SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena masih memberikan kita kesemaptan sehingga
kita bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kedua kalinya sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW. Karena telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang
modern seperti saat ini.
Dalam kesempatan pada saat ini kami akan membahas sedikit ulasan tentang
“SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN”.
Dalam penyelesaian makalah ini kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah kami tersebut. Kedua kalinya kami
sampaikan terimakasih kepada guru pengajar Sosiologi karena telah membimbing dan memberi
arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan makalah ini
kami menyadari bahwa masih banyak kesalah, baik yang di sengaja maupun yang tidak
disengaja. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran sehingga memberikan pembangunan
kepada kami pada saat pembuatan makalah berikutnya.

Raha,

Maret 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setaiap manusia di dunia ini pasti memerlukan orang lain, oleh karena itu terjadi
sosialisasi antar sesama manusia tersebut, yang mana berfungsi sebagai sarana kedekatan antar
sesamanya.
Beberbicara masalah keperibadian, merupakan suatu cermin dan gambaran bagi setiap
manusia. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki oleh
orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian orang tesebut buruk maka otomatis
akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Sosialisasi dan Pembentuk
Keperibadian”. Kami harap makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah kami tersebut adalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi keperibadian itu ?
2. Ada berapakah unsur-unsur keperibadian tersebut ?
3. Apa yang mencangkup tujuh macam golongan naluri ?
4. Bagaimana materi dari unsur-unsur keperibadian ?
5. Ada berapakah jenis-jenis sosialisasi ?
6. Berapakah tipe-tipe sosialisasi ?
7. Apa yang dimaksud dengan pola sosialisasi ?
8. Bagaimana proses sosialisasi berlangsung ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk
mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut juga
pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya.
Pola-pola tingkah laku bagi semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan bagi semua
individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system pola tingkah laku yang seragam.
Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya
saja, melainkan juga akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo
Sapiens sangat besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia.
Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang ditentukan oleh nalurinya,
dorongan-dorongan dan refleksnya.
Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal dan
jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu”.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses
sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

B. Unsur-unsur Kepribadian
Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang
sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca
inderanya

yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Ddan

didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu
kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai “persepsi” yaitu; “seluruh proses akal
manusia yang sadar”.
Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran
berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian. Penggambaran yang terfokus
secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan secara lebih intensif di dalam pandangan
psikologi biasanya disebut dengan “Pengamatan”.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang paling menarik
perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang menghubungkannya dengan
berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang sebelumnya pernah diterima dan
diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul kembali sebagai kenangan.
Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah psikologi disebut
“Apersepsi”.
Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran
dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten
berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk membentuk suatu
penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak mirip dengan salah satu dari
sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat
tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat
tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut dengan “Konsep”.
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin
ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil
pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan penggambaran-pengambaran
lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.
Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut dengan
“Fantasi”.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsurunsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang Individu.
  Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau
mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan
dalam kesadaranya perasaan negatif.
“Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran
manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia
yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negative.
 Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang tidak
ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah terkandung
di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah
meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
C. Tujuh Macam Dorongan naluri
Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam
naluri manusia yaitu ;
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu
kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup.
2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropolagi, dan
mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong
manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul
pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak
baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari puting susu ibunya
atau botol susunya tanpa perlu dipelajari.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang
merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari
adanya

beragam

kebudayaan

manusia,

yang

menyebabkan

bahwa

manusia

mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa perbuatan yang seragam (conform)
dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk
kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain diperlukan suatu
landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme, Simpati, Cinta, dan sebagainya.
Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya
dianggap berada di luar akalnya sehingga timbul religi.
7. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki bayi, yang
sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-suara, irama, dan gerakgerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian.
D. Materi Dari Unsur-unsur Kepribadian
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya konsep
basic personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur kepribadian yang
dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat.
Kepribadian dasar ada karena semua individu warga masyarakat mengalami pengaruh
lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka. Metodologi untuk
mengumpulkan data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan dengan mengumpulkan
sample dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian, yang kemudian diteliti
kepribadiannya dengan tes Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya sendiri, sementara
adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki unsur-unsur kepribadian umum.
Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu kebudaya juga dilaksanakan dengan metode lain
yang didasarkan pada ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa.
Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya di masa
kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.
Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian bahwa dengan
mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui adanya berbagai
unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan akibat dari pengalamanpengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-tama
dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M. Mead. Sehingga menjadi bagian
khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and culture.

E. Tipe sosialisasi
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah
seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di
sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak
pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik
apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak
terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang
berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2. Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan,
seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di
dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi
anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan
formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi
dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses
sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa
yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk
menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman
atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit
untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal
sekaligus.
F. Pola sosialisasi
Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris.
Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap
kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam
hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada
komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak
pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi
partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika
berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini
anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang
menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.
G. Proses sosialisasi
Macam – macam Proses Sosialisasi
1. Proses Sosialisasi yang Terjadi Tanpa Disengaja melalui Proses Interaksi Sosial
Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang terisolasi menyaksikan
kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang – orang disekitarnya dalam berinteraksi.
Misalnya sorang anak memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh orang tuanya kemudian
ia meniru dan mencontohkan perbuatan tersebut dalam pergaulan sehari–hari.
2. Proses Sosialaisasi yang Terjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan Pengajaran.
Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran dan pendidikan yang
sengaja dilakukan oleh pendidik – pendidik yang mewakili masyarakat. Dalam pendidikan
anak akan dikenalkan pada norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan
menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini
juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam".
Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami
secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
2. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain,
kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian
dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orangorang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
3. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi
orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersamasama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan
teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin
kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturanperaturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan
dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa
menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang
tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah
menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

H. Hubungan Antara Sosialisasi Dengan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi adalah sebuah proses mempelajari dan menghayati norma serta perilaku yang
selaras dengan peran peran sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kepribadian adalah
keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang
berinteraksi dengan serangkaian situasi. Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan
dengan proses pembentukan kepribadian.
Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang individu menghayati dan
melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa menjadi bagian
dari kelompoknya tadi. Kepribadian adalah abstraksi dari pola perilaku manusia secara
individual. Jadi, kepribadian merupakan ciri-ciri atau watak yang khas dari seorang individu
sehingga memberikan identitas yang khas bagi individu yang bersangkutan.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan abstraksi
atau pengorganisasian dari sikap-sikap seorang individu untuk berprilaku dalam rangka
berhubungan dengan orang lain (berinteraksi sosial) atau menanggapi suatu hal yang terjadi
dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, pola prilaku yang merupakan perwujudan
dari kepribadian seorang individu akan disesuaikan dengan sistem nilai dan norma yang berlaku
dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya.
Akan tetapi nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat akan sulit terwujud jika tidak
disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat. Dibutuhkan proses belajar atau sosialisasi
untuk mencapai kesesuaian antara kepribadian dan nilai atau norma tersebut. Dengan demikian,
kepribadian dapat menjadi acuan (blue print) bermasyarakat yang disebut kebudayaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia itu
terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau berupa naluri dan
dorongan yang bersifat alami.
Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang berdasarkan
pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh orang tua serta naluri
alami yang memang memberikan respon ketika mengalami dan mempelajari sesuatu.
Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan kepribadian
manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja, tetapi juga
pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai pengetahuan larut dan
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali tercampur aduk tidak teratur.
Penerapan pengetahuan sosiologi berkaitan erat dengan proses sosialisasi dan
pembentukan kepribadian seorang individu.
Dengan penerapan pengetahuan sosiologi yang baik dalam kehidupan di masyarakat otomatis
akan membentuk proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang baik pula.

B. Saran
Dalam pembentukan kepribadian pasti membutuhkan hasil sosialisasi. Oleh karena itu
marilah kita sama-sama melakukan sosialisasi yang baik antar sesama manusia sehingga
kepribadian yang kita miliki akan baik pula. Sehinnga kita menjadi insane yang berguna bagi diri
kita sendiri, begitu pula dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2011/09/pengaruh-Sosialisasi-terhadap-kepribadian.html
http://id.wikipedia.org/wiki/kepribadian#Pengaruh_sosialisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
http://www.psychologymania.co.cc/2010/05/pengaruh-sosialisasi-terhadap-kepribadian.html
Buku-panduan_Sosiologi
Lks. Sosiologi.
MAKALAH
AGEN SOSIALISASI SEKOLAH

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
1.
2.
3.
4.
5.

HERLINA
WA ODE EHRIS MEILIAWATI
SULFIANTI RACHMAD
HADI WAHYUDI
LM. ZAIFAN MARFI

SMA NEGERI 1 RAHA
2014

More Related Content

What's hot

Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Marliena An
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5setiawan02
 
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)HIMA KS FISIP UNPAD
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika IIIMelkiasAdu
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiMelkiasAdu
 
Penelitian Psikologi Sastra
Penelitian Psikologi SastraPenelitian Psikologi Sastra
Penelitian Psikologi Sastragitagituloch
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianJoko Setiawan
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadiannorthonism
 
Pengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan IntelegensiPengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan Intelegensireycaesarly
 
Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia Rezky Gusnadindra
 
pandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusiapandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusiaFitriani Upith Fauziyah
 
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam ManusiaPengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam ManusiaElvina Salim
 

What's hot (18)

Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
Psikologi (gejala afeksi, konasi,dst)(1)
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 
Psikoogi della
Psikoogi dellaPsikoogi della
Psikoogi della
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
 
Penelitian Psikologi Sastra
Penelitian Psikologi SastraPenelitian Psikologi Sastra
Penelitian Psikologi Sastra
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Makalah psikoanalisis prosa sastra mika
Makalah psikoanalisis prosa sastra mikaMakalah psikoanalisis prosa sastra mika
Makalah psikoanalisis prosa sastra mika
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Pengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan IntelegensiPengetahuan dan Intelegensi
Pengetahuan dan Intelegensi
 
Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia Pengetahuan dan intelegensi manusia
Pengetahuan dan intelegensi manusia
 
pandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusiapandangan psikologi tentang hakikat manusia
pandangan psikologi tentang hakikat manusia
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam ManusiaPengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
Pengetahuan dan Intelegensi Manusia Pengertian Dalam Manusia
 

Similar to Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha

Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaSeptian Muna Barakati
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianWarnet Raha
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianSeptian Muna Barakati
 
Makalah penghantar ilmu antropologi 2
Makalah penghantar ilmu antropologi 2Makalah penghantar ilmu antropologi 2
Makalah penghantar ilmu antropologi 2Reni Apriani
 
Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02
Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02
Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02miftahul ulum
 
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Bee_BQ
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Warnet Raha
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia neelmakrufi
 
Kerangka Kebudayaan Manusia dari Pola Tindakan
Kerangka Kebudayaan Manusia dari Pola TindakanKerangka Kebudayaan Manusia dari Pola Tindakan
Kerangka Kebudayaan Manusia dari Pola Tindakansuher lambang
 
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan   .pdfBuku Psikologi Belajar pendidikan   .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdfIchanMm
 

Similar to Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha (20)

Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah sekolah
Makalah sekolahMakalah sekolah
Makalah sekolah
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Bab 3 Kepribadian
Bab 3 KepribadianBab 3 Kepribadian
Bab 3 Kepribadian
 
Makalah penghantar ilmu antropologi 2
Makalah penghantar ilmu antropologi 2Makalah penghantar ilmu antropologi 2
Makalah penghantar ilmu antropologi 2
 
Kepribadian manusia
Kepribadian manusiaKepribadian manusia
Kepribadian manusia
 
Kepribadian2
Kepribadian2Kepribadian2
Kepribadian2
 
Kepribadianmanusia 2017
Kepribadianmanusia 2017Kepribadianmanusia 2017
Kepribadianmanusia 2017
 
Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02
Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02
Antropologikepribadian 130921102627-phpapp02
 
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia ne
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
Kerangka Kebudayaan Manusia dari Pola Tindakan
Kerangka Kebudayaan Manusia dari Pola TindakanKerangka Kebudayaan Manusia dari Pola Tindakan
Kerangka Kebudayaan Manusia dari Pola Tindakan
 
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan   .pdfBuku Psikologi Belajar pendidikan   .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena masih memberikan kita kesemaptan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kedua kalinya sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Karena telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang modern seperti saat ini. Dalam kesempatan pada saat ini kami akan membahas sedikit ulasan tentang “SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN”. Dalam penyelesaian makalah ini kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah kami tersebut. Kedua kalinya kami sampaikan terimakasih kepada guru pengajar Sosiologi karena telah membimbing dan memberi arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kesalah, baik yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran sehingga memberikan pembangunan kepada kami pada saat pembuatan makalah berikutnya. Raha, Maret 2014 Penulis
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setaiap manusia di dunia ini pasti memerlukan orang lain, oleh karena itu terjadi sosialisasi antar sesama manusia tersebut, yang mana berfungsi sebagai sarana kedekatan antar sesamanya. Beberbicara masalah keperibadian, merupakan suatu cermin dan gambaran bagi setiap manusia. Jika keperibadiannya bagus, maka akan bagus pula tingkah laku yang dimiliki oleh orang tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika keperibadian orang tesebut buruk maka otomatis akan di ikuti oleh perilakunya yang buruk tersebut. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Sosialisasi dan Pembentuk Keperibadian”. Kami harap makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah kami tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apakah definisi keperibadian itu ? 2. Ada berapakah unsur-unsur keperibadian tersebut ? 3. Apa yang mencangkup tujuh macam golongan naluri ? 4. Bagaimana materi dari unsur-unsur keperibadian ? 5. Ada berapakah jenis-jenis sosialisasi ? 6. Berapakah tipe-tipe sosialisasi ? 7. Apa yang dimaksud dengan pola sosialisasi ? 8. Bagaimana proses sosialisasi berlangsung ?
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Kepribadian Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya. Pola-pola tingkah laku bagi semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan bagi semua individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system pola tingkah laku yang seragam. Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo Sapiens sangat besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia. Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan dan refleksnya. Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu”. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. B. Unsur-unsur Kepribadian Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut :  Pengetahuan Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Ddan didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai “persepsi” yaitu; “seluruh proses akal manusia yang sadar”. Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “Pengamatan”. Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul kembali sebagai kenangan.
  • 4. Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah psikologi disebut “Apersepsi”. Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang baru. Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut dengan “Konsep”. Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata. Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut dengan “Fantasi”. Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsurunsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang Individu.   Perasaan Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif. “Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negative.  Dorongan Naluri Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
  • 5. C. Tujuh Macam Dorongan naluri Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam naluri manusia yaitu ; 1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup. 2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropolagi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun. 3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu dipelajari. 4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif. 5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa perbuatan yang seragam (conform) dengan manusia-manusia di sekelilingnya. 6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme, Simpati, Cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya sehingga timbul religi. 7. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-suara, irama, dan gerakgerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian. D. Materi Dari Unsur-unsur Kepribadian Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya konsep basic personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat. Kepribadian dasar ada karena semua individu warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka. Metodologi untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan dengan mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian, yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes Psikologi. Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya sendiri, sementara adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki unsur-unsur kepribadian umum.
  • 6. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu kebudaya juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa. Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua. Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian bahwa dengan mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan akibat dari pengalamanpengalaman mereka sejak masa kanak-kanak. Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-tama dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M. Mead. Sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and culture. E. Tipe sosialisasi Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Formal Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. 2. Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak? Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.
  • 7. F. Pola sosialisasi Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other. G. Proses sosialisasi Macam – macam Proses Sosialisasi 1. Proses Sosialisasi yang Terjadi Tanpa Disengaja melalui Proses Interaksi Sosial Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang terisolasi menyaksikan kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang – orang disekitarnya dalam berinteraksi. Misalnya sorang anak memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh orang tuanya kemudian ia meniru dan mencontohkan perbuatan tersebut dalam pergaulan sehari–hari. 2. Proses Sosialaisasi yang Terjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan Pengajaran. Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran dan pendidikan yang sengaja dilakukan oleh pendidik – pendidik yang mewakili masyarakat. Dalam pendidikan anak akan dikenalkan pada norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Menurut George Herbert Mead George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut. 1. Tahap persiapan (Preparatory Stage) Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
  • 8. 2. Tahap meniru (Play Stage) Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orangorang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other) 3. Tahap siap bertindak (Game Stage) Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersamasama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturanperaturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya. 4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage) Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. H. Hubungan Antara Sosialisasi Dengan Pembentukan Kepribadian Sosialisasi adalah sebuah proses mempelajari dan menghayati norma serta perilaku yang selaras dengan peran peran sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan kepribadian. Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi. Kepribadian adalah abstraksi dari pola perilaku manusia secara
  • 9. individual. Jadi, kepribadian merupakan ciri-ciri atau watak yang khas dari seorang individu sehingga memberikan identitas yang khas bagi individu yang bersangkutan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan abstraksi atau pengorganisasian dari sikap-sikap seorang individu untuk berprilaku dalam rangka berhubungan dengan orang lain (berinteraksi sosial) atau menanggapi suatu hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, pola prilaku yang merupakan perwujudan dari kepribadian seorang individu akan disesuaikan dengan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Akan tetapi nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat akan sulit terwujud jika tidak disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat. Dibutuhkan proses belajar atau sosialisasi untuk mencapai kesesuaian antara kepribadian dan nilai atau norma tersebut. Dengan demikian, kepribadian dapat menjadi acuan (blue print) bermasyarakat yang disebut kebudayaan.
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia itu terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau berupa naluri dan dorongan yang bersifat alami. Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang berdasarkan pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh orang tua serta naluri alami yang memang memberikan respon ketika mengalami dan mempelajari sesuatu. Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan kepribadian manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja, tetapi juga pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai pengetahuan larut dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali tercampur aduk tidak teratur. Penerapan pengetahuan sosiologi berkaitan erat dengan proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang individu. Dengan penerapan pengetahuan sosiologi yang baik dalam kehidupan di masyarakat otomatis akan membentuk proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang baik pula. B. Saran Dalam pembentukan kepribadian pasti membutuhkan hasil sosialisasi. Oleh karena itu marilah kita sama-sama melakukan sosialisasi yang baik antar sesama manusia sehingga kepribadian yang kita miliki akan baik pula. Sehinnga kita menjadi insane yang berguna bagi diri kita sendiri, begitu pula dengan orang lain.
  • 12. MAKALAH AGEN SOSIALISASI SEKOLAH DISUSUN OLEH KELOMPOK III 1. 2. 3. 4. 5. HERLINA WA ODE EHRIS MEILIAWATI SULFIANTI RACHMAD HADI WAHYUDI LM. ZAIFAN MARFI SMA NEGERI 1 RAHA 2014