Dokumen tersebut membahas tentang wawancara sebagai interaksi sosial yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas informasi yang diperoleh. Karakteristik latar belakang seperti usia, jenis kelamin, ras atau status dapat mempengaruhi informasi yang dipertukarkan. Pewawancara perlu menghindari sikap, keyakinan, dan emosionalitas untuk meminimalkan distorsi informasi selama wawancara.
2. LEARNING OBJECTIVE
Untuk memahami bagaimana interaksi sosial yang
bersifat interaktif mempengaruhi kuantitas dan
kualitas informasi yang dapat diperoleh individu
dari orang lain, dan mengenali langkah-langkah
yang dapat diambil individu untuk meningkatkan
kemampuannya dalam memperoleh informasi.
3. Kahn and Cannell (1957)
Dalam buku mereka "The Dynamics
of wawancara", tinjau beberapa
bukti kesalahan dalam wawancara.
Mereka menemukan :
1. Perbedaan yang terus menurus dan penting anatara data wawancara
dan data diperoleh dari sumber lain
2. Perbedaan antara dua set data wawancara saat responden berada
diwawancara ulang
3. Perbedaan antara hasil yang diperoleh ketika dua pewawancara
melihat individu yang sama.
Karakteristik latar belakang
Karakteristik latar belakang seperti usia, jenis kelamin, ras atau
status antar penonton dan responden dapat mempengaruhi
kualitas informasi yang dipertukarkan dalam wawancara.
Karakteristik latar belakang dari responden/pembicara dapat
mempengaruhi apa yang kita dengar saat wawancara orang lain.
5. INFORMATION GETTING
INFORMATION GETTING IN THE CONTEXT OF THE INTERVIEW
One of the most common definitions of the
interview is ‘a conversation with a purpose’
(Bingham et al. 1941).
In this chapter a much narrower definition
has been adopted and the interview is
defined as a face-to- face interaction in
which one person seeks information from
another. For example, we may want
information that will help us:
• Anticipate people’s reactions to the introduction of
some new arrangement such as flexi-time
• Assess a person’s suitability for a job
• Determine why customers are unhappy with a product
• Decide whether an insurance claim is justified
Nadler (1977) argues
that the interview is
an effective
instrument for
obtaining several
kinds of information.
These include :
1. Descriptive accounts
2. Diagnostic evaluations
3. Affective reactions
6. The interview as a
social encounter
GOFFMAN (1959), MANGHAM (1978)
Telah menggunakan drama sebagai metafora untuk menggambarkan
dan menjelaskan berbagai interaksi dan metafora ini mungkin
berguna untuk diterapkan pada wawancara. Goffman berbicara
tentang melakukan pertunjukkan untuk penonton, dan berpendapat
bahwa penggambaran orang tindakan akan ditentukan oleh penilaian
mereka terhadap penonton. Dia juga mencatat bahwa aktor
menggunakan cermin sehingga mereka mereka dapat berlatih dan
menjadi objek untuk diri mereka sendiri di belakang panggung,
sebelum di atas panggung dan menjadi objek orang lain.
FARR (1984)
Berpendapat jika responden juga
demikian peka terhadap fakta
bahwa orang lain sedang
mengevaluasinya, mereka mungkin
menjadi hensif, dan ini dapat
menyebabkan kinerja mereka
buruk. Ini bisa jadi masalah penting
bagi orang yang sangat pemalu
dan mungkin membantu
menjelaskan alasannya mereka
yang kurang percaya diri mungkin
gagal melakukannya dengan baik
dalam wawancara seleksi.
7. ERROR AND BIAS IN
INTERVIEWS
SIKAP
Bahkan dalam wawancara
di mana responden
berusaha memberikan
jawaban yang lengkap dan
jujur atas pertanyaan
pewawancara, sikap,
harapan, dan motif
pewawancara sendiri dapat
memengaruhi cara dia
menafsirkan apa yang
didengarnya.
KEYAKINAN
Demikian pula, manajer
yang percaya bahwa
sebagian besar pekerja
memiliki ketidaksukaan yang
melekat pada pekerjaan,
akan menghindarinya jika
mereka dapat dan harus
dipaksa dan dikontrol
dengan ketat jika mereka
ingin bekerja secara efektif
EMOSIONALITAS
Keadaan emosional juga
dapat mempengaruhi
kemampuan pewawancara
untuk memperhatikan apa
yang dikatakan responden
0
1
0
2
0
3
8. Interviewer behaviour
Pewawancara yang efektif digambarkan sebagai
seseorang yang mampu berperilaku dengan cara
yang akan menghilangkan atau mengurangi
sebanyak mungkin kekuatan tersebut yang
menyebabkan informasi yang relevan terdistorsi
atau ditahan selama wawancara.
Gratis (1988) berpendapat bahwa kejelasan tujuan
membantu persiapan dan tujuan serta urutan pertanyaan
: Memungkinkan pewawancara untuk lebih banyak
pendekatan fleksibel untuk mengelola masalah tanpa
kehilangan kendali.
9. Improving your overall interviewing style
Elemen penting dalam semua latihan yang
disajikan sejauh ini adalah gagasan tentang standar
praktik yang baik yang dapat anda bandingkan. Ini
memberikan tolak ukur untuk pengembangan
keterampilan. Akan tetapi, penting untuk
diperhatikan bahwa apa yang merupakan kebaikan
latihan akan berbada- beda, tergantung pada tujuan
memperoleh informasi aktivitas.
10.
11. Sequence of Questions
Urutan pertanyaan dalam suatu topik dapat
memiliki beberapa bentuk.The funnel adalah
urutan yang dimulai dengan pertanyaan yang
sangat terbuka dan kemudian berlanjut dengan
tingkat keterbukaan yang menurun secara
bertahap
12. Probing and Seeking
Clarification
Tidak peduli seberapa besar kehati-hatian kita
dalam menyusun kata-kata dan mengajukan
pertanyaan, akan ada banyak kesempatan ketika
tanggapan awal tidak lengkap atau tidak memadai
dalam beberapa hal. Probing merupakan teknik
yang dapat digunakan untuk mendorong responden
memberikan informasi lebih lanjut
13. CLOSURE
Ketika tujuan utama dari sebuah wawancara telah
terpenuhi, biasanya pewawancara memberikan atau
menyampaikan point point kesimpulan yang
menjadi akhir atau tanda dari berakhirnya sebuah
sesi wawancara tersebut.