SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
PENGANTAR SEDIAAN
FARMASI
Robby Candra Purnama, M.Kes., Apt.
DEFINISI BENTUK SEDIAAN OBAT
Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga
didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau
dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi
yang diinginkan .
SEDIAAN PADAT
TABLET
adalah Sediaan padat yang merupakan kompresi dari
bahan obat dengan berbagai pembawa (bahan
tambahan).
Ada beberapa obat yang bersifat sustained release
(lepas lambat)
Menurut Anief (1984), tablet adalah sediaan padat
yang berbentuk rata atau cembung rangkap umumnya
bulat, dibuat dengan mengempa atau mencetak obat
atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan.
A. Keuntungan bentuk sediaan tablet :
•volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut
•memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik
•dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang
lebih kecil
•tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga
•dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur
•tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
•merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan pengemasan
yang mudah dan murah
•dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan.
Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet :
beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
formulasi tablet cukup rumit
zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi
rasa pahit/ tidak enak dari obat
SEDIAAN PADAT
KAPSUL
Bahan kapsul terbuat dari gelatin ditujukan untuk
pemakaian oral.
Terdapat 2 tipe kapsul
-Hard gelatin capsul
- Soft gelatin capsul.
PENGERTIAN KAPSUL
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya
terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan
lain yang sesuai.
Macam-Macam Kapsul
Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul) terdiri atas
bagian wadah dan tutup (capsulaeoverculateae) yang terbuat dari
metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai.
Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul:
1. Bentuknya menarik dan praktis.
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat
yang berasa dan berbau tidak enak.
3.Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut
sehingga obat cepat diabsorpsi.
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan
dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien.
5.Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan
bahan zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil
maupun tablet.
Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul:
1.Tidak bisa untuk zat-zat yang tidak mudah menguap karena
pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2.Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap
lembab).
3.Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan
cangkang kapsul.
4.Tidak bisa untuk balita.
5.Tidak bisa dibagi-bagi
KAPLET
Adalah Sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan berbagai pembawa (bahan tambahan)
pembuatanya dengan cara memberikan tekanan
(kompresi) massa seperti tablet tetapi bentuknya
seperti kapsul.
Kaplet merupakan tablet berbentuk kapsul yang berisi bahan
obat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai.
Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat,
kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya
tergantung pada cara pemakaian dan metode pembuatannya.
Kebanyakan tablet digunakan secara oral dan kebanyakan
dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat
pemberi rasa dan lapisan lapisan dalam berbagai jenis (Ansel,
1989).
Berdasarkan metode pembuatan, tablet dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan.
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa lembab
dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.
Kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang
terbentuk selama proses pengeringan dan tidak tergantung
pada kekuatan tekanan yang diberikan
(Ditjen POM, 1995).
Syarat-syarat kaplet menurut Farmakope Indonesia
edisi IV adalah sebagai berikut:
1. Keseragaman ukuran.
2. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan
tidak kurang dari satu sepertiga kali tablet.
3. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan.
4. Waktu hancur
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan per oral,
kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan.
5. Disolusi
Disolusi adalah suatu proses pemindahan molekul obat dari
bentuk padat kedalam larutan suatu media.
6. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah
kadar zat aktif yang terkandung didalam suatu sediaan sesuai
dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti
yang tertera pada masing-masing monografi.
PIL
Sediaan oral padat berbentuk bulat mengandung satu
atau lebih bahan obat yang terdispersi (tercampur)
dalam pembawa.
Pil adalah Sediaan padat berbentuk bulat, bundar
telur dan berukuran kecil dimaksudkan untuk
digunakan sebagai obat dalam.
Beratnya antara 65 mg sampai 300 mg, kecuali yang
tersalut.
Pil diberikan dengan cara diletakkan diatas lidah
ataupun ditelan dengan bantuan air minum.
PEMBAGIAN
 Pil yang sangat kecil dikenal dengan nama Granula,
 Pil yang paling besar, dimana biasanya digunakan untuk
pengobatan hewan disebut Boli.
Keuntungan
bentuk sediaan pil adalah karena bentuknya yang kecil
sehingga sangat mudah diberikan, rasa dari obat dapat
ditutupi,
bentuknya sangat permanent dibandingkan bentuk sediaan
lainnya yang sangat terpapar oleh udara dan cahaya.
Obat yang mengandung resin akan lepas melambat sehingga
menguntungkan untuk aksi lepas lambat yang berkelanjutan,
misalnya katartika
KERUGIAN
Bentuk sediaan pil adalah pil tidak cocok bila dikehendaki
aksi yang cepat dari obat,
bila formulasi pil menghasilkan pil yang keras maka, akan
terlewatkan di saluran pencernaan dan keluar dengan feces
kembali.
Obat yang bersifat mengiritasi tidak dapat dibuat dalam
bentuk pil
Cara Pembuatan Sediaan Pil
Cara pembuatan pil pada prinsipnya adalah mencampurkan bahan-
bahan, baik obat atau zat utama dan zat tambahan sampai
homogen.
Setelah homogen, campuran ini ditetesi dengan zat pembasah
sampai menjadi massa lembek yang elastis, lalu dibuat bentuk
batang dengan cara menekanan sampai sepanjang alat pemotong
pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan alat pemotong pil
sesuai dengan jumlah pil yang diminta.
Bahan penabur ditaburkan pada massa pil, pada alat penggulung
dan alat pemotong pil agar massa pil tidak melekat pada alat
tersebut.
Penyalutan dilakukan jika perlu, namun sebelum penyalutan pil
harus kering dahulu atau dikeringkan dalam alat atau ruang
pengering dan bahan penabur yang masih menempel pada pil harus
dibersihkan dahulu.
Syarat-syarat Pil Dalam FI Edisi III adalah :
1. Pada penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak
begitu keras sehingga dapat hancur dalam saluran
pencernaan dan pil salut enterik tidak hancur dalam
lambung tetapi hancur dalam usus halus.
2. Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu-
persatu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan terbesar
terhadap bobot rata-rata
3. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compressi
yaitu dalam air 36 derajat – 38 derajat selama 15 menit
untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang
bersalut.
Sifat-Sifat Pil yang ideal
Pil yang baik haruslah mempunyai tingkat plastis,
kekakuan dan daya ikat yang baik.
Pil haruslah tahan dan memiliki daya lekat yang
cukup untuk mempertahankan bentuknya.
 Selain itu pil haruslah plastis agar mudah untuk
dicetak.
Tetapi hal yang paling penting diperhatikan adalah
massa pil haruslah dapat hancur dan melarut dalam
saluran pencernaan.
Penyimpanan Pil
Sesuai dengan cara penyimpanan tablet dengan
memperhatikan sifat zat tambahan yang digunakan.
Yaitu: Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya berisi zat
pengering ,di tempat sejuk.
Sejuk ialah suhu antara 8 dan 15 derajat. kecuali dinyatakan
lain dapat disimpan dalam lemari pendingin.
PASTILES
Adalah Sediaan padat yang mengandung obat,
dirancang untuk larut secara perlahan di mulut, lebih
lunak dibanding lozenges.
LOZENGES
adalah Sediaan padat yang mengandung gula
sebagai pembawa bahan obat. Umumnya untuk
pengobatan saluran cerna atau untuk batuk
Lozenges merupakan sediaan dengan bermacam-
macam bentuk yang biasanya mengandung obat dan
bahan perasa yang dimaksudkan untuk
melarut secara perlahan pada mulut untuk efek pada
lokasi tertentu atau efek sistemik (Allen, 2002).
Bentuk sediaan ini dimaksudkan agar melarut secara
perlahan dalam mulut atau dapat dengan mudah
dikunyah dan ditelan. Sediaan ini dapat diterima di
masyarakat, terutama pasien pediatri (Allen, 2002).
Macam-macam bentuk lozenges
Ada dua tipe lozenges yang telah banyak digunakan menurut
metode pembuatan tablet hisap, yaitu :
1. Compressed Tablet Lozenges
Prinsipnya sama dengan pembuatan tablet kompresi biasa.
Perbedaan yang mendasar adalah pada dosis sediaannya, maka
compressed tablet lozenges dengan area aktivitasnya yang
berada di membrane mukosa mulut dan kerongkongan, biasanya
memiliki diameter yang lebar (antara 5/8-3/4 inchi), dikempa
dengan bobot tablet antara 1,5-4,0 gram dan diformulasi agar
mengalami disintegrasi dalam mulut secara perlahan-lahan
(Peters, 1989).
2. Molded lozenges
Molded lozenges dibuat dengan cara meleburkan
basisnya. Molded lozenges memiliki tekstur lebih lembut
karena mengandung gula dengan konsentrasi tinggi atau karena
adanya kombinasi antara gelatin dengan gula. Contohnya adalah
soft lozenges yang biasa disebut dengan pastilles dan
chewable lozenges yaitu lozenges dengan basis gelatin yang
biasa disebut dengan gummy. Soft lozenges biasanya dibuat
dengan menggunakan basis polyethylene glycol (PEG)
sedangkan chewable lozenges menggunakan basis gliserin
gelatin (Allen, 2002).
Menurut komposisi bahannya, lozenges terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu hard lozenges, soft lozenges dan lozenges basis
gelatin yang biasa disebut chewable lozenges atau gummy.
1. Hard lozenges
Hard candy lozenges adalah campuran gula dan karbohidrat
dalam bentuk amorf dan kristal. Bentuk ini dapat berupa sirup
gula padat yang secara umum mempunyai kandungan air 0,5%-
1,5%. Bahan dasar hard candy lozenges adalah gula (sakarosa),
sirup jagung, gula invert, gula pereduksi, acidulents
(pembuat asam), pengaroma, bahan-bahan cair dan padat, serta
bahan obat (Peters, 1989).
2. Soft lozenges
Soft lozenges merupakan salah satu jenis lozenges dengan
basis PEG, acacia, dan beberapa bahan lainnya. Soft
lozenges yang sudah banyak dikenal masyarakat adalah pastiles
(Allen, 2002), tetapi lebih umum disebut cough drops (Gunsel
and Kanig, 1976). Soft lozenges biasa dibuat berwarna dan
memiliki rasa dan dapat secara perlahan dapat melarut atau
dikunyah pada mulut dan tergantung pada efek obat yang
diinginkan (Allen, 2002).
3. Chewable lozenges
Chewable lozenges biasanya memiliki rasa yang mencolok dan
sedikit rasa asam. Lozenges jenis ini cocok diperuntukkan bagi
pasien pediatri dan efektif untuk penggunaan pengobatan pada
absorbsi gastrointestinal dan sistemik (Allen, 2002)
SERBUK/PUYER
Adalah campuran kering bahan obat dua atau lebih atau
zat kimia yang dihaluskan atau diserbukkan untuk
pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar.
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope
dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak
yang ditetapkan untuk pengayak baku.
Jenis serbuk menurut cara pemakaian
• · Pulvis adspersorius (serbuk tabur)
Serbuk ringan,bebas butiran kasar dimaksudkan untuk
pemakaian luar, umumnya dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan. Talk,
kaolin, dan bahan mineral yang digunakan untuk serbuk tabur
harus bebas dari bakteri Clostridium Tetani dan Clostridium
Welchii,dan Bacillus Antrachis. Tidak boleh dipakai pada luka
terbuka.
• Pulvis dentifriciius (serbuk gigi)
serbuk yang bisa mengobati sakit gigi, penggunaannya dengan cara
di taburkan para gigi yang sakit atau brlubang.
• Pulvis sternutatorius( serbuk bersin)
pengunaannya dihisap melalui hidung sehingg serbuk tersebut
harus halus sekali
• Pulvis effervescent
serbuk biasa yang sebelum ditelan harus dilarutkan dulu dalam air
dingin atau air hangat , dan menghasilkan gas CO2 kemudian
membentuk larutan yang umumnya jernih. serbuk ini merupakan
campuran senyawa asam dan basa.Bentuk serbuk ini banyak
ditemukan pada minuman berenergi yang banyak beredar.
Cara mencampur serbuk
Dalam mencampur serbuk ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ,antara lain:
1.Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar harus
digerus halus dulu.
2.Obat yang berkhasiat dan jumlahnya sedikit ditambah
dengan zat penambah (konstituen ) dalam mortir.
3.Obat yang berlainan warna diaduk bersama agar tampak
bahwa serbuk sudah merata.
4.Obat yang jumlahnya sedikit/ volumenya kecil dimasukkan
terlebih dahulu.
Keuntungan bentuk serbuk
1. lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada
sediaan yang dipadatkan.
2. Anak – anak atau orang tua yang sukar menelan
kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan.
3. Masalah stabilitas yang sering di hadapi dalam
sediaan cair , tidak ditemukan dalam sediaan
serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan
air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat
tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk
serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang
sesuai dengan keadaan penderita.
Kerugian bentuk serbuk
1. Tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak
(pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan lain – lain)
2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.
Syarat – syarat serbuk :
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam
bobot sediaan) atau keseragaman kandungan
(keseragaman jumlah zat dalam sediaan), yang
berlaku untuk serbuk bagi /pulveres yang
mengandung bahan obat keras, narkotika, dan
psikotropika.
Tugas!
Buat Makalah tentang Metode Pembuatan Tablet.
Meliputi :
a. Metode Granulasi Bahas
b. Metode Granulasi Kering
c. Metode Kempa/Cetak Langsung.
Tugas dikumpulkan dalam bentuk Ms. Word, paling
lambat 1 minggu setelah materi disampaikan melalui
email robbycandra83@gmail.com
SEDIAAN SEMI PADAT
Sediaan semipadat bersifat: dapat melekat
pada permukaan tempat pemakaian dalam
waktu yang cukup lama sebelum sediaan
dicuci.
Macam-macam sediaan semi padat: salep,
pasta, cream, gel
SEDIAAN CAIR
Macam sediaan cair yang akan
dibahas meliputi 3 jenis sediaan
yaitu :
a.Suspensi
b.Emlulsi
c.Solutio
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Tablet
TabletTablet
Tablet
 
Slide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletSlide Presentasi Tablet
Slide Presentasi Tablet
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilinRancangan formula-suppositoria-aminofilin
Rancangan formula-suppositoria-aminofilin
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
PULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERSPULVIS and PULVERS
PULVIS and PULVERS
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 

Similar to PENGANTAR SEDIAAN FARMASI

solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxekasaputri27
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxGanjarTaufik
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrZahra Aan
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrZahra Aan
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obatRukmana Suharta
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrZahra Aan
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxIhinSolihin16
 
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptxMutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptxmeta emilia surya dharma
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 

Similar to PENGANTAR SEDIAAN FARMASI (20)

solida materi 1.pptx
solida materi 1.pptxsolida materi 1.pptx
solida materi 1.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
sedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptxsedian farmasi.pptx
sedian farmasi.pptx
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Ilres kapsul-10
Ilres kapsul-10Ilres kapsul-10
Ilres kapsul-10
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
Kk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zrKk 12.tablet zr
Kk 12.tablet zr
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptxBENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
BENTUK_SEDIAAN_OBAT.pptx
 
3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx3._Bentuk_Obat (1).pptx
3._Bentuk_Obat (1).pptx
 
Sediaan kapsul
Sediaan kapsulSediaan kapsul
Sediaan kapsul
 
PIL.pptx
PIL.pptxPIL.pptx
PIL.pptx
 
Kapsul
Kapsul Kapsul
Kapsul
 
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptxMutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
Mutiara annisa rasyid_300 tugas pengantar ilmu farmasi.pptx
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 

More from Robby Candra Purnama

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)Robby Candra Purnama
 
Regulasi Distribusi Obat Yang Baik
Regulasi Distribusi Obat Yang BaikRegulasi Distribusi Obat Yang Baik
Regulasi Distribusi Obat Yang BaikRobby Candra Purnama
 
ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL
ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONALANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL
ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONALRobby Candra Purnama
 

More from Robby Candra Purnama (20)

REGULASI TENAGA KESEHATAN
REGULASI TENAGA KESEHATANREGULASI TENAGA KESEHATAN
REGULASI TENAGA KESEHATAN
 
POTENSIOMETRI
POTENSIOMETRIPOTENSIOMETRI
POTENSIOMETRI
 
POLARIMETER
POLARIMETERPOLARIMETER
POLARIMETER
 
RHEOLOGI & VISKOSITAS
RHEOLOGI & VISKOSITASRHEOLOGI & VISKOSITAS
RHEOLOGI & VISKOSITAS
 
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATANIKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
 
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENISINSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
 
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
 
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATANKEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Regulasi Distribusi Obat Yang Baik
Regulasi Distribusi Obat Yang BaikRegulasi Distribusi Obat Yang Baik
Regulasi Distribusi Obat Yang Baik
 
PERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKA
PERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKAPERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKA
PERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKA
 
URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009
URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009
URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009
 
ANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIA
ANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIAANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIA
ANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIA
 
BAHAN PEMANIS SINTETIS
BAHAN PEMANIS SINTETISBAHAN PEMANIS SINTETIS
BAHAN PEMANIS SINTETIS
 
BAHAN PEWARNA SINTETIS
BAHAN PEWARNA SINTETISBAHAN PEWARNA SINTETIS
BAHAN PEWARNA SINTETIS
 
ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL
ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONALANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL
ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL
 
SUPPOSITORIA
SUPPOSITORIA SUPPOSITORIA
SUPPOSITORIA
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
 
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
MEDIA PROMOSI KESEHATANMEDIA PROMOSI KESEHATAN
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
 
SALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTASALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTA
 
LEMAK dan MINYAK
LEMAK dan MINYAKLEMAK dan MINYAK
LEMAK dan MINYAK
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 

PENGANTAR SEDIAAN FARMASI

  • 2. DEFINISI BENTUK SEDIAAN OBAT Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan .
  • 4.
  • 5. TABLET adalah Sediaan padat yang merupakan kompresi dari bahan obat dengan berbagai pembawa (bahan tambahan). Ada beberapa obat yang bersifat sustained release (lepas lambat)
  • 6. Menurut Anief (1984), tablet adalah sediaan padat yang berbentuk rata atau cembung rangkap umumnya bulat, dibuat dengan mengempa atau mencetak obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan.
  • 7. A. Keuntungan bentuk sediaan tablet : •volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut •memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik •dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang lebih kecil •tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga •dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur •tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air •merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan pengemasan yang mudah dan murah •dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan.
  • 8. Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet : beberapa pasien tidak dapat menelan tablet formulasi tablet cukup rumit zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak enak dari obat
  • 9. SEDIAAN PADAT KAPSUL Bahan kapsul terbuat dari gelatin ditujukan untuk pemakaian oral. Terdapat 2 tipe kapsul -Hard gelatin capsul - Soft gelatin capsul.
  • 10. PENGERTIAN KAPSUL Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Macam-Macam Kapsul Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul) terdiri atas bagian wadah dan tutup (capsulaeoverculateae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai.
  • 11. Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul: 1. Bentuknya menarik dan praktis. 2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak enak. 3.Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat diabsorpsi. 4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien. 5.Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun tablet.
  • 12. Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul: 1.Tidak bisa untuk zat-zat yang tidak mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan. 2.Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab). 3.Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul. 4.Tidak bisa untuk balita. 5.Tidak bisa dibagi-bagi
  • 13. KAPLET Adalah Sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan berbagai pembawa (bahan tambahan) pembuatanya dengan cara memberikan tekanan (kompresi) massa seperti tablet tetapi bentuknya seperti kapsul.
  • 14. Kaplet merupakan tablet berbentuk kapsul yang berisi bahan obat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan secara oral dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan lapisan dalam berbagai jenis (Ansel, 1989).
  • 15. Berdasarkan metode pembuatan, tablet dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan (Ditjen POM, 1995).
  • 16. Syarat-syarat kaplet menurut Farmakope Indonesia edisi IV adalah sebagai berikut: 1. Keseragaman ukuran. 2. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tablet. 3. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan.
  • 17. 4. Waktu hancur Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan per oral, kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan. 5. Disolusi Disolusi adalah suatu proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan suatu media. 6. Penetapan kadar zat aktif Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang terkandung didalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi.
  • 18. PIL Sediaan oral padat berbentuk bulat mengandung satu atau lebih bahan obat yang terdispersi (tercampur) dalam pembawa.
  • 19. Pil adalah Sediaan padat berbentuk bulat, bundar telur dan berukuran kecil dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam. Beratnya antara 65 mg sampai 300 mg, kecuali yang tersalut. Pil diberikan dengan cara diletakkan diatas lidah ataupun ditelan dengan bantuan air minum.
  • 20. PEMBAGIAN  Pil yang sangat kecil dikenal dengan nama Granula,  Pil yang paling besar, dimana biasanya digunakan untuk pengobatan hewan disebut Boli.
  • 21. Keuntungan bentuk sediaan pil adalah karena bentuknya yang kecil sehingga sangat mudah diberikan, rasa dari obat dapat ditutupi, bentuknya sangat permanent dibandingkan bentuk sediaan lainnya yang sangat terpapar oleh udara dan cahaya. Obat yang mengandung resin akan lepas melambat sehingga menguntungkan untuk aksi lepas lambat yang berkelanjutan, misalnya katartika
  • 22. KERUGIAN Bentuk sediaan pil adalah pil tidak cocok bila dikehendaki aksi yang cepat dari obat, bila formulasi pil menghasilkan pil yang keras maka, akan terlewatkan di saluran pencernaan dan keluar dengan feces kembali. Obat yang bersifat mengiritasi tidak dapat dibuat dalam bentuk pil
  • 23. Cara Pembuatan Sediaan Pil Cara pembuatan pil pada prinsipnya adalah mencampurkan bahan- bahan, baik obat atau zat utama dan zat tambahan sampai homogen. Setelah homogen, campuran ini ditetesi dengan zat pembasah sampai menjadi massa lembek yang elastis, lalu dibuat bentuk batang dengan cara menekanan sampai sepanjang alat pemotong pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan alat pemotong pil sesuai dengan jumlah pil yang diminta. Bahan penabur ditaburkan pada massa pil, pada alat penggulung dan alat pemotong pil agar massa pil tidak melekat pada alat tersebut. Penyalutan dilakukan jika perlu, namun sebelum penyalutan pil harus kering dahulu atau dikeringkan dalam alat atau ruang pengering dan bahan penabur yang masih menempel pada pil harus dibersihkan dahulu.
  • 24. Syarat-syarat Pil Dalam FI Edisi III adalah : 1. Pada penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga dapat hancur dalam saluran pencernaan dan pil salut enterik tidak hancur dalam lambung tetapi hancur dalam usus halus. 2. Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu- persatu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata 3. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compressi yaitu dalam air 36 derajat – 38 derajat selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bersalut.
  • 25. Sifat-Sifat Pil yang ideal Pil yang baik haruslah mempunyai tingkat plastis, kekakuan dan daya ikat yang baik. Pil haruslah tahan dan memiliki daya lekat yang cukup untuk mempertahankan bentuknya.  Selain itu pil haruslah plastis agar mudah untuk dicetak. Tetapi hal yang paling penting diperhatikan adalah massa pil haruslah dapat hancur dan melarut dalam saluran pencernaan.
  • 26. Penyimpanan Pil Sesuai dengan cara penyimpanan tablet dengan memperhatikan sifat zat tambahan yang digunakan. Yaitu: Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya berisi zat pengering ,di tempat sejuk. Sejuk ialah suhu antara 8 dan 15 derajat. kecuali dinyatakan lain dapat disimpan dalam lemari pendingin.
  • 27. PASTILES Adalah Sediaan padat yang mengandung obat, dirancang untuk larut secara perlahan di mulut, lebih lunak dibanding lozenges.
  • 28. LOZENGES adalah Sediaan padat yang mengandung gula sebagai pembawa bahan obat. Umumnya untuk pengobatan saluran cerna atau untuk batuk
  • 29. Lozenges merupakan sediaan dengan bermacam- macam bentuk yang biasanya mengandung obat dan bahan perasa yang dimaksudkan untuk melarut secara perlahan pada mulut untuk efek pada lokasi tertentu atau efek sistemik (Allen, 2002). Bentuk sediaan ini dimaksudkan agar melarut secara perlahan dalam mulut atau dapat dengan mudah dikunyah dan ditelan. Sediaan ini dapat diterima di masyarakat, terutama pasien pediatri (Allen, 2002).
  • 30. Macam-macam bentuk lozenges Ada dua tipe lozenges yang telah banyak digunakan menurut metode pembuatan tablet hisap, yaitu : 1. Compressed Tablet Lozenges Prinsipnya sama dengan pembuatan tablet kompresi biasa. Perbedaan yang mendasar adalah pada dosis sediaannya, maka compressed tablet lozenges dengan area aktivitasnya yang berada di membrane mukosa mulut dan kerongkongan, biasanya memiliki diameter yang lebar (antara 5/8-3/4 inchi), dikempa dengan bobot tablet antara 1,5-4,0 gram dan diformulasi agar mengalami disintegrasi dalam mulut secara perlahan-lahan (Peters, 1989).
  • 31. 2. Molded lozenges Molded lozenges dibuat dengan cara meleburkan basisnya. Molded lozenges memiliki tekstur lebih lembut karena mengandung gula dengan konsentrasi tinggi atau karena adanya kombinasi antara gelatin dengan gula. Contohnya adalah soft lozenges yang biasa disebut dengan pastilles dan chewable lozenges yaitu lozenges dengan basis gelatin yang biasa disebut dengan gummy. Soft lozenges biasanya dibuat dengan menggunakan basis polyethylene glycol (PEG) sedangkan chewable lozenges menggunakan basis gliserin gelatin (Allen, 2002).
  • 32. Menurut komposisi bahannya, lozenges terbagi menjadi tiga jenis, yaitu hard lozenges, soft lozenges dan lozenges basis gelatin yang biasa disebut chewable lozenges atau gummy. 1. Hard lozenges Hard candy lozenges adalah campuran gula dan karbohidrat dalam bentuk amorf dan kristal. Bentuk ini dapat berupa sirup gula padat yang secara umum mempunyai kandungan air 0,5%- 1,5%. Bahan dasar hard candy lozenges adalah gula (sakarosa), sirup jagung, gula invert, gula pereduksi, acidulents (pembuat asam), pengaroma, bahan-bahan cair dan padat, serta bahan obat (Peters, 1989).
  • 33. 2. Soft lozenges Soft lozenges merupakan salah satu jenis lozenges dengan basis PEG, acacia, dan beberapa bahan lainnya. Soft lozenges yang sudah banyak dikenal masyarakat adalah pastiles (Allen, 2002), tetapi lebih umum disebut cough drops (Gunsel and Kanig, 1976). Soft lozenges biasa dibuat berwarna dan memiliki rasa dan dapat secara perlahan dapat melarut atau dikunyah pada mulut dan tergantung pada efek obat yang diinginkan (Allen, 2002).
  • 34. 3. Chewable lozenges Chewable lozenges biasanya memiliki rasa yang mencolok dan sedikit rasa asam. Lozenges jenis ini cocok diperuntukkan bagi pasien pediatri dan efektif untuk penggunaan pengobatan pada absorbsi gastrointestinal dan sistemik (Allen, 2002)
  • 35. SERBUK/PUYER Adalah campuran kering bahan obat dua atau lebih atau zat kimia yang dihaluskan atau diserbukkan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar.
  • 36. Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku. Jenis serbuk menurut cara pemakaian • · Pulvis adspersorius (serbuk tabur) Serbuk ringan,bebas butiran kasar dimaksudkan untuk pemakaian luar, umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan. Talk, kaolin, dan bahan mineral yang digunakan untuk serbuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium Tetani dan Clostridium Welchii,dan Bacillus Antrachis. Tidak boleh dipakai pada luka terbuka.
  • 37. • Pulvis dentifriciius (serbuk gigi) serbuk yang bisa mengobati sakit gigi, penggunaannya dengan cara di taburkan para gigi yang sakit atau brlubang. • Pulvis sternutatorius( serbuk bersin) pengunaannya dihisap melalui hidung sehingg serbuk tersebut harus halus sekali • Pulvis effervescent serbuk biasa yang sebelum ditelan harus dilarutkan dulu dalam air dingin atau air hangat , dan menghasilkan gas CO2 kemudian membentuk larutan yang umumnya jernih. serbuk ini merupakan campuran senyawa asam dan basa.Bentuk serbuk ini banyak ditemukan pada minuman berenergi yang banyak beredar.
  • 38. Cara mencampur serbuk Dalam mencampur serbuk ada beberapa hal yang harus diperhatikan ,antara lain: 1.Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar harus digerus halus dulu. 2.Obat yang berkhasiat dan jumlahnya sedikit ditambah dengan zat penambah (konstituen ) dalam mortir. 3.Obat yang berlainan warna diaduk bersama agar tampak bahwa serbuk sudah merata. 4.Obat yang jumlahnya sedikit/ volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
  • 39. Keuntungan bentuk serbuk 1. lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan. 2. Anak – anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan. 3. Masalah stabilitas yang sering di hadapi dalam sediaan cair , tidak ditemukan dalam sediaan serbuk. 4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk. 5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk. 6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.
  • 40. Kerugian bentuk serbuk 1. Tidak tertutupinya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis dan lain – lain) 2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembab atau basah.
  • 41. Syarat – syarat serbuk : 1. Kering 2. Halus 3. Homogen 4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot sediaan) atau keseragaman kandungan (keseragaman jumlah zat dalam sediaan), yang berlaku untuk serbuk bagi /pulveres yang mengandung bahan obat keras, narkotika, dan psikotropika.
  • 42. Tugas! Buat Makalah tentang Metode Pembuatan Tablet. Meliputi : a. Metode Granulasi Bahas b. Metode Granulasi Kering c. Metode Kempa/Cetak Langsung. Tugas dikumpulkan dalam bentuk Ms. Word, paling lambat 1 minggu setelah materi disampaikan melalui email robbycandra83@gmail.com
  • 44. Sediaan semipadat bersifat: dapat melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan dicuci. Macam-macam sediaan semi padat: salep, pasta, cream, gel
  • 46. Macam sediaan cair yang akan dibahas meliputi 3 jenis sediaan yaitu : a.Suspensi b.Emlulsi c.Solutio