SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
FARMAKOKINETIK
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR – INDONESIA
Surya Amal
Presented for Department of Pharmacy
University of Darussalam Gontor - Indonesia
© 2016, Pharmacy Department, University of Darussalam Gontor – Indonesia
Introduction to pharmacokinetics
Farmakokinetik
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi
dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme)
obat (Shargel & Yu, 1988 ; Ganiswara, et al, 1995 ; Bauer, 2001) pada manusia
atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk
meramalkan efek perubahan-perubahan dalam
takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan
keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi
obat (Lachman, et al, 1989).
Farmakokinetik dalam
PETA KONSEP FARMAKOLOGI
Kadar
Obat
KOP
•Absorpsi
•Distribusi
•Metabolisme
•Ekskresi
Sasaran
Mek. Kerja
-reseptor
-enzim
-ion chann.
-cytotoxic
•Bioavailabilitas
•Jendela Terapi
•T ½ (waktu paro)
•Kadar tunak
•Kadar puncak
•Vol.distribusi
•FOT/FOB
Kepekaan
Homeostatik
E.Terapi
ESOED/TO
Farmakokinetik
Farmakodinamik
Darah
Organ
Jaringan
R/
Obat
EFEK
Farmakologi
Karakteristik
Dosis & Frekwensi
Lama paparan
KOJ
Absorpsi
 merupakan proses penyerapan
senyawa bioaktif dari tempat
pemberiannya, masuk ke sirkulasi
sistemik. Faktor yang berpengaruh
terhadap kemampuan absorpsi adalah
bentuk sediaan, formulasi, ukuran
partikel, bentuk partikel dan keadaan
fisiologik tubuh hewan/manusia.
Distribusi
 adalah proses penyebaran senyawa bioaktif ke seluruh
tubuh. Luasnya penyebaran tergantung pada sifat
fisikokimia, misalnya kelarutan dalam lipid dan ikatan
dengan protein plasma/jaringan. Seperti diketahui,
membran-membran sel adalah senyawa lipid, sehingga
makin tinggi kelarutan senyawa bioaktif dalam lipid akan
semakin mudah menembus membran sel.
 Dalam proses ini dipelajari pula seberapa jauh penetrasi
senyawa bioaktif ke cairan tubuh lain, misalnya cairan
cerebrospinal, air susu dsb., termasuk seberapa jauh
senyawa bioaktif dapat masuk ke susunan saraf pusat,
mata, hepar, ginjal, kulit lapisan lemak dan sebagainya,
atau bahkan apakah senyawa bioaktif dapat menembus
barier darah plasenta.
Eliminasi
 adalah upaya membersihkan tubuh dari
senyawa bioaktif. Dapat berlangsung melalui
dua cara, yakni metabolisme dan atau ekskresi
dalam bentuk tetap. Metabolisme adalah
perubahan molekul obat sehingga menjadi
senyawa yang mudah dikeluarkan dari tubuh
karena kelarutannya dalam lipid menjadi
berkurang sekali. Umumnya efek farmakologik
senyawa bioaktif hilang dengan adanya
metabolisme ini.
BIOAVAILABILITAS = KETERSEDIAAN HAYATI
Faktor yg menentukan : Absorpsi & metabol.lintas 1
Obat
50
Metabolisme Obat dalam
Sirkulasi sistemik
= 400
Hepar
Empedu a.hepatika
Lintas 2 (sistemik)
Lintas 1(presistemik)
Faktor yg berpengaruh : isi perut, obat dan penyakit
500
400/500=80%
Proporsi ketersediaan obat aktif dalam sirkulasi sitemik
Bioavailabilitas
Usus
450
Absorp
Bioavailabilitas
Kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai
sirkulasi sistemik.
Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat
memengaruhi daya terapeutik, aktivitas klinik, dan
aktivitas toksik obat. (Shargel & Yu, 1988 ).
Faktor-faktor yang memengaruhi bioavailabilitas obat :
1. Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan
absorpsi obat
 pH medium
 Adanya pori-pori
 Banyaknya vili dan mikrovili yang ada di daerah
duodenum dan usus halus
 Sifat kapiler membran sel.
 Jumlah pembawa
 Waktu transit obat dalam saluran cerna
 Gerakan peristaltik dari duodenum
 Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna
 Adanya makanan dan obat lain di dalam saluran
cerna
 Adanya penyakit
2. Faktor-faktor farmasetik yang memengaruhi
bioavailabilitas obat
1) Sifat fisikokimia obat
Ukuran partikel
Luas permukaan efektif obat
Bentuk geometrik
Kelarutan obat
Bentuk kimia obat, yaitu garam, asam atau
basa serta bentuk anhidrous atau hidrous
Polimorf obat
Konstanta disosiasi
Lipofilisitas
Stabilitas obat
2) Faktor formulasi yang memengaruhi bioavailabilitas
obat.
GAMBARAN FARMAKOKINETIK
FOB
Absorpsi
Distribusi
K
l
i
r
e
n
FOT
Waktu paro (t1/2)
Sasaran
di
SELURUH
TUBUH
Volume
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
Bioavilabilitas
HEPAR
Obat
EMH
-inducer
-inhibitor
Metab.Lt.1
KOP
ORGAN
Organ Kinetik :
1. Hepar
2. Ginjal
3. Jantung
Kadar tunak
© 2016, Pharmacy Department, University of Darussalam Gontor – Indonesia
Surya Amal
Oleh karena model farmakokinetika
didasarkan pada suatu hipotesis dan
penyederhanaan anggapan, maka
dalam praktek, model harus diuji
secara percobaan dengan berbagai
kondisi penelitian.
efek obat Kuantitatif
data kinetika obat
hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh
dengan intensitas efek yang ditimbulkannya.
daerah kerja efektif obat (therapeutic window)
dapat ditentukan.
 Bentuk yang paling sederhana dapat diperoleh
pada pemberian senyawa bioaktif dengan dosis
tunggal (satu kali pemberian).
 Setelah senyawa bioaktif diberikan dengan
dosis tertentu kemudian dilakukan pengambilan
sampel biologis seperti susu, saliva, plasma,
dan urin untuk diukur kadar senyawa
bioaktifnya pada waktu-waktu tertentu. Secara
umum serum atau plasma sering digunakan
untuk mengukur obat.
 Kadar senyawa bioaktif dan waktu, kemudian
diplot dalam kurva semilogaritmik sehingga
didapatkan profil farmakokinetik.
Perhitungan dilakukan terhadap
parameter-parameter farmakokinetik
meliputi tetapan kecepatan absorpsi
(ka), kadar puncak senyawa bioaktif
dalam darah/ serum/ plasma (Cmax),
tetapan kecepatan eliminasi (ke),
waktu paro eliminasi (T ½) dan luas
daerah di bawah kurva kadar senyawa
bioaktif vs. waktu (AUC).
Tetapan laju absorpsi (Ka)
 Yakni masuknya senyawa bioaktif ke dalam
sirkulasi sistemik dari tempat absorpsinya
(saluran cerna pada pemberian oral, jaringan otot
pada pemberian intramuskuler dan sebagainya).
Nilai-nilai ini merupakan resultante dari
kecepatan disolusi senyawa bioaktif dari bentuk
sediaannya dan pelarutannya dalam lingkungan
tempat absorpsi, proses absorpsi itu sendiri dan
proses lebih jauh yang mungkin telah
berlangsung, yakni distribusi dan eliminasi.
Bila terjadi hambatan dalam proses absorpsi,
akan didapatkan nilai Ka yang lebih kecil. Satuan
dari parameter ini adalah fraksi per satuan waktu
(jam -1 atau menit -1). Selain Ka, gambaran
kecepatan disolusi juga bisa diperoleh dari nilai T
lag (lag-time), yakni tenggang waktu antara saat
pemberian dengan munculnya kadar senyawa
bioaktif di sirkulasi sistemik (darah/serum/
plasma).
Tetapan laju absorpsi …….. (Lanjutan)
Waktu mencapai kadar puncak (Tmax)
 Nilai ini menunjukkan kapan kadar senyawa
bioaktif dalam sirkulasi sistemik mencapai
puncak. Hambatan pada proses absorpsi
senyawa bioaktif dapat dengan mudah dilihat
dari mundurnya/ memanjangnya Tmax
Kadar puncak (Cmax)
 Adalah kadar senyawa bioaktif tertinggi yang
terukur dalam darah/serum/plasma. Nilai ini
merupakan resultante proses absorpsi, distribusi
dan eliminasi dengan pengertian bahwa pada
saat kadar mencapai puncak, proses-proses
absorpsi, distribusi dan eliminasi berada dalam
keadaan seimbang. Selain menggambarkan
derajad absorpsi, nilai Cmax ini umumnya juga
digunakan sebagai tolok ukur apakah dosis yang
diberikan cenderung memberikan efek toksik
atau tidak. Dosis dikatakan aman apabila kadar
puncak senyawa bioaktif tidak melebihi kadar
toksik minimal (KTM).
Tetapan laju eliminasi (K)
 Laju eliminasi untuk sebagian besar
senyawa bioaktif merupakan proses order
kesatu. Tetapan laju eliminasi total ini
dipengaruhi oleh proses metabolisme
(biotransformasi) dan eksresi urine, yang
dinyatakan dengan :
K= Km + Ke
Km = tetapan laju metabolisme order kesatu
Ke = tetapan laju ekskresi order kesatu
Klirens (Cl)
 Klirens merupakan suatu ukuran
eliminasi senyawa bioaktif dari tubuh,
yaitu volume cairan yang dibersihkan
dari senyawa bioaktif per satuan
waktu. Parameter ini sangat berguna
untuk mengevaluasi mekanisme
eliminasi dan sangat potensial dalam
aplikasi klinik.
 Misalnya klirens penicillin 15 ml/mnt
pada hewan uji dengan volume
distribusi 12 liter, berarti 15 ml dari
12 liter yang dibersihkan dari
senyawa bioaktif per menit. Atau
klirens dapat juga diperoleh dari laju
ekskresi senyawa bioaktif dibagi
konsentrasi senyawa bioaktif dalam
plasma pada waktu tersebut.
Klirens senyawa bioaktif melalui
ginjal dari segi fisiologik dapat
dianggap sebagai rasio dari
jumlah filtrasi glomerulus dan laju
ekskresi aktif dikurangi laju
absorpsi dibagi konsentrasi
senyawa bioaktif dalam plasma
Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi dipengaruhi oleh
keseluruhan laju eliminasi dan
jumlah perubahan klirens total obat
di dalam tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
Waktu paro eliminasi (t ½), adalah
waktu yang diperlukan agar jumlah
senyawa bioaktif dalam tubuh
menjadi separuh setelah terjadi
eliminasi. t ½ = 0.693 / K untuk reaksi
order kesatu.
Waktu paro eliminasi (t ½),
Luas daerah di bawah kurva (AUC)
 Integral terbatas dari suatu fungsi matematik
merupakan jumlah masing-masing area di
bawah grafik dari fungsi tersebut. Kini
perhitungan yang cepat metode ini dapat
dilakukan dengan program komputer. Dalam
farmakokinetika sering pula digunakan rumus
trapesium sebagai suatu metode numerik
untuk menghitung area di bawah kurva kadar
senyawa bioaktif dalam plasma-waktu.
CALCULATION OF AUC BY TRAPEZOIDAL RULE*
From: Rowland M, Tozer TN. Clinical Pharmacokinetics. p 470.
Faktor-faktor yang memengaruhi Profil Farmakokinetik
Faktor-faktor genetik dan lingkungan termasuk
diet dan penggunaan senyawa bioaktif-senyawa
bioaktif secara bersamaan, variabel fisiologis
seperti umur, jenis kelamin, dan kehamilan dapat
memengaruhi disposisi senyawa bioaktif,
sehingga merubah hubungan antara dosis dan
konsentrasi senyawa bioaktif vs waktu dalam
plasma dan jaringan.
Hubungan dosis konsentrasi juga
dipengaruhi oleh ketidaksempurnaan
adsorbsi senyawa bioaktif karena
bioavailabilitas yang rendah,
biotransformasi presistemik beberapa
senyawa bioaktif dengan rute selain i.v. dan
mungkin adanya malabsorpsi karena
keadaan patologis yang memengaruhi
saluran cerna.
Cont. ….
Faktor-faktor yang memengaruhi Profil Farmakokinetik
Kegunaan Model Farmakokinetika
1. Memprakirakan kadar senyawa bioaktif dalam plasma,
jaringan dan urine pada berbagai pengaturan dosis.
2. Memprakirakan kemungkinan akumulasi senyawa bioaktif
atau metabolitnya
3. Menghitung pengaturan dosis optimum untuk setiap individu
4. Menghubungkan antara konsentrasi dan aktivitas
farmakologik atau toksisitas.
5. Menilai perbedaan laju atau tingkat availabilitas antar
formulasi (bioekivalensi)
6. Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang
memengaruhi absorpsi, distribusi atau eliminasi.
7. Menjelaskan interaksi senyawa bioaktif.
a) Untuk memilih route pemberian obat yang
paling tepat.
b) Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat
dihitung aturan dosis yang tepat untuk setiap
individu (dosage regimen individualization).
c) Data farmakokinetika suatu obat diperlukan
dalam penyusunan aturan dosis yang rasional.
d) Dapat membantu menerangkan mekanisme
interaksi obat, baik antara obat dengan obat
maupun antara obat dengan makanan atau
minuman.
Farmakokinetika Dalam Bidang Farmasi Klinik
Berguna :
PROFIL KINETIK SATU DOSIS
0 1 3 4 6 8 10
8
4
2
1
9
Waktu
Kadar
Kadar puncak 9 / 3 jam
AUC = daerah bawah kurva = bioavailabilitas
 1. Cara memakai obat
2. Evaluasi kwalitas obat
T1/2 = 2 jam
8421 =
4-6, 6-8, 8-10
PROFIL KINETIK DOSIS BERULANG
0 1 2 3 4 5 6 Waktu
KOP
Kadar tunak  4 X T1/2
T1/2
T1/2
Jendela
Terapi
KP
KL
KTM (pagu)
KEM (ambang)
Daerah Toksik
Daerah Subterapeutik
JENDELA TERAPI : KEAMANAN DAN
EFEKTIFITAS
Jendela Terapi = koridor KOP antara kadar efektif
minimal dg kadar toksik minimal/efektif maksimal
Keamanan KOP > akurat dari keamanan IT (dosis)
0
Efek
Dosis
Jendela Terapi
Kurva berbagai dosis obat
Daerah toksik
Kadar efektif minimal
Kadar tokik minimal
PENGANTAR FARMAKOKINETIK

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
FARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIERFARMAKOKINETIK NON LINIER
FARMAKOKINETIK NON LINIER
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.com
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Distribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan proteinDistribusi dan ikatan protein
Distribusi dan ikatan protein
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 

Viewers also liked

Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamiksriapsari603
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisMelviana94
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )www.tipfakultesi. org
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian iiSurya Amal
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi4nakmans4
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Konsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiKonsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiSuryadi Khaliq
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatRetno Wulan
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan Sainal Edi Kamal
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhLilik Sholeha
 

Viewers also liked (20)

Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Farmakokinetik
FarmakokinetikFarmakokinetik
Farmakokinetik
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
Farmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamikFarmakokinetik dan farmakodinamik
Farmakokinetik dan farmakodinamik
 
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinisAplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
Aplikasi farmakokinetika dalam kepentingan klinis
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )
Farmakokinetik (fazlası için www.tipfakultesi.org )
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Konsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologiKonsep dasar farmakologi
Konsep dasar farmakologi
 
Konsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obatKonsep dasar pemberian obat
Konsep dasar pemberian obat
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Reaksi Kimia dalam Metabolisme Obat
Reaksi Kimia dalam Metabolisme ObatReaksi Kimia dalam Metabolisme Obat
Reaksi Kimia dalam Metabolisme Obat
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Kuliah farmako
Kuliah farmakoKuliah farmako
Kuliah farmako
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Farmakologi Kebidanan
Farmakologi KebidananFarmakologi Kebidanan
Farmakologi Kebidanan
 

Similar to PENGANTAR FARMAKOKINETIK

fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdffkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdfzuliatunnisa17
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1apotek agam farma
 
bioavailabilitas.pptx
bioavailabilitas.pptxbioavailabilitas.pptx
bioavailabilitas.pptxUghaUnpacti
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxAPOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliveryanna maria manullang
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxWahyuRaizHo
 
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdfecky3
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixRISMIFARMASI
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
uji disolusi obat Disolusi I dan II .pptx
uji disolusi obat Disolusi I dan II .pptxuji disolusi obat Disolusi I dan II .pptx
uji disolusi obat Disolusi I dan II .pptxbelatikodr4t
 
Laporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatLaporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatNurlina Manik
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Mayang Kusuma Dewi.pptx
Mayang Kusuma Dewi.pptxMayang Kusuma Dewi.pptx
Mayang Kusuma Dewi.pptxMayang Dewi
 

Similar to PENGANTAR FARMAKOKINETIK (20)

fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdffkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
 
Materi farmakologi kelas xi bab 1
Materi farmakologi kelas xi  bab 1Materi farmakologi kelas xi  bab 1
Materi farmakologi kelas xi bab 1
 
Teodas (1)
Teodas (1)Teodas (1)
Teodas (1)
 
bioavailabilitas.pptx
bioavailabilitas.pptxbioavailabilitas.pptx
bioavailabilitas.pptx
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
 
ilovepdf_merged.pdf
ilovepdf_merged.pdfilovepdf_merged.pdf
ilovepdf_merged.pdf
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
2. NASIB OBAT DALAM TUBUH (farmakokinetik).pdf
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
uji disolusi obat Disolusi I dan II .pptx
uji disolusi obat Disolusi I dan II .pptxuji disolusi obat Disolusi I dan II .pptx
uji disolusi obat Disolusi I dan II .pptx
 
Laporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulatLaporan disolusi partikulat
Laporan disolusi partikulat
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Mayang Kusuma Dewi.pptx
Mayang Kusuma Dewi.pptxMayang Kusuma Dewi.pptx
Mayang Kusuma Dewi.pptx
 

More from Surya Amal

Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020Surya Amal
 
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES  INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES Surya Amal
 
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 20152015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015Surya Amal
 
Novel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsNovel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsSurya Amal
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaSurya Amal
 
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIANASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIASurya Amal
 
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN Surya Amal
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKSurya Amal
 
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Surya Amal
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) Surya Amal
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)Surya Amal
 
WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 Surya Amal
 
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationEnteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationSurya Amal
 
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Surya Amal
 
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESCHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESSurya Amal
 
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasA Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasSurya Amal
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
 
UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014Surya Amal
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSSurya Amal
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 

More from Surya Amal (20)

Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
 
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES  INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
 
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 20152015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
 
Novel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsNovel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery Systems
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
 
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIANASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
 
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
 
WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015
 
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationEnteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
 
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
 
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESCHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
 
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasA Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014UU Jaminan Produk Halal 2014
UU Jaminan Produk Halal 2014
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxFATMAWATIMADYA
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptxKEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
KEJADIAN PENYAKIT ASMA PADA KEHAMILAN.pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 

PENGANTAR FARMAKOKINETIK

  • 1. FARMAKOKINETIK PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR – INDONESIA Surya Amal
  • 2. Presented for Department of Pharmacy University of Darussalam Gontor - Indonesia © 2016, Pharmacy Department, University of Darussalam Gontor – Indonesia Introduction to pharmacokinetics
  • 3. Farmakokinetik Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat (Shargel & Yu, 1988 ; Ganiswara, et al, 1995 ; Bauer, 2001) pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat (Lachman, et al, 1989).
  • 4. Farmakokinetik dalam PETA KONSEP FARMAKOLOGI Kadar Obat KOP •Absorpsi •Distribusi •Metabolisme •Ekskresi Sasaran Mek. Kerja -reseptor -enzim -ion chann. -cytotoxic •Bioavailabilitas •Jendela Terapi •T ½ (waktu paro) •Kadar tunak •Kadar puncak •Vol.distribusi •FOT/FOB Kepekaan Homeostatik E.Terapi ESOED/TO Farmakokinetik Farmakodinamik Darah Organ Jaringan R/ Obat EFEK Farmakologi Karakteristik Dosis & Frekwensi Lama paparan KOJ
  • 5. Absorpsi  merupakan proses penyerapan senyawa bioaktif dari tempat pemberiannya, masuk ke sirkulasi sistemik. Faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan absorpsi adalah bentuk sediaan, formulasi, ukuran partikel, bentuk partikel dan keadaan fisiologik tubuh hewan/manusia.
  • 6. Distribusi  adalah proses penyebaran senyawa bioaktif ke seluruh tubuh. Luasnya penyebaran tergantung pada sifat fisikokimia, misalnya kelarutan dalam lipid dan ikatan dengan protein plasma/jaringan. Seperti diketahui, membran-membran sel adalah senyawa lipid, sehingga makin tinggi kelarutan senyawa bioaktif dalam lipid akan semakin mudah menembus membran sel.  Dalam proses ini dipelajari pula seberapa jauh penetrasi senyawa bioaktif ke cairan tubuh lain, misalnya cairan cerebrospinal, air susu dsb., termasuk seberapa jauh senyawa bioaktif dapat masuk ke susunan saraf pusat, mata, hepar, ginjal, kulit lapisan lemak dan sebagainya, atau bahkan apakah senyawa bioaktif dapat menembus barier darah plasenta.
  • 7. Eliminasi  adalah upaya membersihkan tubuh dari senyawa bioaktif. Dapat berlangsung melalui dua cara, yakni metabolisme dan atau ekskresi dalam bentuk tetap. Metabolisme adalah perubahan molekul obat sehingga menjadi senyawa yang mudah dikeluarkan dari tubuh karena kelarutannya dalam lipid menjadi berkurang sekali. Umumnya efek farmakologik senyawa bioaktif hilang dengan adanya metabolisme ini.
  • 8. BIOAVAILABILITAS = KETERSEDIAAN HAYATI Faktor yg menentukan : Absorpsi & metabol.lintas 1 Obat 50 Metabolisme Obat dalam Sirkulasi sistemik = 400 Hepar Empedu a.hepatika Lintas 2 (sistemik) Lintas 1(presistemik) Faktor yg berpengaruh : isi perut, obat dan penyakit 500 400/500=80% Proporsi ketersediaan obat aktif dalam sirkulasi sitemik Bioavailabilitas Usus 450 Absorp
  • 9. Bioavailabilitas Kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat memengaruhi daya terapeutik, aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat. (Shargel & Yu, 1988 ).
  • 10. Faktor-faktor yang memengaruhi bioavailabilitas obat : 1. Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan absorpsi obat  pH medium  Adanya pori-pori  Banyaknya vili dan mikrovili yang ada di daerah duodenum dan usus halus  Sifat kapiler membran sel.  Jumlah pembawa  Waktu transit obat dalam saluran cerna  Gerakan peristaltik dari duodenum  Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna  Adanya makanan dan obat lain di dalam saluran cerna  Adanya penyakit
  • 11. 2. Faktor-faktor farmasetik yang memengaruhi bioavailabilitas obat 1) Sifat fisikokimia obat Ukuran partikel Luas permukaan efektif obat Bentuk geometrik Kelarutan obat Bentuk kimia obat, yaitu garam, asam atau basa serta bentuk anhidrous atau hidrous Polimorf obat Konstanta disosiasi Lipofilisitas Stabilitas obat 2) Faktor formulasi yang memengaruhi bioavailabilitas obat.
  • 12. GAMBARAN FARMAKOKINETIK FOB Absorpsi Distribusi K l i r e n FOT Waktu paro (t1/2) Sasaran di SELURUH TUBUH Volume Distribusi Metabolisme Ekskresi Bioavilabilitas HEPAR Obat EMH -inducer -inhibitor Metab.Lt.1 KOP ORGAN Organ Kinetik : 1. Hepar 2. Ginjal 3. Jantung Kadar tunak
  • 13. © 2016, Pharmacy Department, University of Darussalam Gontor – Indonesia Surya Amal
  • 14. Oleh karena model farmakokinetika didasarkan pada suatu hipotesis dan penyederhanaan anggapan, maka dalam praktek, model harus diuji secara percobaan dengan berbagai kondisi penelitian.
  • 15. efek obat Kuantitatif data kinetika obat hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan intensitas efek yang ditimbulkannya. daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat ditentukan.
  • 16.  Bentuk yang paling sederhana dapat diperoleh pada pemberian senyawa bioaktif dengan dosis tunggal (satu kali pemberian).  Setelah senyawa bioaktif diberikan dengan dosis tertentu kemudian dilakukan pengambilan sampel biologis seperti susu, saliva, plasma, dan urin untuk diukur kadar senyawa bioaktifnya pada waktu-waktu tertentu. Secara umum serum atau plasma sering digunakan untuk mengukur obat.  Kadar senyawa bioaktif dan waktu, kemudian diplot dalam kurva semilogaritmik sehingga didapatkan profil farmakokinetik.
  • 17. Perhitungan dilakukan terhadap parameter-parameter farmakokinetik meliputi tetapan kecepatan absorpsi (ka), kadar puncak senyawa bioaktif dalam darah/ serum/ plasma (Cmax), tetapan kecepatan eliminasi (ke), waktu paro eliminasi (T ½) dan luas daerah di bawah kurva kadar senyawa bioaktif vs. waktu (AUC).
  • 18. Tetapan laju absorpsi (Ka)  Yakni masuknya senyawa bioaktif ke dalam sirkulasi sistemik dari tempat absorpsinya (saluran cerna pada pemberian oral, jaringan otot pada pemberian intramuskuler dan sebagainya). Nilai-nilai ini merupakan resultante dari kecepatan disolusi senyawa bioaktif dari bentuk sediaannya dan pelarutannya dalam lingkungan tempat absorpsi, proses absorpsi itu sendiri dan proses lebih jauh yang mungkin telah berlangsung, yakni distribusi dan eliminasi.
  • 19. Bila terjadi hambatan dalam proses absorpsi, akan didapatkan nilai Ka yang lebih kecil. Satuan dari parameter ini adalah fraksi per satuan waktu (jam -1 atau menit -1). Selain Ka, gambaran kecepatan disolusi juga bisa diperoleh dari nilai T lag (lag-time), yakni tenggang waktu antara saat pemberian dengan munculnya kadar senyawa bioaktif di sirkulasi sistemik (darah/serum/ plasma). Tetapan laju absorpsi …….. (Lanjutan)
  • 20. Waktu mencapai kadar puncak (Tmax)  Nilai ini menunjukkan kapan kadar senyawa bioaktif dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak. Hambatan pada proses absorpsi senyawa bioaktif dapat dengan mudah dilihat dari mundurnya/ memanjangnya Tmax
  • 21. Kadar puncak (Cmax)  Adalah kadar senyawa bioaktif tertinggi yang terukur dalam darah/serum/plasma. Nilai ini merupakan resultante proses absorpsi, distribusi dan eliminasi dengan pengertian bahwa pada saat kadar mencapai puncak, proses-proses absorpsi, distribusi dan eliminasi berada dalam keadaan seimbang. Selain menggambarkan derajad absorpsi, nilai Cmax ini umumnya juga digunakan sebagai tolok ukur apakah dosis yang diberikan cenderung memberikan efek toksik atau tidak. Dosis dikatakan aman apabila kadar puncak senyawa bioaktif tidak melebihi kadar toksik minimal (KTM).
  • 22. Tetapan laju eliminasi (K)  Laju eliminasi untuk sebagian besar senyawa bioaktif merupakan proses order kesatu. Tetapan laju eliminasi total ini dipengaruhi oleh proses metabolisme (biotransformasi) dan eksresi urine, yang dinyatakan dengan : K= Km + Ke Km = tetapan laju metabolisme order kesatu Ke = tetapan laju ekskresi order kesatu
  • 23. Klirens (Cl)  Klirens merupakan suatu ukuran eliminasi senyawa bioaktif dari tubuh, yaitu volume cairan yang dibersihkan dari senyawa bioaktif per satuan waktu. Parameter ini sangat berguna untuk mengevaluasi mekanisme eliminasi dan sangat potensial dalam aplikasi klinik.
  • 24.  Misalnya klirens penicillin 15 ml/mnt pada hewan uji dengan volume distribusi 12 liter, berarti 15 ml dari 12 liter yang dibersihkan dari senyawa bioaktif per menit. Atau klirens dapat juga diperoleh dari laju ekskresi senyawa bioaktif dibagi konsentrasi senyawa bioaktif dalam plasma pada waktu tersebut.
  • 25.
  • 26. Klirens senyawa bioaktif melalui ginjal dari segi fisiologik dapat dianggap sebagai rasio dari jumlah filtrasi glomerulus dan laju ekskresi aktif dikurangi laju absorpsi dibagi konsentrasi senyawa bioaktif dalam plasma
  • 27. Volume distribusi (Vd) Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju eliminasi dan jumlah perubahan klirens total obat di dalam tubuh. Do x F x Ka Vd = Cpo (Ka – Ke)
  • 28. Waktu paro eliminasi (t ½), adalah waktu yang diperlukan agar jumlah senyawa bioaktif dalam tubuh menjadi separuh setelah terjadi eliminasi. t ½ = 0.693 / K untuk reaksi order kesatu. Waktu paro eliminasi (t ½),
  • 29. Luas daerah di bawah kurva (AUC)  Integral terbatas dari suatu fungsi matematik merupakan jumlah masing-masing area di bawah grafik dari fungsi tersebut. Kini perhitungan yang cepat metode ini dapat dilakukan dengan program komputer. Dalam farmakokinetika sering pula digunakan rumus trapesium sebagai suatu metode numerik untuk menghitung area di bawah kurva kadar senyawa bioaktif dalam plasma-waktu.
  • 30. CALCULATION OF AUC BY TRAPEZOIDAL RULE* From: Rowland M, Tozer TN. Clinical Pharmacokinetics. p 470.
  • 31. Faktor-faktor yang memengaruhi Profil Farmakokinetik Faktor-faktor genetik dan lingkungan termasuk diet dan penggunaan senyawa bioaktif-senyawa bioaktif secara bersamaan, variabel fisiologis seperti umur, jenis kelamin, dan kehamilan dapat memengaruhi disposisi senyawa bioaktif, sehingga merubah hubungan antara dosis dan konsentrasi senyawa bioaktif vs waktu dalam plasma dan jaringan.
  • 32. Hubungan dosis konsentrasi juga dipengaruhi oleh ketidaksempurnaan adsorbsi senyawa bioaktif karena bioavailabilitas yang rendah, biotransformasi presistemik beberapa senyawa bioaktif dengan rute selain i.v. dan mungkin adanya malabsorpsi karena keadaan patologis yang memengaruhi saluran cerna. Cont. …. Faktor-faktor yang memengaruhi Profil Farmakokinetik
  • 33. Kegunaan Model Farmakokinetika 1. Memprakirakan kadar senyawa bioaktif dalam plasma, jaringan dan urine pada berbagai pengaturan dosis. 2. Memprakirakan kemungkinan akumulasi senyawa bioaktif atau metabolitnya 3. Menghitung pengaturan dosis optimum untuk setiap individu 4. Menghubungkan antara konsentrasi dan aktivitas farmakologik atau toksisitas. 5. Menilai perbedaan laju atau tingkat availabilitas antar formulasi (bioekivalensi) 6. Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang memengaruhi absorpsi, distribusi atau eliminasi. 7. Menjelaskan interaksi senyawa bioaktif.
  • 34. a) Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat. b) Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung aturan dosis yang tepat untuk setiap individu (dosage regimen individualization). c) Data farmakokinetika suatu obat diperlukan dalam penyusunan aturan dosis yang rasional. d) Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara obat dengan obat maupun antara obat dengan makanan atau minuman. Farmakokinetika Dalam Bidang Farmasi Klinik Berguna :
  • 35. PROFIL KINETIK SATU DOSIS 0 1 3 4 6 8 10 8 4 2 1 9 Waktu Kadar Kadar puncak 9 / 3 jam AUC = daerah bawah kurva = bioavailabilitas  1. Cara memakai obat 2. Evaluasi kwalitas obat T1/2 = 2 jam 8421 = 4-6, 6-8, 8-10
  • 36. PROFIL KINETIK DOSIS BERULANG 0 1 2 3 4 5 6 Waktu KOP Kadar tunak  4 X T1/2 T1/2 T1/2 Jendela Terapi KP KL KTM (pagu) KEM (ambang) Daerah Toksik Daerah Subterapeutik
  • 37. JENDELA TERAPI : KEAMANAN DAN EFEKTIFITAS Jendela Terapi = koridor KOP antara kadar efektif minimal dg kadar toksik minimal/efektif maksimal Keamanan KOP > akurat dari keamanan IT (dosis) 0 Efek Dosis Jendela Terapi Kurva berbagai dosis obat Daerah toksik Kadar efektif minimal Kadar tokik minimal