.pptxLapsus Stroke Infark.pptx
Lapsus Stroke Infark.pptx
 
ASUHAN KEP CVA.ppt
ASUHAN KEP CVA.pptASUHAN KEP CVA.ppt
ASUHAN KEP CVA.ppt
 
Case neuro
Case neuroCase neuro
Case neuro
 
196496593 case-sn
196496593 case-sn196496593 case-sn
196496593 case-sn
 
Stroke Infark.pptx
Stroke Infark.pptxStroke Infark.pptx
Stroke Infark.pptx
 
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptxMANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
 
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptxSEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
SEMINAR KASUS RSUD BUDI ASIH.pptx
 

Recently uploaded

ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdfASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdfnjwahidah
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxsandiharyanto
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899moratmaret503
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologiZulAzhri
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayhamzahasadullah4
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...puskesmastambakaji
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxREdy28
 
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxKONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxErvi Suminar
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntascytotec sabah
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptxmateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptxAnonymous3RBNAX
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdfnendaayuwandari
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]moratmaret503
 

Recently uploaded (20)

ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdfASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
ASuhan kebidanan bayi baru lahir anak.pdf
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 bulan Medan | ...
 
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau obat aborsi Situbondo 087776558899
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
 
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptxKONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
KONSEP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) .pptx
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptxmateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja.pptx
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
 
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janinKimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
Kimia Farma Surabaya jual obat penggugur kandungan/Aborsi janin
 
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
OBAT ABORSI DI KIMIA FARMA SEMARANG 087776558899
 

laporan kasus - STROKE NON HEMORAGIK.pptx

  • 2. IDENTITAS PASIEN  NAMA LENGKAP :  TEMPAT/TANGGAL LAHIR :  ALAMAT :  PEKERJAAN :  STATUS PERKAWINAN :  SUKU BANGSA :  UMUR :  JENIS KELAMIN :  AGAMA :  NO. RM :
  • 3. ANAMNESIS • Keluhan utama: Tangan dan kaki kiri lemas sejak 2 hari SMRS • Riwayat penyakit sekarang: • Pasien datang ke IGD dengan keluhan tangan dan kaki kiri terasa lemas sejak 2 hari SMRS. Keluhan muncul mendadak, dan dirasakan terus menerus. Keluhan dirasakan pasien setelah bangun pagi. Lemas yang dirasakan semakin lama semakin memberat. Menurut pasien, tidak ada hal yang memperburuk dan tidak ada hal yang memperingan keluhan pasien. Keluhan lain seperti bicara pelo, pusing, riwayat trauma, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, riwayat nyeri dada, mual dan muntah disangkal. Pasien masih dapat makan dan minum tanpa tersedak. BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat kebiasaan merokok dan meminum alkohol disangkal.
  • 4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU o Pasien memiliki riwayat hipertensi o Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2 o Riwayat stroke o Riwayat confirmed covid 19 KELUARGA o Keluhan yang serupa dengan pasien di keluarga disangkal o Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, stroke, jantung, pada keluarga disangkal
  • 5. PEMERIKSAAN FISIK • Tanggal : • Pemeriksaan umum : • Keadaan umum : Tampak sakit sedang, E4V5M6 GCS 15 (compos mentis) • Tanda vital : – Tekanan darah : 157/87 mmHg – Nadi : 80 x/menit, isi cukup, reguler – RR : 20x/menit – Suhu tubuh : 36,5 °C
  • 6. PEMERIKSAAN SISTEM • Kepala: Bentuk dan ukuran normal, massa (-), kulit kepala normal, rambut hitam terdistribusi merata – Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor bulat, reflex cahaya langsung (+/+) dan tidak langsung (+/+) – Telinga : Bentuk telinga normal, liang telinga lapang, tidak tampak kelainan – Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi, lapang/lapang, hiperemis mukosa (-/-), sekret (-/-) tidak tampak kelainan – Mulut : Bukosa bibir normal, lidah tidak kotor, karies (-), tonsil T1– T1 • Leher : Deviasi trakea (-), pembersaran KGB (-)
  • 7. PEMERIKSAAN SISTEM PARU • I: bentuk dada normal, simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak tampak retraksi dinding dada • P: stem fremitus kanan kiri depan belakang sama kuat • P: sonor pada kedua lapang paru • A:suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-) JANTUNG • I: pulsasi ictus cordis tidak tampak • P: ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra • P: redup • Batas jantung kanan di ICS V para sternal line dextra • Batas jantung atas ICS III PSL sinistra • Batas jantung kiri ICS V linea midclavicularis • A: bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), murmur (-)
  • 8. PEMERIKSAAN SISTEM • Abdomen: – Inspeksi : datar, tidak tampak benjolan, striae (-) – Auskultasi : bising usus (+) normal – Palpasi : hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), defans muskular (-), nyeri lepas (-) – Perkusi : timpani pada keempat kuadran, shifting dullness (-) • Anus dan genitalia: tidak diperiksa • Ekstremitas dan tulang belakang: – Akral hangat, tidak tampak edema di 4 kuadran ekstremitas dan tubuh bagian lain, CRT < 2 detik – Tulang belakang dalam batas normal • Kulit: hangat, tidak tampak kelainan • Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
  • 12. RESUME • Telah diperiksa pasien laki-laki berusia 66 tahun dengan keluhan tangan dan kaki kiri terasa lemas sejak 2 hari SMRS. Keluhan muncul mendadak, dan dirasakan terus menerus. Keluhan dirasakan pasien setelah bangun pagi. Lemas yang dirasakan semakin lama semakin memberat. Menurut pasien, tidak ada hal yang memperburuk dan tidak ada hal yang memperingan keluhan pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kekuatan motorik manus dan pedis sinistra 4. Pada pemeriksaan penunjang darah lengkap ditemukan penurunan eritrosit, hemoglobin, hematokrit. Terdapat peningkatan ureum, kreatinin, kalium, dan HbA1C, Ct-scan kepala ditemukan adanya infark periventrikel dextra
  • 13. DIAGNOSIS • Diagnosis kerja : stroke non hemoragik o Diagnosis klinis : hemiplegia sinistra o Diagnosis topis : cerebral hemisphere dextra o Diagnosis etiologis : infark pada cerebral hemisphere dextra • Diagnosis banding: stroke hemoragik
  • 14. PROGNOSIS • Ad vitam : bonam • Ad sanationam: dubia ad malam • Ad fungsionam: dubia ad malam
  • 15. ANATOMI OTAK • Terdiri dari cerebrum, cerebellum, dan batang otak
  • 16. ANATOMI OTAK • Diencephalon  epithalamus, dorsal thalamus dan hipothalamus (central core) • Midbrain / mesensefalon  pusat refleks yg membatu: • Koordinasi pergerakan mata dan kepala • Pengaturan mekanisme fokus pada mata, • Respon pupil terhadap stimulus cahaya • Cerebellum  keseimbangan
  • 17. CIRCLE OF WILLIS Asal: arteri carotis internal Distribusi: hemisfer serebral kecuali lobus oksipital Asal: arteri cerebri anterior Distribusi: lingkaran arteri serebral (circle of willis) Asal: Sambungan dari distal arteri carotis internal distal menuju arteri cerebri anterior Distribusi: Permukaan paling lateral dari hemisfer serebral Asal: Cabang terminal arteri basilar Distribusi: Aspek inferior dari hemisphere cerebral dan lobus occipital Asal: arteri cerebri posterior Distribusi: Traktus opticus, pedunculus central, capsule internal dan thalamus Asal: dibentuk dari union arteri vertebral Distribusi: batang otak, cerebellum, cerebrum Asal: arteri subclavian Distribusi: meningen kranial dan cerebellum Asal: Arteri carotis communis di bagian superior dari kartilago tiroid Distribusi: Sebagai cabang dari sinus cavernous, kelenjar pituitary , ganglion trigeminal sebagai aliran darah primer ke otak
  • 18.
  • 19. DEFINISI • Kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang mendadak • Disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada parenkim otak, retina atau medulla spinalis yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah arteri maupun vena yang berlangsung >24 jam.
  • 20. EPIDEMIOLOGI • Setiap tahunnya  15jt org menderita stroke • 5 jt  meninggal • 5 jt lainnya  disabilitas permanen • US  >140.000 orang meninggal setiap tahunnya karena stroke • RISKESDAS 2018 • Indonesia  713.783 penduduk • DKI jakarta 28.985 penduduk
  • 21. KLASIFIKASI STROKE Parmar P. Stroke: classification and diagnosis. Pharmaceutical Journal. 2018 Januari.
  • 22. FAKTOR RISIKO • Umur: meningkat 2x lipat setiap decade setelah 55thn • Gender: laki > perempuan
  • 23. ETIOLOGI • Stroke emboli  mendadak dan hampir langsung mengalami puncak defisit. • Stroke thrombotic  cenderung berkembang agak lebih lambat selama beberapa menit atau beberapa jam dan kadang-kadang berhari-hari.
  • 24. PATOFISIOLOGI • Proses terjadinya stroke iskemik : • Diawali oleh adanya sumbatan/ oklusi pembuluh darah thrombus atau emboli  mengakibatkan sel otak mengalami gangguan metabolisme (krn tdk mendapat suplai darah,O2 & energi ) • Trombus terbentuk oleh adanya proses aterosklerosis pada arkus aorta ,arteri karotis /p.Darah serebral. • Proses ini diawali o/ cedera endotel & inflammasi terbentuk plak pd dinding P.D plak makin tebal dan sklerotik • Trombosit melekat pada plak melepaskan faktor yang menginisiasi kaskade koagulasi & p’tukan trombus dpt lepas & mnjdi embolus iskemia jaringan otak infark
  • 25. • Disekeliling area sel otak yg mengalami infarkggn perfusi bersifat smentara (daerah penumbra) • Daerah ini akan bs diselamatkan jika dilakukan perbaikan aliran darah kmbali (reperfusi segera)mencegah kerusakan sel yg lebih luas PATOFISIOLOGI
  • 26. TANDA DAN GEJALA o Kumpulan gejala akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang mendadak defisit neurologis fokal maupun global, yaitu : o Kelumpuhan sesisi/ kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan otot penggerak bola mata, kelumpuhan otot untuk proses menelan, bicara dan sebagainya o Gangguan fungsi keseimbangan o Gangguan fungsi penghidu o Gangguan fungsi penglihatan o Gangguan fungsi pendengaran o Gangguan fungsi somatic sensoris o Gangguan fungsi kognitif seperti : gangguan atensi, memori, bicara verbal, gangguan mengerti pembicaraan, gangguan pengenalan ruang, dan sebagainya o Gangguan global berupa gangguan kesadaran
  • 27. SINDROME STROKE • Stroke pembuluh darah besar di sirkulasi anterior • Arteri cerebral media • Arteri cerebral anterior • Arteri choroidal anterior • Arteri carotid interna • Stroke pembuluh darah besar pada sirkulasi posterior • Arteri cerebral posterior • Arteri basiler
  • 28. SIRKULASI ANTERIOR • Arteri Cerebral Media • Sumbatan total: • Hemiplegia kontralateral (wajah, lengan, dan kaki sebagai hasil dari infark bagian posterior dari capsular interna), • Hemianestesia, • Defisit lapang pandang homonymous (karena infark pada corpus geniculatum laterale) • Adanya deviasi kepala dan leher pada sisi lesi. • Disartria sering ditemukan karena adanya kelemahan pada wajah
  • 29. ARTERI CEREBRAL MEDIA • Divisi superior  suplai area rolandik dan prerolandik • Infark inkomplit  defisit sensorimotor pada wajah kontralateral dan lengan dan deviasi ipsilateral kepala dan mata • Oklusi pada cabang frontal ascending  defisit motorik wajah dan lengan, tetapi tungkai tidak terlibat. • Lesi pada sisi kiri menyebabkan berbicara tidak lancar (disfluent), berbicara tidak teratur (agrammatic), dan afasia broca • Oklusi cabang rolandic kiri  sensorimotor paresis dengan disartria berat. • Oklusi cabang kortikal-subkortikal  brachial monoplegia. • Oklusi dari ascending parietal dan cabang posterior lainnya dari divisi superior  afasia konduksi (tidak dapat mengulangi kata/frasa) dan ideomotor apraxia (tidak bisa imitasi gestur tangan, melakukan penggunaan alat pantomim seperti pura-pura menggunakan palu)
  • 30. ARTERI CEREBRAL MEDIA • Divisi inferior • Superior quadrantanopia atau homonymous hemianopia, gangguan fungsi sensori kortikal (contoh: graphesthesia dan stereognosis) pada sisi kontralateral tubuh • Dominan hemisphere terlibat, afasia wernicke (reseptif)
  • 31. ARTERI CEREBRAL ANTERIOR • Oklusi dari segmen A1  dapat di toleransi karena aliran darah yang adekuat disediakan oleh arteri serebral anterior dari sisi yang berlawanan • Oklusi dari segmen A2 • Menyebabkan defisit sensorimotor pada kaki dan tungkai bawah yang berlawanan • Inkontinensia urin • Oklusi sisi kiri  • Symphatetic apraxia” pada lengan kiri dan tungkai atau gerakan involuner yang tidak bertujuan pada lengan kiri (alien arm or hand). • Gangguan berbahasa (transcortical motor aphasia), dan • gangguan perilaku (abulia / muteness)
  • 32. ARTERI CHOROIDAL ANTERIOR • Arteri choroidal anterior  homonymous quadrantopia pada bagian lapang pandang atas dan bawah, tetapi bagian ekuator masih normal (disebut juga sebagai quadruple quadrantanopia”) • Posterior (lateral) choroidal artery  defek pada bagian ekuator lapang pandang
  • 33. ARTERI KAROTIS INTERNA • Tanda dari oklusi karotid: (1)Transient monocular blindness / pengelihatan meredup saat olahraga atau setelah terpapar cahaya terang. (2)Retinal atrofi dan pigmentasi. (3)Atrofi iris. (4)Peripapillaru arteriovenous anastomoses pada retina. (5)Claudicatio otot rahang.
  • 34. POSTERIOR CEREBRAL ARTERY • Terbagi menjadi 3 grup, yaitu (1) Proximal yang melibatkan interpeduncular, thalamic perforant, dan thalamogeniculate branches. (2) Cortical, yang melibatkan inferior temporal dan medial occipital (3) Bilateral
  • 35. POSTERIOR CEREBRAL ARTERY • Proximal - Kehilangan sensori kutaneus dan sensori dalam (deep sensory) dengan derajat yang berat. Biasanya terjadi pada sisi kontralateral termasuk wajah, badan, dan terkadang disertai dengan transitory hemiparesis. - Homonymous hemianopia - Dissociated sensory loss: nyeri dan sensasi thermal lebih dipengaruhi dibanding dengan sentuhan, vibrasi, dan posisi. Atau sebagian tubuh dapat anesthesi
  • 36. POSTERIOR CEREBRAL ARTERY • Cortical • Homonymous hemianopia karena keterlibatan dari area reseptif visual primer (calcarine/striae cortex) • Oklusi occipital pada hemisfer dominan: • Alexia tanpa agraphia, • Anomia (amnesic aphasia), variasi visual agnosias, dan terkadang didapatkan adanya gangguan memori dengan derajat yang bervariasi
  • 37. POSTERIOR CEREBRAL ARTERY • Bilateral • Bilateral homonymous hemianopia, yang terkadang disertai halusinasi visual yang tidak berbentuk • Lesi bilateral yang terbatas pada occipital poles  hilang sentral pengelihatan (homonymous paracentral scotoma). • Hanya occipital poles yang selamat, pasien hanya mampu melihat pengelihatan sentral (bilateral central atau macular sparing
  • 38. BASILLAR ARTERY • Infark komplit dari pontin dan lower midbrain • Keadaan “locked in” dengan kesadaran yang terjaga dengan quadriplegia • Oklusi dari cabang arteri basilar biasanya menyebabkan gejala unilateral dan tanda yang melibatkan motor, sensori, dan nervus cranial
  • 39. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Elektrokardiogram digunakan untuk mendeteksi adakah infark miokard. • Ct scan atau mri  untuk membedakan perdarahan dan infark dan untuk mengeksklusikan lesi lainnya
  • 40. TATALAKSANA • TALAK UMUM • Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan  pemantauan status neurologis, nadi, tekanan darah , suhu tubuh, dan saturasi oksigen secara kontinu dalam 72 jam pertama, pemberian O2 jika saturasi < 95% • Stabilisasi hemodinamik  : pemberian cairan kristaloid atau koloid intravena dan hindari pemberian cairan hipotonik seperti glukosa, optimalisasi tekanan darah • Pengendalian peningkatan tekanan intracranial • Manitol 0,25-0,50 gr/kgbb, selama > 20 menit, diulangi tiap 4-6 jam dengan target osmilaritas < 310 mosm/L • Penatalaksanaan medis umum lain • Hiperglikmia ( kadar glukosa darah > 180 mg/dl) pada stroke akut harus diatasi dengan titrasi insulin • Hipoglikemia berat ( < 50 mg/dl ) harus diatasi dengan dekstrosa 40% IV atau infus glukosa 10-
  • 41. TATALAKSANA • Trombolisis intravena  recombinan tissue plasminogen activator (r TPA ) seperti alteplase • Alteplase  0,6-0,9 mg/kg bb(dosis tidak lebih dari 90mg). • Antikoagulan sebagai pencegahan sekunder • Warfarin merupakan pengobatan lini pertama untuk pencegahan sekunder stroke iskemik pada kebanyakan kasus stroke kardioemboli • Dapat meningkatkan risiko perdarahan (monitor INR paling sedikit 1 bulan sekali) • Dosis 2mg per hari dengan target INR 2.0-3.0
  • 42. TATALAKSANA • Pemberian antiagregasi trombosist • Pemberian aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 12 jam setelah onset stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut • Pemberian klopidogrel dikombinasi dengan aspirin selama 21 hari sampai 3 bulan yang dilanjutkan dengan klopidogrel saja (superior untuk mnecegah stroke pada pasien TIA dan stroke iskemik ringan). • Neuroprotektor: meskipun berbagai hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, penggunaan agen neuroprotektor dan neurorecovery seperti sitikolin, piracetam, pentoksifilin, dan neuropeptida dapat dipertimbangkan

Editor's Notes

  1. Diencephalon terdiri dari epithalamus, dorsal thalamus dan hipothalamus. Ketiga bagian tersebut membentuk central core pada otak. Midbrain atau mesensefalon merupakan pusat refleks yang membantu koordinasi pergerakan mata dan kepala, membantu pengaturan mekanisme fokus pada mata, mengatur respon pupil terhadap stimulus cahaya. Cerebelum berperan dalam fungsi keseimbangan
  2. Walaupun berat otak hanya mencapai 2.5% dari berat tubuh, otak menerima seperenam dari cardiac output dan seperlima dari dari oksigen yang dikonsumsi tubuh saat istirahat. Aliran darah otak berasal dari arteri karotis interna dan arteri vertebra Circulus arteriosus cerebri (Willis) merupakan lingkaran pembuluh darah yang berbentuk seperti petagon pada permukaan ventral otak. Terdiri dari anastomosis empat arteri (dua arteri vertebral dan dua arteri karotid internal )pada dasar otak. Lingkaran arteri tersebut dibentuk oleh arteri cerebri posterior, arteri communicans posterior, arteri carotis interna, arteri cerebri anterior dan arteri communicans anterior Arteri carotid communis kanan berasal dari brachiocephalic sedangkan arteri carotid communis kiri berasal dari arcus aorta. Arteri carotid communis naik sampai di c3 terbagi menjadi cabang internal dan external. Anterior cerebral artery: This artery, through its cortical branches, supplies : ¾ anterior dari permukaan medial lobus frontal, termasuk medial-orbital surface, frontal pole a strip of the lateral surface of the cerebral hemisphere along its superior border, and the anterior four-fifths of the corpus callosum.
  3. Parmar P. Stroke: classification and diagnosis. Pharmaceutical Journal. 2018 Januari. Stroke iskemik didefinisikan sebagai episode dari disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infark fokal dari serebral, spinal, atau retinal dengan gejala yang bertahan > 24 jam stroke iskemik diklasifikasikan berdasarkan etiologi dan mekanisme yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah (Trial of Org 10172 in Acute Stroke Treatment / TOAST classification), yaitu Trombosis dari pembuluh darah bersar (aterosklerosis): pembentukan plak atherosclerotic yang kaya akan lemak pada dinding dalam pembuluh darah dan dapat mempengaruhi arteri ekstrakranial dan intracranial tempat yang paling sering terbentuk plak aterosklerotik adalah bifurcation dari arteri carotid communis, permulaan dari vertebral arteri dan pertengahan arteri serebral ateroembolisme, trombus yang terbentuk pada dinding pembuluh darah ruptur dan menjadi gumpalan yang kecil. Gumpalan tersebut terbawa arus dan tersumbat di cabang arteri kecil sehingga menyebabkan stroke kecil yang multipel Cardioembolisme hasil dari gumpalan darah yang terbentuk di jantung, terlepas dan memasuki sirkulasi, kemudian tersumbat di arteri serebral. Gumpalan darah terrbentuk di jantung karena adanya stasis darah di intracardiak (contohnya pada atrial fibrilasi Small vessel disease (lacunar stroke) Merupakan penyakit oklusif yang melibatkan mikrosirkulasi di otak. Lokasi umum untuk small vessel disease ini adalah: Deep area dari hemispheric white matter. Bagian dari white matter yang dikenal sebagai kapsul internal yang terletak berdekatan dengan arteri cerebri media proximal. Pons di batang otak tengah. Thalamus Other determined causes, meliputi stroke yang disebabkan karena diseksi arteri extracranial, non-atherosclerotic vasculopati, keadaan hiperkoagulable atau kelainan hematologik Undetermined causes. Sekitar 40% dari stroke iskemik termasuk dalam undetermined causes. Stroke dapat dikategorikan sebagai cryptogenic setelah dilakukan pemeriksaan standar dimana pemeriksaan klinis dan neuroimaging mengatakan deep cerebral infark yang superfisial atau besar, tetapi pada pemeriksaan imaging pembuluh darah rutin, tes kardiak atau hematologi tidak ditemukan penyebab stroke. Cryptogenic embolism disebut juga sebagai embolic stroke of unknown source
  4. Hipertensi ( Tekanan darah sistolik > 140 mmhg atau tekanan darah diastolic 90 mmhgmeningkatkan risiko 1.5x, klo sistol >160/diastole >95 meningkatkan risiko 3-4x lipat) merupakan faktor risiko stroke tersering terjadinya trombosis infark cerebral dan perdarahan intrakranial. Hipertensi mengakibatkan P.D pecah atau bs menyempit apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak terganggu mengakibatkan sel-sel otak mengalami kematian. Perubahan dimulai dari penebalan tunika intima dan peningkatan permeabilitas endotel oleh hipertensi lama. Pada hipertensi kronik akan terbentuk nekrosis fibrinoid yang menyebabkan kelemahan dan herniasi dinding arterior serta ruptur tunika intima Fibrilasi atrial, pada AF, pompa jantung menjadi kurang efektif, hasilnya ada daerah di jantung yang aliran darah menjadi lambat / stagnan.. Hal ini menyebabkan pembentukan bekuan darah. Bisa terbawa ke otak dan menyebabkan stroke iskemik Sebanyak 10-30% penyandang DM dapat mengalami stroke. Peranan hiperglikemia dalam proses aterosklerosis yaitu gangguan metabolisme. Penyandang DM sering disertai dengan hiperlipidemia yang merupakan faktor risiko terjadinya proses aterosklerosis. Komplikasi DM  mikrovaskular: retinopati, neuropati (perifer: peningkatan nyeri/penurunan nyeri, painless injury, penurunan reflex; autonomic: resting takikardia, frekuensi urine, erectile disfungsi), nefromati (glomerulonefrotis, pyelonefrotis) Makrovaskular  coronary heart(chest pain, Congestif heart failure, dyspnea), cerebrovascular(hemorrhage, infark serebral, memory problem), peripheral vascular(aterosklerosis, gangrene, ulserasi) Obesitas atau berat badan berlebih, masih menjadi perdebatan apakah suatu faktor resiko stroke atau bukan. Obesitas, terutama abdominal  merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung sehingga obesitas mungkin menjadi faktor resiko sekunder bagi terjadinya stroke Kandungan dalam rokok seperti nikotin, dapat menyebabkan gangguan pada proses trombotik melalui siklooksigenase yang menurunkan prostasiklik dan tromboksan yang dapat menyebabkan peningkatan aggregasi trombosit dan terjadinya trombus. Merokok juga dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen; peningkatan ini akan mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan viskositas darah sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis
  5. Vascular Factor: Fenomena cerebrovascular autoregulasi: Kemampuan otak untuk meningkatkan atau menurunkan blood flow antara range mean arterial pressure (mean blood pressure + 50-150mmHg)  untuk mempertahankan cerebral blood flow Jika tekanan darah tinggi, mekanisme ini gagal  klo gagal, CBF akan mengikuti tekanan sistemik secara passif sehingga bisa menurun drastic atau meningkat sampai P.D rusak Keadaan yg membatasi autoregulasi = pada hipertensi ensefalopati ekstrim dan kegagalan sirkulasi. Faktor metabolic dan fisiologik Aliran darah serebral normal 50-55ml/100g/mnt Infark terjadi pada aliran darah serebral dibawah 10-12ml/100g/mnt Jadi aliran darah antara 12-23ml/100g/mnt  lvl kritis hipoperfusi yg merusak fungsi dan menyebabkan kerusakan jaringan Alirand arah 6-8ml/100g/mnt  menyebabkan deplesi ATP, peningkatan extracellular kalium, peningkatan intraselular calcium dan asidosis selular  menyebabkan tanda2 histologis nekrosis Free fatty acid (muncul dalam bentuk phosfolipase) teraktivasi dan menghancurkan phospholipid dari membrane neuronal Prostaglandin, leukotriene, dan radikal bebas terakumulasi dan protein intrasellular & enzim jd terdenaturasi  sell menjadi membengkak  edema otak (sitotoksik) Peran excitatory neurotransmitter pada stroke (terutama glutamate dan aspartat) yg terbentuk dari glycolytic intermediates pada siklus krebs: neurotransmitter ini dilepas oleh sel iskemik  mengeksitasi neuron dan menyebabkan influx Natrium dan Calsium di intraselular. bbrp percobaan terapi, sebagai contoh, ditujukan untuk membatasi infark dengan bloking reseptro glutamate, terutama N-Metil-D Aspartat channel (NMDA)  bbrp channel Calsium yg terbuka saat iskemia dan lama2 dpt menyebabkan apoptosis kadar gula tinggi pada serebral (dlm keadaan anaerob) dpt meningkatkan glikolisis saat episode iskemik, & laktat yg terkumpul menjadi neurotoksik.
  6. Arteri cerebri media (MCA), suplai: (1) Korteks dan white matter pada bagian lateral dan inferior lobus frontalis (2) Korteks dan white matter dari lobus parietalis (3) Bagian superior lobus temporal dan insula termasuk termasuk area reseptif bahasa Wernicke
  7. Arteri cerebri media (MCA), suplai: (1) Korteks dan white matter pada bagian lateral dan inferior lobus frontalis (2) Korteks dan white matter dari lobus parietalis (3) Bagian superior lobus temporal dan insula termasuk termasuk area reseptif bahasa Wernicke
  8. Graphesthesia is the ability to recognize writing on the skin purely by the sensation of touch. Stereognosis  the ability to perceive the form of solid objects by touch.
  9. Oklusi kedua segmen A1 paraplegia, inkontinensia, abulia, dan nonfluent aphasic symptoms, dan perubahan personalitas lobus frontalis Oklusi A2 Oklusi dari segmen ini juga dapat menyebabkan inkontinensia urin, refleks genggam kontralateral, dan paratonic rigidity (gegenhalten) pada anggota gerak yang berlawanan Transcortical motor aphasia = motoric (fluent) rusak, sensorik(komprehensi) dan mengulang (repeat) baik
  10. Kombinasi dari gangguan motor unilateral yang ekstensif, gangguan sensorik dan gangguan visual pada seuatu individu dengan kognisi dan bahasa yang masih baik dapat membedakan sindrom stroke anterior choroidal arteri dari sindrom stroke lain yang melibatkan arteri serebral mayor lainnya. Lesi pada sisi kanan dapat menyebabkan left spatial neglect dan constructional apraxia. Lesi pada sisi kiri dapat menyebabkan sedikit gangguan pada berbicara dan berbahasa
  11. Cabang segmen proximal dari PCA (P1 segmen): Cabang interpeduncular mensuplai: Red nuclei Subtansia nigra (billaterally) Bgn media dari cerebral peduncles Nukleus oculomotor & troklear Reticular substance dari upper brainstem Decussation of the superior cerebral peduncles (is the crossing of fibers of the superior cerebellar peduncle across the midline, and is located at the level of the inferior colliculi.)  persilangan dari superior cerebral peduncles Medial longitudinal fasciculi Cabang thalanoperforate (disebut jg paramedian thalamic arteri) (P2 segmen of artery) Suplai inferior, medial, and anterior parts dari thalamus Thalamogeniculate branches suplai: geniculate body (corpus genikulare) & bgn sentral dan posterior dari thalamus
  12. Alexia: ga bs baca, agraphia: ga bs nulis
  13. CT-Scan = mendemonstrasikan dan melokalisasi secara akurat dari perdarahan kecil, infark hemoragik, darah subaraknoid, sumbatan di aneurisma atau sekitar aneurisma, malformasi arteriovenous, dan menunjukkan regio infark dan daerah penumbra MRI mendemonstrasikan aliran pengosongan pembuluh darah, hemosiderin dan iron pigmen, dan perubahan yang disebabkan dari nekrosis iskemin dan gliosis. MRI lbh menguntungkan dalam mendemonstrasikan small lacunar lesion yang berada di hemisfer dalam dan abnormalitas pada brainstem (daerah yang ketutupan sama tulang di CT) Teknik Diffusion weighted magnetic resonance lebih berguna dalam mendeteksi infakrsi dalam bbrp mnt setelah infark (lbh cepat dari CT dan sequence mri lainnya)
  14. Sasasran terapi adalah TIK kurang dari 20 mmHg dan tekanan perfusi otak > 70 mmhg
  15. Guideline AMERICAN HEART ASSOCIATION/AMERICAN STROKE ASSOSCIATION 2018 menyatakan grade A recommendation untuk tidak menggunakan antikoagulan pada acute iskemik stroke, apapun derajat stenosisnya. Rekomendasi ini berdasarkan meta analisis yg mengkonfirmasi kurangnya evidence mengenai urgent antikoagulasi.  The recommendation is based on meta-analyses that confirmed the lack of evidence supporting urgent anticoagulation. Of note, the meta-analyses did Meta-analisis yg membandingkan efikasi dari low molecular weight heparin dgn aspirin dalam mencegah kerusakan neurologi awal dan venous thromboembolisme dan hasil follow up setelah 6 bulan. Penulisnya menyatakan bahwa memulai LMWH dalam 48 jam stroke sampai 10 hari dapat menurunkan risiko venous thromboembolisme dan early neurologic deterioration the benefit is greater in the elderly and patients with basilar artery stenosis and posterior circulation. However, the AHA/ASA 2018 guidelines still do not give a well-established recommendation for urgent anticoagulation in stroke patients with severe stenosis of an internal carotid artery Although the use of anticoagulation is controversial in AIS, the use of oral anticoagulation (OAC) is currently strongly recommended as first-line therapy for the prevention of primary and secondary strokes in patients with atrial fibrillation Karakteristik inklusi dan eksklusi pasien dengan stroke iskemik yang dapat diterapi dengan rTPA dalam 3 jam setelah onset gejala. Kriteria Inklusi: Diagnosis stroke iskemik menyebabkan defisit neurologis yang berat Onset gejala <3jam sebelum dimulainya terapi. Umur > 18tahun Kriteria Eksklusi: Trauma kepala signifikan atau stroke sebelumnya dalam 3 bulan terakhir. Gejala mengarah kepada perdarahan subarachnoid Puncture arterial pada daerah noncompressible dalam 7 hari terakhir Riwayat perdarahan intrakanial Neoplasma intrakranial, malformasi arteriovenous atau aneurisma Baru melalui operasi intracranial atau intraspinal Peningkatan tekanan darah (sistolik >185 mmHg, diastolik >110mmHg) Perdarahan interna yang aktif Acute bleeding diathesis, termasuk jumlah platelet <100.000/mm3 Penggunaan heparin dalam 48jam sebelumnya, menyebabkan peningkanan abnormal aPTT diatas batas normal Sedang menggunakan antikoagulan dengan INR >1.7 atau PT >15s Sedang menggunakan direct thrombin inhibitor atau direct factor Xa inhibitor dengan peningkatan aPTT, INR, jumlah platelet, dan ECT Konsentrasi gula darah <50mg/dL CT menunjukkan multilobar infarction (hipodensitas >1/3 hemisfer serebral)
  16. Karakteristik inklusi dan eksklusi pasien dengan stroke iskemik yang dapat diterapi dengan rTPA dalam 3 jam setelah onset gejala. Kriteria Inklusi: Diagnosis stroke iskemik menyebabkan defisit neurologis yang berat Onset gejala <3jam sebelum dimulainya terapi. Umur > 18tahun Kriteria Eksklusi: Trauma kepala signifikan atau stroke sebelumnya dalam 3 bulan terakhir. Gejala mengarah kepada perdarahan subarachnoid Puncture arterial pada daerah noncompressible dalam 7 hari terakhir Riwayat perdarahan intrakanial Neoplasma intrakranial, malformasi arteriovenous atau aneurisma Baru melalui operasi intracranial atau intraspinal Peningkatan tekanan darah (sistolik >185 mmHg, diastolik >110mmHg) Perdarahan interna yang aktif Acute bleeding diathesis, termasuk jumlah platelet <100.000/mm3 Penggunaan heparin dalam 48jam sebelumnya, menyebabkan peningkanan abnormal aPTT diatas batas normal Sedang menggunakan antikoagulan dengan INR >1.7 atau PT >15s Sedang menggunakan direct thrombin inhibitor atau direct factor Xa inhibitor dengan peningkatan aPTT, INR, jumlah platelet, dan ECT Konsentrasi gula darah <50mg/dL CT menunjukkan multilobar infarction (hipodensitas >1/3 hemisfer serebral) PEMERIKSAAN PENUNJANG SELAIN CT AMA MRI arteriografi, ditingkatkan dengan pemrosesan gambar digital, secara akurat mendemonstrasikan stenosis dan oklusi dari P.D. intracranial and extracranial, serta aneurisma, malformasi vena, dan penyakit pembuluh darah lain seperti serteritis dan vasospasme Conventional contras angiografi sudah digantikan dengan Magnetic resonace angiografi (MRA), venography (MRV), dan CT angiografi untuk visualisasi arteri dan vena besar intracranial.  Teknik ini mempunyai keuntungan relative lbh aman (injeksi media kontras dibutuhkan untuk melakukan CT angiografi), tetapi tdk memberikan gambar yang bagus untuk pembuluh darah kecil. MRA menggambarkan "waktu penerbangan" darah melalui pembuluh darah tetapi tidak seakurat CT angiografi dalam mengukur derajat dan morfologi perubahan dalam pembuluh serebral atau intrakranial. SELAIN MRA GITU2: Prosedur lain yg bs d pakai untuk pemeriksaan penyakit serebrovaskular adl doppler ultrasound flow studies, yang mendemonstrasikan plak atheromatous dan stenosis dari pembuluh darah besar. Terutapa di carotid dan juga vertebra-basillar arteries. Transcraniak doppler technique telah mencapai tingkat presisi dimana oklusi atau spasme pembuluh utama circle of willis dapat dideteksi dan diukur secara kasar. BUAT PF, bs buat evaluasi arteri komunis ama arteri carotid interna di leher. Stenosis aterosklerosis beraat pada level carotid sinus dpt terdengar bruit, dpt diperiksa dgn stetorskop bell yg ditempelkan secara ringan (klo di teken keras nanti ky membuat diafragma dari kulit dan menghilangkat low pitch frequensi yg sering terdengar pada stenosis karotid). If the bruit is loudest at the angle of the jaw, the stenosis usually lies at the proximal internal carotid if heard lower in the neck, it is in the common carotid or subclavian artery and may be radiated from the aortic valve. Rarely, stenosis in vertebral arteries or vascular malformations at the base of the brain produces bruits that are heard posteriorly in the neck Siriraj Score: GCS: 15  0 x 2.5; 9-14 1x2.5; 3-8  2x2.5 Muntah  ya 1x2 Sakit kepala dlm 2 jam  1x2 Diastolic blood pressure x0.1 Atheroma marker (DM, ANGINA INTERMITEN, CLAUDICATION, tanda meningeal, tanda Babinski, hipertensi, Riwayat stroke sebelumnya, penyakit jantung)  1 atau lebih 1x3 Constant  -12 HASIL >1: HEMORRHAGE; <-1 INFARK, 0: cek ct scan Perhitungan pasien (2.5x0) + (2x0) + (2x0) + (0.1x87) – (3x1) -12 = -4.3 (iskemik) Algoritma gajah mada: 3 positif atau 2 dari 3: (pen kesadaran, nyeri kepala, Babinski +)  ya perdarahan Pen kes +, (nyeri kepala dan Babinski ga ada)  perdarahan Penkes -, nyeri kepala +, Babinski -  perdarahan Penkes -, nyeri kepala -, Babinski +  infark Penkes-, nyeri kepala -, Babinski -  infark Oklusi kedua segmen A1 paraplegia, inkontinensia, abulia, dan nonfluent aphasic symptoms, dan perubahan personalitas lobus frontalis