SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Dr. Anandia Putriyuni
1
2
1. Cognitive Empathy
Memahami sudut
pandang / kerangka
berpikir orang lain
(mental perspective
taking).
3
Empati Kognitif mengarah
pada kemampuan atau
kecendrungan untuk mengenal
& menghargai sudut pandang
orang lain, khususnya motivasi
& kebutuhan akan suatu
pertolongan.
4
2. Emotional Empathy
= Affective Empathy
Memahami perasaan /
emosi yang dialami oleh
orang lain (vicarious
sharing of emotion).
5
Empati Afektif adalah
kecenderungan untuk
bereaksi secara emosional /
kejiwaan terhadap emosi
orang lain (ekspresi emosi).
6
Ada banyak cara
yang berbeda
dimana kedua
jenis empati
tersebut ada
dalam diri
seseorang.
7
a) Empati kognitif tanpa
empati afektif.
Menurut pendapat ‘Smith’ :
hal ini paling menguntungkan
karena seseorang membiarkan
dirinya memahami masalah
sosial tanpa sentuhan emosi
terhadap masalah
tersebut.
8
Contohnya adalah saat dalam
keadaan perang. Kemampuan
memahami pihak lawan adalah
penting, tetapi memahami
secara emosi apa yang pihak
lawan rasakan mungkin akan
menghalangi serangan yang
akan dilakukan.
9
b) Kombinasi antara empati
kognitif & empati afektif
Melakukan keduanya pasti
berguna pada pasangan
dalam perkawinan.
10
Jika hanya melakukan empati
kognitif, membuat seseorang
hanya menggunakan logika
dalam kondisi sosial.
Memahami apa yang dirasakan
orang lain sangat penting
dalam hubungan yang
lebih dekat.
11
Bagaimanapun, jika hanya memiliki
empati afektif tidak akan dapat
membuat keputusan dalam
masalah sosial. Hal ini hanya dapat
menimbulkan belas kasihan
terhadap orang lain.
Seseorang butuh empati kognitif
untuk memahami tindakan apa
yang sesuai terhadap suatu
keadaan.
12
c) Empati afektif tanpa empati kognitif
Emosi dengan segera akan
terpengaruh dan keadaan yang
dipengaruhi emosi yang bersifat
menuruti kata hati.
Hal ini, akan lebih berguna dalam pola
asuh orang tua karena orang tua yang
bisa bereaksi dengan cepat terhadap
emosi anaknya, dapat membantu
meredakan situasi dengan cara mau
mendengarkan (responsif).
13
Juga ditemukan pada keadaan
umum dimana terdapat
bahaya yang mengancam,
sekelompok orang dapat
mengetahui dengan cepat
dengan menggunakan empati
afektifnya.
14
Ketika seseorang dalam
keadaan sendiri, empati
afektif mungkin tidak
begitu berguna karena
gerakan hati (intuisi)
sosial berasal dari empati
kognitif.
15
Empati berbeda dengan :
Simpati
Kasihan (pity)
Emosi tular
(emotional contangion)
16
= empathic concern
Berasal dari bahasa Yunani
sympatheia
Artinya : dipengaruhi oleh
perasaan atau emosi.
17
Dengan demikian inti dari simpati
adalah seseorang yang memiliki
perhatian yang kuat terhadap
orang lain.
Simpati muncul jika ada
perasaan atau emosi dari
seseorang yang sangat
dimengerti & dihargai oleh
orang lain.
18
Meskipun simpati &
empati sering tertukar
dalam pemakaiannya,
perbedaan tipis dalam
pemakaiannya sehari –
hari dapat diketahui.
19
Berempati berarti memahami &
merespon keadaan emosi yang
dialami orang lain dengan
perasaan yang sama.
Simpati tidak hanya mencakup
empati (tidak selalu), tapi juga
perlu memiliki perhatian yang
positif atau keprihatinan terhadap
orang lain.
20
Pada pemakaian umum,
simpati biasanya untuk rasa
ketidakbahagiaan atau
penderitaan orang lain,
terutama kesedihan atas
kematian seseorang yang
dicintai.
21
Empati afektif yang
menimbulkan respon
emosional yg berlebihan
lebih relevan dengan
simpati daripada empati.
22
Yaitu:
Perasaan seseorang melihat orang
lain dalam kesulitan dan
membutuhkan bantuan karena
tidak dapat menyelesaikannya
sendiri.
Sering digambarkan sebagai rasa
kasihan terhadap orang lain.
23
Sumber lain mengartikan
sama antara simpati dengan
pity (kasihan).
24
Yaitu :
perasaan ketika seseorang
(terutama bayi, anak2
atau
rakyat jelata) menirukan emosi
yang didapat dari orang lain
tanpa mengakui hal itu terjadi.
(Hatfield dkk, 1994)
25
Dari sumber lain mendefenisikan
Emosi Tular (Emotional
Contangion) adalah
Ketika seseorang mengenali
secara kuat emosi yang muncul
dari orang lain dan menjadi
subjek yang sama dengan
emosinya sendiri.
26
Bukan bagian dari psikologi,
tetapi diduga bagian dari
dunia paranormal.
Emosi atau keadaan mental
orang lain dapat diketahui
langsung, tanpa perlu
mengetahui ekspresi yang
tampak pada orang lain.
27
Empati “Saya mengerti bagaimana perasaanmu”.
“I understand how you feel”.
Simpati “Saya merasa kasihan atas penderitaanmu”.
“I’m sorry for your pain”.
Emosi Tular “Saya merasakan penderitaanmu”.
“ I feel your pain”.
Telepati “Saya tahu bagaimana perasaanmu karena
saya dapat membaca pikiranmu”.
“I know how you feel because I’m reading
your mind”.
28
29
30
31
NEUROLOGI EMPATI 1
32
Berbagi sensasi dan emosi
dengan orang lain berhubungan
dengan aktifnya beberapa sirkuit
yang terlibat dalam proses yang
sama pada diri sendiri, termasuk
cortex somato-sensory untuk
sentuhan, cortex insula dan
cortex cingulate anterior (ACC)
untuk rasa sakit dan rasa
benci serta amygdala untuk
rasa takut.
33
34
35
36
Secara umum, daerah ini
merupakan otak “emosi” dan
sebagian besar dari struktur ini
biasanya dihubungkan ke sistem
limbik dan para-limbik.
37
Sistem ini penting sekali
untuk proses emosi dan
berkembang lebih awal
dalam phylogenie.
38
Sebagai perbandingan,
kemampuan mental
berhubungan dengan
aktifnya kortek prefrontal
& temporal, yang paling
penting lobus prefrontal
medial dan sulcus superior
lobus temporal.
39
40
Struktur tersebut termasuk
dalam neo-kortek dan
berkembang lebih lambat
dalam phylogenie.
41
Empati afektif didasarkan pada
sistem limbic & para-limbic dan
juga pada korteks somato-
sensorik yang berkembang lebih
awal dibandingkan kemampuan
kita untuk berempati kognitif
karena pembentukan relay pada
struktur tersebut berkembang
lebih awal dalam otak.
42
Sedangkan relay pada struktur
neo-cortex merupakan salah
satu bagian yang berkembang
lebih lambat, seperti cortex
prefrontal dan bagian lateral
cortex temporal.
43
Ini berarti bahwa kemampuan
empati afektif diperoleh
sejak awal dalam
pertumbuhan tubuh kita
dibandingkan dengan empati
kognitif.
44
Tambahan lagi,
penemuan cortex prefrontal
bagian dorsolateral tidak
sepenuhnya matang sampai
usia 25 tahun sehingga
kemampuan sempurna untuk
berempati belum berkembang
sampai usia dewasa tua.
45
NEUROLOGI EMPATI 2
46
Saraf cermin awalnya ditemukan
pada monyet pada th 1980 & 1990
oleh sekelompok neuropsikologis
yaitu Giacomo Rizzolatti,
Giuseppe Di Pellegrino, Luciano
Fadiga, Leonardo Fogassi dan
Vittorio Gallese di Universitas
Parma, Itali.
47
Mereka meletakkan elektroda pada
cortex premotor bagian ventral
monyet untuk mempelajari saraf
khususnya yang mengontrol
gerakan tangan & mulut.
Contohnya ketika monyet
mengambil sepotong makanan
maka respon sarafnya akan diukur.
48
Ternyata beberapa saraf yang
merespon ketika monyet mengambil
makanan sama dengan saat monyet
tersebut melihat orang mengambil
makanan.
Percobaan berikutnya menemukan
kira – kira 10 % saraf pada frontal
inferior dan cortex parietal inferior
monyet mempunyai saraf cermin &
memberikan respon yg sama untuk
gerakan tangan & aksi mengamati.
49
Saraf cermin pada monyet dipercaya
sebagai sarana untuk memahami
tingkah laku binatang lain.
Percobaan terbaru menunjukan
bahwa bayi monyet dapat meniru
gerakan wajah manusia. Meskipun,
tidak diketaui secara pasti apakah
saraf cermin mendasari tingkah laku
ini.
50
Yang terbaru, Christian Keysers dkk
telah menyatakan bahwa pada
monyet maupun manusia, sistem
saraf cermin juga merespon suara
dari suatu gerakan.
Secara normal tidak mungkin
meneliti satu saraf pada otak
manusia, maka para ahli tidak
dapat memastikan bahwa manusia
mempunyai saraf cermin.
51
Hasil percobaan dengan functional
magnetic resonance imaging (fMRI)
menunjukan bahwa cortex pada
lobus frontal inferior & lobus
parietal superior manusia aktif
saat seseorang melakukan gerakan
dan juga saat seseorang melihat
orang lain melakukan
suatu gerakan.
52
Hal ini menunjukan bahwa
daerah otak tersebut
mengandung saraf cermin
dan telah diyakini sebagai
SISTEM SARAF CERMIN pada
manusia.
53
Jadi saraf cermin adalah tipe
tertentu dari sel otak yang aktif
saat seseorang melakukan suatu
gerakan dan juga saat
mengamati, mendengar dan
bahkan membaca tentang suatu
gerakan yang sama, yang
dilakukan oleh orang lain.
54
Pengukuran secara tidak langsung
telah digunakan untuk meneliti
sistem saraf cermin pada
manusia.
Contoh :
saat seseorang mengamati
gerakan orang lain, cortex
motoriknya menjadi lebih
mudah dirangsang.
55
Saraf yang dapat dirangsang ini
diukur dengan merekam ukuran
motor evoked potential (MEP)
yang dicetuskan oleh rangsangan
magnetik transcranial.
Perubahan pada ukuran MEP diambil
sebagai ukuran aktifitas sistem
saraf cermin, karena MEP berasal
dari cortex motorik primer yang
berhubungan langsung ke daerah
saraf cermin di otak.
56
Stephanie Preston
dan Frans de Wall,
Jean Decety serta
Vittorio Gallese telah
membuktikan bahwa
sistem saraf cermin
terlibat dalam
empati.
57
Melalui saraf cermin, kita
secara naluri & tanpa tenaga
“menempatkan diri kita pada
sepatu orang lain“ yang kita
amati atau pikirkan. Tanpa
disengaja, otak kita dengan
segera mencerminkan orang
lain, menuntun kita merasakan
apa yang orang lain rasakan &
membaca apa yang dipikirkan.
58
Yang terbaru, Christian Keysers
di Social Brain Lab beserta
temannya telah menyatakan
bahwa orang yang lebih
berempati berdasarkan
kuesioner laporan pribadi
mempunyai aktifitas yang kuat
pada sistem saraf cermin untuk
gerakan tangan & emosi.
59
Sampai ketemu
minggu depan...
60

More Related Content

What's hot

Lembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihanLembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihanYayasan TERANGI
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatanAfra Balqis
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Kepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriKepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriNeni Sholihat
 
ILMU KOMUNIKASI - Etika Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Etika KomunikasiILMU KOMUNIKASI - Etika Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Etika KomunikasiDiana Amelia Bagti
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianelmakrufi
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudBaan Crow
 
Penggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenPenggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenDiah Ayu
 
Motivasi kerja
Motivasi   kerjaMotivasi   kerja
Motivasi kerjaMus Tain
 
Fungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen Kesehatan
Fungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen KesehatanFungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen Kesehatan
Fungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen KesehatanCandra Wiguna
 
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonalHubungan interpersonal
Hubungan interpersonalIAIN Walisongo
 
Sensasi dan persepsi
Sensasi  dan persepsi Sensasi  dan persepsi
Sensasi dan persepsi suher lambang
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasipjj_kemenkes
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Sylvester Saragih
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1dwihelynarti78
 

What's hot (20)

Lembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihanLembar evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihan
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatan
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
Kepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan DiriKepribadian dan Pengembangan Diri
Kepribadian dan Pengembangan Diri
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
ILMU KOMUNIKASI - Etika Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Etika KomunikasiILMU KOMUNIKASI - Etika Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Etika Komunikasi
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun Freud
 
Penggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenPenggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemen
 
Motivasi kerja
Motivasi   kerjaMotivasi   kerja
Motivasi kerja
 
Fungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen Kesehatan
Fungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen KesehatanFungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen Kesehatan
Fungsi Pengawasan (Controling) Dalam Administrasi dan Manajemen Kesehatan
 
Rancangan kegiatan seminar
Rancangan kegiatan seminarRancangan kegiatan seminar
Rancangan kegiatan seminar
 
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonalHubungan interpersonal
Hubungan interpersonal
 
Ppt eq
Ppt eqPpt eq
Ppt eq
 
Sensasi dan persepsi
Sensasi  dan persepsi Sensasi  dan persepsi
Sensasi dan persepsi
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
 
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
Contoh tabel data interval, data nominal, data ordinal, data distribusi freku...
 
Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1Materi pengantar-epidemiologi1
Materi pengantar-epidemiologi1
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

P point empati
P point empatiP point empati
P point empati
 
Empati 3 (modul empati dan motivasi)
Empati 3 (modul empati dan motivasi)Empati 3 (modul empati dan motivasi)
Empati 3 (modul empati dan motivasi)
 
Empati ppt 2
Empati ppt 2Empati ppt 2
Empati ppt 2
 
Empati
EmpatiEmpati
Empati
 
(modul empati dan motivasi)
(modul empati dan motivasi)(modul empati dan motivasi)
(modul empati dan motivasi)
 
Perilaku Empati
Perilaku EmpatiPerilaku Empati
Perilaku Empati
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 

Similar to Empati 2 (modul empati dan motivasi)

PUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsiPUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsimfrids
 
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcjnbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcjSarahKusumahBakti
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Warnet Raha
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umumWarnet Raha
 
SISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptx
SISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptxSISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptx
SISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptxRipaSaadah
 
Presentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalPresentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalRokaizal Rozali
 
Tugas teori komunikasi
Tugas teori komunikasiTugas teori komunikasi
Tugas teori komunikasiJhosua Korwa
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaSeptian Muna Barakati
 
Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)fikri asyura
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...Tyaseta Sardjono
 

Similar to Empati 2 (modul empati dan motivasi) (20)

Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
PUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsiPUM1 - 6SensasiPersepsi
PUM1 - 6SensasiPersepsi
 
Peran psikologi terhadap pendidikan
Peran psikologi terhadap pendidikanPeran psikologi terhadap pendidikan
Peran psikologi terhadap pendidikan
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcjnbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
nbdsvhvsdhgvhgdvghsvdhcgsvdhcsvdhjcvsdjhcvsjhdvcjshdvcj
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umum
 
Makalah psikologi umum
Makalah psikologi umumMakalah psikologi umum
Makalah psikologi umum
 
Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonalKomunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonal
 
SISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptx
SISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptxSISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptx
SISTEM KOMUNIKASI (SENSASI, PERSEPSI, MEMORI, BERPIKIR).pptx
 
Emosi.pptx
Emosi.pptxEmosi.pptx
Emosi.pptx
 
Presentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalPresentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi final
 
Tugas teori komunikasi
Tugas teori komunikasiTugas teori komunikasi
Tugas teori komunikasi
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)Empati`(modul empati dan motivasi)
Empati`(modul empati dan motivasi)
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
 

More from fikri asyura (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 
P petri leptospirosis
P petri leptospirosisP petri leptospirosis
P petri leptospirosis
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Empati 2 (modul empati dan motivasi)

  • 2. 2
  • 3. 1. Cognitive Empathy Memahami sudut pandang / kerangka berpikir orang lain (mental perspective taking). 3
  • 4. Empati Kognitif mengarah pada kemampuan atau kecendrungan untuk mengenal & menghargai sudut pandang orang lain, khususnya motivasi & kebutuhan akan suatu pertolongan. 4
  • 5. 2. Emotional Empathy = Affective Empathy Memahami perasaan / emosi yang dialami oleh orang lain (vicarious sharing of emotion). 5
  • 6. Empati Afektif adalah kecenderungan untuk bereaksi secara emosional / kejiwaan terhadap emosi orang lain (ekspresi emosi). 6
  • 7. Ada banyak cara yang berbeda dimana kedua jenis empati tersebut ada dalam diri seseorang. 7
  • 8. a) Empati kognitif tanpa empati afektif. Menurut pendapat ‘Smith’ : hal ini paling menguntungkan karena seseorang membiarkan dirinya memahami masalah sosial tanpa sentuhan emosi terhadap masalah tersebut. 8
  • 9. Contohnya adalah saat dalam keadaan perang. Kemampuan memahami pihak lawan adalah penting, tetapi memahami secara emosi apa yang pihak lawan rasakan mungkin akan menghalangi serangan yang akan dilakukan. 9
  • 10. b) Kombinasi antara empati kognitif & empati afektif Melakukan keduanya pasti berguna pada pasangan dalam perkawinan. 10
  • 11. Jika hanya melakukan empati kognitif, membuat seseorang hanya menggunakan logika dalam kondisi sosial. Memahami apa yang dirasakan orang lain sangat penting dalam hubungan yang lebih dekat. 11
  • 12. Bagaimanapun, jika hanya memiliki empati afektif tidak akan dapat membuat keputusan dalam masalah sosial. Hal ini hanya dapat menimbulkan belas kasihan terhadap orang lain. Seseorang butuh empati kognitif untuk memahami tindakan apa yang sesuai terhadap suatu keadaan. 12
  • 13. c) Empati afektif tanpa empati kognitif Emosi dengan segera akan terpengaruh dan keadaan yang dipengaruhi emosi yang bersifat menuruti kata hati. Hal ini, akan lebih berguna dalam pola asuh orang tua karena orang tua yang bisa bereaksi dengan cepat terhadap emosi anaknya, dapat membantu meredakan situasi dengan cara mau mendengarkan (responsif). 13
  • 14. Juga ditemukan pada keadaan umum dimana terdapat bahaya yang mengancam, sekelompok orang dapat mengetahui dengan cepat dengan menggunakan empati afektifnya. 14
  • 15. Ketika seseorang dalam keadaan sendiri, empati afektif mungkin tidak begitu berguna karena gerakan hati (intuisi) sosial berasal dari empati kognitif. 15
  • 16. Empati berbeda dengan : Simpati Kasihan (pity) Emosi tular (emotional contangion) 16
  • 17. = empathic concern Berasal dari bahasa Yunani sympatheia Artinya : dipengaruhi oleh perasaan atau emosi. 17
  • 18. Dengan demikian inti dari simpati adalah seseorang yang memiliki perhatian yang kuat terhadap orang lain. Simpati muncul jika ada perasaan atau emosi dari seseorang yang sangat dimengerti & dihargai oleh orang lain. 18
  • 19. Meskipun simpati & empati sering tertukar dalam pemakaiannya, perbedaan tipis dalam pemakaiannya sehari – hari dapat diketahui. 19
  • 20. Berempati berarti memahami & merespon keadaan emosi yang dialami orang lain dengan perasaan yang sama. Simpati tidak hanya mencakup empati (tidak selalu), tapi juga perlu memiliki perhatian yang positif atau keprihatinan terhadap orang lain. 20
  • 21. Pada pemakaian umum, simpati biasanya untuk rasa ketidakbahagiaan atau penderitaan orang lain, terutama kesedihan atas kematian seseorang yang dicintai. 21
  • 22. Empati afektif yang menimbulkan respon emosional yg berlebihan lebih relevan dengan simpati daripada empati. 22
  • 23. Yaitu: Perasaan seseorang melihat orang lain dalam kesulitan dan membutuhkan bantuan karena tidak dapat menyelesaikannya sendiri. Sering digambarkan sebagai rasa kasihan terhadap orang lain. 23
  • 24. Sumber lain mengartikan sama antara simpati dengan pity (kasihan). 24
  • 25. Yaitu : perasaan ketika seseorang (terutama bayi, anak2 atau rakyat jelata) menirukan emosi yang didapat dari orang lain tanpa mengakui hal itu terjadi. (Hatfield dkk, 1994) 25
  • 26. Dari sumber lain mendefenisikan Emosi Tular (Emotional Contangion) adalah Ketika seseorang mengenali secara kuat emosi yang muncul dari orang lain dan menjadi subjek yang sama dengan emosinya sendiri. 26
  • 27. Bukan bagian dari psikologi, tetapi diduga bagian dari dunia paranormal. Emosi atau keadaan mental orang lain dapat diketahui langsung, tanpa perlu mengetahui ekspresi yang tampak pada orang lain. 27
  • 28. Empati “Saya mengerti bagaimana perasaanmu”. “I understand how you feel”. Simpati “Saya merasa kasihan atas penderitaanmu”. “I’m sorry for your pain”. Emosi Tular “Saya merasakan penderitaanmu”. “ I feel your pain”. Telepati “Saya tahu bagaimana perasaanmu karena saya dapat membaca pikiranmu”. “I know how you feel because I’m reading your mind”. 28
  • 29. 29
  • 30. 30
  • 31. 31
  • 33. Berbagi sensasi dan emosi dengan orang lain berhubungan dengan aktifnya beberapa sirkuit yang terlibat dalam proses yang sama pada diri sendiri, termasuk cortex somato-sensory untuk sentuhan, cortex insula dan cortex cingulate anterior (ACC) untuk rasa sakit dan rasa benci serta amygdala untuk rasa takut. 33
  • 34. 34
  • 35. 35
  • 36. 36
  • 37. Secara umum, daerah ini merupakan otak “emosi” dan sebagian besar dari struktur ini biasanya dihubungkan ke sistem limbik dan para-limbik. 37
  • 38. Sistem ini penting sekali untuk proses emosi dan berkembang lebih awal dalam phylogenie. 38
  • 39. Sebagai perbandingan, kemampuan mental berhubungan dengan aktifnya kortek prefrontal & temporal, yang paling penting lobus prefrontal medial dan sulcus superior lobus temporal. 39
  • 40. 40
  • 41. Struktur tersebut termasuk dalam neo-kortek dan berkembang lebih lambat dalam phylogenie. 41
  • 42. Empati afektif didasarkan pada sistem limbic & para-limbic dan juga pada korteks somato- sensorik yang berkembang lebih awal dibandingkan kemampuan kita untuk berempati kognitif karena pembentukan relay pada struktur tersebut berkembang lebih awal dalam otak. 42
  • 43. Sedangkan relay pada struktur neo-cortex merupakan salah satu bagian yang berkembang lebih lambat, seperti cortex prefrontal dan bagian lateral cortex temporal. 43
  • 44. Ini berarti bahwa kemampuan empati afektif diperoleh sejak awal dalam pertumbuhan tubuh kita dibandingkan dengan empati kognitif. 44
  • 45. Tambahan lagi, penemuan cortex prefrontal bagian dorsolateral tidak sepenuhnya matang sampai usia 25 tahun sehingga kemampuan sempurna untuk berempati belum berkembang sampai usia dewasa tua. 45
  • 47. Saraf cermin awalnya ditemukan pada monyet pada th 1980 & 1990 oleh sekelompok neuropsikologis yaitu Giacomo Rizzolatti, Giuseppe Di Pellegrino, Luciano Fadiga, Leonardo Fogassi dan Vittorio Gallese di Universitas Parma, Itali. 47
  • 48. Mereka meletakkan elektroda pada cortex premotor bagian ventral monyet untuk mempelajari saraf khususnya yang mengontrol gerakan tangan & mulut. Contohnya ketika monyet mengambil sepotong makanan maka respon sarafnya akan diukur. 48
  • 49. Ternyata beberapa saraf yang merespon ketika monyet mengambil makanan sama dengan saat monyet tersebut melihat orang mengambil makanan. Percobaan berikutnya menemukan kira – kira 10 % saraf pada frontal inferior dan cortex parietal inferior monyet mempunyai saraf cermin & memberikan respon yg sama untuk gerakan tangan & aksi mengamati. 49
  • 50. Saraf cermin pada monyet dipercaya sebagai sarana untuk memahami tingkah laku binatang lain. Percobaan terbaru menunjukan bahwa bayi monyet dapat meniru gerakan wajah manusia. Meskipun, tidak diketaui secara pasti apakah saraf cermin mendasari tingkah laku ini. 50
  • 51. Yang terbaru, Christian Keysers dkk telah menyatakan bahwa pada monyet maupun manusia, sistem saraf cermin juga merespon suara dari suatu gerakan. Secara normal tidak mungkin meneliti satu saraf pada otak manusia, maka para ahli tidak dapat memastikan bahwa manusia mempunyai saraf cermin. 51
  • 52. Hasil percobaan dengan functional magnetic resonance imaging (fMRI) menunjukan bahwa cortex pada lobus frontal inferior & lobus parietal superior manusia aktif saat seseorang melakukan gerakan dan juga saat seseorang melihat orang lain melakukan suatu gerakan. 52
  • 53. Hal ini menunjukan bahwa daerah otak tersebut mengandung saraf cermin dan telah diyakini sebagai SISTEM SARAF CERMIN pada manusia. 53
  • 54. Jadi saraf cermin adalah tipe tertentu dari sel otak yang aktif saat seseorang melakukan suatu gerakan dan juga saat mengamati, mendengar dan bahkan membaca tentang suatu gerakan yang sama, yang dilakukan oleh orang lain. 54
  • 55. Pengukuran secara tidak langsung telah digunakan untuk meneliti sistem saraf cermin pada manusia. Contoh : saat seseorang mengamati gerakan orang lain, cortex motoriknya menjadi lebih mudah dirangsang. 55
  • 56. Saraf yang dapat dirangsang ini diukur dengan merekam ukuran motor evoked potential (MEP) yang dicetuskan oleh rangsangan magnetik transcranial. Perubahan pada ukuran MEP diambil sebagai ukuran aktifitas sistem saraf cermin, karena MEP berasal dari cortex motorik primer yang berhubungan langsung ke daerah saraf cermin di otak. 56
  • 57. Stephanie Preston dan Frans de Wall, Jean Decety serta Vittorio Gallese telah membuktikan bahwa sistem saraf cermin terlibat dalam empati. 57
  • 58. Melalui saraf cermin, kita secara naluri & tanpa tenaga “menempatkan diri kita pada sepatu orang lain“ yang kita amati atau pikirkan. Tanpa disengaja, otak kita dengan segera mencerminkan orang lain, menuntun kita merasakan apa yang orang lain rasakan & membaca apa yang dipikirkan. 58
  • 59. Yang terbaru, Christian Keysers di Social Brain Lab beserta temannya telah menyatakan bahwa orang yang lebih berempati berdasarkan kuesioner laporan pribadi mempunyai aktifitas yang kuat pada sistem saraf cermin untuk gerakan tangan & emosi. 59