Bab ini membahas tentang wawancara sebagai pertemuan sosial yang kompleks dimana perilaku masing-masing pihak saling mempengaruhi. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah jenis-jenis wawancara, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas informasi yang diperoleh seperti karakteristik latar belakang, motivasi, sikap, dan emosionalitas. Bab ini juga menjelaskan pentingnya merumuskan pertanyaan den
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Untuk memahami bagaimana sifat interaktif dari pertemuan sosial mempengaruhi
kuantitas dan kualitas informasi yang dapat diperoleh individu dari orang lain, dan
mengenali langkah-langkah yang dapat diambil individu untuk meningkatkan kemampuan
mereka untuk mendapatkan informasi. Setelah membaca bab ini Anda akan:
• Memahami pentingnya mendefinisikan tujuan dari setiapinformasi kegiatan
mendapatkan.
• Mengakui bahwa perolehan informasi yang efektif melibatkan penataan dan
pengelolaan interaksi sosial dengan cara yang meminimalkan
komunikasikomunikasi informasi yang tidak relevan danmemaksimalkaninformasi
yang lengkap dan akurat yang relevan dengan tujuan interaksi.
3. Wawancara merupakan perjumpaan sosial yang
kompleks dimana perilaku masing masing partai
dipengaruhioleh pihak lain. Wawancara menyajikan
proses semata mata dalam kaitannya dengan
perolehan pewawancara informasi dari responden,
dan gagal untuk memperhitungkan penuh sifat aktif
dari pertmeuan tersebut.
PENGERTIAN
4. JENIS JENIS INTERVIEW
WAWANCARA
TERSTRUKTUR
Interviewer
mempersiapkan daftar
pertanyaan terlebih
dahulu sebelum diajukan
ke interview dan urutan
pertanyaan tidak
berubah
WAWANCARA SEMI
TERSTRUKTUR
Interviewer
mempersiapkan daftar
pertanyaan yang akan
diajukan namun urutan
pertanyaan bersifat
fleksibel tergantung
arah pembicara.
WAWANCARA TIDAK
TERSTRUKTUR
Interviewer tidak
menggunakan
panduan apapun dan
arah pembicara
bersifat spontanis
5.
6. 01 Perbedaan yang terus
menerus dan penting antara
data wawancara dan data
diperoleh dari sumber lain.
02 Perbedaan antara dua set data
wawancara saat respoden
berada diwawancara ulang
03 Perbedaan antara hasil yang
diperoleh ketia dua
pewawancara antara melihat
individu yang sama.
KESALAHAN DALAM WAWANCARA
7. Background
characteristics
Karakteristik latar belakang,
seperti usia, jenis kelamin, ras
atau status antar penonton dan
responden dapat mempengaruhi
kualitas informasi yang
dipertukarkan dalam wawancara.
karakteristik latar belakang dari
responden atau pembicara dapat
mempengaruhi apa yang kita
dengar saat wawancara orang
lain.
8. MOTIVASI
motivasi dapat mempengaruhi apa yang kita
(sebagai informasi pengumpul) perhatikan.
Dengan cara yang sama, motivasi responden
dapat mempengaruhi informasi yang akan
mereka coba komunikasikan. Dalam sosial
apa pun pertemuan, motivasi kedua belah
pihak untuk berinteraksi satu sama lain
mungkin sangat berbeda.
9. SIKAP KEYAKINAN EMOSIONALITAS
Bahkan dalam wawancara
di mana responden
berusaha untuk
memberikan jawaban
yang lengkap dan
jujur atas pertanyaan
pewawancara, sikap,
harapanpewawancara
sendiri dan motifdapat
mempengaruhi cara dia
menafsirkan apa yang dia
dengar.
manajer yang percaya
bahwa sebagian besar
pekerja memiliki
ketidaksukaan yang
melekat pada pekerjaan,
akan menghindarinya jika
mereka dapat dan harus
dipaksa dan dikontrol
dengan ketat
Ostell dkk. (1999) merujuk
pada penelitian yang
menemukan bahwa penilai
yang berada dalam
keadaan emosional yang
gembira menganggap lebih
sedikit informasi daripada
penilai yang berada dalam
suasana hati yang lebih
tertekan.
10. Interviewer behaviour
Pewawancara yang efektif telah
digambarkan sebagai seseorang
yang mampu berperilaku dengan
cara yang akan menghilangkan atau
mengurangi sebanyak mungkin
kekuatan yang menyebabkan
informasi yang relevan terdistorsi
atau ditahan selama wawancara
11. FORMULATION
OF
QUESTIONS
Tiga aspek perumusan pertanyaan
akan dipertimbangkan disini:
1. pemilihan kata
2. pertanyaan yang
menerima berbagai
macam tanggapan
3. pertanyaan yang
mengarahkan
12. Kahn and Cannell (1957) suggest three criteria for
effective probes:
1. They must enable the interviewer to motivate the
respondent to engage in additional communication on
the required topic.
2. They must enhance, or at least maintain, the
interpersonal relationship between the interviewer and
respondent.
3. Most importantly, they must accomplish this purpose
without introducing bias or modifying the meaning of
the primary question.
13. CLOSURE
Ketika tujuan dari sebuah wawancara sudah dicapai biasanya
para pewawancara akan memberikan atau menyampaikan
point point kesimpulan yang menjadi akhir atau tanda dari
berakhirnya sebuah sesi wawancara tersebut. Ringkasan
yang dijadikan sebagai point kesimpulan tersebut meyakinkan
bahwa para pewawancara mendengarkan dan mengamati
informasi yang diberikan oleh para narasumber.
14. Bab ini telah menyajikan wawancara sebagai
pertemuan sosial, dan telah berpendapat bahwa
sifat perjumpaan ini akan mempengaruhi kedua
cara tersebut pewawancara dan responden
menafsirkan perilaku orang lain dan kuantitas dan
kualitas informasi yang akan mereka tukarkan.