Dokumen tersebut membahas tentang wawancara sebagai alat untuk memperoleh informasi. Ia menjelaskan bahwa wawancara merupakan instrumen yang efektif untuk memperoleh berbagai jenis informasi, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas informasi yang diperoleh seperti karakteristik latar belakang pewawancara dan responden, motivasi, sikap, keyakinan, emosionalitas, pemilihan kata dan urut
3. To understand how the interactive nature
of social encounters affects the
quantity and quality of information that
individuals can obtain from others,
and recognise the steps that individuals can
take to improve their ability to
obtain information.
Learning Objective
4. INFORMATION
GETTING
Pewawancara yang efektif adalah
seseorang yang mampu menyusun dan
mengelola pertemuan sedemikian rupa
sehingga informasi yang tidak relavan
dengan tujuan interaksi sebagian besar
dihilangkan,dan informasi yang relavan
dikomunikasikan secara lengkap dan
akurat dalam periode waktu yang relatif
singkat
5. The interview
as a Social
Encounter
Sifat pertemuan sosial yang terlibat dalam
Wawancara diiilustrasikan gambar
disamping
6. Perbedaan yang terus
menerus danpenting
antara data wawancara
dan data diperoleh dari
sumber lain.
Perbedaan antara dua
set data wawancara saat
responden diinterview
ulang
Perbedaan hasil tersebut
didapat saat dua
pewawancara
mewawancarai individu
yang sama.
Error and Bias In Interviews
7. Background
Characteristics
Background
Characteristics
Karakteristik latar belakang, seperti
usia, jenis kelamin, ras atau status
pewawancara dan responden dapat
mempengaruhi kualitas informasi yang
dipertukarkan dalam wawancara.
karakteristik latar belakang responden
/ pembicara dapat mempengaruhi apa
yang kita dengar saat mewawancarai
orang lain.
8. MOTIVES
Motivasi dapat memengaruhi apa yang
kita (sebagai pengumpul informasi)
perhatikan. Dengan cara yang sama,
motivasi responden dapat
mempengaruhi informasi yang akan
mereka coba komunikasikan. Dalam
pertemuan sosial apa pun, motivasi
kedua belah pihak untuk berinteraksi
satu sama lain mungkin sangat
berbeda.
9. Error and Bias In Interviews
SIKAP
Bahkan dalam wawancara di
mana responden berusaha
memberikan jawaban yang
lengkap dan jujur atas
pertanyaan pewawancara,
sikap, harapan, dan motif
pewawancara sendiri dapat
memengaruhi cara dia
menafsirkan apa yang
didengarnya.
KEYAKINAN
Demikian pula, manajer yang
percaya bahwa sebagian
besar pekerja memiliki
ketidaksukaan yang melekat
pada pekerjaan, akan
menghindarinya jika mereka
dapat dan harus dipaksa dan
dikontrol dengan ketat jika
mereka ingin bekerja secara
efektif
Keadaan emosional
juga dapat
mempengaruhi
kemampuan
pewawancara untuk
memperhatikan apa
yang dikatakan
responden.
EMOSIONALITAS
11. Interviewer
Behaviour
Pewawancara yang efektif telah
digambarkan sebagai seseorang yang
mampu berperilaku dengan cara yang akan
menghilangkan atau mengurangi sebanyak
mungkin kekuatan yang menyebabkan
informasi yang relevan terdistorsi atau
ditahan selama wawancara.
12. Sequence of
Questions
Urutan pertanyaan dalam suatu topik
dapat memiliki beberapa bentuk.The
funnel adalah urutan yang dimulai
dengan pertanyaan yang sangat terbuka
dan kemudian berlanjut dengan tingkat
keterbukaan yang menurun secara
bertahap
13. Tidak peduli seberapa besar kehati-hatian
kita dalam menyusun kata-kata dan
mengajukan pertanyaan, akan ada banyak
kesempatan ketika tanggapan awal tidak
lengkap atau tidak memadai dalam
beberapa hal. Probing merupakan teknik
yang dapat digunakan untuk mendorong
responden memberikan informasi lebih
lanjut
Probing and Seeking Clarification
14. CLOSURE
Ketika tujuan utama dari sebuah wawancara
telah terpenuhi, biasanya pewawancara
memberikan atau menyampaikan point
point kesimpulan yang menjadi akhir atau
tanda dari berakhirnya sebuah sesi
wawancara tersebut.