2. Thereismoretolisteningthanmeetstheears
Jika kita mendengar kata-kata mereka
secara terpisah dan mengabaikan sinyal
non-verbal, audio-vokal, dan isyarat visual
yang menyertainya, kita akan kehilangan
informasi penting, dan pemahaman kita
tentang pesan yang kita terima tidak akan
lengkap.
4. Hubunganantara sinyal verbal dan non-verbal dijabarkan lebih lanjut oleh Knapp
(1978). Dia mengidentifikasi enam cara berbeda di mana perilaku non-verbal
dapat dikaitkan dengan perilaku verbal. Ini adalah:
1. Mengulangi: Sinyal non-verbal hanya mengulangi apa yang dikatakan
secara verbal;
2. Bertentangan: Perilaku non-verbal bertentangan dengan perilaku verbal;
3. Substitusi: Perilaku non-verbal menggantikan pesan verbal.
4. Pelengkap: Perilaku non-verbal biasanya dapat mengurangi atau
memodifikasi suatu pesan verbal seperti menanggapi sebuah pesan dengan
senyuman.
5. Aksen: Perilaku non-verbal seperti anggukan kepala atau Gerakan tangan
dapat digunakan untuk menekankan pada sebuah pembicaraan.
6. Pengaturan: Perilaku non-verbal juga dapat digunakan untuk mengatur
aliran komunikatif di antara orang-orang.
5. Theexpression of feelings Mayoritas dari kita merasa lebih mudah
untuk mengontrol kata-kata yang kita
ucapkan daripada mengontrol cara kita
berperilaku dan sinyal non-verbal yang
kita pancarkan. Sinyal non-verbal
menawarkan sumber data yang kaya
tentang keadaan emosional (seperti
kemarahan) dan sikap interpersonal
(seperti marah pada orang tertentu).
Sinyal non-verbal yang paling sulit
untuk kontrol yang menampilkan
otonom seperti keringat dan warna kulit,
tetapi kebocoran dapat terjadi di banyak
daerah.
6. Determining meaning
Knapp (1978) menyatakan bahwa sinyal non-verbal dapat memiliki
banyak arti dan banyak kegunaan. Misalnya, senyuman bisa menjadi
bagian dari ekspresi emosional (saya senang), pesan sikap (saya
suka Anda), bagian dari presentasi diri (saya tipe orang yang disukai
pelanggan Anda), atau pendengar respons untuk mengelola interaksi
(saya tertarik dengan apa yang Anda katakan).
7. Kita sering memperhatikan wajah orang lain karena mereka adalahkaya
sumber yangdari ekspresi emosional dan sinyal interaksi. Sejumlah
penelitian telah mencoba mengidentifikasi emosi yang paling mudah
dibedakan dari ekspresi wajah.
The face
8.
9. SURPRISE
Ditandai dengan alis yang melengkung dan
terangkat, dahi yang keriput, bagian putih
mata yang terlihat jelas, rahang yang turun
dan mulut yang terbuka
10. FEAR
diekspresikan melalui alis terangkat yang
disatukan,keriput dahi yang(tetapi, tidak
seperti kejutan di mana kerutan cenderung
menyebar di seluruh dahi, kerutan
terkonsentrasi di tengah), kelopak mata
bawah tegang tetapi dengan bagian putih
mata terlihat di atas iris, dan mulut terbuka
dengan bibir yang diregangkan dan ditarik
ke belakang
11. ANGER
digambarkan dengan alis yang diturunkan
dan disatukan, dengan lipatan vertikal
terlihat di antara alis. Kelopak mata atas dan
bawah tegang dan matanya menatap tajam.
Bibir dapat ditekan dengan kuat atau
terbuka dalam bentuk persegi yang tegang,
seolah-olah berteriak
12. DISGUST
ditandai dengan turunnya alis yang
selanjutnya menekan kelopak mata atas.
Pipi terangkat dan, yang terpenting,
hidungnya berkerut. Bibir atas terangkat
tetapi bibir bawah dapat didorong ke atas
untuk memenuhi bibir atas yang terangkat
atau diturunkan dan didorong keluar
13. HAPPINESS
dikaitkan dengan dahi yang tidak berkerut,
lipatan kaki gagak yang menjalar dari sudut
luar mata, pipi dan lipatan yang terangkat
dari hidung hingga tepat di luar tepi luar
sudut bibir, yang ditarik ke belakang dan ke
atas untuk menghasilkan senyuman
14. SADNESS
diekspresikan melalui alis yang ditarik ke
atas di sudut dalam,memperlihatkan kulit
berbentuk segitiga (dengan puncak
mengarah ke dalam dan sedikit ke atas di
bawah alis dan di atas kelopak mata atas
yang sudut dalamnya terangkat). Sudut bibir
menghadap ke bawah dan bibir mungkin
bergetar
15. Ekman dan Friesen (1969) menawarkan tiga kategori isyarat
yang sengaja digunakan untuk mengkomunikasikan pesan
kepada orang lain.
Emblems
Regulators
Illustrators
Intentionalgestures
16. Posture merupakan suatu elemen peting yang
dapat dijadikan sebagai sebuah indicator dalam
menyampaikan sebuah perasaaan
POSTURE
17. Bab ini telah membahas bagaimana perhatian pada
perilaku non verbal bisa mempengaruhi kemampuan
untuk mendiagnosis keadaan emosional serta pada bab
ini juga membahas mengenai hubungan antara sinyal
verbal dan nonverbal yang dapat dilihat melalui gesture,
posture, ekpresi wajah dan penampilan.
19. Here you could describe the
topic of the section
Announcements
01
Here you could describe the
topic of the section
Indepth
02
Here you could describe the
topic of the section
Inbrief
03
Here you could describe the
topic of the section
Welcome!
Here you could describe the
topic of the section
Events
05
04
THANK YOU